Anda di halaman 1dari 39

Akper Rumkit TK III Dr. J. A.

Latumeten

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN

(VERTIGO)

A. PENGERTIAN VERTIGO

Vertigo adalah ilusi gerakan, yaitu pasien merasa bahwa ia sedang berputar
dialamraya (vertigo subyektif) atau bahwa sekelilingnya berputar disekitar dirinya
( vertigo objektif). Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya
memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat
gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala
pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatic
(nistagmus, unstable), otonomik (pucat, Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu
bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau
organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan
tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem
vestibular, system visual dan system somato sensorik (propioseptik). Untuk
memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system
tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau
melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan
yang dialami biasanya berputar namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau
rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita
saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada
bolamata (Lumban Tobing, 2015). dingin,mual, muntah) dan pusing.

Vertigo adalah perasaan yang abnormal, mengenai adanya gerakan penderita


sekitarnya atau sekitarnya terhadap penderita; tiba-tiba semuanya serasa berputar atau
bergerak naik turun dihadapannya. Keadaan ini sering disusul dengan muntah-muntah,
bekringat, dan kolaps. Tetapi tidak pernah kehilangan kesadaran. Sering kali disertai
gejala-gejala penyakit telinga lainnya. (Manjoer, Arif, dkk. 2014)
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

Vertigo juga dapat terjadi pada berbagai kondisi, termasuk kelainan batang otak yang
serius, misalnya skelerosis multiple, infark, dan tumor. (Muttaqin, Arif. 2013)

B. ETIOLOGI

Menurut (Burton, 2014 : 170) yaitu :

1. Lesi vestibular :
o Fisiologik
o Labirinitis
o Meniere
o Obat ; misalnya quinine, salisilat.
o Otitis media
o “Motion sickness”
o “Benign post-traumatic positional vertigo”
2. Lesi saraf vestibularis
o Neuroma akustik
o Obat ; misalnya streptomycin
o Neuronitis
o vestibular
3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal
o Infark atau perdarahan pons
o Insufisiensi vertebro-basilar
o Migraine arteri basilaris
o Sklerosi diseminata
o Tumor
o Siringobulbia
o Epilepsy lobus temporal
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

Menurut (http://www.kalbefarma.com)

1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :


o Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
o Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta
akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa
dengan perdarahan.
o Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular,
alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.
o Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
o Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli
posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
2. Penyakit SSP :
o Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia,
hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan
insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok
jantung.
o Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
o Trauma kepala/ labirin.
o Tumor.
o Migren.
o Epilepsi.
3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal,
keadaan menstruasi-hamil-menopause.
4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
6. Intoksikasi.
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

C. PATOFISIOLOGI
1. Anatomi vetigo
Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo:
a.     Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses transduksi yaitu
mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia:
 Reseptor mekanis divestibulum
 Resptor cahaya diretina
 Resptor mekanis dikulit, otot dan persendian (propioseptik)
b.     Saraf aferen, berperan dalam transmisi menghantarkan impuls ke pusat
keseimbangan di otak:
 Saraf vestibularis
 Saraf optikus
 Saraf spinovestibulosrebelaris.
c.      Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi,
integrasi/koordinasi dan persepsi: inti vestibularis, serebelum, kortex serebri, hypotalamusi,
inti akulomotorius, formarsio retikularis.
2. Patofisiologi

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan


kepusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan
vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke
pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik,
jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III,IV dan VI,
susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis. Informasi yang berguna untuk
keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik;
reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul
kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam
kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh
berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanandan kiri akan
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih
lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh
dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya
terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral
dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau
berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala
vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat
sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia
saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

Pathway vertigo
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

D. KLASIFIKASI VERTIGO
Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok :
1. Vertigo paroksismal Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung
beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan
tersebut dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan.
Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :
1) Yang disertai keluhan telinga : Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere,
Arakhnoiditis pontoserebelaris,Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii
posterior, kelainan gigi/odontogen.
2) Yang tanpa disertai keluhan telinga; termasuk di sini adalah : Serangan iskemisepintas
arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de
L'enfance), Labirin picu (trigger labyrinth).
3) Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi, termasuk di sini adalah :Vertigo
posisional paroksismal laten, Vertigo posisional paroksismal benigna. 2. Vertigo
kronisYaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia
KedokteranNo. 144, 2013: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:
1) Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb, labirintitis kronis,
Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor serebelopontin.
2) Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pascakomosio,
pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan okuler,intoksikasi obat,
kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin.
3) Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis.
4) Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur mengurang,
dibedakan menjadi :
1) Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis
akuta,perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva
interna/arteriavestibulokoklearis.
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

2) Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria vestibularisanterior,


ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis multipleks, hematobulbi,sumbatan
arteria serebeli inferior posterior.
Ada pula yang membagi vertigo menjadi :
1. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.
2. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual.

E. TANDA DAN GEJALA VERTIGO

1.      Vertigo Sentral


Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia, perubahan
serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah, gangguan koordinasi,
kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara berturut-turut
(dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan. Percobaan tunjuk
hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya
maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia. Namun pada pasien
dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk hidung sacara normal.
Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan mencakup insufisiensi vaskuler berulang,
TIA dan strok. Contoh gangguan disentral (batang otak, serebelum) yang dapat
menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor difossa posterior, migren basiler.
2.      Vertigo perifer
Lamanya vertigo berlangsung:
a.      Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.
Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna (VPB). Pencetusnya
adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling sewaktu tidur atau menengadah
mengambil barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo berlangsung beberapa detik kemudian
mereda. Penyebab vertigo posisional berigna adalah trauma kepala, pembedahan ditelinga
atau oleh neuronitis vestibular prognosisnya baik gejala akan menghilang spontan.
b.      Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam.
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit meniere
mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo dan tinitus.
Usia penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan munculnya penyakit.
 Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan dalam
berjalan “Tandem” dengan mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan dengan telapak
kaki lurus kedepan, jika menapak tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dan
membentuk garis lurus kedepan.
Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa terdapat
penurunan fungsi vertibular perifer. Perjalanan yang khas dari penyakit meniere ialah
terdapat kelompok serangan vertigo yang diselingi oleh masa remisi. Terdapat
kemungkinan bahwa penyakit akhirnya berhenti tidak kambuh lagi pada sebagian
terbesar penderitanya dan meninggalkan cacat pendengaran berupa tuli dan timitus dan
sewaktu penderita mengalami disekuilibrium (gangguan keseimbangan) namun bukan
vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3 awal mungkin mengalami gejala yang serupa
dengan penyakit meniere jadi kita harus memeriksa kemungkinana sifilis pada setiap
penderi penyakit meniere.
c.      Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada penyakit ini
mulanya vertigo, nausea, dan muntah yang menyertainya ialah mendadak. Gejala ini
berlangsung  beberapa hari sampai beberapa minggu. Sering penderita merasa lebih lega
namun tidak bebas sama sekali dari gejala bila ia berbaring diam.
Pada Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu kemungkinannya
disebabkan oleh virus. Pada pemeriksaan fisik dijumpai nistagmus yang menjadi lebih
basar amplitudonya. Jika pandangan digerakkan menjauhi telinga yang terkena penyakit
ini akan mereda secara gradual dalam waktu beberapa hari atau minggu.
Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) menunjukkan penyembuhan total pada beberapa
penyakit namun pada sebagian besar penderita didapatkan gangguan vertibular berbagai
tingkatan. Kadang terdapat pula vertigo posisional benigna. Pada penderita dengan
serangan vertigo mendadak harus ditelusuri kemungkinan stroke serebelar. Nistagmus
yang bersifat sentral tidak berkurang jika dilakukan viksasi visual yaitu mata memandang
satu benda yang tidak bergerak dan nigtamus dapat berubah arah bila arah pandangan
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

berubah. Pada nistagmus perifer, nigtagmus akan berkurang bila kita menfiksasi
pandangan kita suatu benda contoh penyebab vetigo oleh gangguan system vestibular
perifer yaitu mabok kendaraan, penyakit meniere, vertigo pasca trauma.

N VERTIGO PERIFERAL VERTIGO SENTRAL


O (VESTIBULOGENIK) (NON-VESTIBULER)
1 Pandangan gelap Penglihatan ganda
2 Rasa lelah dan stamina Sukar menelan
3 menurun Kelumpuhan otot-otot
4 Jantung berdebar wajah Sakit kepala yang parah
5 Hilang keseimbangan Kesadaran terganggu
6 Tidak mampu berkonsentrasi Tidak mampu berkata-
7 Perasaan seperti mabuk kata
8 Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi
9 Mual dan muntah-muntah Mual dan muntah-muntah
10 Memori dan daya pikir Tubuh terasa lemah
11 menurun
Sensitif pada cahaya terang
dan Suara
Berkeringat
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

F. MANIFESTASI KLINIS

Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reaksi dan
lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat
dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan
kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan
selaput tipis.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik :
a. Pemeriksaan mata
b. Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c. Pemeriksaan neurologik
d. Pemeriksaan otologik
e. Pemeriksaan fisik umum.
2. Pemeriksaan khusus :
a. ENG (elektronistagmografi)
b. Audiometri dan BAEP
c. Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan :
a. Laboratorium
b. Radiologik dan Imaging
c. EEG, EMG, dan EKG.
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

H. PENATALAKSANAAN MEDIS

Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) :


Terdiri dari :

1. Terapi kausal.
2. Terapi simtomatik.
3. Terapi rehabilitatif.

I. PENCEGAHAN
1. Melatih posisi duduk. Dalam posisi duduk, pegang sebuah benda sejajar
dengan mata, lalu meliriklah ke kanan dan ke kiri. Masih dengan memegang
benda sejajar dengan mata, coba untuk menoleh ke kanan dan ke kiri.
Lakukanlah latihan ini secara berulang-ulang.
2. Melatih posisi berdiri. Dengan posisi berdiri, cobalah untuk mengayunkan
badan ke depan dan ke belakang. Jika belum stabil, bisa juga memanfaatkan
tembok untuk sedikit menopang tubuh . Lakukanlah cara ini secara rutin
setiap hari.
3. Latihan duduk dengan balance ball. Dengan menggunakan bola
keseimbangan yang biasa digunakan pada senam pilates, cobalah untuk
duduk di atasnya. Secara perlahan, angkat kaki tak menyentuh tanah
sehingga tampak seperti dalam posisi duduk melayang. lakukan latihan ini
secara rutin setiap pagi.
4. Latihan berdiri dan berjalan dengan trampolin. Berdirilah di atas
trampolin, dan ayun tubuh ke depan dan ke belakang. Jika ingin berjalan,
maka lakukan gerakan tersebut dengan tatapan menghadap ke depan. Lalu
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

bergantian lakukan gerakan tersebut dengan menatap ke samping kanan,


lalu coba menatap ke kiri.
5. Latihan melempar dan menangkap bola. Latihan ini sangat membantu
mengembalikan keseimbangan dinamis. Agar lebih menyenangkan, Anda
bisa lakukan latihan ini bersama anak atau teman.
6. Latihan cross over step. lakukan latihan ini dengan cara menyilangkan kaki
di depan lalu melangkah ke samping. Praktik seperti ini juga biasa
dilakukan dalam latihan dansa.
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VERTIGO

A. Pengkajian

1. Aktivitas / Istirahat
o Letih, lemah, malaise
o Keterbatasan gerak
o Ketegangan mata, kesulitan membaca
o Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
o Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau
karena perubahan cuaca.
2. Sirkulasi
o Riwayat hipertensi
o Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
o Pucat, wajah tampak kemerahan.
3. Integritas Ego
o Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
o Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
o Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
o Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).
4. Makanan dan cairan
o Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju,
alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG
(pada migrain).
o Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
o Penurunan berat badan
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

5. Neurosensoris
o Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
o Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
o Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
o Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.
o Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
o Perubahan pada pola bicara/pola pikir
o Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
o Penurunan refleks tendon dalam
o Papiledema.
6. Nyeri/ kenyamanan
o Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain,
ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
o Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
o Fokus menyempit
o Fokus pada diri sendiri
o Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
o Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
7. Keamanan
o Riwayat alergi atau reaksi alergi
o Demam (sakit kepala)
o Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
o Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
8. Interaksi sosial
o Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan
dengan penyakit.
9. Penyuluhan / pembelajaran
o Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
o Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone,
menopause.
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

B. Diagnosa Keperawatan

Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf,
vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang
dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.

1. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi,


2. metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi
dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya
mengikuti instruksi.

C. Intervensi

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan Intrakranial


Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang.
Kriteria hasil
 klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang.
 Tanda-tanda vital normal.
 Pasien tampak tenang dan rileks.

NOC NIC
 pain level  lakukan pengkajian nyeri secara
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

 pain control, komperatif termasuk


 comfort level lokasi,karakteristik,durasi,frekue
nsi,kualitas,dan factor prepitasi
setelah di lakukan tindakan  observasi reaksi nonverbaldari
keperawatan selama …pasien ketidaknyamanan
tindak mengalami nyeri , dengan  bantu pasien dan keluarga untuk
criteria hasil: mencari dan menemukan
 mampu mengontrol nyeri dukungan
(tahu penyebab  control lingkungan yang dapat
nyeri,mampu mempengaruhi myeri seperti
menggunakan tehnik suhu ruangan,pencahayaan dan
nonfarmokologi untuk keseimbangan
mengurangi nyeri, mencari  kurangi factor presipitasi nyeri
bantuan)  kaji tipe dan sumber nyeri untuk
 melaporkan bahwa nyeri menentukan intervensi
berkurang dengan  ajarkan tentang teknik no
menggunakan manajemen farmakologi : nafas dada
nyeri relaksasi,distraksi kompres
 mampu mengenali nyeri hangat/dingin
(skala, intensitas, frekuensi  berikan analgetik untuk
dan tanda nyeri ) mengurangi nyeri

