Anda di halaman 1dari 28

VERTIGO

VERIFERNama : Rendi
sadewo
Nim : 200114041
PENDAHULUAN
Diagnosis banding vertigo meliputi penyebab perifer
2 vestibular (berasal dari system saraf perifer), dan
sentral vestibular (berasal dari system saraf pusat)
dan kondisi lain. 93% pasien pada primary care
mengalami BPPV, acute vestibular neuronitis, atau
menire disease

Vertigo merupakan keluhan yang sering


dijumpai dalam praktek yang sering
digambarkan dengan rasa berputar, rasa
oleng, tak stabil (giddines, unsteadyness) atau
1 rasa pusing (dizziness)
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi Alat Keseimbangan

Terdapat tiga sistem yang mengelola keseimbangan tubuh


yaitu : sistem vestibular, sistem proprioseptif, dan sistem
optik

01 Sistem vestibular meliputi :

 Labirin (aparatus vestibularis), nervus vestibularis dan vestibularis sentral.


 Labirin terletak dalam pars petrosa os temporalis dan dibagi atas koklea
(alat pendengaran) dan aparatus vestibularis (alat keseumbangan).
 Labirin yang merupakan seri saluran, terdiri atas labirin membran yang
berisi endolimfe dan labirin tulang yang berisi perilimfe, dimana kedua
cairan ini mempunyai komposisi kimia berbeda dan tidak saling
berhubungan
Aparatus vestibularis terdiri atas satu pasang organ otolith dan tiga pasang
02 kanalis semi sirkularis. Otolith terbagi atas sepasang kantong yang disebut sakulus
dan utrikulus. Sakulus dan utrikulus masing masing mempunyai suatu penebalan atau
makula sebagai mekanoreseptor khusus. Makula terdiri dari sel sel rambut dan sel
penyokong. Kanalis semisirkularis adalah saluran labirin selaput berisi endolimfe.
Ketiga duktus semisirkularis terletak saling tegak lurus

03
Sistem vestibularis memberi respon terhadap percepatan rotasional dan linear
(termasuk grafitasi) serta input visual proprioseptif dalam menjaga keseimbangan dan
orientasi tubuh di ruangan. Gerakan inersia endolimfe dalam kanalis
semisirkularisselama percepatan rotasional akan memindah kupula, mengaktifkan
silia dan transmisi potensial aksi ke divisi vestibuler nervus kranialis VIII.
VERTIGO PERIFER

Vertigo perifer adalah salah satu


penyebab vertigo yang paling
sering terjadi. Kondisi ini
disebabkan oleh masalah pada
mekanisme keseimbangan telinga
bagian dalam.
KLASIFIKASI DAN
ETIOLOGI
Terdapat tiga jenis vertigo
perifer yang sering dialami
yaitu BPPV, vestibular
neuritis dan penyakit
menierre

Modern PowerPoint Presentation


1. BENIGN PAROXYSMAL POSITIONING VERTIGO (BPVV)

vertigo ini diakibatkan perubahan


posisi kepala seperti saat berguling
Benign paroxysmal positional Contents di tempat tidur, membungkuk, atau
vertigo (BPPV) merupakan menengadah ke atas serta adanya
jenis vertigo vestibular perifer debris yang terdapat pada kanalis
yang paling sering ditemui, semisirkularis
kira-kira 107 kasus per
100.000 penduduk, dan lebih Contents

banyak pada perempuan serta


usia tua (51-57 tahun). Jarang
ditemukan pada orang berusia Etiologi
dibawah 35 tahun yang tidak
memiliki riwayat cedera kepala
Faktor risiko Manifestasi Klinis

Beberapa faktor yang berhubungan • Gejala yang sering dikeluhkan


pasien BPPV seperti vertigo yang
dengan BPPV adalah : timbul mendadak dan kadang
• Depresi disertai nistagmus karena perubahan
posisi kepala misalnya miring ke satu
• Hipertensi sisi saat berbaring, bangkit dari
• Peningkatan lipid darah posisi tidur, perubahan posisi saat
• Diabetes tidur, dan gerakan leher yang
hiperekstensi.
• Penyakitjantung koroner • Gejala lainnya seperti mual, muntah,
• Stroke tidak seimbang seperti melayang,
takut jatuh, sakit kepala, cemas,
gangguan tidur, tinnitus, gangguan
mengingat, hipersensitif terhadap
suara, dan lain sebagainya
Diagnosis Penatalaksanaan

