Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN JIWA

Nama : Sheilla Gabriela Leuwol


NIM : 2019054
Topik : Isolasi Sosial
Soal : Buatlah pembahasan singkat terkait jurnal yang anda pilih sesuai topik yang
diberikan

1. Jurnal 1
Judul dan tahun terbit jurnal : Peningkatan Kemampuan Interaksi Pada Pasien
Isolasi Sosial Dengan Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi 1-3 /
2020

Pembahasan hasil penelitian pada jurnal (200 kata) :


Penderita yang mengalami gangguan jiwa di RSJD Amino Gondohutomo Provinsi
Jawa Tengah pada tahun 2018-2019 adalah sebanyak 2557 orang yang diantaranya
terdapat penderita isolasi sosial 560 orang (21,9%). Kondisi diatas menggambarkan
prevalensi masalah kesehatan jiwa baik gangguan jiwa ringan sampai berat cukup
tinggi dan membutuhkan penanganan yang serius serta berkesinambungan. Kondisi
diatas menggambarkan prevalensi masalah kesehatan jiwa baik gangguan jiwa
ringan sampai berat cukup tinggi dan membutuhkan penanganan yang serius serta
berkesinambungan. Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain di sekitarnya. Terapi Aktivitas Kelompok sangat efektif mengubah
perilaku karena di dalam kelompok terjadi interaksi satu dengan yang lain dan
saling mempengaruhi. Penerapan TAKS sesi 1-3 dilakukan selama 3 hari, evaluasi
penerapan dilakukan setiap per sesi dan post-test dilakukan dihari keempat
penerapan. Sampel pada penerapan ini berjumlah 2 responden yang dipilih
menggunakan tekhnik random sampling yaitu pemilihan responden secara acak.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh TAKS sesi 1-3 terhadap
peningkatan kemampuan interaksi pada pasien menarik diri di RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. TAKS sesi 1-3 dapat meningkatkan
kemampuan interaksi pada pasien menarik diri di RSJD Dr.

Opini/pendapat penulis terkait hasil penelitian (200 kata):


Menurut saya setiap tahap-tahap TAK pasien wajib mendapatkan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi sesi 1 yakni (memperkenalkan diri) pasien dalam kategori
belum mampu untuk memperkenalkan dirinya dimana pasien tidak mampu untuk
menyebutkan nama lengkap, menyebutkan asal, dan menyebutkan hobi. 2 Pasien
mampu bersosialisasi dengan orang lain tanpa adanya rasa takut. 3 (berbicara)
semua pasien masuk dalam kategori belum mampu untuk bebicara dengan anggota
kelompok maupun orang lain. diketahui bahwa setelah pasien mengikuti terapi
aktivitas kelompok sosialisasi ke 3 sesi ini, pasien mengalami peningkatan dalam
kemampuan berbicara serta berinteraksi dengan orang lain dengan jumlah nilai 10.
Keluarga juga berperan dalam menentukan cara atau asuhan yang diperlukan di
rumah. Tujuan diberikannya asuhan keperawatan kepada keluarga adalah agar
keluarga pasien dapat merawat pasien di rumah dan menjadi system pendukung
yang efektif untuk pasien. Keberhasilan perawat dirumah sakit dapat sia-sia jika
tidak diteruskan di rumah yang kemudian mengakibatkan pasien harus dirawat
kembali. Maka dari itu kemampuan komunikasi pasien akan meningkat dan hal ini
akan meningkatkan kemampuan interaksi keluarga dan pasien. Dari segi psikologi
komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal,
makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya makin cermat persepsinya
tentang orang lain dan persepsi dirinya sehingga makin efektif komunikasi yang
berlangsung diantara komunikan.

2. Jurnal 2
Judul dan tahun terbit jurnal: Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Isolasi Sosial /
2022

Pembahasan hasil penelitian pada jurnal (200 kata): Skizofrenia adalah salah
satu diagnosa medis gangguan jiwa berat dan sering terjadi di Indonesia. salah satu
faktor pasien skizofrenia mengalami gangguan fungsi sosial, isolasi sosial atau
menarik diri. Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang di alami oleh individu
sebagai kondisi yang negatif dan mengancam, kondisi ini merupakan
ketidakmampuan dalam mengungkapkan perasaan. Desain penelitian menggunakan
case study dengan pendekatan proses keperawatan. Tehnik pengambilan sampling
yang digunakan adalah convenience sampling. Sampel pada penelitian ini adalah
Tn. S Usia 33 tahun. Penelitian dilakukan di lingkungan rusun korem 051
jatiwarna, Bekasi pada tanggal 28 September 2021 sampai 01 Oktober 2021.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
Instrumen penelitian adalah format asuhan keperawatan Jiwa. Setelah dilakukan
asuhan keperawatan selama 4 hari dari tanggal 28 September 2021 sampai 01
Oktober 2021 didapatkan hasil klien mampu mengenal penyebab isolasi sosial,
keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain,
melatih berkenalan secara bertahap Kerja sama antar warga rusun dan
klien/keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan klien,
komunikasi terapeutik dapat mendorong klien lebih kooperatif, pemanfaatan waktu
secara optimal dan dukungan keluarga sangat penting dalam proses keperawatan
klien dengan isolasi sosial menarik diri. Strategi Pelaksanaan 4 (SP4): megajarkan
klien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan 3-5 orang (kelompok). Pada
SP4 klien harus latihan dengan 4-5 orang dalam satu hari sambil melakukan 2
kegiatan harian.

Opini/pendapat penulis terkait hasil penelitian (200 kata): Dalam kasus ini
penulis menggunakan evaluasi hasil sumatif serta menggunakan pendekatan SOAP
karena evaluasi hasil sumatif dilakukan pada akhir tindakan perawatan klien dan
SOAP terdiri dari respon subjektif, respon objektif, analisi dan perencanaan.
Evaluasi ini dilakukan setiap hari setelah interaksi dengan Tn.S. Evaluasi yang
penulis dapatkan dalam tercapainya strategi pelaksanaan pertama yang dilakukan
pada tanggal 28 September 2021 adalah Tn. S mampu membina hubungan saling
percaya dengan perawat, mengenali penyebab isolasi sosial menarik diri,
menyebutkan keuntungan berhubungan dan tidak berhubugan dengan orang lain.
Setidaknya Tn. S mampu untuk dilatih cara berkenalan. Respon tersebut sesuai
dengan kriteria evaluasi pada perencanaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa
strategi pelaksanaan pertama pada Tn. S berhasil. Evaluasi strategi pelaksanaan
kedua yang dilakukan Tn .S mampu untuk mengulangi strategi pelaksanaan
pertama dan mampu berkenalan dengan seorang perawat diruangan. Respon
tersebut sesuai dengan kriteria evaluasi pada perencanaan, sehingga dapat diambil
kesimpulan strategi pelaksanaan kedua Tn. S berhasil. Studi kasus ini diperlihatkan
tindakan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn.S sampai pada
strategi pelaksanaan ketiga serta Tn.S klien mampu membina hubungan saling
percaya dengan perawat, mengenal penyebab isolasi sosial menarik diri,
menyebutkan keuntungan berhubungan dan tidak berhubungan dengan orang lain,
mampu untuk dilatih cara berkenalan, mampu berkenalan dengan seorang perawat
di ruangan namun belum maksimal berkenalan dengan klien lain karena Tn.S
merasa malu dan menolak tanpa memberikan alasan yang lain.

3. Jurnal 3

Judul dan tahun terbit jurnal: Pengaruh latihan keterampilan sosialisasi terhadap
kemampuan berinteraksi klien isolasi sosial di rskj soeprapto provinsi bengkulu /
2020

Pembahasan hasil penelitian pada jurnal (200 kata) : Isolasi sosial merupakan
keadaan ketika seorang individu mangalami penurunan atau bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Latihan keterampilan
sosial diberikan pada pasien dengan gangguan isolasi sosial untuk melatih
keterampilan dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan lingkungannya
secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh latihan
keterampilan sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi klien isolasi sosial di
RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
pengaruh latihan keterampilan sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi klien
isolasi sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu. ada pengaruh latihan
keterampilan sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi klien skizofrenia yang
mengalami isolasi sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi. Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pre experimental dengan rancangan one group pretest
posttest. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh klien skizofrenia yang
mengalami isolasi sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu pada bulan Juni-
Juli 2019. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling sebanyak 20
orang. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil observasi
langsung pada klien isolasi sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu. Analisis
data dilakukan secara univariatdanbivariat. Hasil penelitian didapatkan: Dari 20
orang pasien sebelum latihan keterampilan sosialisasi didapatkan 12 orang (60,0%)
dengan kemampuan interaksi kurang dan 8 orang (40,0%) dengan kemampuan
interaksi sedang; Dari 20 orang pasien setelah latihan keterampilan sosialisasi
didapatkan 4 orang (20,0%) dengan kemampuan interaksi kurang, 15 orang
(75,0%) dengan kemampuan interaksi sedang dan 1 orang.

Opini/pendapat penulis terkait hasil penelitian (200 kata):


Responden diajarkan untuk mampu memperkenalkan diri dengan cara menyebutkan
nama, hobi dan juga asalnya. Berharap responden yang sebelumnya tidak mau
berbicara perlahan-lahan mengikuti apa yang telah diajarkan oleh terapi, dan mau
memperkenalkan diri meskipun dengan bantuan. Hal inilah yang akan membuat
pasien merasa percaya diri dengan apa yang telah mereka ungkapkan, pasien belajar
berinteraksi dengan keberanian yang mereka dapatkan selama berada dalam
kelompok terapi. Jika yang dilakukan peneliti kemampuan responden yang tidak
berubah dalam berinteraksi sosial sebelum diberikan latihan keterampilan
sosialisasi, itu tidak mendesmonstrasikan cara berkenalan, pasien pasif atau diam
pada saat kembali lagi ke ruangangan, sehingga apa yang telah diajarkan dan
dipraktekkan saat kegiatan latihan tidak diterapkan saat kembali ke ruangan.
Ada kalanya upaya tindakan keperawatan tersebut bertujuan untuk melatih klien
melakukan interksi sosial sehingga klien merasa nyaman ketika berhubungan
dengan orang lain. Latihan keterampilan sosial diberikan pada pasien dengan
gangguan isolasi sosial untuk melatih keterampilan dalam menjalin hubungan
dengan orang lain dan lingkungannya secara optimal bertujuan untuk mengajarkan
kemampuan berinteraksi seseorang dengan orang lain. Berharap hasil penelitian ini
kepada seluruh perawat untuk tetap melaksanakan latihan keterampilan sosialisasi
tersebut kepada Pasien yang mengalami isolasi sosial supaya mempunyai perilaku
yang baik terutama kemampuan berinteraksi.
Peningkatan Kemampuan Interaksi Pada Pasien Isolasi Sosial Dengan
Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi 1-3

Suwarni1, Desi Ariyana Rahayu2


1,2 Program
Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Penderita yang mengalami gangguan jiwa di RSJD Amino Gondohutomo
 Submit 27 Februari 2020 Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018-2019 adalah sebanyak 2557 orang yang
 Diterima 4 Mei 2020 diantaranya terdapat penderita isolasi sosial 560 orang (21,9%). Kondisi diatas
menggambarkan prevalensi masalah kesehatan jiwa baik gangguan jiwa ringan
Kata kunci: sampai berat cukup tinggi dan membutuhkan penanganan yang serius serta
Terapi Aktivitas Kelompok berkesinambungan. Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu
Sosialisasi, Kemampuan mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
Interaksi Komunikasi, Isolasi dengan orang lain di sekitarnya. Terapi Aktivitas Kelompok sangat efektif
Sosial mengubah perilaku karena di dalam kelompok terjadi interaksi satu dengan
yang lain dan saling mempengaruhi. Penerapan TAKS sesi 1-3 dilakukan
selama 3 hari, evaluasi penerapan dilakukan setiap per sesi dan post-test
dilakukan dihari keempat penerapan. Sampel pada penerapan ini berjumlah 2
responden yang dipilih menggunakan tekhnik random sampling yaitu pemilihan
responden secara acak. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh TAKS
sesi 1-3 terhadap peningkatan kemampuan interaksi pada pasien menarik diri di
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. TAKS sesi 1-3 dapat
meningkatkan kemampuan interaksi pada pasien menarik diri di RSJD Dr.
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.

Abstract
Patients with mental disorders at the Amino Gondohutomo Hospital in Central
Java Province in 2018-2019 were 2557 people, of whom there were 560 people
with social isolation (21.9%). The above conditions illustrate the prevalence of
mental health problems, both mild to severe mental disorders, which are quite
high and require serious and ongoing treatment. Social isolation is a condition in
which an individual experiences a decline or is not even able to interact with other
people around him at all. Group Activity Therapy is very effective in changing
behavior because within the group there is interaction with one another and
influence each other. The implementation of TAKS sessions 1-3 is carried out for
3 days, the implementation evaluation is carried out each session and the post-test
is carried out on the fourth day of implementation. The sample for this application
was 2 respondents who were selected using a random sampling technique, namely
the selection of respondents randomly. The results showed that there was an effect
of TAKS sessions 1-3 on increasing interaction skills in withdrawing patients at
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Central Java Province. TAKS sessions 1-3 can
improve interaction skills in withdrawal patients at RSJD Dr.
OAJJHS
Vol. 01, No. 04, April 2022

P-ISSN 2798-2033, E-ISSN 2798-1959

Case Study

Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Isolasi Sosial

Aisyah Safitri1, Marisca Agustina2, Hari Ghanesia3


Jl.Harapan 50 Gd.HZ Lenteng Agung
(STIKes Indonesia Maju, Departemen Keperawatan, Indonesia)
Email Correspondent: aisyirfan12@gmail.com1

Abstrak

Editor: Yarwin Yari Latar Belakang: Skizofrenia adalah salah satu diagnosa
Diterima: 26/10/2021 medis gangguan jiwa berat dan sering terjadi di
Direview: 25/04/2022 Indonesia. salah satu faktor pasien skizofrenia mengalami
Publish: 28/04/2022 gangguan fungsi sosial, isolasi sosial atau menarik diri.
Available Article: (doi) Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang di alami
oleh individu sebagai kondisi yang negatif dan
Hak Cipta: mengancam, kondisi ini merupakan ketidakmampuan
©2022 Artikel ini memiliki akses dalam mengungkapkan perasaan.
terbuka dan dapat didistribusikan Metode: Desain penelitian menggunakan case study
berdasarkan ketentuan Lisensi Atribusi dengan pendekatan proses keperawatan. Tehnik
Creative Commons, yang pengambilan sampling yang digunakan adalah
memungkinkan peng-gunaan, convenience sampling. Sampel pada penelitian ini adalah
distribusi, dan reproduksi yang tidak Tn. S Usia 33 tahun. Penelitian dilakukan di lingkungan
dibatasi dalam media apa pun, asalkan rusun korem 051 jatiwarna, Bekasi pada tanggal 28
nama penulis dan sumber asli September 2021 sampai 01 Oktober 2021. Pengumpulan
disertakan. Karya ini dilisensikan di data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi
bawah Lisensi Creative Commons dokumentasi. Instrumen penelitian adalah format asuhan
Attribution-Share Alike 4.0 keperawatan Jiwa.
Internasional. Hasil: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4
hari dari tanggal 28 September 2021 sampai 01 Oktober
2021 didapatkan hasil klien mampu mengenal penyebab
isolasi sosial, keuntungan berhubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain, melatih berkenalan secara
bertahap
Kesimpulan: Kerja sama antar warga rusun dan
klien/keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan
asuhan keperawatan klien, komunikasi terapeutik dapat
mendorong klien lebih kooperatif, pemanfaatan waktu
secara optimal dan dukungan keluarga sangat penting
dalam proses keperawatan klien dengan isolasi sosial
menarik diri.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Isolasi Sosial,


Menarik Diri
Bali Health Published Journal Vol.2 No.1 Juni 2020
P-ISSN: 2656-7318; E-ISSN:2685-0672

PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN


SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN
BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI
RSKJ SOEPRAPTO PROVINSI BENGKULU

Ade Herman Surya Direja1, Deni Ricardo2, Buyung Keraman 3

1,2,3Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Tri Mandiri Sakti

Bengkulu Korespondensi: adehermansuryadireja@gmail.com

ABSTRACT

Background: Social isolation is a condition when an individual experiences a


decline or even is completely unable to interact with other people around him. In
overcoming the problem of interaction disorders in psychiatric patients, especially
patients with social isolation, nursing care efforts can be aimed at training clients
to do social interactions so that clients feel comfortable when dealing with others.
The aims of this study was to determine Effect of Socialization Skills Training to
interaction Ability of Social Isolation Clients in RSKJ Soeprapto Bengkulu
Province. Methods: This study using pre experimental with one group pretest
posttest design. Population of this study were all schizophernia patinents who
experience social isolation in RSKJ Soeprapto Bengkulu Province in June-July
2019. The sample in this study uses a total sampling with the amount of 20
people. This study uses perimer data obtained from direct observations on social
isolation clients in RSKJ Soeprapto Bengkulu Province. Results: Data analysis
were performed univarite and bivariate. The results of this study showed: (1)
From 20 patients before Socislization Skills Training found 12 people (60.0%)
with poor interaction skills and 8 people (40.0%) with moderate interaction skills;
(2) from 20 patients after socialization skills training, there were 4 people (20.0%)
with less interaction ability, 15 people (75.0%) with moderate interaction skills
and 1 person (5.0%) with good interaction skills ; (3) Wilcoxon Match Pair Test
results obtained Z value = 3.421 with p = 0.001 <0.05 means significant, so that
Ho is rejected and Ha is accepted. Conclusion: It was concluded that there was an
influence of socialization skills training on the ability to interact with
schizophrenic clients who experienced social isolation at the Soeprapto Provincial
Hospital.

Keywords: Socialization Skills Training, Interaction Ability, Skizofrenia

44
Bali Health Published Journal

ABSTRAK

Latar belakang: Isolasi sosial merupakan keadaan ketika seorang individu


mangalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain di sekitarnya. Latihan keterampilan sosial diberikan pada pasien dengan
gangguan isolasi sosial untuk melatih keterampilan dalam menjalin hubungan
dengan orang lain dan lingkungannya secara optimal. Penelitian ini bertujuan
untuk mempelajari pengaruh latihan keterampilan sosialisasi terhadap kemampuan
berinteraksi klien isolasi sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu. Metode:
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental dengan
rancangan one group pretest posttest. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
klien skizofrenia yang mengalami isolasi sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi
Bengkulu pada bulan Juni-Juli 2019. Sampel dalam penelitian ini menggunakan
Total Sampling sebanyak 20 orang. Penelitian ini menggunakan data primer yang
diperoleh dari hasil observasi langsung pada klien isolasi sosial di RSKJ
Soeprapto Provinsi Bengkulu. Hasil: Analisis data dilakukan secara
univariatdanbivariat. Hasil penelitian didapatkan: Dari 20 orang pasien sebelum
latihan keterampilan sosialisasi didapatkan 12 orang (60,0%) dengan kemampuan
interaksi kurang dan 8 orang (40,0%) dengan kemampuan interaksi sedang; Dari
20 orang pasien setelah latihan keterampilan sosialisasi didapatkan 4 orang
(20,0%) dengan kemampuan interaksi kurang, 15 orang (75,0%) dengan
kemampuan interaksi sedang dan 1 orang (5,0%) dengan kemampuan interaksi
baik; Hasil uji Wilcoxon Match Pair Test didapat nilai Z= 3,421 dengan
p=0,001<0,05 berarti signifikan, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Simpulan: ada pengaruh latihan keterampilan sosialisasi terhadap kemampuan
berinteraksi klien skizofrenia yang mengalami isolasi sosial di RSKJ Soeprapto
Provinsi.

Kata Kunci: Latihan Keterampilan Sosialisasi, Kemampuan Berinteraksi,


Skizofrenia

45
Bali Health Published Journal

46

Anda mungkin juga menyukai