 menyatakan rasa nyaman  tingkatkan istirahat

setelah nyeri berkurang  berikan informasi tentang nyeri

 tanda vital dalam rentang seperti penyebab nyeri berapa

normal lama nyeri akan berkurang dan

 tidak mengalami gangguan antisipasi ketidaknyamanan dari

tidur prosedur
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

2. Toleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik


Tujuan : Dapat beraktivitas
Kriteria hasil :
 Klien mengungkapkan dapat beraktifitas dengan mandiri
 Tanda-tanda vital normal

Intervensi rasional

1. Kaji kapasitas fisiologis 1. Mengenal sejauh dan


yang bersifat umum. mengidentifikasi
2. Sarankan klien untuk penyimpangan fungsi
mengekspresikan fisiologis tubuh dan
perasaannya. memudahkan dalam
3. Berikan informasi mengenai melakukan tindakan
penyebab sakit kepala, keperawatan.
penenangan dan hasil yang 2. Klien akan merasa
diharapkan. kelegaan setelah
4. Dekati pasien dengan ramah mengungkapkan segala
dan penuh perhatian, ambil perasaannya dan menjadi
keuntungan dari kegiatan lebih tenang.
yang diajarkan. 3. Agar klien mengetahui
kondisi dan pengobatan
yang diterimanya dan
memberikan klien
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

harapan dan semangat


untuk pulih kembali.
4. Untuk membuat klien
merasa lebih berarti dan
dihargai.

C. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Carpenito, 1999:28)
Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah :

1. Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi.


2. Perubahan gaya hidup atau perilaku untuk mengontrol atau mencegah
kekambuhan.
3. Memahami kebutuhan atau kondisi proses penyakit dan kebutuhan terapeutik.
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

DAFTAR PUSTAKA

Carpernito L.J, 1999.Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan,


DiagnosisKeperawatan dan Masalah Kolaboratif , ed. 2, EGC, Jakarta.
Doenges M. E 1999,Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan
danpendokumentasian pasien, ed.3, EGC, Jakarta.
http://www.kalbefarma.com/Tanggal 6 April 2011Kang L S, 2004.
www.scribd.com/doc/52456463/laporan-pendahuluan-vertigo#scribd Diakses pada hari
sabtu,21 maret 2015 pukul 19:00 wita.
http://hidayat2wordpress.com/2009/04/23/askep-vertigo/ Diakses pada hari sabtu,21 maret
2015 pukul 19.00 wita.
http://odesyafar.wordpress.com/tag/askep-gangguan-sistem-persyarafan-pada-pasien-
vertigo/ Diakses pada hari sabtu,221 maret 2015 pukul 20:00 wita.
Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur , Cermin Dunia Kedokteran , Jakarta,
William &Wilkins, 2008.Nursing: Menafsirkan tanda-tanda dan gejala penyakit,
indekspermata puri media, Jakarta.
Manjoer, Arif, dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran, Ed 3. EGC : Jakarta
Muttaqin, Arif. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S


DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN “VERTIGO”
DI RUANG FRANSISKUS RS HATIVE PASSO

A. Pengkajian Keperawatan Medikal Bedah


Waktu pengkajian :22/11/2019 (14.00 WIT)
Waktu MRS :23/11/2019 (14.35 WIT)
Ruang/ kelas :BEDAH LAKI (FRANSISKUS)

No RM : 05XXXX
Diagnosa Medis :VERTIGO

1. Identitas
Nama : Tn.S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 62 Tahun
Agama : Kristen protestan
Status : Menikah
Alamat : Asrama TNI 733 Waiheru
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tukang Bangunan
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

Penanggung jawab :Tn.T


Hubungan dengan klien : Anak Kandung

2. Keluhan Utama : Sakit Kepala


3. Riwayat keluhan utama :

P : Nyeri saat mengubah posisi, dan saat


mengangkat kepala
Q : Terasa sakit seperti melayang
R : Kepala
S : Sedang (5)
T : Hilang timbul + 1-2 menit. Waktu jeda
rasa sakit 5 menit

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengatakan pada tanggal 22 November 2019 pukul 07.30 wit pasien
berangkat kerja. Saat tiba di tempat kerja pasien merasa sakit kepala disertai pusing
seperti melayang-melayang. Kemudian pasien pulang ke rumah dan mengatakan kepada
anak dan menantunya. Pukul 14.35 WIT. Pasien di bawah ke Rumah sakit Hative Passo
dan di terima dokter jaga dan diberikan terapi di UGD :
- Ivfd Rl 20 Tpm
- Inj Omeprasole 2x1
- Inj Ketorolac 3x1 Amp
- Betahistine 3x1 Oral
- Flunarizine 2x1 Tab Oral
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

- Sukralfat Sirup Oral

Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien belum pernah mengalami penyakit yang sama.

Riwayat Kesehatan Keluarga : Dalam keluarga pasien, Tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit yang sama.
Riwayat alergi : Pasien tidak ada riwayat alergi obat dan makanan.

Genogram 3 Generasi

62

KETERANGAN :

= Laki - Laki

= Perempuan
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

= Garis tinggal Serumah

= Garis Keturunan
= Pasien

= Meninggal Dunia

4. Observasi dan Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-Tanda vital
TD : 160/100mmHg
Nadi : 82x/mnt
RR : 22x/mnt
Suhu : 37oc
Antropometri
TB : 170 cm
BB SMRS : 58 Kg
BB Stlh MRS : 58 Kg
IMT : 20
BB
TB x TB
58 = 58 = 58
170x170 1,7 x 1,7 2,89
= 20 (18,5-24,9)
Kategori IMT : Berat Badan Ideal
BBI : BBI
(90% x (TB-100) Kg
= 0,9% (120-100) Kg
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

= 0,9 x 70
= 63 kg

5. B1 Pernafasan (Breath)
Bentuk Dada : Simetris
Pergerakan : Simetris kiri kanan
Otot bantu nafas tambahan : Tidak ada
Irama nafas : Reguler
Pola nafas : Normal
Suara nafas : Vesikular
Suara nafas tambahan : Tidak Ada
Sesak nafas : Tidak Ada
Batuk : Tidak Ada
Sputum : Tidak Ada
Sianosis : Tidak ada
Kemampuan akativitas : Pasif

6. B2 Kardiovaskuler (Blood)
Ictus cordis : Tidak Nampak
Nyeri dada : Tidak Ada
Bunyi jantung : S1S2 Tunggal Regular (Lub,dub,lub,dub)

Bunyi jantung tambahan : Tidak Ada


CRT : <2 detik
Akral : Hangat
Oedema : Tidak Ada
Hepatomegali : Tidak Ada
Perdarahan : Tidak Ada

7. B3 Persarafan (Brain)
GCS
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

Eye :4
Verbal :5
Motorik :6
Total : 15 (Compomentis)
Refleks Fisiologis
Biceps : kurang
Triceps : Baik
Patella : Tidak Dikaji
Refleks Patologis
Kaku Kuduk : Tidak Ada
Bruzinski I : Tidak Dikaji
Bruzinski II : Tidak dikaji
Kernig : Tidak dikaji
Nervus Kranial
NI Olfaktori : Penciuman Baik
NII Optikus : Penglihatan Kabur
NIII Okulomotorius : kontriks, Pupil Baik
NIV Trochlearis : Pergerakan Mata Baik
NV Trigeminus : Pergerakan rahang baik, reflexs mengedip baik
NVI Abdusen : Pergerakan Mata Baik
NVII Fasialis : Pergerakan Otot Ekspresi Wajah Baik
NVIII Vestibulocochlearis : Pendengaran Mendengung
NIX Glosofaringeus : Refleks Menelan Baik
NX Vagus : Refleks Menelan Baik
NXI Asesoris : Pergerakan Kepala dan Bahu Terganggu
NXII Hipoglosus : Pergerakan Lidah Baik
Paralisis : Ada
Penciuman : Baik
Bentuk Hidung
Septum : Tidak Ada Kelainan
Polip : Tidak Ada
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

Kelainan :Tidak Ada


Wajah & penglihatan
Mata : Simetris
Pupil : Ishokor
Konjungtiva : Tidak Anemis
Skelera : Tidak ada kelainan Warna : Putih
Visus : Rabun

Pendengaran
Telinga : Simetris
Kebersihan : Bersih
Gangguan : Telinga Mendengung
Lidah
Kebersihan : Baik
Palatum : Bersih
Afasia : Tidak Ada

8. B4 Perkemihan (Blader)
Kebersihan : Baik
Ekskresi : Baik
Kandung Kemih : Tidak dikaji
Nyeri Tekan : Tidak Ada
Eliminasi Uri Smrs Frek : 4-5x/Hari Jumlah: 1200cc Warna: Kuning
Eliminasi Uri Mrs Frek : 3x/Hari Jumlah: 700 Cc Warna: Kuning

9. B5 Pencernaan (Bowel)
Mulut : Bersih
Membra Mukosa : Lembab
Gigi/ Gigi Palsu : Bersih
Diit (Makan&Minum) Smrs : Tidak Ada Diit Khusus
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

Diit Di Rs Diit : Bubur


Nafsu Makan : Baik
Muntah : Tidak Ada Mual: Tidak Ada
Jenis : Nasi Ikan Sayur Ngt: Tidak Ada
Porsi : 1 Porsi P,S,M Dihabiskan
Frekuensi Minum : Baik Jumlah: 8 Gelas/Hari
jenis :Air Putih

Abdomen Bentuk Perut : Baik


Kealianan Abd : Tidak Ada
Hepar : Baik
Lien : Baik
Nyeri Abdomen : Tidak Ada
Rectum Dan Anus
Hemoroid : Tidak Ada
Eliminasi alvi SMRS
Frekuensi : 2-3 x / hari Warna: kuning
Konsistensi : lunak
Eliminasi alvi MRS
Frekuensi : 1 x/hari Warna: kuning
Konsistensi : Lunak Colostomi: tidak ada

10. B6 Muskuluskeletal & Integumen (Bone)


Rambut dan kulit kepala
Skabies : Tidak Ada
Warna Kulit : Sawo Matang
Kuku : Tidak ada kelainan
Turgor Kulit : Baik (<3detik)

Kekuatan Otot : 3 3
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

3 3

Deformitas : Tidak Ada


Fraktur : Tidak Ada
Lain-lain : Tidak Ada

11. Endokrin
Pembesaran KGB : Tidak Ada
Hiperglikemia : Tidak Ada
Hipoglikemia : Tidak Ada
DM : Tidak Ada

12. Seksual Reproduksi


Menstruasi terakhir :-
Masalah menstrusi :-
Pap smear terakhir :-
Pemeriksaan payudara/ testis sendiri tiap bulan : Tidak pernah dilakukan
Masalah seksual yang berhubungan dengan penyakit : Tidak ada

13. Kemampuan Perawatan Diri


Aktivitas SMRS MRS
Mandi 1 3
Berpakaian/ dandan 1 3
Toileting/ eliminasi 1 3
Mobilitas di tempat tidur 1 1
Alat bantu berupa Tidak Ada Tidak Ada
Berjalan 1 3
Niak Tangga 1 3
Berbelanja 1 3
Memasak 1 3
Pemeliharaan rumah 1 3
Berpindah 1 1
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

Keterangan
Skor 1: Mandiri
2: Alat bantu
3: Dibantu orang lain dan alat
4: Tergantung/ tdk mampu
14. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Tgl pemeriksaan : 22-November-2019

No Jenis Pemeriksaan Hasil (Satuan) Nilai Normal (Satuan)


1 Cholesterol Total 95mg/dl <200mg/dl
2 Trigliserida 73 mg/dl <200mg/dl
3 Limfosit 19,0 25-40
4 Monosit 8,7 2-8
5 Netrofil 72,3 50-70

Terapi : ya
Tgl : 22/11/2019

No Nama Obat Dosis Rute Indikasi


1 IFVD RL 20 tpm Injeksi untuk pasien resustansi, biasanya
digunakan untuk pasien Dewasa,
dan Anak anak sebagai sumber
elektrolit.
2 Omeprazole 2 x 1 amp IV untuk ulkus lambung dan
duodenum dan gerd
3 Ketorolac 3 x 1 amp IV meredakan peradangan dan rasa
nyeri sedang hingga berat untuk
sementara.
4 Betahistine 3 x 1 amp oral mengobati penyakit meniere yang
umumnya menimbulkan gejala
vertigo
5 Flunarizine 2 x 1 tab oral untuk mencegah migran
6 Sukralfat 3x1 oral tukak lambung duodenum
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

B. Analisa Data (Diagnosa Keperawatan)

No Data (Symptom) Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)


1 DS : Pasien Mengatakan Peningkatan Nyeri Akut
- Nyeri Kepala Intra Kranial
P: Nyeri saat berubah posisi,
saat mengangkat Kepala
Q: Terasa Sakit seperti melayang
R: Kepala
S: 5 (Sedang)
T: Hilang Timbul 1-2 menit
waktu jeda rasa sakit 5 menit

DO: - KU Lemah
- Wajah Tampak Meringis
- Skala Nyeri 5
-TTV TD: 160/100
N : 82x/mnt
S : 37oc
RR: 22x/mnt
-Pendengaran Mendengung
( N.VIII )
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

2 DS: pasien mengatakan Kelemahan fisik Intoleransi Aktivitas


- pusing berputar
- lemas saat beraktifitas
DO:
- KU Lemah
- aktivitas sebagian dibantu
perawat dan keluarga
-TTV : - TD: 160/100 mmHg
-N : 82 x/mnt
-S : 37oc
-RR: 22x/mnt
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 Nyeri Akut b/d pain control Pain Management
Peningkatan Intra
Kranial setelah dilakukan 1. Lakukan Pengkajian
tindakan Nyeri Secara
DS : keperawatan selama Komperhensif
Pasien Mengatakan 1x24jam duharapkan Termasuk Lokasi,
- Nyeri Kepala masalh nyeri akut Karakteristik, Durasi,
P: Nyeri saat berubah berkurang dengan Frekwensi, Kualitas,
posisi,saat mengangkat criteria hasil Dan Factor Presipitasi
Kepala 1. KU membaik
Q: Terasa Sakit seperti 2.Nyeri Berkurang 2. Observasi Reaksi
melayang 3. ekspresi Wajah Nonverbal Dari
R: Kepala Rileks Ketidaknyamanan
S: 5 (Sedang) 4. TTV normal
T: Hilang Timbul 1-2 5. Skala nyeri hilang 3. Ajarkan Tentang
menit waktu jeda rasa (0) Teknik Nonfarmakologi
sakit 5 menit 6. Telinga tidak  Kompres air
berdengung dingin pada dahi
DO:  Relaksasi nafas
- KU Lemah dalam
-Wajah Tampak
Meringis 4. Tingkatkan Istirahat
- Skala Nyeri 5
-TTV 5. Kolaborasi pemberian
TD: 160/100 analgetik
N : 82x/mnt
S : 37oc
RR: 22x/mnt
- Pendengaran
Mendengung (N.VIII)
2 Intoleransi aktivitas b/d activity tolerance Activity Therapy

32
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

kelemahan Fisik
setelah dilakukan 1. Bantu Klien untuk
DS: pasien mengatakan tindakan mengidentifikasi
- Pusing berputar keperawatan selama aktivitas yang mampu
- Lemas saat 1 x 24 jam dilakukan
beraktivitas diharapkan masalah
DO: intoleransi aktivitas 2. Membantu Klien
- KU Lemah dapat teratasi Mengidentifikasikan
- Aktivitas sebagian dengan criteria Aktivitas Yang Disukai
dibantu perawat dan hasil :
keluarga 1. KU Membaik 3. Bantu Pasien Atau
-TTV : - TD: 160/100 2. Mampu Keluarga Untuk
mmHg malakukan aktivitas Mengidentivikasi
-N : 82 x/mnt sehari hari secara Kekurangan Dalam
-S : 37oc mandiri Beraktivitas
-RR: 22x/mnt 3. Tanda tanda vital
normal 4. Monitor Respon Fisik
4. Tidak Pusing

33
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO Waktu Implementasi Evaluasi TT


1 Sabtu Diangonsa 1 S : Pasien mengatakan
23/11/2019 1. Melakukan pengkajian masi merasakan nyeri
14.15 wit nyeri secara kompretensif kepala
termasuk lokasi
karakteristik durasi P: Nyeri saat berubah
,frekuensi kualitas dan
posisi, saat mengangkat
factor presipitasi
Hasil : Kepala
P: Nyeri saat berubah posisi,
Q: Terasa Sakit seperti
saat mengangkat Kepala
melayang
Q: Terasa Sakit seperti melayang
R: Kepala
R: Kepala
S :4 (sedang)
S: 5 (Sedang)
T : hilang timbul (10-30
T: Hilang Timbul 1-2 menit waktu
menit)
jeda rasa sakit 5 menit
O:
k/u lemah
14.17 wit 2. Mengobservasi reaksi Ekspresi wajah meringis 4
nonverbal dari ketidak (sedang)
nyamanan Tanda-tanda vital
Hasil : TD : 140/100 mmHg
Ekspresi wajah tampak
meringis A : Nyeri akut belum
teratasi
19.20 wit 3. Mengajarkan tentang
teknik nonfarmakologi P : Intervensi 1. 2, 3, 4
Hasil : dilanjutkan
Pasien diajarkan kompres
dingin pada dahi. dan 1. Melakukan pengkajian
relaksasi nafas dalam nyeri secara kompretensif
sakit kepala pasien sedikit termasuk lokasi
berkurang karakteristik durasi
19.22 wit ,frekuensi kualitas dan
4. Meningkatkan istirahat factor presipitasi
Hasil :
Istirahat pasien sedikit 2. Mengobservasi reaksi
meningkat nonverbal dari ketidak
nyamanan
5. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian analgetik 3.Mengajarkan tentang
hasil : teknik nonfarmakologi
inj ketoralac 30 mg
4. Meningkatkan istirahat

34
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

5.kolaborasoi dalam
pemberian analgesik

NO Waktu Tindakan Evaluasi TT


2 Sabtu Diagnosa 2 S : Pasien mengatakan
23/11/2019 1. Membantu klien untuk badan masi terasa lemas
14.40 WIT mengidentifikasi aktifitas dan masi merasa pusing
yang mampu dilakukan
Hasil : O:
Pasien hanya bisa K/U lemah
berbaring ditempat tidur aktifitas sebagian
dibantu keluarga
14.45 WIT 2. Membantu untuk
mengidentifikasi aktifitas A : Intoleransi aktifitas
yang disukai belum teratasi
Hasil :
Pasien suka P : Intervensi 1,3,4
mendengarkan musik dilanjutkan

14.47 WIT 3. Membantu 1. bantu klien


pasien/keluarga untuk mengidentifikasi aktifitas
mengidentifikasi yang mampu dilakukan
kekurangan dalam 3.bantu pasien/keluarga
beraktifitas untuk mengidentifikasi
Hasil : kekurangan dalam
pasien tidak bisa turung beraktifitas
dan duduk dikursi sendiri 4.monitor respon fisik
karena masih pusing

14.50 Wit 4. memonitor respon fisik


Hasil :

35
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

pasien masih terasa sakit,


karena menahan nyeri
kepala

Catatan Perkembangan

No Waktu Tindakan Evaluasi TT


1 Minggu Diagnose 1 S : Pasien mengatakan mulai
24/11/2019 1. Melakukan pengkajian berkurang rasa nyeri kepala
08.00 WIT nyeri secara kompretensif P: Nyeri saat berubah posisi,
termasuk lokasi
dan saat mengangkat
karakteristik durasi
,frekuensi kualitas dan Kepala sudah berkurang
factor presipitasi
Q: Terasa Sakit mulai
Hasil :
membaik
P: Nyeri saat berubah
R: Kepala
posisi, dan saat
S : 3 (ringan)
mengangkat Kepala mulai T : hilang timbul (2-3 jam )
berkurang
O:
Q: Terasa Sakit seperti k/u Baik
Ekspresi wajah tidak meringis
melayang
(3 Sedang)
R: Kepala Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
S : 4 (sedang)
T : Hilang timbul (10-30
menit)
A : Nyeri akut teratasi
2. Mengobservasi reaksi
08.02 WIT P : Intervensi dihentikan
nonverbal dari ketidak

36
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

nyamanan
Hasil :
Ekspresi wajah tampak
meringis

3. Mengajarkan tentang
08.05 wit teknik nonfarmakologi
Hasil :
Pasien diajarkan kompres
dingin pada dahi dan
relaksasi nafas dalam
08.07 wit sakit kepala pasien sedikit
berkurang
08.10 wit

4. Meningkatkan istirahat
Hasil :
Istirahat pasien meningkat

5.kolaborasi dengan dokter


dalam pemberian analgetik
Hasil:
melanjutkan terapi
analgetik kotorolac 30 mg

No Waktu Tindakan Evaluasi TT

37
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

2 Minggu Diagnose 2 S : pasien mengatakan


24/11/2019 1. Membantu klien untuk badan mulai terasa
08.40 WIT mengidentifikasi aktifitas yang baik
mampu dilakukan
Hasil : O : k/u Baik
Pasien dapat berbaring di Aktifitas pasien
tempat tidur dan sudah bisa dilakukan secara
tidur mengubah posisi mandiri

08.42 WIT 3. Pasien/Keluarga untuk A: Intoleransi aktivitas


mengidentifikasi kekurangan teratasi
dalam beraktivitas
Hasil : P : Intervensi
pasien sudah bisa bangun untuk dihentikan
duduk

08.49 WIT 4. Monitor respon pasien


Hasil :
Pasien sudah tidak merasa sakit
kepala

38
Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

39

Anda mungkin juga menyukai