Obat tidak diberikan secara


Salah satu cara yang rutin pada BPPV. Malah
sangat mudah dikerjakan cenderung dihindari karena
untuk mendiagnosis penggunaan obat vestibular
BPPV adalah uji Dix- suppresant yang
Hallpike, yaitu dengan berkepanjangan hingga lebih
menggerakkan kepala dari 2 minggu dapat
pasien dengan cepat ke mengganggu mekanisme
kanan, kiri dan kembali adaptasi susunan saraf pusat
ke tengah terhadap abnormalitas
vestibular perifer yang sudah
terjadi
2. Vestibular neuritis
• Vertigo rotasional yang berat dengan onset akut, disertai
nistagmus spontan, ketidakstabilan postur, dan nausea
tanpa diikuti disfungsi auditorik.
• Gejala biasanya mencapai puncak dalam 24 jam, membaik
setelah beberapa hari- minggu. Meski kerusakan berupa
hilangnya fungsi vestibular unilateral permanen, tetap terjadi
perbaikan dengan adanya perbaikan otak.
• Vestibular neuritis dianggap sebagai akibat virus, meski sulit
untuk membuktikan
• Serangan yang khas dengan rasa penuh ditelinga,
penurunan daya pendengaran serta tinitus, sebelum
muncul vertigo rotasional.
• Disertai keluhan ketidakstabilan postur, nistagmus, dan
mual selama beberapa menit – beberapa jam.
• Penyakit menierre disebabkan oleh hidrops indolimfatik
yang berakhir dengan degenerasi sel-sel rambut pada
koklea dan neuro epitel di kanalis semi sirkularis.
• Sering terjadi pada usia 30-50 tahun

3. Penyakit menierre
Ada 3 tingkat derajat keparahan penyakit Meniere

Derajat I

Gejala awal berupa vertigo Derajat 2 Derajat 3

yang disertai mual dan


Gangguan Gangguan pendengaran tidak lagi
muntah. Gangguan vagal
pendengaran berfluktuasi namun progresif
seperti pucat dan
semakin menjadi- memburuk. Kali ini mengenai kedua
berkeringat dapat terjadi.
jadi dan telinga sehingga pasien seolah
Sebelum gejala vertigo
berfluktuasi. mengalami tuli total. Vertigo mulai
menyerang, pasien dapat
Muncul gejala tuli berkurang atau menghilang.
merasakan sensasi di
sensorineural Obat-obatan seperti proklorperasin,
telinga yang berlangsung
terhadap frekuensi sinnarizin, prometasin, dan
selama 20 menit hingga
rendah. diazepam berguna untuk menekan
beberapa jam. Diantara
gejala.
serangan, pasien sama
sekali normal.
Prognosis penyakit meniera tergantung
dari penyakit yang mendasarinya.
Infark arteri basilar atau vertebral,
misalnya, menandakan prognosis yang
buruk
Diagnosis
Terlebih dahulu pemeriksaan

Anamnesis
• Jika pasien melaporkan episode
• Pasien biasanya mengeluh vertigo
dengan onset akut kurang dari 10-30
vertigo spontan, atau vertigo yang
detik akibat perubahan posisi kepala dan berlangsung lebih dari 1 atau 2
tidak disertai dengan gejala tambahan menit, atau jika episode vertigo
selain mual pada beberapa pasien
• Posisi yang memicu adalah berbalik di tidak pernah terjadi di tempat tidur
tempat tidur pada posisi lateral, bangun atau dengan perubahan posisi
dari tempat tidur, melihat ke atas dan
belakang, dan membungkuk
kepala, maka kita harus
• Beberapa pasien yang rentan terhadap mempertanyakan diagnosis dari
mabuk (motion sickness) mungkin BPPV
merasa mual dan pusing selama berjam-
jam setelah serangan vertigo
Pemeriksaan Fisik
Tes Dix-Hallpike

• Tes ini tidak boleh dilakukan


pada pasien yang memiliki
masalah dengan leher dan
punggung.
• Tujuan tes ini adalah untuk
memprovokasi serangan
vertigo dan untuk melihat
adanya nistagmus
1. PEMERIKSAAN VESTIBULER
Interpretasi Tes Dix-Hallpike

Jika normal : tidak timbul vertigo dan nistagmus dengan mata


terbuka. Kadang-kadang dengan mata tertutup bisa terekam
dengan elektronistagmografi adanya beberapa detak
nistagmus

Abnormal : timbulnya nistagmus posisional yang pada BPPV mempunyai 4


ciri, yaitu: ada masa laten, lamanya kurang dari 30 detik, disertai vertigo yang
lamanya sama dengan nistagmus, dan adanya fatigue, yaitu nistagmus dan
vertigo yang makin berkurang setiap kali manuver diulang
Tes Supine Roll
Tes ini dilakukan dengan memposisikan
pasien dalam posisi supinasi atau
berbaring terlentang dengan kepala pada
82%
posisi 53%
netral diikuti dengan rotasi kepala 90 34% 57%
derajat dengan cepat ke satu sisi dan
dokter mengamati mata pasien untuk
memeriksa ada tidaknya nistagmus.
Setelah nistagmus mereda (atau jika tidak
ada nistagmus), kepala kembali
menghadap ke atas dalam posisi supinasi.
Setelah nistagmus lain mereda, kepala
kemudian diputar/ dimiringkan 90 derajat
ke sisi yang berlawanan, dan mata pasien
diamati lagi untuk memeriksa ada tidaknya
nistagmus
Tes ini ditujukan untuk meneliti
faktor-faktor penyebab, baik
kelainan sistemik, otologik atau
neurologik – vestibuler atau
serebeler; dapat berupa
pemeriksaan fungsi pendengaran
dan keseimbangan, gerak bola
mata/nistagmus dan fungsi
serebelum
2. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada

Fungsi vestibuler/serebeler

Uji Romberg :
• Penderita berdiri dengan kedua kaki
dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata
terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada
posisi demikian selama 20-30 detik.
• Pada kelainan vestibuler hanya pada mata
tertutup badan penderita akan bergoyang
menjauhi garis tengah kemudian kembali
lagi, pada mata terbuka badan penderita
tetap tegak. Sedangkan pada kelainan
serebeler badan penderita akan bergoyang
baik pada mata terbuka maupun pada mata
tertutup
Tandem Gait
 Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki
kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan
pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.

Uji Unterberger.
 Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan
mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler
posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti
orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak
ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai
nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.

Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)


 Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat
lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa.
Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan
vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.
Audiometri
Tes garpu tala
Ada beberapa macam pemeriksaan audiometri
Tes ini digunakan untuk membedakan seperti Loudness Balance Test, SISI, Bekesy
tuli konduktif dan tuli perseptif, dengan Audiometry, Tone Decay. Pemeriksaan saraf-
tes-tes Rinne, Weber dan Schwabach. saraf otak lain meliputi: acies visus, kampus
Pada tuli konduktif tes Rinne negatif, visus, okulomotor, sensorik wajah, otot wajah,
Weber lateralisasi ke sisi yang tuli, dan pendengaran, dan fungsi menelan
Schwabach memendek.

PEMERIKSAAN FUNGSI
PENDENGARAN
Pemeriksaan Khusus Oto-Neurologis
Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah
letak lesinya di sentral atau perifer Dari posisi duduk di
atas tempat tidur, penderita dibaring-kan ke belakang
dengan cepat, sehingga kepalanya meng-gantung 45º
di bawah garis horisontal, kemudian kepalanya
dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat
timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji
ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau
sentral. Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan
nistagmus timbul setelah periode laten 2-10 detik,
hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan
berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang
beberapa kali (fatigue).
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium untuk gula darah, darah
hitungan, elektrolit dan fungsi tiroid membantu
mengidentifikasi kasus pusing. Misalnya anemia dan gula
darah rendah diketahui menyebabkan pusing. Ini harus
di bedakan dengan Vertigo.
• Audiometri tes digunakan untuk mendeteksi penyakit
menierre.
• Neurofisiologi : Elektroensefalografi(EEG), Elektromiografi
(EMG), Brainstem Auditory Evoked Pontential (BAEP).
• Pencitraan: CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance
Imaging (MRI).
Penatalaksanaan
Rehabilitasi Vertigo Terapi simptomatik

Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk • Ca-entry blocker : flunarisin (sibelium) 3 x 5-10 mg/hr.
meminimalkan dizziness • Antihistamin : sinarsin (stugeron) 3 x 25 mg/hr,
dimenhidrinat (dramamine) 3 x 50 mg/hr
• Histaminik : betahistine (meriston) 3 x 8 mg
• Fenotiazine (largaktil) 3 x 25 mg/hr
Operasi • Benzodiasepin 3 x 2-5 mg/hr
• Antiepileptik bila ada tanda kelainan epilepsi dan
Terdapat dua pilihan intervensi dengan kelainan EEG
teknik operasi yang dapat dipilih, yaitu • Metoclopramide (primperan, raclonid) 3 x 10 mg/hr,
transeksi saraf ampula posterior (singular bila ada muntah.(1)
neurectomy) dan oklusi (plugging) kanal • Selain itu dapat dicoba metode Brandt-Daroff sebagai
posterior semisirkular. upaya desensitisasi reseptor semisirkularis.(4)
Terapi Non Farmakologi Brandt-Daroff exercises

Latihan ini dapat dilakukan pasien di rumah


tanpa bantuan therapist. Caranya :
• Pasien dalam posisi duduk kepala
menoleh ke arah berlawanan dari posisi
pencetus vertigo (misalnya kepala
menoleh ke kanan). Tahan selama 30
detik.
• Kemudian berbaring dengan cepat ke
sisi berlawanan (sisi kiri). Tahan selama
30 detik.
• Secara cepat duduk kembali.
• Selanjutnya posisi kepala menoleh ke
sisi sebelahnya (ke kiri). Tahan selama
30 detik.
• Berbaring ke sisi berlawanan (kanan)
selama 30 detik dan kembali duduk
seperti semula. Latihan ini dilakukan
secara rutin 10-20 kali, 3 kali sehari
minimal 2 hari.sampai vertigo
menghilang.

Anda mungkin juga menyukai