Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

( SAP )

Pokok bahasan : Emboli Paru


Sasaran : Klien dan keluarga klien di ruang perawatan umum lantai 2
RSUD dr Haulusi Ambon
Waktu : 20 menit
Tanggal : 5 juli 2021
Tempat : Di ruang perawatan umum lantai 2 RSUD dr Haulusi Ambon

1. Tujuan Pembelajaran Umum ( T I U )


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 X 20 menit, diharapkan klien mampu memahami
Emboli paru
2. Tujuan Pembelajaran Khusus ( T I K )
Setelah diberi penyuluhan selama 1 X 20 menit, diharapkan klien dapat :
a. Menjelakasn pengertian emboli paru
b. Menyebutkan penyebab emboli paru
c. Menyebutkan gejala emboli paru

3. Metode dan Media


 Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab/diskusi
 Media yang digunakan leaflet
4. Materi Terlampir
5. Proses Belajar:
No Komunikator Komunikan Waktu
Pre Intersksi
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam
2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema mendengarkan 5 menit
penyuluhan
Isi
1 Menjelaskan emboli paru Mendengarkan 10 menit
2 Menyebutkan penyebab emboli paru Menjawab
3 Menyebutkan gejala emboli paru
4

Penutup
1 Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi Menjawab
Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan
2 penyuluhan Mendengarkan 5 menit
Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam
Menjawab salam

6. Evaluasi
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir – butir pertanyaan :
a. Sebutkan definisi emboli paru
b. Sebutkan gejala emboli paru
c. sebutkan penyebab emboli paru

MATERI PENYULUHAN
Emboli Paru
A. Pengertian

Emboli paru-paru merupakan oklusi atau penyumbatan bagian pembuluh darah paru-paru oleh
embolus. Embolus ialah suatu benda asing yang tersangkut pada suatu tempat dalam sirkulasi
darah. Benda tersebut ikut terbawa oleh aliran darah yang berasal dari suatu tempat lain dalam
sirkulasi darah. (Somantri, 2007).

B. Penyebab Emboli Paru


Penyebab emboli paru belum diketahui pasti, tetapi hasil penelitian dari autopsi paru pasien yang
meninggal karena penyakit ini menunjukkan jelas bahwa penyebab penyakit ini adalah trombus
pada pembuluh darah. Umumnya trombo emboli berasal dari lepasnya trombus di pembuluh
darah vena di tungkai bawah atau dari jantung kanan. Sumber emboli paru yang lain misalnya
tumor yang telah menginvasi sirkulasi vena, amnion, udara, lemak, sumsum tulang, fokus
septik,dan lain-lain. Kemudian material emboli beredar dalam peredaran darah sampai sirkulasi
pulmonal dan tersangkut pada cabang-cabang arteri pulmonal, memberikan akibat
timbulnyagejala klinis.

Emboli paru dapat terjadi sebagai komplikasi dari beberapa kondisi medik yang membuat
predisposisi terjadinya trombosis vena.

Faktor Predisposisi :
1. Imobilisasi
Imobilisasi sering terjadi terutama pada pasien dengan fraktur tulang ekstremitas inferior,
berbaring lama pasca bedah, paralisis kaki, dan pada penyakit-penyakit kardiopulmoner.
Imobilisasi yang lama menyebabkan hilangnyaperistaltik pembuluh darah vena sehingga
menjadi stasis. Umumnya stasis terjadi setelah berbaring selama tujuh hari. Stasis dapat
terjadi pada pasca bedah setelah 48 jam sampai sepuluh hari kemudian.
2. Umur
Kebanyakan emboli paru-paru terjadi pada usia 50-65 tahun karena elasitisitas dinding
pembuluh darah sudah berkurang.
3. Penyakit jantung
Jika pada jantung hanya terjadi fibrilasi atrium atau disertai dengan payah jantung,
keadaaan tersebut sering menimbulkan emboli paru-paru. Pada infark jantung akut,
emboli paru-paru sering terjadi pada hari ketiga dan sebagian besar 75% terjadi pada
minggu pertama.
C. Tanda dan Gejala Emboli paru

1. Tanda-tanda yang muncul pada pasien dengan emboli paru adalah :


a. Dispnea
b. Nyeri dada pleuritik
c. Batuk
d. Hemoptisis
e. Kecemasan

2. Gejala yang muncul pada pasien dengan emboli paru adalah “


a. Takipnea
b. Crackles
c. Takikardia
d. Keringat berlebih
e. Demam
(Somantri, 2007).

D. Penatalaksanaan emboli paru

1. Tirah baring
2. Terapi oksigen

Terapi oksigen sangat penting untung pasien dengan emboli paru. Pada keadaan
hipoksemia berat mungkin dilakukan pemberian ventilator mekanis dengan pemeriksaan
analisis gas darah secara ketat. Pada beberapa kasus lain, oksigen dapat diberikan melalui
nasal kanula, kateter, atau masker. Pulse oximetry mungkin berguna dalam memonitor
saturasi oksigen arteri, yang mana dapat menunjukkan tingkat dari hipoksemia.

3. Analgesik
4. Pembedahan
Embolektomi paru mungkin didindikasikan dalam kondisi jika klien mengalami hipotensi
persisten, syok, dan gawat napas, jika tekanan arteri pulmonal sangat tinggi, dan jika
angiogram menunjukkan obstruksi bagian besar pembuluh darah paru. Embolektomi
pulmonal membutuhkan torakotomi dengan teknik bypass jantung paru
(Muttaqin, 2008).
Daftar Pustaka

Somantri.2007 Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: Gramedia


Muttaqin,2008
http://scholar.unand.ac.id
http://sinta.unud.ac.id
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/11562/Fulltext.pdf

Anda mungkin juga menyukai