Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Pneumothorax dan Perawatan WSD

Sasaran : Klien dan Keluarga

Hari/tanggal :

Waktu Pertemuan : 20 Menit

Tempat : Rumah Sakit RSPAU Harjolukito

Pemberi materi : Nurul Mukaromah

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan pada klien dan keluarga diharapkan klien dan
keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang pneumothorax dan dapat
mengerti fungsi dan tujuan perawatan WSD
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan keluarga pasien dapat:
a. Menjelaskan pengertian pneumothorax
b. Menyebutkan penyebab dan faktor resiko pneumothorax
c. Menyebutkan gejala pneumothorax.
d. Menjelaskan pengertian WSD (Water Seal Drainage)
e. Menjelaskan tahapan perawatan luka WDS

B. Materi Penyuluhan
1. Pengertian pneumothorax
2. Penyebab dan faktor resiko pneumothorax
3. Gejala pneumothorax
4. Pengertian WSD
5. Prosedur perawatan luka WSD
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Media
1. Leaflet

E. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan mahasiswa Waktu Kegiatan peserta

1 Pendahuluan 2 menit
Menjawab salam
 Memberi salam
Menjawab
 Memberi pertanyaan apersepsi
Menyimak
 Mengkonsumsikan pokok bahasan Menyimak
 Mengkomunikasikan tujuan

2 Kegiatan Inti 15
menit
 Memberikan penjelasan tentang materi penyuluhan Menyimak
 Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
Bertanya
bertanya
Memperhatikan
 Menjawab pertanyaan

3 Penutup 3 menit

 Menyimpulkan materi penyuluhan bersama keluarga Memperhatikan


 Memberikan evaluasi secara lisan
Menjawab
 Memberikan salam penutup
Menjawab salam
F. Evaluasi
1. Prosedur :Akhir penyuluhan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : Tanya jawab
4. Jumlah soal : 3 soal
5. Jenis soal :   
a. Apakah yang dimaksud dengan pneumothorax?
b. Apa saja gejala pneumotorax?
c. Bagaimana perawatan luka WSD.
TEORI

PNEUMOTHORAX DAN PERAWATAN WSD

A. Pengertian Pneumothorax
Pneumotoraks adalah keluarnya udara dari paru yang cidera, ke dalam ruang pleura
sering diakibatkan karena robeknya pleura ( Suzanne C. Smeltzer, 2001). Pneumotoraks
adalah pengumpulan udara didalam ruang potensial antara pleura visceral dan parietal (Arif
Mansjoer dkk, 2000).
Pneumothorax adalah istilah yang digunakan untuk penimbunan udara pada rongga
pleura, yaitu dinding tipis di antara paru-paru dan rongga dada. Tekanan dari udara yang
menumpuk tersebut dapat memicu pengempisan paru-paru hingga kolaps.

B. Penyebab dan Faktor Resiko Pneumothorax


Pneumothorax bisa dialami secara tiba-tiba oleh orang yang sehat, maupun sebagai bentuk
komplikasi dari kondisi paru-paru tertentu. Beberapa jenis penyebab serta faktor risiko di
balik kondisi ini meliputi:
1. Kerusakan paru-paru akibat pernyakit tertentu, seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis
(PPOK), pneumonia, serta tuberkulosis.
2. Cedera dada yang melukai paru-paru, misalnya luka tembak atau tulang rusuk yang
patah.
3. Sobeknya kantong udara kecil yang terletak di permukaan paru-paru. Kondisi ini
umumnya dialami oleh pengidap pneumothorax primer. Kantong udara (bleb)ini
terbentuk tanpa menimbulkan gejala dan ini di luar kantong-kantong udara normal
(alveoli) di paru-paru. Penyebab bleb pecah juga tidak dapat dipastikan. Udara yang
dilepas akan terperangkap di rongga pleura.
4. Menggunakan alat bantu pernapasan, contohnya ventilator.
5. Merokok. Asap rokok diduga bisa menipiskan dinding bleb sehingga risiko
pneumothorax meningkat.
6. Jenis kelamin. Kondisi ini lebih sering dialami oleh pria dibandingkan wanita.
7. Usia. Pneumothorax primer cenderung terjadi pada usia muda, yaitu sekitar 20 hingga
40 tahun.
8. Faktor keturunan. 1 dari 9 pengidap pneumothorax diperkirakan memiliki anggota
keluarga dengan kondisi kesehatan yang sama.
9. Pernah mengalami pneumothorax. Sebagian besar orang yang pernah terserang kondisi
ini berpotensi untuk kembali mengalaminya.

