Anda di halaman 1dari 7

ANALISA JURNAL EBN

“PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN SOSIALISASI TERHADAP


KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL
DI RSJ Prof. Dr. V. L. RATUMBUYSANG MANADO”

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh:

Dwi Jannati Syafitri (203203022)


Siti Hamida Alfiani (203203067)
Widi Lestari (203203078)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2020

Jl. Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman Yogyakarta


Telp (0274) 4342000
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA JURNAL EBN


“PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN SOSIALISASI TERHADAP
KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL
DI RSJ Prof. Dr. V. L. RATUMBUYSANG MANADO”

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Keperawatan Jiwa

Telah disetujui pada


Hari :
tanggal :

Pembimbing Akademik

(Rizqi Wahyu Hidayanti, M.Kep., Ns)


ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN

PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN SOSIALISASI TERHADAP


KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL

A. Latar Belakang
WHO (2013) menyatakan lebih dari 450 juta orang dewasa secara
global diperkirakan mengalami gangguan jiwa. Dari jumlah itu hanya
kurang dari separuh yang bisa mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan.
Menurut data kementerian Kesehatan tahun 2013 jumlah penderita
gangguan jiwa di Indonesia lebih dari 28 juta orang dengan kategori
gangguan jiwa ringan 14,3% dan 17% atau 1000 orang menderita
gangguan jiwa berat. Di banding rasio dunia yang hanya satu permil,
masyarakat Indonesia yang telah mengalami gangguan jiwa ringan sampai
berat telah mencapai 18,5% (Depkes RI, 2009).
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh
individu dan dipersepsikan orang lain sebagai kondisi yang negatif dan
mengancam. Kondisi isolasi sosial seseorang merupakan ketidakmampuan
klien dalam mengungkapkan perasaan klien yang dapat menimbulkan
klien mengungkapkan perasaannya dengan kekerasan. Perilaku kekerasan
merupakan respon destruktif individu terhadap stressor. Klien dengan
isolasi sosial tidak mempunyai kemampuan untuk bersosialisasi dan sulit
untuk mengungkapkan keinginan dan tidak mampu berkomunikasi dengan
baik sehingga klien tidak mampu mengungkapkan marah dengan cara
yang baik (Sukaesti, 2018).
B. Analisis Jurnal Keperawatan Jiwa
1. Judul Jurnal
Judul jurnal penelitian yang akan digunakan sebagai EBN yaitu
“Pengaruh Latihan Keterampilan Sosialisasi Terhadap Kemampuan
Berinteraksi Klien Isolasi Sosial di RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Manado”.
2. Tujuan Analisa Jurnal
a) Untuk mengetahui pengaruh latihan keterampilan sosialisasi
terhadap kemampuan berinteraksi klien isolasi sosial.
b) Untuk mengetahui apakah penelitian latihan keterampilan
sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi klien isolasi sosial di
Ruang Srikandi RSJ Grhasia Yogyakarta.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan/desain
penelitian pra eksperimental one group pre test dan post test.
4. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed
Rank menyatakan bahwa nilai signifikansi adalah 0,000 atau lebih
kecil dari nilai signifikasi 0,05 (0,000 < 0,005). Dari nilai diatas maka
dapat diambil kesimpulan yaitu H0 ditolak atau terdapat pengaruh
penerapan latihan sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi klien
isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Manado.
C. Pembahasan
1. Kesahihan Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan rancangan pra eksperimental
one group pre test dan post test. Pada desain penelitian ini, peneliti
hanya melakukan intervensi pada satu kelompok tanpa pembanding.
Efektifitas perlakuan dinilai dengan cara membandingkan nilai post
test dengan pre test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pasien isolasi sosial yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang Manado yang berjumlah 30 orang.Teknik pengambilan
sampel adalah total populasi yaitu mengambil keseluruhan populasi
untuk dijadikan sampel. Sampel pada penelitian ini adalah 30 sampel
pasien isolasi sosial.
Latihan keterampilan sosial berisi diskusi tentang penyebab
isolasi sosial, diskusi tentang keuntungan bersosialisasi dan kerugian
tidak bersosialisasi serta latihan-latihan berkenalan dengan satu orang
atau lebih dari satu orang. Klien melakukan latihan berkenalan dengan
satu orang atau lebih, kemudian dimasukkan ke dalam jadwal sebagai
bukti telah melakukan latihan berkenalan dengan klien lain di dalam
satu ruangan.
2. Kesahihan Hasil Penelitian
Peneliti melakukan penelitian tentang pengaruh latihan
keterampilan sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi klien
isolasi social didapatkan hasil sejalan dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Dewi Rahmadani Lubis (2011) di Ruang
Kamboja RSJ Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan dan Arni
Wiastuti (2011) di Rumah Sakit Ghrasia Provinsi DIY. Klien isolasi
sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado
sebelum dilakukan latihan keterampilan sosialisasi klien paling
banyak tidak mampu berinteraksi dan setelah dilakukan latihan
keterampilan sosialisasi banyak klien dinyatakan mampu berinteraksi.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon
Signed Rank menyatakan bahwa nilai signifikansi adalah 0,000 atau
lebih kecil dari nilai signifikasi 0,05 (0,000 < 0,005). Dari nilai diatas
maka dapat diambil kesimpulan yaitu H0 ditolak atau terdapat
pengaruh penerapan latihan sosialisasi terhadap kemampuan
berinteraksi klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang Manado.
3. Melihat Kesesuaian dengan Kondisi Klinik
Penerapan latihan sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi
dapat diaplikasikan pada klien dengan isolasi social. Hal ini
dikarenakan latihan sosialisasi mampu membina hubungan saling
percaya pada klien, menyadari penyebab isolasi sosial dan mampu
berinteraksi dengan orang lain. Membina hubungan saling percaya
dengan klien isolasi sosial kadang membutuhkan waktu yang lama
dan interaksi yang singkat serta sering karena tidak mudah bagi klien
untuk percaya pada orang lain. Oleh karena itu perawat harus
konsisten bersikap terapeutik terhadap klien. Untuk itu perawat dapat
melatih klien berinteraksi secara bertahap. Mungkin pada awalnya
klien hanya akan akrab dengan perawat, tetapi setelah itu perawat
harus membiasakan klien untuk dapat berinteraksi secara bertahap
dengan orang-orang disekitarnya.
D. Implikasi Keperawatan
Hasil dari penelitian jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh penerapan latihan keterampilan sosialisasi terhadap
kemampuan berinteraksi klien isolasi. Latihan keterampilan sosialisasi
yang dilakukan juga aman karena tidak memiliki efek samping yang
berbahaya bagi klien. Latihan tersebut memberikan keuntungan dengan
meningkatkan interaksi, ikatan aktivitas social seperti interaksi dengan
teman dan perawat, mengekspresikan perasaan kepada orang lain dan
perbaikan kualitas kerja. Latihan keterampilan sosial sangat berguna dalam
meningkatkan fungsi sosial pada pasien skizofrenia kronis karena pasien
dapat belajar dan melaksanakan keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk
hidup mandiri, belajar dan bekerja dalam komunitas tertentu. Hal tersebut
mendasari untuk dilakukan latihan keterampilan sosialisasi pada klien
isolasi sosial di ruang Srikandi di RSJ Grhasia Yogyakarta.
E. Daftar Pustaka
1. Sukaesti, D. 2018. “Sosial Skill Training pada Klien Isolasi Sosial”.
Jurnal Keperawatan. Vol. 6 No.1, Hal 19-24.
2. Berhimbong, E. Et al. 2016. “Pengaruh Latihan Keterampilan
Sosialisasi Terhadap Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial Di
Rsj Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado”. E-Journal Keperawatan
(EKP). Vol. 4 No. 1, Hal 1-7.

Anda mungkin juga menyukai