( SAP )
Penutup
1 Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi Menjawab
Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan
2 penyuluhan Mendengarkan 5 menit
Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam
Menjawab salam
6. Evaluasi
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir – butir pertanyaan :
a. Sebutkan definisi emboli paru
b. Sebutkan gejala emboli paru
c. sebutkan penyebab emboli paru
MATERI PENYULUHAN
Emboli Paru
A. Pengertian
Emboli paru-paru merupakan oklusi atau penyumbatan bagian pembuluh darah paru-paru oleh
embolus. Embolus ialah suatu benda asing yang tersangkut pada suatu tempat dalam sirkulasi
darah. Benda tersebut ikut terbawa oleh aliran darah yang berasal dari suatu tempat lain dalam
sirkulasi darah. (Somantri, 2007).
Emboli paru dapat terjadi sebagai komplikasi dari beberapa kondisi medik yang membuat
predisposisi terjadinya trombosis vena.
Faktor Predisposisi :
1. Imobilisasi
Imobilisasi sering terjadi terutama pada pasien dengan fraktur tulang ekstremitas inferior,
berbaring lama pasca bedah, paralisis kaki, dan pada penyakit-penyakit kardiopulmoner.
Imobilisasi yang lama menyebabkan hilangnyaperistaltik pembuluh darah vena sehingga
menjadi stasis. Umumnya stasis terjadi setelah berbaring selama tujuh hari. Stasis dapat
terjadi pada pasca bedah setelah 48 jam sampai sepuluh hari kemudian.
2. Umur
Kebanyakan emboli paru-paru terjadi pada usia 50-65 tahun karena elasitisitas dinding
pembuluh darah sudah berkurang.
3. Penyakit jantung
Jika pada jantung hanya terjadi fibrilasi atrium atau disertai dengan payah jantung,
keadaaan tersebut sering menimbulkan emboli paru-paru. Pada infark jantung akut,
emboli paru-paru sering terjadi pada hari ketiga dan sebagian besar 75% terjadi pada
minggu pertama.
C. Tanda dan Gejala Emboli paru
1. Tirah baring
2. Terapi oksigen
Terapi oksigen sangat penting untung pasien dengan emboli paru. Pada keadaan
hipoksemia berat mungkin dilakukan pemberian ventilator mekanis dengan pemeriksaan
analisis gas darah secara ketat. Pada beberapa kasus lain, oksigen dapat diberikan melalui
nasal kanula, kateter, atau masker. Pulse oximetry mungkin berguna dalam memonitor
saturasi oksigen arteri, yang mana dapat menunjukkan tingkat dari hipoksemia.
3. Analgesik
4. Pembedahan
Embolektomi paru mungkin didindikasikan dalam kondisi jika klien mengalami hipotensi
persisten, syok, dan gawat napas, jika tekanan arteri pulmonal sangat tinggi, dan jika
angiogram menunjukkan obstruksi bagian besar pembuluh darah paru. Embolektomi
pulmonal membutuhkan torakotomi dengan teknik bypass jantung paru
(Muttaqin, 2008).
Daftar Pustaka