mumtazanasution@gmail.com
LATAR BELAKANG
Pengkajian keperawatan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam
menggali permasalahan dari klien secara sistematis, meyeluruh, akurat, singkat, dan
berkesinanbungan (Muttaqin, 2012). Perawat perlu membekali diri dengan pengetahuan dan
keterampilan yang optimal di dalam melakukan pengkajian keperawatan agar pelaksanaan
pengkajian dapat lebih sistematis dan analisis yang dilakukan dapat lebih tergali secara
menyeluruh sehingga perawat dapat mengetahui semua permasalahan klien. Pengkajian
keperawatan secara umum terdiri atas anamnesis dan pemeriksaan fisik. Keahlian dalam
melakukan observasi, komunikasi, wawancara dan pemeriksaan fisik sangat penting untuk
mewujudkan fase pengkajian keperawatan yang akurat.
Pengumpulan data yang tidak akurat akan dapat menyebabkan identifikasi kebutuhan
perawatan klien yang tidak tepat dan akibatnya diagnosa keperawatan yang dibuat menjadi
tidak akurat, dan tidak lengkap. Tak hanya itu, pada proses keperawatan selanjutnya seperti
perencanaan, implementasi, dan evaluasi pun akan terpengaruh jika fase pengkajian yang
dilakukan tidak akurat karena proses keperawatan adalah suatu proses yang
berkesinambungan dan saling berpengaruh. Diagnosa yang dibuat tidak lengkap dan akurat
akan mengakibatkan kesalahan pada pelaksanaan asuhan keperawatan yang mengancam
keselamatan pasien. Komponen pengkajian keperawatan secara komprehensif yang
dilaksanakan perawat secara umum meliputi anamnesis pada klien, keluarga, pemeriksaan
kesehatan, pengkajian pemeriksaan diagnosik serta pengkajian penatalaksanaan medis.
Pengkajian merupakan kunci membuat keputusan klinis, mengetahui keadaan pasien, serta
masalah pasien.
METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan pendekatan studi pustaka.
Data-data diperoleh dari literasi berbagai sumber seperti buku dan jurnal-jurnal. Data-data
yang terkumpul kemudian dibandingkan dan di analisis. Analisis ini dilakukan dengan cara
menemukan pengaruh dari penerapan standar proses keperawatan dan pengaplikasian
pengkajian yang tepat dan akurat yang dilakukan perawat di rumah sakit. Setelah analisa
dilakukan, tiap-tiap sumber akan dilihat perbedaannya dan akan diambil suatu hasil. Hasil
dari perbandingan dan analisis tersebut disatukan dengan pengetahuan yang dimiliki penulis
lalu diperolehlah suatu pembahasan yang terstruktur.
HASIL
Hasil dari perbandingan dan analisis dari berbagai literatur seperti buku dan jurnal,
diperoleh hasil bahwa di dapatkan pelaksanaan pengkajian yang tidak akurat dan lengkap
yang masih banyak ditemukan di berbagai rumah sakit. Institusi seperti rumah sakit harus
menerapkan proses keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang telah
ditetapkan oleh Depkes RI melebihi syarat angka pencapaian, yakni minimal 71%
Tetapi di beberapa rumah sakit juga di temukan bahwa penerapan proses keperawatan
mulai tahap pengkajian sampai evaluasi sudah dilakukan dengan benar dan tepat oleh
perawat sesuai dengan standar. Menurut Syaiin (2008), Kinerja perawat yang berhasil dapat
dinilai dari ungkapan rasa lega atau senang pasien karena kebutuhannya terpenuhi.
Pengaruh dari pengkajian keperawatan yang tidak lengkap oleh perawat dapat
berakibat pada tidak munculnya rencana asuhan keperawatan dan asuhan keperawatan yang
tidak berkualitas. Perawat melakukan tindakan non keperawatan dan hal ini berakibat
pemborosan waktu karena tidak bekerja sesuai dengan profesi keperawatan. Apabila terjadi
ketidaklengkapan dalam pengkajian dan ketidaktepatannya pengkajian akan berdampak pada
ketidaktepatan diagnosis yang ditegakkan, selanjutnya rencana intervensi tidak sesuai bahkan
dapat mengancam keselamatan pasien. Asuhan keperawatan adalah asuhan professional,
perawat harus melakukan secara baik yaitu secara kode etik dan benar sesuai standar praktik
dan standar asuhan keperawatan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit.
PEMBAHASAN
B. Pengertian Pengkajian
Pada tahapan pengkajian digunakan formulir pengkajian yang ada pada tiap-tiap
rumah sakit. Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan, proses sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber, mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan.
Data bisa dikelompokkan menjadi data dasar dan data fokus. Data dasar merupakan
kumpulan data tentang status kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan dan
keperawatan terhadap dirinya sendiri, hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lain
Contohnya seperti biodata pasien, diagnosa medis, riwayat kesehatan, pola pemenuhan
kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
Sedangkan data fokus adalah data tentang perubahan atau respon klien terhadap
kesehatan dan masalah kesehatan dan hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan
kepada klien. Contoh fokus pengkajian keperawatan, yaitu:
1. Respon klien terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan kebutuhan dasar
manusia
2. Penyusunan data sebagai indikator untuk mendukung diagnosa keperawatan
Data obyektif : adalah data yang kita dapatkan dari pasien yang terukur bisa didapat
berdasar observasi dan pemeriksaan langsung maupun menggunakan alat. Contoh hasil
pemeriksaan Tensi : 120/80 mmHg, hasil Laboratorium Hb : 8 gr%. Konjungtiva : anemis
Data subyektif : adalah data yang didapatkan berdasarkan keluhan pasien dan bersifat
subyektif contoh : pasien mengeluh pusing, mata berkunang kunang
Agar diagnosa keperawatan tepat dan benar, maka karakteristik data harus : lengkap,
akurat, nyata dan relevan. Sumber data pengkajian adalah Klien, Orang terdekat, Catatan
klien , Riwayat penyakit, konsultasi Hasil pemeriksaan diagnostik, Catatan medis dan
anggota tim kesehatan lain, maupun dari perawat lain.
Formulir pengkajian tiap rumah sakit dapat berbeda, tetapi tujuannya tetaplah sama,
oleh karena itu perawat harus menggunakan formulir pengkajian sesuai dengan tempat
bekerja. Chek apakah Format pengkajian di ruang atau tempat bekerja sudah meliputi aspek-
aspek identitas pasien, alasan masuk, factor predisposisi, fisik, psikososial, status mental,
kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan,
pengetahuan, dan aspek medik. Format pengkajian dibuat dengan tujuan agar semua data
relevan tentang masalah pasien saat ini, yang lampau, atau yang potensial didapatkan
sehingga diperoleh suatu data dasar yang lengkap.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Perawat harus menerapkan proses keperawatan dengan benar sesuai dengan standar
yang ditetapkan dan dapat menjamin setiap orang yang berkunjung di Rumah sakit akan
merasa puas dengan pelayanan keperawatan yang diberikan.
b. Saran
Achmadi, L., Pondaag, L., Babakal, A. (2015). Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat
Dalam Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di ruangan Rawat Inap Interna
RSUD Datoe Bhinangkang. E-Journal Keperawatan, 3(3).
Anggeria, E., Maria. (2018). Hubungan Supervisi Dengan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Di Ruang Rawat Inap Lantai 10 Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan Tahun
2017. Jurnal JUMANTIK, 3(2), 78-97.
Ivo, G., Manik, M., Simamora, O. (2018). Pengalaman Perawat Dalam Melakukan
Pengkajian Pasien Baru Di Satu Rumah Sakit Swasta Di Indonesia Bagian Barat.
Nursing Current, 6(1), 24-33.
Kartikasari, F., Yani, A., Azidin,Y. (2020). Pengaruh Pelatihan Pengkajian Komprehensif
Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Perawat Mengkaji Kebutuhan Klien Di
Puskesmas. Jurnal Keperawatan Suaka Insan, 5(1), 79-89.
Koerniawan, D., Daeli, N., E., Srimiyati. (2020). Aplikasi Standar Proses Keperawatan:
Diagnosis, Outcome, Dan Intervensi Pada Asuhan Keperawatan. Jurnal Keperawatan
Silampari, 3(2), 739-751.
Mugianti, Sri. (2016). Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan. Jakarta:
Pusdik SDM Kesehatan.
Nogo, Antonio. (2014). Kinerja Perawat Dalam Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit Umum Daerah Naibot Kabupaten Kupang. Jurnal Penelitan, 18(1), 62-
66.
Terok, M., Sumarauw, H., Onseng, S., L. (2015). Hubungan Kinerja Perawat Pelaksana
Dengan Penerapan Proses Keperawatan Di Irina C Blu RSUP Prof Dr.R.D.Kandou
Manado. JUIPERDO, 4(1), 55-56.
Yeni, Fitra. (2014). Pengaruh Pelatihan Proses Keperawatan Terhadap Dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Puskesmas Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat. Ners Jurnal
Keperawatan, 10(1), 20-27.