Tingkat IIIB
Pertanyaan :
Jawaban :
Pelaksanaan peningkatan mutu di rumah sakit masih kurang memuaskan. Masalah ini
disebabkan salah satunya adalah dengan belum terlaksana dengan baik pelaksanaan audit
keperawatan oleh komite keperawatan. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi
pelaksanaan audit mutu profesi keperawatan di Rumah Sakit A, Jakarta Barat. Metode yang
digunakan adalah pilot study pada ruangan keperawatan dengan pelibatan dari perawat
manajer dan perawat klinis sebanyak 140 perawat. Dimulai dari tahap pengkajian,
wawancara, observasi, penyebaran kuesioner dan focus group disscussion, dan analisis
fishbone dengan ditemukan masalah bahwa audit profesi keperawatan yang menjadi tugas
subkomite keperawatan berpotensi di tingkatkan. Implementasi yang dilakukan adalah
pembuatan pedoman, tim auditor, tools audit dan pelaksanaan audit keperawatan. Hasil:
Pelaksanaan audit telah dilaksanakan dengan penentuan topic adalah serah terima antar
shift. Belum optimalnya pelaksanaan serah terima antar shift menjadi hasil dari pelaksanaan
audit keperawatan. Kesimpulan telah terlaksananya penyusunan pedoman audit mutu
keperawatan di RS A, terbentuknya tim auditor dan telah tersusunnya tools dalam
pelaksanaan audit keperawatan. Telah dilakukan pelaksanaan audit mutu profesi
keperawatan dengan topik serah terima antar shift dan hasilnya bahwa serah terima antar
shift berpotensi untuk dioptimalkan. Rekomendasi pengesahan pedoman audit keperawatan,
pelaksanaan audit keperawatan dengan topik sesuai dengan kebutuhan komite
keperawatan dan re-audit secara berkala. Dukungan dan komitmen dari setiap staf
manajerial serta adanya kepedulian dan komitmen dari perawat klinis dapat membangun
perubahan bagi rumah sakit.
2. Implementasi dan Prosedur Hand Over oleh PPJA untuk Memberikan Mutu
Layanan dan Keamanan Pasien
Inovasi tentang implementasi dari Hand Over oleh PPJA di Ruang St Magdalena dan St
Anna Rumah Sakit Panti Nirmala ini adalah merupakan suatu komitmen yang diharapkan
dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas handover selama pasien dalam
masa perawatan. Kompetensi seorang PPJA sangat menentukan dalam mengkoordinasikan
setiap kegiatan handover yang dilakukan selama pasien dirawat. Sosialisasi terkait inovasi
Implementasi Pelaksanaan Hand over oleh PPJA di Runag St Magdalena dan St Anna
dihadiri oleh Direktur Pelayanan, Komite Keperawatan, Kasi ASKEP, Para Kepala Unit,
Perawat Supervisi dan perawat St Magdalena dan St Anna Rumah Sakit Panti Nirmala
Malang, inovasi Implementasi Pelaksanaan Hand Over Oleh PPJA” disampaikan secara
detail guna memberikan pemahaman kepada para pemangku kebijakan Pelaksanaan
implementasi Hand Over oleh PPJA ini sangat positif karena dampak dari implementasi ini
sangat bermanfaat terhadap mutu dan safety pada pasien, sehingga dengan demikian
cakupan pelayanan keperawatan dengan pelaksanaan handover yang bermutu terdapat
hubungan kompetensi PPJA, baik aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap,
dan aspek clinical judgment dengan kualitas handover pasien.
3. Hubungan supervisi dengan penerapan budaya keselamatan pasien di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit XX
Upaya penerapan budaya keselamatan pasien bagi perawat pelaksana memerlukan peran
supervisi untuk mewujudkan keselamatan pasien dalam pelayanan keperawatan di rumah
sakit.
Tujuan:
Metode:
Penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif dan pendekatan cross sectional.
Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling sebanyak 48 perawat. Alat pengumpulan
data berupa kuesioner. Penelitian ini menggunakan analisa univariat dan bivariat.
Hasil: