Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN
(VERTIGO)

Di Buat Oleh :
Ali Ababil (PO71202220006)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES JAMBI JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
I. DEFINISI
Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere  yang artinya memutar. Pengertian vertigo
adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai
gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo
mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau
sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin,
mual, muntah) dan
 pusing.

II. ETIOLOGI
Vertigo merupakan suatu gejala, penyebabnya antara lain akibat kecelakaan, stres, gangguan pada
telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak aliran darah ke otak, dll. Tubuh
merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di
telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak.
Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan
telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.
Penyebab umum dari vertigo:
1. Keadaan lingkungan :
Mabuk darat, mabuk laut.
2. Obat-obatan :
Alkohol.
3. Kelainan telinga :
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam yang
menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo (jenis vertio yang menyerang dalam
waktu yang singkat tetapi bisa cukup berat yang terjadi secara
 berulang-ulang. Vertigo ini muncul setelah terserang infeksi virus atau adanya
 peradangan dan kerusakan di daerah telinga tengah. Saat menggerakkan kepala/ menoleh
secara tiba-tiba maka gejalanya akan muncul), infeksi telinga bagian
dalam karena bakteri, labirintis, penyakit maniere, peradangan saraf vestibuler, herpes
zoster.

O Kelainan Neurologis :
Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis, sklerosis multipel, dan
 patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin, persyarafannya atau keduanya.
O Kelainan sirkularis :
Gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian
otak ( transient ischemic attack ) pada arteri vertebral dan arteri
 basiler.

III. TANDA DAN GEJALA

Berdebar-debar
Serta telinga terasa penuh dan berdenging
Puyeng
 pandangan kabur
Mual dan muntah
Berkeringat dingin
Denyut nadi cepat

Penderita vertigo umumnya tidakbisa berdiri tegak ketika terserang vertigo. Untuk meredakan pusing,
penderita biasanya berbaring dan menutup mata. Penyakit vertigo yang dialami setiap orang berbeda-beda.
Ada yang mengalami vertigo beberapasaat saja. Ada pula yang merasakanselama berjam-jam. Bahkan, ada
pula vertigo yang berlangsung sampai seminggu. Secara psikologis, Penyakit vertigo biasanya membuat si
penderitanya mengalami depresi karena tidak tahan akan rasa pusingnya.

IV. PATOFISIOLOGI
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini
adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan
impulsnya ke pusat keseimbangan.
Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan
vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar,
yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya
adalah proprioseptik. Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi
alat keseimbangan tubuh
 berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika
semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut.
Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam
keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap
lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak
normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di
samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal
yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

V. PEMERIKSAAN FISIK 1.
2. Pemeriksaan mata
Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh. Test pendegaran bisa menetukan adanya
kelainan telinga yang mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran. Untuk
menguji keseimbangan pasien diminta untuk berdiri dan kemudian berjalan dalam

satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup.
3. Pemeriksaan neurologic
4.
Pemeriksaan otologik
5. Pemeriksaan fisik umum
VI. PENATALAKSANAAN
Langkah-langkah untuk meringankan atau mencegah gejala vertigo:
1. Tarik napas dalam-dalam dan pejamkan mata.
2. Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi.
3. Buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala ke kiri dan ke kanan.
4. Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur.
5. Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang.
6. Gerakkan kepala secara hati-hati.

VII. MANIFESTASI KLINIS


Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu
mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi
lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah
tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis. Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi
atas berberapa kelompok, yaitu :
1. Vertogo Proximal
Yaitu vertigo yang searangannya datang mendadak berlangsung berberapa menit atau hari,
kmudian menghilang sempurna, tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Diantara
serangan, penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo
 jenis ini dibedakan menjadi :
a. Yang disertai keluhan telinga :
Termasuk dalam kelompok ini adalah Morbus meinere, Arakhnoiditis pontosereblalis, syndrom
lermoyes, syndrom congan, tumor fossa dcranilli posterior, kelainan gigi/endotogen.
b. Tanpa disertai keluhan telinga :
Termasuk disini adalah : serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, epilepsi, migran
equivalen, vertigo pada anak, labirin picu.
c. Yang disebabkan leh perubahan posisi :
Termasuk disini adalah : vertigo posoisional proximal laten, vertigo posisional paroximal benigna.
2. Vertigo Kronis
Yaitu vertigo yang menetap, keluhan konstan tanpa serangan akut, dibedakan menjadi :
a. Yang disertai keluhan telinga :
Otitis media akut kronika, meningitis TB, labirinitis kronis, lues serebri, lesi labirin akibat ahan
ototoksik, tumor serebelopontin.
b. Tanpa keluhan telinga :
Konstusio serebri, ensefalitis pontis, syndrom pasca komosio, pelegra, siringobubli, hipoglikemi,
skelrosis multiple, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskular,
kelainan endokrin.
c. Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi
ortostatik, vertigo servilais.
3. Vertigo yang serangannya mendadak / akut, kemudian berangsur  –  angsur menghilang dibedakan
menjadi :
a. Disertai keluhan telinga :
Trauma labirin, herpez zoozter otikus, labirinitis okuta, dan neuritis.
b. Tanpa keluhan telinga:
Neuritis vestibularis, syndrom arteria vestibularis anterior. Adapula yang membagi
vertigo menjadi :
c. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.
d. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN

a. Identitas Pasien
-  Nama

- Umur

- Jenis Kelamin

- Alamat

-  No Rekam Medis

- Diagnosa medis
 b. Riwayat keperawatan
- Riwayat kesehatan masa lalu

- Riwayat kesehatan saat ini

c. Pemeriksaan fisik abdomen

- Inspeksi

- Palpasi

- Perkusi

- Auskultasi

d. Pemeriksaan laboratorium Pola Kesehatan Fungsional Pola Gordon


a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
• Apakah kondisi sekarang menyebabkan perubahan persepsi?
• Bagaimana pemeliharaan kesehatan klien setelah mengalami gangguan ini?
 b.  Nutrisi/ metabolic
• Bagaimana asupan nutrisi klien sejak terkena gangguan?
• Apakah klien mau memakan makanannya?
c. Pola eliminasi
• Bagaimana frekuensi klien BAB?
• Bagaimana frekuensi BAK klien?
d. Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilisasi di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi ROM

0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total.
e. Pola tidur dan istirahat
Klien kurang tidur, klien kurang istirahat karena faktor dan data yang disebutkan atau
didapatkan pada saat pemeriksaan
f. Pola kognitif-perseptual
• Bagaimana perasaan klien terhadap panca indranya?
• Apakah klien menggunakan alat bantu?
g. Pola persepsi diri/konsep diri
• Bagaimana perasaan klien tentang kondisinya saat ini?
h. Pola seksual dan reproduksi
• Apakah klien mengalami gangguan pada alat reproduksinya?
• Apakah klien mengalami gangguan saat melakukan hubungan seksual?(jika sudah
menikah)
i. Pola peran-hubungan
• Bagaimana hubungan klien dengan keluarga setelah terjadinya gangguan?
• Apakah peran klien masih bisa dilakukan
 j. Pola manajemen koping stress
• Apakah klien merasa depresi dengan keadaannya saat ini?
k. Pola keyakinan-nilai
- Apakah klien selalu rajin sembahyang?
- Apakah hal tersebut dipengaruhi oleh gangguan ini?
l. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan mata
- Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
- Pemeriksaan neurologik
- Pemeriksaan otologik
- Pemeriksaan fisik umum.
2. ANALISA DATA

Subjektif Objektif

1. Pasien mengatakan sakit kepala, 1. Pasien terlihat mengeluarkan keringat


2. Pasien mengatakan telinga berdengung,  berlebihan dan dingin

3. Pasien mengatakan gangguan Pasien tampak memegangi kepalanya


2.
 penglihatan (seperti pandangan kabur), 3. Pasien tampak lemas

4. Pasien mengatakan pusing 4. Pasien tampak pucat

5. Pasien mengatakan jantungnya 5. Pasien terlihat meringis

 berdebar debar 6. Denyut nadi pasien cepat

6. Pasien mengatakan dapat mual muntah 7. Pasien terlihat mual mual

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan berupa ataksia dan pusing.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor
 biologis
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah ditandai dengan kulit kering.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

 No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Hasil

1 Resiko cedera Setelah dilakukan NIC label


 berhubungan asuhan keperawatan selama Management : Safety
dengan ….x24 jam, diharapkan • Observasi faktor-faktor yang
gangguan nyeri pada dapat berkonstribusi • Untuk meningkatkan
keseimbangan  pasien berkurang. terhadap cedera. kesadaran klien, anggota
 berupa ataksia NOC label : keluarga dan
dan pusing Risk Detection • Tingkatkan keamanan  pemberi asuhan.
• Pasien mengidentifikasi lingkungan sesuai • Tindakan tersebut akan
faktor-faktor yang kebutuhan. mampu mengaktifkan
meningkatkan cedera. koping terhadap lingkungan
• Pasien membantu • Ajarkan kepada klien dan yang tidak familiar.
mengidentifikasi dan keluarga tentang • Tindakan tersebut akan
menerapkan tindakan Perlunya penerangan yang membantu diskriminasi
keamanan untuk aman. visual.
mencegah cedera. • Pendidikan kesehatan dapat
• Berikan pendidikan membantu pasien untuk
tambahan kepada klien bila mencegah cedera.
diperlukan. Topik yang
memungkinkan dapat
menimbulkan keamanan
saat sakit berlangsung.

• Agar mengetahui
2 Ketidakseimban gan Setelah dilakukan asuhan NIC label intake dan output
nutrisi kurang dari keperawatan selama …x 24 Nutrion Management : nutrisi dan kalori
kebutuhan tubuh jam, diharapkan nyeri • Agar mengetahui
berhubungan  pasien berkurang. • Monitor catatan masukan  bagaimana memenuhi
dengan factor NOC label kandungan nutrisi dan kalori.
• Berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan
biologis Nutritional Status : nutrisi kebutuhan nutrisi
• Kaji adanya alergi makanan • Mengetahui alergi
• Intake nutrisi baik • Kolaborasi dengan ahli gizi untuk makanan
• Intake makanan baik menentukan jumlah kalori dan • Agar mengetahui
• Asupan cairan cukup nutrisi yang dibutuhkan pasien  pentingnya makan makanan
• Peristaltic usus • Yakinkan diet yang dimakan yang berserat
normal mengandung tinggi serat • Untuk mengetahui
• Berat badan untuk mencegah konstipasi keadaan turgor kulit
meningkat • Ajarkan pasien bagaimana  pasien
membuat catatan makanan • Untuk mengetahui
harian masih tidaknya mual
• Monitor adanya muntah
penurunan BB dan • Untuk mengetahui
guladarah  pemasukan nutrisi
• Monitor lingkungan  pasien
selama makan
• Jadwalkan pengobatan dan
tindakan selama jam makan
• Monitor turgor kulit
• Monitor mual dan muntah
• Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
3 Kekurangan Setelah dilakukan asuhan NIC label :
volume cairan keperawatan selama …x Fluid Management :
 berhubungan 24 jam, diharapkan pasien
dengan mual, tidak malu dengan bagian • Timbang berat badan tiap hari • Untuk mengetahui
muntah tubuhnya. • Jaga keakuratan catatan  berat badan dalam kisaran
ditandai normal
• Untuk mengontorl
dengan kulit  NOC label : intake dan output intake dan output
kering. Fluid Balance: • Monitor status hidrasi • Untuk mengontol status
• Tekanan (kelembapan mukosa membran, hidrasi pasien
daran rentang normal denyut nadi, tekanan darah • Agar memenuhi
• Denyut nadi kuat ortostatikl) kebutuhan nutrisi
• Intake dan • Monitor vital signs  pasien
output dalam 24 jam • Monitor status nurtrisi
seimbang • Berikan cairan
• Berat badan stabil • Berikan terpai intravena
• Mata tidak cowong  jika diresepkan
• Mukosa bibir lembab • Tingkatkan masukan oral
• Hidrasi kulit baik • Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Phatway

Stress

Meningkatnya Sekresi CRF


(corticotropin releasing factor)

Susunan saraf simpatis aktif

Aktifitas susunan saraf parasimpatis


meningkat

VERTIGO

Vestibula Tekanan intra kranial


cereblum meningkat

Aktivitas kecereblum cortex Menekan pusat


meningkat
muntah

Mual, muntah
Gangguan keseimbangan

Intake nutrisi menurun

Resiko Cedera Intake nutrisi menurun

Kekurangan volume cairan

Ketidak seimbangan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2016.  Fundamental Keperawatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedoteran
EGC
Charlene J. Reeves at all. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Salemba Medica, 2011.
Johnson, M, dkk .2008.  Nursing Outcome Classification (NOC). Mosby: Philadelphia McCloskey, dkk
.2015. Nursing intervention Classification (NIC). Mosby: Philadelphia
 North American Nursing Diagnosis Association (NANDA). 2012. Diagnosis Keperawatan 2012-
2015. Jakarta : Penerbit Buku Kedoteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai