NOVA ANDRIAS DALEN PRITULU HUBERTINA TEHUAYO EXEL AULELE Pengertian
Emboli paru-paru merupakan oklusi atau
penyumbatan bagian pembuluh darah paru-paru oleh embolus. Embolus ialah suatu benda asing yang tersangkut pada suatu tempat dalam sirkulasi darah. Emboli paru-paru dikenal sebagai obstruksi sebagian atau seluruh dari satu atau kedua cabang pulmonal atau anak-anak cabangnya. Etiologi Penyebab emboli paru belum diketahui pasti, tetapi hasil penelitian dari autopsi paru pasien yangmeninggal karena penyakit ini menunjukkan jelas bahwa penyebab penyakit ini adalah trombus pada pembuluh darah. Umumnya tromboemboli berasal dari lepasnya trombus di pembuluhdarah vena di tungkai bawah atau dari jantung kanan. Faktor Predisposisi 1. imobilisasi 2. umur 3. penyakit jantung 4. trauma 5. obesitas 6. kehamilan dan nifas 7. neoplasma 8. obat-obatan 9. penyakit hematologi 10. penyakit metabolisme Patofisiologi
Bekuan darah merupakan kumpulan platelet untuk memperbaiki
kerusakan pembuluh darah, yang membentuk jaringan dengan sel darah merah dan fibrin.Pada keadaan normal bekuan terbentuk untuk menghentikan perdarahan akibat luka, namun kadang-kadang bekuan timbul tanpa ada luka. Bekuan darah yang terbentuk dalam vena disebut trombus, sedangkan bekuan darah yang lepas dan berpindah ke bagian tubuh yang lain menimbulkan emboli. Kebanyakan emboli paru terjadi akibat lepasnya trombus yang berasal dari pembuluh vena di ekstremitas inferior.Trombus terbentuk dari beberapa elemen sel dan fibrin-fibrin yang kadang-kadang berisi protein plasma seperti plasminogen.Trombus dapat berasal dari pembuluh arteri dan pembuluh vena.Trombus arteri terjadi karena rusaknya dinding pembuluh arteri (lapisan bagian dalam), sedangkan trombus vena terjadi karena perlambatan aliran darah dalam vena tanpa adanya kerusakan dinding pembuluh darah (Muttaqin, 2008). Pada embolisme paru terdapat dua keadaan sebagai akibat obstruksi pembuluh darah, yakni terjadinya vasokonstriksi dan bronkokonstriksi, sehingga system perfusi dan ventilasi jaringan paru terganggu. Bronkokonstriksi setempat yang terjadi bukan saja akibat berkurangnya aliran darah tetapi juga karena berkurangnya bagian aktif permukaan jaringan paru dan terjadi pula pengeluaran histamine dan 5-hidroksi isoptamin yang dapat membuat vasokonstriksi dan bronkokonstriksi berambah berat.Alveoli diventilasi tetapi tidak mengalami perfusi, sehingga menghasilkan area ventilasi tak efektif, yang meningkatkan ruang mati pernafasan Akibatnya terjadi kenaikan dead space dan reaksi kardiovaskuler berupa penurunan aliran darah ke paru dan meningkatnya tekanan arteri pulmonalis, dilatasi atrium, dan ventrikel kanan, serta menurunnya curah jantung dan kemudian dapat terjadi infark paru (Muttaqin, 2008). Pathway : Komplikasi Klinis 1. asma bronkhial 2. evusi pleura 3. anemia 4. emvisema 5. hipertensi hulmoner
Pengkajian Kegawat daruratan Emboli Paru
1. Airway 2. breathing 3. circulation 4. dissability 5. exposure Pemeriksaan Penunjang 1. radiologi 2. analisa gas darah 3. EKG 4. ekokardiografi 5. scanfentilasi-perfusi 6. angiografi paru 7. CT dan MRI Intervensi Kegawat daruratan dan Monitoring. Oksigen nasal diberikan dengan segera untuk menghilangkan hipoksemia, distress pernafasan, dan sianosis. Infus intravena dimulai dengan membuat rute untuk obat atau cairan yang akan diperlukan. Dilakukan angiografi paru, tindakan-tindakan hemodinamik, penentuan gas darah arteri, dan pemindaian perfusi paru. Peningkatan tahanan paru mendadak meningkatkan kerja ventrikel kanan sehingga dapat menyebabkan gagal jantung akut sebelah kanan akibat syok kardiogenik. Jika klien menderita akibat embolisme massif dan hipotensif, perlu dipasang kateter indwelling untuk memantau output urine. Hipotensi diatasi dengan infus lambat dobutamin (mempunyai efek mendilatasi pembuluh pulmonal dan bronkhi) atau dopamin. Hasil EKG dipantau secara kontinu untuk mengetahui gagal ventrikel kanan yang dapat terjadi secara mendadak. Glikosida digitalis, diuretic intravena, dan agen antidirtimia diberikan bila dibutuhkan. Darah diambil untuk pemeriksaan elektrolit serum, nitrogen urea darah (BUN), hitung darah lengkap, dan hematokrit. Morfin intravena dosis kecil diberikan untuk menghilangkan kecemasan klien, menyingkirkan ketidaknyama di dada, untuk memperbaiki toleransi selang endotrakhea, dan memudahkan adaptasi terhadap ventilator mekanik. Penatalaksanaan Medis Kegawatdaruratan