1. Pengertian Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau lingkungan
sekitarnya. Persepsi gerakan bisa berupa:
a. Vertigo vestibular adalah rasa berputar yang timbul pada gangguan
vestibular.
b. Vertigo non vestibular adalah rasa goyang, melayang, mengambang yang
timbul pada gangguan sistem proprioseptif atau sistem visual
1/6
serangan vertigo di perifer, berulang dan singkat, sering berkaitan dengan
perubahan posisi kepala dari tidur, melihat ke atas, kemudian memutar kepala.
BPPV adalah penyebab vertigo dengan prevalensi 2,4% dalam kehidupan
seseorang. Studi yang dilakukan oleh Bharton 2011, prevalensi akan
meningkat setiap tahunnya berkaitan dengan meningkatnya usia sebesar 7 kali
atau seseorang yang berusia di atas 60 tahun dibandingkan dengan 18-39
tahun. BPPV lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki.
2. Tujuan Memberikan kemudahan dan sebagai acuan bagi praktisi kesehatan
(Puskesmas) dalam penangan/ penatalaksanaan pertama vertigo
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/SK.045/pkm sir/I/2016 tentang
pelayanan klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No.514 Tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di fasilitas kesehatan tingkat pertama
5. Prosedur 1. Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan :
a. Vertigo vestibular
Menimbulkan sensasi berputar, timbulnya episodik, diprovokasi oleh
gerakan kepala, bisa disertai rasa mual atau muntah.
2/6
Kontinu.
Ringan atau berat.
c. Faktor pencetus atau situasi pencetus dapat berupa:
Perubahan gerakan kepala atau posisi.
Situasi: keramaian dan emosional.
Suara.
d. Gejala otonom yang menyertai keluhan vertigo:
Mual, muntah, keringat dingin.
Gejala otonom berat atau ringan.
e. Ada atau tidaknya gejala gangguan pendegaran seperti : tinitus atau
tuli.
f. Obat-obatan yang menimbulkan gejala vertigo seperti: streptomisin,
gentamisin, kemoterapi.
g. Tindakan tertentu: temporal bone surgery, transtympanal treatment.
h. Penyakit yang diderita pasien: DM, hipertensi, kelainan jantung.
i. Defisit neurologis: hemihipestesi, baal wajah satu sisi, perioral
numbness, disfagia, hemiparesis, penglihatan ganda, ataksia
serebelaris.
3/6
unilateral, perifer, bidireksional, sentral.
Pemeriksaan Penunjang:
4/6
Difenhidramin HCl. Lama aktivitas obat ini ialah 4 6 jam,
diberikan dengan dosis 25 mg (1 kapsul) 50 mg, 4 kali sehari
per oral.
Senyawa Betahistin (suatu analog histamin):
a) Betahistin Mesylate dengan dosis 12 mg, 3 kali sehari per
oral.
b) Betahistin HCl dengan dosis 8-24 mg, 3 kali sehari.
Maksimum 6 tablet dibagi dalam beberapa dosis.
2) Kalsium Antagonis Cinnarizine, mempunyai khasiat menekan
fungsi vestibular dan dapat mengurangi respons terhadap
akselerasi angular dan linier. Dosis biasanya ialah 15-30 mg, 3 kali
sehari atau 1x75 mg sehari.
Terapi BPPV:
a. Manuver Epley
b. Prosedur Semont
c. Metode Brand Daroff
Rencana Tindak Lanjut:
5. Kriteria Rujukan
a. Vertigo vestibular tipe sentral harus segera dirujuk.
b. Tidak terdapat perbaikan pada vertigo vestibular setelah diterapi
farmakologik dan non farmakologik.
6. Sarana Prasarana
a. Palu reflex
b. Spygmomanometer
c. Termometer
5/6
d. Garpu tala (penala)
e. Obat antihistamin
f. Obat antagonis kalsium
7. Prognosis
Pada BPPV, prognosis umumnya baik, namun BPPV sering terjadi
berulang.
6/6