C. Gejala Pneumothorax
Adapun gejala Pneumothorax adalah:
1. Dada terasa nyeri
2. Sesak napas
3. Batuk kering

Keparahan gejala tergantung pada berapa banyak udara yang masuk ke dalam ruang
pleura. Dalam keadaan tertentu, ada yang disebut tension pneumothorax atau
pneumothorax emergency, yang merupakan keadaan darurat medis, udara masuk ke
ruang pleura tetapi tidak dapat keluar sama sekali, dan setiap napas udara lebih tertarik.
Dalam keadaan ini terjadi nyeri dada, sesak napas yang parah dan dapat dengan cepat
memburuk seperti paru-paru dan isi dada terasa dikompres. Darah dihambat kembali dari
paru-paru ke jantung karena tekanan tinggi yang disebabkan karena udara terjebak. Ini
mengakibatkan tekanan darah rendah dan paru-paru kolaps.

D. Pengertian WSD
Merupakan selang drainage intra pleural yang diinsersi untuk mengeluarkan udara
dan cairan dari ruang pleura, mencegah udara atau cairan supaya tidak masuk ruang
pleura, dan membentuk kembali tekanan yang normal pada intrapleura dan intrapulmonal
(Detten_meier,1992). Merupakan suatu usaha untuk memasukkan kateter (selang) ke
dalam rongga pleura dengan maksud untuk mengeluarkan cairan atau udara yang terdapat
di dalam rongga pleura
E. Prosedur Perawatan Luka WSD

