DENGAN VERTIGO
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Keperawatan
Keluarga
Disusun oleh :
ASRI
PRISTIANINGRUM
P1337420515018
KRESNA 1
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Klasifikasi Vertigo
1. Vertigo paroksismal
Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung
beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu
tumor serebelopontin.
b. Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom
pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis
multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan
B. Etiologi
1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :
a. Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
b. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media
purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma,
6. Intoksikasi.
C. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam
sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus
menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain
yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI,
susunan
gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan
terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping
itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul
gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat
berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.
makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah,
puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit,
mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. ENG
2. Audiometri dan BAEP
3. Psikiatrik
4. Laboratorium
F. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan tergantung pada penyebabnya. Obat untuk mengurangi
vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan
skopolamin. Skopolamin terutama berfungsi untuk mencegah motion
sickness, yang terdapat dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja selama
beberapa hari. Semua obat diatas bisa menyebabkan ngantuk, terutama pada
usia lanjut. Skopolamin dalam bentuk plester kulit memiliki efek.
2. Sirkulasi
a. Riwayat hypertensi
b. Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
c. Pucat, wajah tampak kemerahan.
3. Integritas Ego
a. Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
b. Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan
depresi
c. Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
c. Fokus menyempit
d. Fokus pada diri sendiri
e. Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
f. Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
7. Keamanan
a. Riwayat alergi atau reaksi alergi
b. Demam (sakit kepala)
c. Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
d. Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
8. Interaksi social
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang
berhubungan dengan penyakit.
9. Penyuluhan / pembelajaran
a. Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
b. Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi
oral/hormone, menopause.
tuanya
4. Tahap menghadapi anak prasekolah
a. Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya,
sudah mulai bergaul dengan teman sebayanya
b. Sangat rawan dalam masalah kesehatan
c. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan
d. Tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan,
norma-norma keluarga, norma-norma sosial budaya
5. Tahap menghadapi anak sekolah
a. Mendidik anak
b. Mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya
c. Membiasakan anak belajar
d. Mengontrol tugas-tugas anak sekolah
e. Meningkatkan pengetahuan umum anak
6. Tahap menghadapi anak remaja
a. Tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena anak mencari
identitas diri dalam membentuk kepribadiannya
b. Suri teladan dari kedua orang tua sangat diperlukan
3. Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah:
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudar dalam
beberapa generasi, dimana hubungab itu disusun melalui jalur garis
ibu.
c. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
d. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
isteri.
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan suami atau isteri.
4. Ciri-ciri struktur keluarga
a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
b. Keterbatasan
yaitu:
a. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah pihak ayah.
b. Matriakal, yang dominan dang memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah puhak ibu.
c. Equalitron, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah
dan ibu.
6. Fungsi keluarga
a. Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu:
1) Fungsi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan
b) Memelihara dan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga
2) Fungsi psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
3) Fungsi sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak
b) Membentuk norma –norma tingkah laku dengan tingkat
perkembangan anak
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4) Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga
untukmemenuhi kebutuhan keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnyapendidikan anak-anak jaminan
hari tua dan sebagainya.
5) Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimiliki
b) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara, diantaranya :
a) Wawancara; yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu
diketahui, baik aspek fisik, mental, sosial, budaya,
ekonomi, kebiasaa lingkungan dan sebagaanya.
b) Pengamatan; pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu
ditanyakan karena sudah dianggap cukup melalui
pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan
2) Menentukan masalah
Dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
1. Ancaman kesehatan
a. Penyakit keturunan, seperti asma bronciale,
diabetes melitus
b. Keluarga/anggota keluarga menderita penyakit
menular, seperti YBC, GO dan hepatitis.
c. Jumlah anggota terlalu besar dan tidak sesuai
dengan kemampuan dan sumber daya keluarga,
seperti anak terlalu banyak sedangkan penghasilan
keluarag kecil
Skala :
a. tinggi 3 1
b. cukup 2
c. rendah 1
4. Menonjolkan masalah
Skala :
a. masalah berat harus ditangani 2 1
b. masalah yang tak perlu segara ditangani 1
c. masalah tidak dirasakan 0
Sumber : perawatan kesehatan masyarakat, nasrul effendi,
1998
e) Menentukan scoring
Untuk menentukan scoring ada beberapa langkah yang
b. Perencanaan
Langkah selanjutnya setelah pengkajian dan perumusan masalah
adalah menyusun perencanaan perawatan dan kesehatan keluarga.
c. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap kel;uarga,
didasarkan kepada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga :
1) Sumber daya keluarga (keuangan)
2) Tingkat pendidikan keluarga
3) Adat istiadat yang berlaku
4) Respon dan penerimaan keluargasarana dan prasarana dalam
keluarga
d. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai
atau tidak.Evaluasi berkaitan dengan tujuan. Tolok ukur yang
dipergunakan dalam evaluasi adalah :
1) Kriteria keberhasilan
2) Standar keperawatan
3) Keadaan fisik, misalnya peningkatan BB anak
4) Pengetahuan dan perubahan, keluarga melaksanakan petunjuk-
petunjuk tentang perawatan dan kesehatan yang telah diberikan
oleh perawat.
5) Psikologi dan sikap, misalnya berkembangnya sikap positif
keluarga terhadap perawat dalam memberikan asuhan di rumah.
Alasan pentingnya evaluasi :
1) Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidaak berguna
2) Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan
3) Sebagai bukti hasil dari tindakan keperawatan
4) Untuk mengembangkan dan menyempurnakan praktik
keperawatan.
Metode yang digunakan untuk penilaian atau evaluasi, yaitu :
1) Observasi langsung, mengamati secara langsung perubahan yang terjadi
dalam keluarga
2) Wawancara, mewawancarai keluarga yang berkaitan dengan perubahan
sikap apakah telah menjalankan anjuran yang telah diberiakn oleh
perawat.
3) Memeriksa laporan. Dapat lihat dari rencana asuhan keperawatan yang di
buat dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
4) Latihan stimulasi, latihan stimulasi berguna dalm menentukan
perkembangan kesanggupan melaksanakan asuhan keperawatan.
Kriteria Hasil :
a. Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
b. Tanda-tanda vital normal
c. Pasien tampak tenang dan rileks.
Intervensi
a. Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri
Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan
keperawatan.
b. Anjurkan klien istirahat ditempat tidur.
Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.
c. Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah
ketegangan otot serta mengurangi nyeri.
d. Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih
nyaman.
e. Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien
menjadi lebih nyaman.
2. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi,
metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
Tujuan : koping individu menjadi lebih adekuat
Kriteria Hasil :
keperawatan.
b. Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala
perasaannya dan menjadi lebih tenang.
c. Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan
hasil yang diharapkan
Rasional : agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang
diterimanya, dan memberikan klien harapan dan semangat untuk pulih.
d. Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari
kegiatan yang dapat diajarkan.
Rasional : membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi
dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya
mengikuti instruksi.
Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan
proses pengobatan.
Kriteria Hasil :
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M, et all. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC). Jakarta: Elsevier
Herdman, T. Heather. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017
Edisi 10. Jakarta: EGC
Lumban Tobing. S.M, .2003. Vertigo Tujuh Keliling. Jakarta : FK UI
Moorhead, Sue, et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Jakarta: Elsevier
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Umum
Nama kepala keluarga : Tn. S
Umur : 53 ta
hun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Purworejo
No Nama Lengkap Jenis Hubungan Umur Status Pekerjaan
kelamin dg KK perkawina
2. Genogram
3. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. S termasuk keluarga inti (nuclear family), karena
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
4. Suku/bangsa
Tn. S adalah suku Jawa dan Ny. E adalah suku Jawa, tidak ada
budaya atau istiadat yang dianut keluarga yang dapat merugikan
kesehatan keluarga.
5. Agama
Keluarga Tn. S beragama Islam, tidak ada nilai kepercayaan yang
merugikan kesehatan maupun pemahaman yang bertentangan dengan
kesehatan atau dapat mempengaruhi budaya.
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keterangan:
1 : teras r umah 7 : ruang s hola
2 : kamar a nak 8 : kamar m
andi
3 : ruang ta mu 9 : sumur
4 : kamar a nak 10 : dapur
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang biasa digunakan adalah menggunakan bahasa
Jawa. Komunikasi keluarga sifatnya terbuka satu sama lain dan dua
arah. Sehingga apabila ada masalah akan cepat terselesaikan dengan
adanya
partisipasi dari seluruh anggota keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga dari pihak suami atau istri keduanya saling
menghargai dan mendukung. Anak-anak cukup patuh pada orang tua.
Pengambilan keputusan terletak pada kepala keluarga yaitu Tn. S.
3. Struktur peran
Tn. S sebagai kepala keluarga dan sebagai anggota masyarakat,
sedangkan Ny. E sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mengurusi
keperluan suami dan anaknya. Sedang Nn. A sebagai mahasiswa di luar
kota, dan An. Ar sebagai anak siswa sekolah dasar yang aktif dalam
bermain dan senang bergaul dengan teman-teman yang berada di sekitar
rumahnya.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn. S tampak rukun dan damai, terdapat perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga dan adanya dukungan terhadap
anggota keluarga yang lainnya.
2. Fungsi sosialisasi
Hubungan dalam keluarga Tn. S tampak harmonis, hubungan
dengan tetangga juga harmonis dengan adanya tetangga yang sering
duduk di teras rumah Tn. S.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga belum mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah
kesehatan yang sedang dialami keluarga, yaitu meliputi pengertian,
tanda dan gejala, faktor penyebab, terlihat keluarga tidak tau kalau
salah satu keluarga menderita Vertigo.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Keluarga Tn. S tidak mampu mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya, karena Tn. S
merasa takut untuk memeriksakan keadaannya ke dokter atau ke
rumah sakit.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. S belum mengerti cara perawatan yang
berhubungan dengan penyakit Vertigo.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga cukup mampu memodifikasi lingkungan yang dapat
meningkatkan gizi bagi keluarga.
dihadapi
Perawat dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang muncul
di keluarga Tn. S.
G. Pemeriksaan Fisik
Px. F isik Tn. S Ny. E Nn. A An. A r
TD 120/80 mmHg 120/75 mmHg 110/70 mmHg 110/80 mmHg
N 86 x/mnt 80 x/mnt 76 x/mnt 80 x/mnt
RR 20 x /mnt 22 x /mnt 20 x /mnt 23 x /mnt
BB 63 kg 58 kg 45 kg 39 kg
Kepala Mesocepal Mesocepal Mesocepal Mesocepal
Rambut Bersih Beruban, Bersih Bersih
bersih
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik
Hidung Bersih Bersih Bersih Bersih
Telinga Bersih Bersih Bersih Bersih
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab lembab lembab lembab
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar tyroid
tyroid tyroid tyroid
Paru-paru I: bentuk dada I: bentuk dada I: bentuk dada I: bentuk dada
simetris simetris simetris simetris
P: vocal P: vocal P: vocal P: vocal
fremitus kanan fremitus kanan fremitus kanan fremitus kanan
kiri teraba sama kiri teraba sama kiri teraba sama kiri teraba sama
P: sonor P: sonor P: sonor P: sonor
A: vesikuler, A: vesikuler, A: vesikuler, A: vesikuler,
Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak ada suara
tambahan, tambahan, tambahan, tambahan,
Jantung I: ictus cordis I: ictus cordis I: ictus cordis I: ictus cordis
tidak ada
edema
Kulit Sawo matang Sawo matang Sawo matang Sawo matang
Turgor kulit Keluhan
Baik Merasa Baik Baik Baik
- - -
pusing seperti
berputar-
putar,terjadi
saat kelelahan.
J. Analisa Data
No Tanggal, jam Data Etiologi Problem
DS: Agen cidera Nyeri akut
1. Tn. S mengatakan
biologis
merasa pusing yang
Ditandai
berputar-putar
dengan pusing
P : kelelahan, telat makan
Q: seperti berputar-putar yang tiba-tiba
temporal berputar-putar
S: 5 (dari 1-10)
T : sering terjadi saat kelelahan
meliputi pengertian,
tanda dan gejala, faktor
penyebab, terlihat
keluarga tidak tau kalau
salahsatukeluarga menderita Vertigo
DO: Ny. S masih bingug mengenaisakityang
diderita suaminya
Skoring Masalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
tidak/kurang vertigo
sehat
2. Kemungkinan ½x2 1 Melalui pendidikan atau penyuluhan
masalah dapat kesehatan terutama tentang vertigo
diubah:
sebagian
3. Potensial 3/3x1 1 Masalah dapat diubah dengan mudah
dapat kalau ditunjang kemampuan keluarga
dicegah: dalam merespon adanya masalah
tinggi
4. Menonjolnya ½x1 1/2 Keluarga menganggap penyakit vertigo ini
masalah: seperti biasa tidak mengganggu kegiatan
masalah ada sehari-hari
tetapitidak
perlusegera di tangani
Total
3 1/2
Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai dengan
adanya pusing seperti berputar-putar yang terjadi saat Tn. S mengalami
kelelahan dan telat makan
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ditandai
dengan pernyataan keluarga yang belum mengetahui tentang penyakit
vertigo.
K. Intervensi Keperawatan
No Kriteria hasil Intervensi
dx
1. Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam 1. Lakukan Lakukan
diharapkan nyeri pada pusing seperti pengkajian nyeri
2. Mengurangi atau
S: 5 (dari 1-10)
mengliminasi faktor-faktor T : sering terjadi saat
yang dapat
kelelahan
mencetuskan atau
meningkatkan nyeri (misalnya, O: TD: 120/80 mmHg ,
ketakutan, kelelahan, keadaan N: 86 x/mnt , RR: 20
monoton dan kurang x/mnt,
pengetahuan) Klien seperti menahan
3. Mendukung istirahat/tidur
pusing, tangan klien
yang adekuat untuk membantu
memegangi kepala klien.
penurunan nyeri.
4. Mengajarkan penggunaan
metode non farmakologi A: Masalah nyeri akut
P: lanjutkan intervensi
1. lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif
2. kurangi atau
mengliminasi
faktor-faktor yang
dapat mencetuskan
nyeri
3. dukung
istirahat/tidur
yang adekuat
4. ajarkan penggunaan
metode non
farmakologi (nafas
dalam).
2 1. Mengkaji tingkat pengetahuan S: klien mengatakan
pasien terkait dengan proses tidak mengetahui
kenapa
penyakit yang spesifik.
2. Memberi informasi kepada
bisa mengalami keluhan
keluarga/orang yang penting seperti pusing berputar-
bagi pasien mengenai putar.
perkembangan pasien, sesuai Keluarga klien
kebutuhan. mengatakan bingung
3. Mengedukasi pasien mengenai bagaimana mengatasi
saat klien mengalami
tindakan untuk pusing.
mengontrol/meminimalkan Keluarga mengatakan
O: klien menunjukkan
wajah bingung, keluarga
berusaha untuk merawat
Tn. S dengan sebaik
mungkin.
A: masalah defisiensi
pengetahuan belum
teratasi.
P: lanjutkan intervensi
1. beri informasi
kepada keluarga
mengenai
perkembangan
pasien, sesuai
kebutuhan.
2. edukasi pasien
mengenai tindakan
untuk
mengontrol/memini
malkan gejala,
sesuai kebutuhan.
Minggu, 1 1. Melakukan pengkajian nyeri S: klien mengatakan
16 Juli secara komprehensif yang masih merasa pusing
2017 meliputi lokasi, seperti berputar-putar.
karakteristik, Klien mengatakan sudah
mempraktikkan untuk
onset / durasi,
frekuensi, kualitas, nafas dalam saat merasa
intensitas atau pusing
beratnya nyeri dan faktor Klien mengatakan
pencetus pusing sedikit berkurang
2. Mengurangi atau
setelah dilakukan nafas
mengliminasi faktor-faktor
dalam.
yang dapat mencetuskan atau
P : kelelahan, telat makan
meningkatkan nyeri (misalnya,
ketakutan, kelelahan, keadaan Q:seperti berputar-putar
R: pusing di bagian
monoton dan kurang temporal
pengetahuan) S: 4 (dari 1-10)
3. Mendukung istirahat/tidur T : sering terjadi saat
yang adekuat untuk membantu kelelahan
penurunan nyeri.
4. Mengajarkan penggunaan O: TD: 120/70 mmHg ,
metode non farmakologi
N: 82 x/mnt , RR: 22
x/mnt,
P: lanjutkan intervensi
1. lakukan
pengkajian nyeri
secara
komprehensif
2. kurangi atau
mengliminasi
faktor-faktor yang
dapat mencetuskan
nyeri
2 1. Mengkaji tingkat pengetahuan S: klien mengatakan
pasien terkait dengan proses sudah paham dengan
penyakit yang spesifik. penjelasan yang
2. Memberi informasi kepada diberikan oleh perawat.
keluarga/orang yang penting Keluarga mengatakan
bagi pasien mengenai akan merawat klien
perkembangan pasien, sesuai sesuai arahan yang
kebutuhan. diberikan perawat
3. Mengedukasi pasien mengenai
tindakan untuk O: klien dan keluarga
mengontrol/meminimalkan berusaha memahami
gejala, sesuai kebutuhan. materi yang
disampaikan perawat.
Keluarga dan klien
mampu menjawab
pertanyaan dari perawat
mengenai materi yang
diberikan.
A: masalahdefisiensi
pengetahuan sudah
teratasi
P: hentikan intervensi.