Anda di halaman 1dari 33

VERTIGO PERIFER DAN

PENATALAKSANAANNYA
Oleh :
Bakti setio g
PENDAHULUAN

Vertigo  penyakit yang tidak berbahaya  jika tidak


ditangani secara tepat dan cermat  komplikasi penyakit
lain yang lebih kronis dan berbahaya

Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV)  jenis


vertigo vestibular perifer yang paling sering ditemui
 107 kasus per 100.000 penduduk
 lebih banyak pada perempuan serta usia tua (51-57
tahun)
DEFINISI VERTIGO

 Vertigo bahasa Latin vertere = berputar dan


akhiran –igo = sensasi
 Vertigo  sensasi berputar atau berpusing 
penderita merasa ruangan di sekitarnya berputar
atau dirinya yang memutari ruangan tersebut,
yang berhubungan dengan gangguan pada sistem
keseimbangan
 Vertigo keluhan yang sering dijumpai dalam
praktek; digambarkan sebagai rasa berputar, rasa
oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau
rasa pusing (dizziness)
KLASIFIKASI

Jenis-jenis vertigo berdasarkan penyebabnya yaitu :

Vertigo Epileptica
Vertigo Laryngea
Vertigo Nocturna
Vertigo Ocularis
Vertigo Rotatoris
KLASIFIKASI

Sesuai kejadiannya, vertigo ada beberapa macam:


Vertigo spontan
Vertigo posisi
Vertigo kalori
KLASIFIKASI

Ada 2 jenis vertigo, yaitu:


Vertigo sentral
gangguan pada otak, yaitu batang otak atau
serebellum (sistem vestibuler sentral)
Vertigo perifer
gangguan pada telinga bagian dalam yang
mengontrol keseimbangan (Labirin dan canalis
semisirkularis) atau saraf vestibuler yang
menghubungkan telinga dalam dengan batang
otak (sistem vestibuler perifer)
ETIOLOGI

Penyebab umum dari vertigo :


Keadaan lingkungan
Obat-obatan
Kelainan telinga
Kelainan Neurologis
Kelainan sirkularis
PATOFISIOLOGI

Rasa pusing atau vertigo  gangguan alat


keseimbangan tubuh yang mengakibatkan
ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya
dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat
Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan
kejadian tersebut :
Teori rangsang berlebihan (overstimulation)
Teori konflik sensorik
Teori neural mismatch
Teori otonomik
Teori neurohumoral
Teori sinap
VERTIGO PERIFER

Ada tiga macam penyakit yang menyebabkan


vertigo perifer yaitu Benign paroxysmal
positional vertigo (BPPV), Meniere Syndrome,
dan infeksi trauma iskemi
ETIOLOGI VERTIGO PERIFER
Penyakit-penyakit yang menimbulkan gangguan di bagian
perifer dari susunan vestibularis :
Penyakit-penyakit telinga seperti otitis media akuta, otitis media
perforata, penyakit degeneratif, tumor, atau iskhemia labirin
Neuronitis vestibularis
Vertigo posisional
Vertigo post-traumatik
Pengaruh obat-obat vestibulo-toksik seperti : streptomisin,
kanamisin dan neomisin
Penyakit Meniere
Vertigo alternobarik yang dapat timbul setelah melakukan
tindakan valsaiva
Sindrom Ramsay-Hunt
Tumor (schwannoma, meningioma atau kista dermoid) pada
meatus akustikus internus
Meningitis tuberkulosa sirkumskripta pada meatus akustikus
internus
ETIOLOGI VERTIGO PERIFER
Penyakit-penyakit yang menimbulkan gangguan di bagian
sentral dari susunan vestibularis :
Epilepsi psikomotor
Spondilosis servikalis
Sindrom wallenberg
Hyperventilasi
Penyakit-penyakit demielinisasi seperti sklerosis multipleks.
Vertigo okular karena diplopi dan pula karena belum biasa
memakai kaca bifokal.
Vertigo proprioseptif, yang dapat dijumpai pada penderita
dengan tabes dorsalis dan pada penderita dengan sklerosis
postero-lateralis.
Vertigo psikogenik
ETIOLOGI VERTIGO PERIFER
Penyakit-penyakit sistemik yang menimbulkan gangguan
di bagian perifer atau sentral, atau di bagian perifer dan
sentral dari susunan vestibularis antara lain :
Sinkope : Hipotensi ortostatik, cardiac arrhytmia,
hipersensitivitas sinus karotikus, vaso-vagal syncope
(misalnya karena ketakutan, nyeri, melihat darah)
Anemia
Pengaruh obat-obat zat tertentu seperti : obat-obat
oto-toksik, anti-hipertensi, tranquillizer, anti konvulsi,
alkohol.
Hipoglikemia
PATOFISIOLOGI BPPV

teori cupulolithiasis
teori canalithiasis
Gejala Klinik
 pandangan kabur
 letih, lesu
 sakit kepala
 detak jantung cepat
 kehilangan keseimbangan
 kehilangan konsentrasi
 nyeri otot terutama
 mual, muntah
 kemampuan kognitif menurun
 sensitif terhadap cahaya dan bunyi
 Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular
(Tabel 1)
 Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral
(Tabel 2)
BPPV (Benign paroxysmal positional
vertigo)

 Vertigo ini diakibatkan perubahan posisi


kepala
 Penyebab tersering vertigo
 Umumnya hilang sendiri (self limiting)
dalam 4 sampai 6 minggu
 Dikaitkan dengan kondisi otoconia
Penyakit Meniere

Gejala lebih berat daripada BPPV.


 Vertigo, tinitus, tuli sensorineural
terhadap frekuensi rendah, dan sensasi
rasa penuh di telinga
3 tingkat derajat keparahan penyakit Meniere:

 Derajat I: awal berupa vertigo disertai mual


dan muntah. Gangguan vagal

 Derajat II: gangguan pendengaran semakin


menjadi-jadi dan berfluktuasi. Muncul gejala
tuli sensorineural terhadap frekuensi rendah.

 Derajat III: gangguan pendengaran tidak lagi


berfluktuasi namun progresif memburuk. Kali
ini mengenai kedua telinga sehingga pasien
seolah mengalami tuli total. Vertigo mulai
berkurang atau menghilang.3
DIAGNOSIS
Anamnesis
 Bentuk vertigonya
 Keadaan yang memprovokasi timbulnya
vertigo
 Profil waktu
 Gangguan pendengaran yang biasanya
menyertai/ditemukan pada lesi alat
vestibuler atau n. Vestibularis
 Penggunaan obat-obatan Juga
 kemungkinan trauma akustik.
Pemeriksaan Fisik

Ditujukan untuk meneliti faktor-faktor


penyebab : kelainan fisik, sistemik,
otologik atau neurologik vestibuler atau
serebeler  pemeriksaan fisik,
pemeriksaan fungsi pendengaran dan
keseimbangan, gerak bola
mata/nistagmus dan fungsi serebelum.
Pemeriksaan neurologis :
1. Fungsi vestibuler / serebelar
 Uji Romberg
 Tandem Gait
 Uji Unterberger
 Past-pointing test
 Uji Babinsky-Weil
Pemeriksaan Khusus Oto-Neurologis

1. Fungsi Vestibuler
◦ Uji Dix Hallpike
◦ Tes Kalori
◦ Elektronistagmogram
2. Fungsi Pendengaran
 Tes garpu tala
 Audiometri : Loudness Balance Test,
SISI, Bekesy Audiometry, Tone Decay
PENATALAKSANAAN

3 bagian utama
1. Terapi kausal
2. Terapi simtomatik dan
3. Terapi rehabilitatif.
 Terapi simtomatik (tabel 4) 
meminimalkan 2 gejala utama, rasa
berputar dan gejala otonom

Vestibular suppresan : antikolinergik,


antihistamin, benzodiazepin, calcium
channel blocker, fenotiazin, dan histaminik

Anti emetik : metoklorpramid 10 mg oral


atau IM dan ondansetron 4-8 mg oral.
Antikolinergik  mempengaruhi reseptor
muskarinik
Idealnya harus
Menembus sawar darah otak (sentral)
Bersifat spesifik terhadap reseptor vestibular
SAMPAI SAAT INI BELUM ADA

Benzodiazepin  modulator GABA yang bekerja


secara sentral untuk mensupresi repson dari
vestibular.

Pada dosis kecil  bermanfaat dalam


pengobatan vertigo
Efek samping : memori terganngu, mengurangi
keseimbangan, dan merusak keseimbangan kerja
vestibular
 Terapi rehabilitasi  membangkitkan dan
meningkatkan kompensasi sentral dan
habituasi pada pasien dengan gangguan
vestibular
Mekanisme
1. Substitusi sentral oleh sistem visual dan
somatosensorik
2. Mengaktifkan kendali tonus inti
vestibular oleh serebelum, sistem visual
dan somatosensorik
3. Menimbulkan habituasi  berkurangnya
respon terhadap stimulasi sensorik yang
diberikan berulang-ulang
 Terapi medikamentosa cenderung
dihindari pada kasus BPPV
 Terapi fisik dan manuver Brandt-
Daroff dianggap lebih efektif
 Latihan lain : latihan visual
vestibular, latihan berjalan, manuver
Epley
 Bila tidak ada perbaikan dengan
manuver Epley dan medikamentosa,
pembedahan dipertimbangkan
 Penyakit Meniere
Belum ada pengobatan terbukti efektif;
Berapi profilaktik belum memuaskan;
60-80 % akan remisi spontan.

 Obat-obatan : proklorperasin, sinnarizin,


prometasin, dan diazepam berguna untuk
menekan gejala.

 Pemakaian proklorperasin jangka panjang


tidak dianjurkan
 Intervensi lain : diet rendah garam (<1-2 gram
per hari) dan diuretik seperti furosemid,
amilorid, dan hidroklorotiazid.

 Kurang efektif menghilangkan gejala tuli dan


tinitus

 Terapi ablasi sel rambut vestibular dengan injeksi


intratimpani gentamisin juga efektif.

 Keuntungan : mencegah efek toksik berupa


toksisitas koklea, ataxia, dan oscillopsia
 Pada kasus jarang (kebal dg terapi diatas)
dilakukan intervensi bedah

 Pada kasus berat dilakukan labirintektomi


dengan instilasi aminoglikosid ke telinga
dalam (ototoksik lokal)

 Pencegahan : menghindari kafein,


berhenti merokok, dan membatasi asupan
garam
PROGNOSIS
 Tergantung dari penyebab dan bagaimana
responnya terhadap terapi.

 Vertigo yang berat menyebabkan


kerusakan permanen

 Vertigo perifer dapat menyebabkan


kehilangan pendengaran yang progresif

 Biasanya pasien sembuh secara spontan


dari vertigo dan imbalansnya dalam
beberapa minggu
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai