VESTIBULER
NON VESTIBULER
VESTIBULER
Rasa berputar
Episodik
Gej. Otonom positip
Ggn dengar YES/NO
Pencetus gerakan kepala
Tidak ada situasi pencetus
SENTRAL
Sifat serangan Bertahap
PERIFER
Sifat serangan mendadak
Berkeringat dingin
Amerika Serikat
50% pasien Meniere, memiliki keluarga yang sama sakit seperti ini.
150 kasus/100.000 populasi
Laki-laki = perempuan
Usia 30an – 40an
Etiologi
Idiopatik (terbanyak)
Trauma kepala & telinga
Infeksi telinga tengah
Autoimun
Syphilis telinga dalam
Suatu infeksi virus
Teori-teori
Gangguan lokal keseimbangan garam dan air, yang
menyebabkan edema endolimfe
Gangguan regulasi otonom sistem endolimfe
Alergilokal telinga dalam yang menyebabkan edema
dan gangguan kontrol otonom
Gangguan vaskularisasi telinga dalam, terutama stria
vaskularis
Gangguanduktus atau sakus endolimfatik yang
mengganggu absorbsi endolimfatik
Teori-teori
Perubahan hubungan dinamika. tekanan perilimf dan
endolimfe yang mungkin berhubungan dengan
perubahan anatomik didalam pembuluh endolimfe
dan akua duktus koklea.
Manifestasilokal labirin pada penyakit sistemik
metabolik yang mengenai baik tiroid maupun
metabolisme glukosa atau keduanya.
Berkaitandengan beberapa kelainan os temporal
termasuk berkurangnya pneumatisasi dari mastoid
Patofisiologi
Meniere / hydrop endolimfatik akumulasi berlebih endolimfatik
tekanan cairan endolimfatik meregangkan membran kompartemen telinga
dalam telinga dalam ruptur endolimfe dan perilimfe tercampur
kadar Na & K menjadi berubah vertigo, pendengaran ↓ & tinnitus yg
hebat
Setelah ruptur pulih komposisi kimiawi endolimfe & perilimfe mjd
normal
Diagnosis
Anamnesis : vertigo episodik yg sangat berat, ggn pendengaran fluktuatif,
tinnitus serta rasa penuh & tertekan dalam telinga
PF : garputala (tuli saraf), otoskopi normal
Pemeriksaan penunjang : kultur LCS (sifilis), MRI (menyingkirkan
neuroma akustik / tumor otak lain), Audiometri (SNHL frek.rendah), tes
gliserin (1,2 ml/kgBB + NaCl 0,9%), ECoG (Elektrokokleografi)
Diagnosis Banding
Tumor N.VII (Neuroma akustik) vertigo progresif
Sklerosis multiple vertigo periodik, intensitas sama tiap serangan
Neuritis vestibuler vertigo periodik kmd menghilang, terutama timbul
stlh influenza
BPPV vertigo mendadak terutama perubahan posisi kepala
Tatalaksana
Medikamentosa
Vasodilator (as. Nikotinat)
Antikolinergik (Probantin)
Diuretik (Furosemid, HCT)
Sedativa (Diazepam)
Antiemetik (Prochlorperazine, metochlopramide ondansetron)
Antivertigo (Dimenhidrinat, prometazine, betahistine)
Non-medikamentosa
Diit rendah garam
Menghentikan kebiasaan merokok, minum kopi, teh dan
coklat (kafein)
Olahraga ringan (jalan kaki)
Istirahat dan berbaring saat timbul gejala
Fisioterapi dan rehabilitasi
Operatif
Dekompresi saccus endolimfatikus
Labirintektomi
Vestibular neurektomi
Chemical labirintektomi
Endolimfatik shunt
Prognosis
Beberapa pulih stlh serangan pertama dan selanjutnya bebas gejala
Beberapa tidak dapat sembuh sempurna
5-10% pasien pembedahan yg berulang utk vertigo berat.
MOTION SICKNESS (LoC 4)
Motion sickness, juga disebut kinetosis, pertama kali dideskripsikan oleh
dokter Yunani Hippocrates yang menulis: “sailing on the sea proves that
motion disorders the body.”
Istilah 'motion sickness' pertama kali digunakan pada tahun 1881 oleh
Irwin untuk menggambarkan penyakit akibat gerakan osilasi berulang dari
tubuh.
Seasickness, car sickness, space sickness, and simulator sickness/cinerama
sickness/cybersickness.
Epidemiologi
Motion sickness adalah fenomena umum. Hampir setiap orang pernah
mengalami motion sickness setidaknya satu kali seumur hidupnya.
Wanita lebih rentan terhadap motion sickness daripada laki-laki.
Jarang pada anak di bawah usia dua tahun dan bayi muda, dewasa
Anak-anak usia 6–12 tahun paling rentan, dengan puncak usia antara 9
dan 10 tahun.
Bersifat familial
KERENTANA
Berbaring terlentang
N
Terbentuk dalam
Storage in the brain (korteks
kondisi normal/
vestibuler & hipokampus)
sebagai pengalaman
Patofisiologi
Hangover Hipoglikemia
Oklusi Depresi
arteri basilar
Kecemasan
Komplikasi
Dehidrasi
Ketidakseimbangan elektrolit
Kecemasan dan depresi
Pencegahan
Skopolamin
Pencegahan dan pengobatan
Agen antikolinergik nonselektif : menghambat input ke
vestibular nuclei dan pusat muntah.
Patch transdermal 1 mg (di belakang telinga daerah mastoid),
4 jam sebelum exposure to motion, efek bertahan hingga 72 jam.
Efek samping : mulut kering, mata kering, penglihatan kabur,
midriasis, fotosensitifitas, dan dermatitis. Jarang : sakit kepala,
kantuk, kebingungan, jantung berdebar, takikardia, kembung,
sembelit, dan retensi urin
Tidak boleh digunakan pada anak < 10 tahun, dan harus
digunakan dengan hati-hati pada lansia.
Antikolinergik
Orang yang menggunakan skopolamin tidak boleh mengemudi
atau terlibat dalam pekerjaan alat berat.
KI : pasien dengan glaukoma atau pembesaran prostat
Oral : efektif dalam waktu 30 menit untuk jangka waktu 4-6 jam
dan berguna untuk perjalanan singkat. Disarankan minum obat 1
jam sebelum bepergian.
Dewasa adalah 0,3-0,6 mg, dan
Anak-anak 0,006 mg / kg
IM inj. 0,3-0,6 mg (anak-anak, 0,006 mg / kg) : efektif jika
muntah telah berkembang. Dosis dapat diulang setiap 6-8 jam
jika perlu.
Spray intranasal : efektif setelah 30 menit, tanpa efek sedatif
atau kognitif yang signifikan.
Antihistamin
Gejala :
Onset tiba-tiba
Nistagmus posisional
Klasifikasi
Labirintitis sirkumskripta (perilabirintitis)
Merupakan labirintitis otogenik yang didahului
oleh suatu OMSK atau mastoiditis
Patologi : Kerusakan/erosi pada labirin pars osseus
dari KSS
Horisontalis labirin membran dan perilimf masih
normal
Gejala : Vertigo (bila terjadi perubahan tekanan),
Nistagmus, Tuli konduktif, Tes fistula +
Labirintitis Purulenta (Labirintitis supurativa)
Terjadi dari otogenik, meningogenik atau hematogenik
Patologi : Timbunan nanah pada labirin sehingga
merusak sel sensoris
Gejala : Vertigo (kontinyu), Nistagmus spontan, Tuli
SN, Kanal paresis (Tes Kalori), berbaring miring ke sisi
yang sakit
Terapi : Mastoidektomi radikal jika kausa otogenik,
Antibiotik dosis tinggi
Prognosis: - Ancaman komplikasi intrakranial
- Ketulian permanen
Benign Paroxysmal Position Vertigo (BPPV)
LoC 3
Definisi
Pencegahan Primer
> Mengidentifikasi pasien yang berisiko spt
usia lanjut.
> Mengidentifikasi lingkungan yang berisiko.
Penatalaksanaan Gangguan
Keseimbangan
Agar pengobatan efektif harus diketahui jenis dan penyebab
vertigo
Tujuan terapi:
Sesuai penyebabnya
Medika mentosa
Reposisi Kanal
Pembedahan?
Menatalaksana Gejalanya
Medika mentosa
Penatalaksanaan Jangka panjang Reorganisasi sistem
syarafnya
Latihan untuk rehabilitasi Vestibular
Tujuan :
1. Mengatasi gangguan keseimbangan akibat perubahan
gerakan
2. Meningkatkan fungsi keseimbangan
3. Meningkatkan kualitas
Beberapa tipe
Terapi rehabilitasi vestibuler
Vestibular rehabilitation exercises
3 prinsip terapi :
1. Adaptasi,
2. Substitusi, mekanisme kompensasi,
3. Reposisi Canal untuk BPPV
VRT (Vestibular Rehabilitation Treatment)
Adaptasi
K Q
K Q
Head circles