NO KOMPONEN JAWABAN
1 DEFINISI Merupakan selang drainage intra pleural yang diinsersi untuk
mengeluarkan udara dan cairan dari ruang pleura, mencegah
udara atau cairan supaya tidak masuk ruang pleura, dan
membentuk kembali tekanan yang normal pada intrapleura
dan intrapulmonal (Detten_meier,1992)
2 Indikasi 1. Setelah pembedahan dada dan trauma dada
2. Flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator
3. Efusi pleura
4. The preventive of cardiac tamponade after open heart
surgery
5. Pneumothoraks (spontan, iatrogenic / therapeutic
traumatic)
6. Hemothoraks
7. Hemopneumothoraks
8. Chylothoraks
9. Empyema
3 Tujuan 1. Untuk mengeluarkan cairan dan udara dari rongga
Pemasangan pleura
WSD 2. Sebagai drainege pasca pembedahan dada dan trauma
dada
3. Mengembangkan paru kembali dengan sempurna
4. Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura
4 Lokasi 1. Untuk mengeluarkan udara ruangan intercostal ke-2
Pemasangan atau ke-3, pada bagian anterior, daerah apex paru, mid
WSD clavicula atau mid axillary line. Note : ingat 3A
(anterior, apex, air)
2. Untuk mengeluarkan cairan : ruang intercostal ke-5
atau ke-6, pada bagian posterior, daerah basal paru,
mid clavicula atau mid axillary line Note : ingat 3B
(back, basal, blood)
5 Mekanisme kerja Pada saat inspirasi tekanan dalam paru lebih kecil
dibandingkan tekanan dalam WSD Sehingga paru dapat
mengembang. Pada saat ekspirasi tekanan dalam paru lebih
besar dibandingkan dengan tekanan yang ada dalam WSD
sehingga menyebabkan cairan/udara dalam paru mendesak
keluar menuju tekanan lebih rendah dari cairan / udara
tersebut masuk ke dalam botol penampung WSD.
6 Persiapan alat 1 set angkat jahitan (gunting, pinset)
Kasa steril dalam tromol
Korentang steril
Plester dan gunting lister
Piala ginjal
Alcohol 70 %
Klem selang/Kocher 2 buah
Iodine solution 10 %
Sarung tangan steril
NaCl 09 %
Perlak
7 Langkah-langkah 1. Perawat mencuci tangan
2. Memberitahu dan menjelaskan pasien tentang
prosedur yang kan dilakukan
3. Memasang tabir di sekeliling tempat tidur
4. Melepaskan pakaian pasien bagian atas
5. Membantu pasien dalam posisi duduk atau ½ duduk
sesuai dengan kemampuan pasien.
6. Membuka set angkat jahitan dan meletakkan pada set
tempat yang mudah terjangkau oleh perawat.
7. Pasang perlak di bawah luka pasien
8. Letakkan piala ginjal di atas perlak
9. Pasang sarung tangan
10. Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan kotor
dimasukkan ke kantong balutan kotor, bekas plester
dibersihkan dengan alkohol bila perlu balutan dalam
diangkat menggunakan pinset
11. Mendesinfektasi sekitar drain alcohol 70 %
12. Jaga drain supaya tidak tertarik / tercabut dan slang /
penyambung tak terlepas, sehingga udara tidak masuk
kedalam rongga thorak
13. Pasang klem
14. Observasi krepitasi kulit sekitar drain
15. Rawat luka dengan NaCL 0,9 % lalu keringkan
16. Menutup sekitar drain dengan kasa steril yang sudah
digunting tengahnya kemudian diplester
17. Lepaskan klem
18. Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya,
kemudian membantu pasien dalam posisi yang
menyenangkan
19. Bereskan peralatan
20. Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada
tempatnya
21. Mencuci tangan
22. Dokumentasi / Menulis prosedur yang telah dilakukan
pada catatan keperawatan
8 Evaluasi 1. Apakah paru-paru tidak mengembang;
2. Apakah ada penyumbatan pada slang kerena ada darah
atau kotoran lain;
3. Keluhan pasien dan tanda-tanda vital, gejala cyanosis,
tanda-tanda pendarahan dan dada terasa tertekan
4. Apakah ada krepitasi pada kulit sekitar drain;
9 Edukasi Melatih pasien untuk bernafas dalam dan batuk
Menganjurkan pasien untuk sesering mungkin menarik nafas
dalam
10 Komplikasi 1. Laserasi, mencederai organ ( hepar, lien )
2. Perdarahan
3. Empisema subkutis.
4. Tube terlepas
5. Infeksi
6. Tube tersumbat.
7. Trauma paru
8. Bronkopleural fistula
11 Kendala Apabila selang tersumbat
1. No stripping dan milking karena dapat menyebabkan
tekanan intrathorax yang meningkat dan nyeri.
2. Tekanan intratorakal yang meningkat dapat
menyebabkan: Kerusakan membran paru,
Meningkatkan tekanan arteri pulmonal.
Mempengaruhi injection dari ventrikel
3. Apabila terjadi sumbatan, diluruskan selang dan
drainage system dan posisikan lebih rendah dari posisi
dada untuk memberikan gaya gravitasi yang
membantu sumbatan tersebut mengalir.
4. Bila tidak teratasi, sebaiknya laporkan ke dokter.
Apabila selang terlepas dari sambungannya, segera
tutup menggunakan kasa steril dan segera laporkan ke
dokter. Apabila bubbling bertambah.
5. Terlebih dahulu cek kondisi seluruh drainage system
untuk memastikan tidak ada kebocoran.
6. Cek lokasi insersi chest tube untuk mengetahui adanya
lubang atau terlepasnya jahitan yang membuat udara
masuk.
7. Apabila tidak ditemukan adanya kebocoran berarti
bahwa pneumothorax belum teratasi.
12 Indikasi 1. Produksi cairan , 50 cc/hr
pelepasan WSD 2. Bubbling sudah tidak ditemukan
3. Pernafasan pasien normal.
4. 1-3 hr post cardiac surgery
5. 2-6 hr post thoracic surgery
6. Pada thorax foto menunjukkan pengembangan paru
yang adekuat atau tidak adanya cairan atau udara pada
rongga intr pleura.
13 Edukasi saat Sebelum drain dicabut, pasien dianjurkan menerik nafas
pencabutan dalam, drian segera dicabut. Luka bekas drain ditutup dengan
kasa steril yang sudah diolesi vaselin steril, kemudian
diplester

DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne c. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal- Bedah Vol.1. Jakarta : EGC

Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai