Di Buat Oleh :
Ali Ababil (PO71202220006)
II. ETIOLOGI
Vertigo merupakan suatu gejala, penyebabnya antara lain akibat kecelakaan, stres, gangguan pada
telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak aliran darah ke otak, dll. Tubuh
merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di
telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak.
Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan
telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.
Penyebab umum dari vertigo:
1. Keadaan lingkungan :
Mabuk darat, mabuk laut.
2. Obat-obatan :
Alkohol.
3. Kelainan telinga :
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam yang
menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo (jenis vertio yang menyerang dalam
waktu yang singkat tetapi bisa cukup berat yang terjadi secara
berulang-ulang. Vertigo ini muncul setelah terserang infeksi virus atau adanya
peradangan dan kerusakan di daerah telinga tengah. Saat menggerakkan kepala/ menoleh
secara tiba-tiba maka gejalanya akan muncul), infeksi telinga bagian
dalam karena bakteri, labirintis, penyakit maniere, peradangan saraf vestibuler, herpes
zoster.
O Kelainan Neurologis :
Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis, sklerosis multipel, dan
patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin, persyarafannya atau keduanya.
O Kelainan sirkularis :
Gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian
otak ( transient ischemic attack ) pada arteri vertebral dan arteri
basiler.
Berdebar-debar
Serta telinga terasa penuh dan berdenging
Puyeng
pandangan kabur
Mual dan muntah
Berkeringat dingin
Denyut nadi cepat
Penderita vertigo umumnya tidakbisa berdiri tegak ketika terserang vertigo. Untuk meredakan pusing,
penderita biasanya berbaring dan menutup mata. Penyakit vertigo yang dialami setiap orang berbeda-beda.
Ada yang mengalami vertigo beberapasaat saja. Ada pula yang merasakanselama berjam-jam. Bahkan, ada
pula vertigo yang berlangsung sampai seminggu. Secara psikologis, Penyakit vertigo biasanya membuat si
penderitanya mengalami depresi karena tidak tahan akan rasa pusingnya.
IV. PATOFISIOLOGI
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini
adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan
impulsnya ke pusat keseimbangan.
Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan
vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar,
yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya
adalah proprioseptik. Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi
alat keseimbangan tubuh
berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika
semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut.
Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam
keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap
lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak
normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di
samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal
yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.
V. PEMERIKSAAN FISIK 1.
2. Pemeriksaan mata
Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh. Test pendegaran bisa menetukan adanya
kelainan telinga yang mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran. Untuk
menguji keseimbangan pasien diminta untuk berdiri dan kemudian berjalan dalam
satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup.
3. Pemeriksaan neurologic
4.
Pemeriksaan otologik
5. Pemeriksaan fisik umum
VI. PENATALAKSANAAN
Langkah-langkah untuk meringankan atau mencegah gejala vertigo:
1. Tarik napas dalam-dalam dan pejamkan mata.
2. Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi.
3. Buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala ke kiri dan ke kanan.
4. Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur.
5. Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang.
6. Gerakkan kepala secara hati-hati.
a. Identitas Pasien
- Nama
- Umur
- Jenis Kelamin
- Alamat
- Diagnosa medis
b. Riwayat keperawatan
- Riwayat kesehatan masa lalu
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total.
e. Pola tidur dan istirahat
Klien kurang tidur, klien kurang istirahat karena faktor dan data yang disebutkan atau
didapatkan pada saat pemeriksaan
f. Pola kognitif-perseptual
• Bagaimana perasaan klien terhadap panca indranya?
• Apakah klien menggunakan alat bantu?
g. Pola persepsi diri/konsep diri
• Bagaimana perasaan klien tentang kondisinya saat ini?
h. Pola seksual dan reproduksi
• Apakah klien mengalami gangguan pada alat reproduksinya?
• Apakah klien mengalami gangguan saat melakukan hubungan seksual?(jika sudah
menikah)
i. Pola peran-hubungan
• Bagaimana hubungan klien dengan keluarga setelah terjadinya gangguan?
• Apakah peran klien masih bisa dilakukan
j. Pola manajemen koping stress
• Apakah klien merasa depresi dengan keadaannya saat ini?
k. Pola keyakinan-nilai
- Apakah klien selalu rajin sembahyang?
- Apakah hal tersebut dipengaruhi oleh gangguan ini?
l. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan mata
- Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
- Pemeriksaan neurologik
- Pemeriksaan otologik
- Pemeriksaan fisik umum.
2. ANALISA DATA
Subjektif Objektif
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan berupa ataksia dan pusing.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor
biologis
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah ditandai dengan kulit kering.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
• Agar mengetahui
2 Ketidakseimban gan Setelah dilakukan asuhan NIC label intake dan output
nutrisi kurang dari keperawatan selama …x 24 Nutrion Management : nutrisi dan kalori
kebutuhan tubuh jam, diharapkan nyeri • Agar mengetahui
berhubungan pasien berkurang. • Monitor catatan masukan bagaimana memenuhi
dengan factor NOC label kandungan nutrisi dan kalori.
• Berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan
biologis Nutritional Status : nutrisi kebutuhan nutrisi
• Kaji adanya alergi makanan • Mengetahui alergi
• Intake nutrisi baik • Kolaborasi dengan ahli gizi untuk makanan
• Intake makanan baik menentukan jumlah kalori dan • Agar mengetahui
• Asupan cairan cukup nutrisi yang dibutuhkan pasien pentingnya makan makanan
• Peristaltic usus • Yakinkan diet yang dimakan yang berserat
normal mengandung tinggi serat • Untuk mengetahui
• Berat badan untuk mencegah konstipasi keadaan turgor kulit
meningkat • Ajarkan pasien bagaimana pasien
membuat catatan makanan • Untuk mengetahui
harian masih tidaknya mual
• Monitor adanya muntah
penurunan BB dan • Untuk mengetahui
guladarah pemasukan nutrisi
• Monitor lingkungan pasien
selama makan
• Jadwalkan pengobatan dan
tindakan selama jam makan
• Monitor turgor kulit
• Monitor mual dan muntah
• Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
3 Kekurangan Setelah dilakukan asuhan NIC label :
volume cairan keperawatan selama …x Fluid Management :
berhubungan 24 jam, diharapkan pasien
dengan mual, tidak malu dengan bagian • Timbang berat badan tiap hari • Untuk mengetahui
muntah tubuhnya. • Jaga keakuratan catatan berat badan dalam kisaran
ditandai normal
• Untuk mengontorl
dengan kulit NOC label : intake dan output intake dan output
kering. Fluid Balance: • Monitor status hidrasi • Untuk mengontol status
• Tekanan (kelembapan mukosa membran, hidrasi pasien
daran rentang normal denyut nadi, tekanan darah • Agar memenuhi
• Denyut nadi kuat ortostatikl) kebutuhan nutrisi
• Intake dan • Monitor vital signs pasien
output dalam 24 jam • Monitor status nurtrisi
seimbang • Berikan cairan
• Berat badan stabil • Berikan terpai intravena
• Mata tidak cowong jika diresepkan
• Mukosa bibir lembab • Tingkatkan masukan oral
• Hidrasi kulit baik • Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Phatway
Stress
VERTIGO
Mual, muntah
Gangguan keseimbangan