Sap Alo
Sap Alo
PROMOSI KESEHATAN
TENTANG ACUTE LUNG OEDEMA (ALO)
A. Latar Belakang
Acute Lung Oedema (ALO) merupakan kondisi di mana cairan
terakumulasi di dalam paru-paru, biasanya diakibatkan oleh ventrikel kiri
jantung yang tidak memompa secara adekuat. Edema paru akut terjadi oleh
karena adanya aliran cairan dari darah ke ruang intersisial paru yang
selanjutnya ke alveoli paru, melebihi aliran cairan kembali ke darah atau
melalui saluran limfatik.
Bertambahnya cairan dalam ruang di luar pembuluh darah paru-
paru disebut edema paru akut. Edema paru akut merupakan komplikasi
yang biasa dari penyakit jantung dan kebanyakan kasus dari kondisi ini
dihubungkan dengan kegagalan jantung. Edema paru akut dapat menjadi
kondisi kronik atau dapat berkembang dengan tiba-tiba dan dengan cepat
menjadi ancaman hidup. Tipe yang mengancam hidup dari edema paru
terjadi ketika sejumlah besar cairan tiba-tiba berpindah dari pembuluh
darah paru ke dalam paru, dikarenakan masalah paru, serangan jantung,
trauma, atau bahan kimia toksik. Ini dapat juga menjadi tanda awal dari
penyakit jantung koroner.
Mengingat begitu berbahayanya edema paru akut bagi kesehatan
sehingga penulis menyusun satuan acara penyuluhan (SAP) dengan tema
Acute Lung Oedema (ALO). Diharapkan peserta mampu memahami
pencegahan dan mampu ikut serta dalam upaya penurunan angka insiden
edema paru akut.
B. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit
peserta penyuluhan mampu memahami tentang Acute Lung Oedema
(ALO).
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang Acute
Lung Oedema (ALO), diharapkan keluarga pasien di Ruang 05 RSUD Dr.
Saiful Anwar dapat:
1. Mengetahui tentang pengertian Acute Lung Oedema (ALO).
2. Mengetahui tentang penyebab Acute Lung Oedema (ALO).
3. Mengetahui tentang tanda dan gejala Acute Lung Oedema (ALO).
4. Mengetahui tentang pemeriksaan penunjang Acute Lung Oedema
(ALO).
5. Mengetahui tentang penatalaksanaan Acute Lung Oedema (ALO).
6. Mengetahui tentang pencegahan Acute Lung Oedema (ALO).
D. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Kata-kata/
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan kalimat
3. Menyampaikan menyimak
tentang tujuan pokok 3. Bertanya mengenai
materi perkenalan dan
4. Meyampakaikan tujuan jika ada yang
pokok pembahasan kurang jelas
5. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 20 1. Penyampaian Materi 1. Mendengarkan dan Power
menit a. Menjelaskan menyimak point,
tentang pengertian 2. Bertanya mengenai LCD dan
Acute Lung hal-hal yang belum leaflet
Oedema (ALO). jelas dan dimengerti
b. Menjelaskan
tentang penyebab
Acute Lung
Oedema (ALO).
c. Menjelaskan
tentang tanda dan
gejala Acute Lung
Oedema (ALO).
d. Menjelaskan
tentang
pemeriksaan
penunjang Acute
Lung Oedema
(ALO).
e. Menjelaskan
tentang
penatalaksanaan
Acute Lung
Oedema (ALO).
f. Menjelaskan
tentang pencegahan
Acute Lung
Oedema (ALO).
2. Tanya Jawab,
memberikan
kesempatan pada
peserta untuk
bertanya
3. Penutup 5 menit 1. Melakukan evaluasi 1. Sasaran dapat Kata-kata/
2. Menyampaikan menjawab tentang kalimat
kesimpulan materi pertanyaan yang
3. Mengakhiri diajukan
pertemuan dan 2. Mendengar
menjawab salam 3. Memperhatikan
4. Menjawab salam
E. ORGANISASI
Moderator : Bagus Gunawan
Observer : Putri Nurmalitasari
Penyuluh : Ardi Falanui
Fasilitator : Kadek Dwiyani N.T dan Asrotul Mufidah
Notulis : Ardika Sulisetiyani
Uraian Tugas
Moderator : Mengatur jalannya diskusi
Penyuluh : Menyajikan materi
Notulis : Mencatat hasil diskusi
Fasilitator : Mendampingi peserta penyuluhan
Observer : Mengobservasi jalannya penuluhan tentang ketepatan
waktu, ketepatan masing-masing peran.
G. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Evaluasi
H. Media
1. Leaflet
2. Power point
3. LCD
I. Evaluasi
Diharapkan keluarga pasien di Ruang 05 RSUD Dr. Saiful Anwar:
1. Mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemateri
2. Peserta mampu mengikuti penyajian dengan suasana yang kondusif.
3. Alokasi penyajian sesuai kontrak waktu yang ada
J. Sumber Pustaka
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Harrison. 1995. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume3. Yogyakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
LAMPIRAN:
MATERI
1. Pengertian Acute Lung Oedema (ALO)
Acute Lung Oedema (ALO) adalah penumpukan abnormal cairan didalam
paru-paru, baik dalam spasium interstisial atau dalam alveoli. Cairan bocor
melalui dinding kapilar, merembes ke jalan nafas dan menimbulkan dispnea
hebat. (Baughman, 2000)
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Fisik
b. Elektrokardiografi
c. Laboratorium
d. Foto thoraks
e. Ekokardiografi
f. Pengukuran plasma B-type natriuretic peptide (BNP)
g. Pulmonary artery catheter (Swan-Ganz)
5. Penatalaksanaan
1) Posisi ½ duduk.
2) Oksigen (40 – 50%) sampai 8 liter/menit bila perlu dengan masker.
3) Jika memburuk (pasien makin sesak, takipneu, ronchi bertambah, PaO2
tidak bisa dipertahankan ≥ 60 mmHg dengan O2 konsentrasi dan aliran
tinggi, retensi CO2, hipoventilasi, atau tidak mampu mengurangi cairan
edema secara adekuat), maka dilakukan intubasi endotrakeal, suction, dan
ventilator.
4) Infus emergensi. Monitor tekanan darah, monitor EKG, oksimetri bila ada.
5) Menurunkan preload dan mengeluarkan volume cairan intra paru.
Nitrogliserin (NTG) dan Furosemide merupakan obat pilihan utama.
6) Morfin sulfat 3 – 5 mg iv, dapat diulang tiap 25 menit, total dosis 15 mg
(sebaiknya dihindari).
7) Bila perlu (tekanan darah turun / tanda hipoperfusi): Dopamin 2 – 5
ug/kgBB/menit atau Dobutamin 2 – 10 ug/kgBB/menit untuk menstabilkan
hemodinamik. Dosis dapat ditingkatkan sesuai respon klinis atau
keduanya.
8) Trombolitik atau revaskularisasi pada pasien infark miokard
9) Ventilator pada pasien dengan hipoksia berat, asidosis/tidak berhasil
dengan oksigen.
10) Penggunaan Aminophyline, berguna apabila oedema paru disertai
bronkokonstriksi atau pada penderita yang belum jelas oedema parunya
oleh karena faktor kardiogenik atau non-kardiogenik, karena selain bersifat
bronkodilator juga mempunyai efek inotropok positif, venodilatasi ringan
dan diuretik ringan.
11) Penggunaan Inotropik. Pada penderita yang belum pernah mendapatkan
pengobatan, dapat diberikan digitalis seperti Deslano-side (Cedilanide-D).
Obat lain yang dapat dipakai adalah golongan Simpatomi-metik
(Dopamine, Dobutamine) dan golongan inhibitor Phos-phodiesterase
(Amrinone, Milrinone, Enoxumone, Piroximone)
7. Pencegahan
1. Kenali tahap dini, kapan tanda-tanda dan gejala-gejala yang ditunjukkan
merupakan tanda dan gejala kongesti pulmonal.
2. Baringkan pada posisi tegak dengan tungkai dan kaki lebih rendah.
3. Hilangkan stres emosional dan terlalu letih untuk mengurangi kelebihan
beban ventrikel kanan.
4. Berikan morfin untuk mengurangi ansietas, dispnea, dan preload.
5. Pendekatan batasan luas diarahkan pada prekursornya, kongesti pulmonal.
6. Lakukan tindakan untuk mencegah gagal jantung kongestif dan
penyuluhan pasien.
7. Nasihatkan untuk tidur dengan bagian kepala tempat tidur ditinggikan 25
cm.
8. Tindakan bedah untuk menghilangkan atau meminimalkan defek valvular
yang membatasi aliran darah kedalamdan keluar ventrikel kanan.