Anda di halaman 1dari 11

Manfaat Pengkajian dalam Proses Keperawatan

Tasya Salsabila

tasyadwimi@gmail.com

Latar Belakang

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dan berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. PelayananPelayanan keperawatan profesional yang
berdasarkan ilmu pengetahuan mempunyai proses keperawatan yaitu suatu asuhan keperawatan
sebagai metode ilmiah penyelesaian masalah keperawatan pasien untuk meningkatkan pasien yang
harus didokumentasikan.

Rumah Sakit merupakan tempat rujukan medis dan kesehatan serta merupakan institusi
yang padat ilmu, padat modal, padat karya dan padat teknologi, tempat berbagai profesi bekerja
sama, seyogyanya menjadi pusat informasi bagi pasien dan masyarakat pada umumnya, sekaligus
bagi pusat kesehatan sendiri.

Tenaga perawat yang merupakan “The Carring Profession” mempunyai kedudukan


penting dalam menghasilkan kualitas layanan kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang
diberikan berdasarkan pendekatan bio posko sosial spiritual merupakan pelayanan yang unik
dilaksanakan selama 24 jam dan perut kesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding
pelayanan lainnya.

Ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya ketidak lengkapan dokumentasi
pengkajian keperawatan adalah: 1) karakteristik perawat pelaksana didominasi oleh perawat yang
berumur muda yang belum lama memiliki pengalaman kerja, 2) pengkajian, diagnosis, dan
perencanaan keperawatan semestinya dilakukan oleh ketua tim yang mempunyai kompetensi baik
dalam hal proses asuhan keperawatan akan tetapi di ruang rawat inap non intensif Rumah Sakit
pengkajian sampai evaluasi dilakukan oleh semua perawat walaupun perawat itu masih miskin
pengalaman, 3) supervisi terhadap dokumentasi pengkajian oleh atasan langsung tidak maksimal
dilakukan yang ditunjukkan dengan tidak adanya bukti dokumen dimaksud telah disupervisi
(seperti paraf, komentar, ataupun jenis koreksi lainnya), 4) pelatihan tentang sistem dokumentasi
ini tidak pernah dilakukan dalam sekitar 5 tahun terakhir ini, 5) baik uraian tugas perawat
pelaksana maupun ketua tim tidak menyebutkan secara rinci perintah atau petunjuk tentang
bagaimana membuat dokumentasi Asuhan Keperawatan yang baik dan benar, 6) audit
keperawatan yang berkaitan dengan dokumentasi proses asuhan keperawatan tidak pernah
dilakukan dalam 2 tahun terakhir ini.

Diagnosis keperawatan merupakan hasil akhir dari pengkajian yang dirumuskan atas dasar
interpretasi data yang tersedia. diagnosis keperawatan menggambarkan respon manusia pada diri
pasien terhadap perubahan-perubahan dalam dimensi biopsikososial spiritual. diagnosis
keperawatan dapat mengkomunikasikan kepada rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya,
gimana perawatan yang diberikan perawat kepada pasien berfokus pada kebutuhan individual
pasien. Sebuah diagnosis keperawatan dapat berupa masalah kesehatan yang bersifat aktual yang
secara klinis jelas atau masalah kesehatan potensial di mana faktor-faktor risiko dapat mengancam
kesehatan pasien secara umum. kedua jenis diagnosis keperawatan tersebut harus diintervensi
untuk memecahkan masalah atau mengurangi atau mencegah timbulnya masalah.

Diagnosis keperawatan dibuat berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat
sesuai dengan apa yang tertuang pada format pengkajian. diagnosis keperawatan aktual adalah
diagnosis keperawatan yang menjelaskan masalah nyata yang ada pada saat pengkajian dilakukan.

Metode

Metode yang digunakan pada kajian ini adalah dengan menganalisis dari berbagai sumber
bacaan. Metode yang digunakan pengkajian ini dengan mengumpulkan informasi dari berbagai
referensi termasuk didalamnya hasil-hasil penelitian.

Referensi yang saya ambil dari jurnal online, tesis delapan tahun belakangan ini yang
mengarah pada topik Manfaat Pengkajian dalam Proses Keperawatan dan pengerjaannya dengan
cara membandingkan artikel satu dengan artikel yang lain.

Hasil

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan kegiatan


pengumpulan data, memfasilitasi data pengorganisasian data dan mencatat data yang diperoleh.
Langkah ini merupakan dasar untuk perumusan diagnosis keperawatan dan mengembangkan
rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien serta melakukan implementasi keperawatan.

Keperawatan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Keperawatan adalah ilmu yang berkenaan dengan masalah masalah
fisik, psikologis, sosiologis, budaya dan spiritual dari individu.

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses suatu
pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan klien.

Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses profesionalisasi yaitu
terjadinya suatu perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai tuntutan secara global dan
lokal. Untuk mewujudkannya maka perawat harus mampu memberikan asuhan keperawatan
secara profesional kepada klien. salah satu bukti Asuhan Keperawatan yang profesional tercermin
dalam pendokumentasian proses keperawatan.

Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam kelangsungan hidup pasien dan aspek
aspek pemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatannya. Menurut Shore, untuk
sampai pada hal ini, profesi keperawatan telah mengidentifikasi proses pemecahan masalah yang
“menggabungkan elemen yang paling diinginkan dari seni Keperawatan dengan elemen yang
paling relevan dari sistem teori, dengan menggunakan metode ilmiah”. proses keperawatan ini
diperkenalkan pada tahun 1950 an sebagai proses yang terdiri atas tiga tahap: pengkajian,
perencanaan dan evaluasi yang didasarkan pada metode ilmiah pengamatan, pengukuran,
pengumpulan data dan penganalisaan temuan.

Kajian selama bertahun-tahun, penggunaan dan perbaikan telah mengarahkan perawat


pada pengembangan, proses keperawatan menjadi lima langkah yang konkret (pengkajian,
identifikasi masalah, perencanaan, implementasi dan evaluasi) yang memberikan metode efisien
tentang pengorganisasian proses berpikir untuk pembuatan keputusan klinis.

Tahap diagnosa adalah tahap pengambilan keputusan pada proses keperawatan yang
meliputi identifikasi apakah masalah klien dapat dihilangkan, dikurangi atau diubah melalui
tindakan keperawatan.
Kriteria proses keperawatan meliputi: proses diagnosa terdiri dari atas analisis,
interprestasi data, identifikasi masalah, klien dan perumusan diagnosis keperawatan, diagnosa
keperawatan terdiri dari atas masalah, penyebab, tanda atau gejala, atau terdiri atas masalah dan
penyebab, bekerjasama dengan klien, petugas kesehatan lain untuk mem validasi diagnosa
keperawatan, melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru.

Evaluasi asuhan keperawatan merupakan fase akhir dari proses keperawatan, hal-hal yang
dievaluasi kan adalah keakuratan, kelengkapan, kualitas data, teratasi atau tidak masalah klien dan
pencapaian tujuan serta ketepatan intervensi keperawatan.

Pengkajian merupakan proses sistematis dan pengumpulan, verifikasi dan komunikasi


tentang pasien. Di mana tujuan pengkajian adalah mendapatkan data dasar tentang kebutuhan,
masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup
yang dilakukan pasien. Kriteria pengkajian keperawatan meliputi: pertama pengumpulan data
dilakukan dengan cara anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.
Kedua, sumber data adalah pasien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medik
dan catatan lain masa lalu, status kesehatan pasien saat ini, status bio psikososial spiritual dan
respon terhadap terapi. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal, resiko resiko tinggi
terhadap masalah. kegiatan utama yang dilakukan dalam tahap pengkajian ini antara lain
pengumpulan data, pengelompokan data, menganalisis data guna merumuskan diagnosis
keperawatan.

Maka dari itu, tahap pengkajian keperawatan perawat pelaksana sudah sangat baik dalam
melakukan pengumpulan data, pengelompokan data, menganalisis data guna merumuskan
diagnosis keperawatan. hal tersebut dikarenakan perawat ruangan sangat paham mengenai
pengkajian keperawatan maupun prosesnya.

Pembahasan

Pengkajian keperawatan merupakan dasar pemikiran dalam memberikan asuhan


keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien. pengkajian yang lengkap dan sistematis sesuai
dengan fakta atau kondisi yang ada pada pasien sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosis
keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu.
pengkajian keperawatan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali
permasalahan dari client secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan.

Perawat perlu membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang optimal dalam
hal melakukan pengkajian keperawatan agar pelaksanaan lebih sistematis dalam melakukan
analisis dapat tergali secara menyeluruh semua permasalahan klien. Modalitas pengkajian
keperawatan dapat membekali kemampuan dalam melakukan pengkajian secara sistematis dan
rasional. Modalitas pengkajian keperawatan secara umum terdiri atas modalitas dalam melakukan
anamnesis dan modalitas melakukan pemeriksaan fisik.

Keahlian dalam melakukan observasi, komunikasi, wawancara dan pemeriksaan fisik


sangat penting untuk mewujudkan fase pengkajian keperawatan. Pengumpulan data yang tidak
akurat akan mengarah pada identifikasi kebutuhan perawatan iklim yang tidak tepat dan akibatnya
diagnosa keperawatan yang dibuat tidak akurat dan tidak lengkap. komponen pekerjaan
keperawatan secara komprehensif yang dilaksanakan perawat secara umum meliputi anamnesis
pada klien, keluarga, pemeriksaan kesehatan, pengkajian pemeriksaan diagnosis serta pengkajian
penatalaksanaan medis. Pengkajian merupakan kunci membuat keputusan klinis, mengetahui
keadaan pasien serta masalah pasien.

Pelatihan mengenai pengkajian komprehensif sangat penting dalam kompetensi perawat


mengkaji klien. pelatihan tentang pengkajian komprehensif wawancara dan beberapa perawat
belum pernah ada di adakan pelatihan mengenai kan kajian komprehensif. Pengkajian keperawatan
yang tidak lengkap oleh perawat berakibat pada tidak munculnya rencana asuhan keperawatan dan
tindakan keperawatan. perawat melakukan tindakan keperawatan dan hal ini berakibat pemborosan
waktu karena tidak bekerja sesuai dengan profesi keperawatan.

Apabila terjadi ketidak lengkapan dalam pengkajian keperawatan dan ketidaktepatan nya
akan berdampak pada ketidak tepatan diagnosis yang ditegakkan, selanjutnya rencana intervensi
tidak sesuai bahkan dapat mengancam keselamatan pasien. Asuhan keperawatan adalah suatu
profesional, perawat harus melakukan secara baik yaitu secara kode etik dan benar sesuai standar
praktik dan standar asuhan keperawatan.

Penerapan kompetensi proses keperawatan di lahan klinik dapat dinilai dari pencatatan dan
pelaporan yang dituliskan dalam bentuk pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang secara
keseluruhan setiap tahapannya dikenal dengan tahapan proses keperawatan. di sisi lain
pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan bukti fisik tivitas atau kinerja perawat dalam
bentuk data administrasi yang mutlak harus ada karena memiliki banyak manfaat. salah satu
manfaat dari pendokumentasian asuhan keperawatan adalah menunjukkan profesionalisme
perawat di tatanan pelayanan klinis.

Proses Keperawatan adalah aktivitas yang mempunyai maksud yaitu praktik keperawatan
yang dilakukan dengan cara yang sistematik. Selama melaksanakan proses keperawatan, perawat
menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk pengkajian status kesehatan klien,
membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa, mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien
dan merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna
mencapai hasil akhir tersebut tersebut. Terdapat pendokumentasian komponen dari proses
keperawatan yaitu dokumen pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi si dan
evaluasi asuhan keperawatan.

Tujuan proses keperawatan menurut Manurung (2011) adalah sebagai berikut:

a. Mempraktikkan metode pemecahan masalah dalam praktik keperawatan.


b. Menggunakan standar untuk praktik keperawatan.
c. Memperoleh metode yang baku dan sesuai, rasional dan sistematis dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien.
d. Memperoleh metode yang dapat digunakan dalam segala situasi.
e. Memperoleh hasil Asuhan Keperawatan dengan kualitas tinggi.

Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun sehat melalui pelayanan keperawatan profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan.

Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya
untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya
(Undang-Undang Keperawatan No 38, 2014). pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kait keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
baik sehat maupun sakit.
Sistem informasi manajemen berbasis komputer sudah mulai banyak digunakan di
lingkungan kesehatan, terutama di bidang keperawatan. strategi pengembangan teknologi
komputer untuk pendidikan keperawatan adalah penggunaan simultan keperawatan virtual.
Dampak dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, akan sangat dimungkinkan
bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan yang lebih canggih dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. pendokumentasian asuhan keperawatan
berbasis komputerisasi dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu Asuhan Keperawatan yang
diberikan kepada klien.

Pendokumentasian keperawatan merupakan bukti fisik aktivitas atau kinerja perawat


dalam bentuk data administrasi yang mutlak harus ada karena memiliki banyak manfaat. salah satu
manfaat dari pendokumentasian asuhan keperawatan adalah menunjukkan profesionalisme
perawat di tatanan pelayanan klinis. Pendokumentasian yang baik dimulai dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang ditulis dengan lengkap. akan
tetapi fenomena yang terjadi di lapangan masih banyak tenaga perawat yang belum
mendokumentasikan Asuhan Keperawatan dengan baik sekalipun tingkat pendidikan dan
kompetensinya cukup mendukung untuk melakukan pendokumentasian Asuhan Keperawatan
dengan baik. Perut sering tidak melaksanakan pendokumentasian tersebut secara lengkap,
misalnya dalam pengkajian tidak dilakukan secara menyeluruh hanya ditulis identitas dan keluhan
utama saja. Begitu pula untuk langkah-langkah selanjutnya, meskipun di bagian intervensi mereka
melakukan tindakan atau memberikan asuhan keperawatan namun perawat jarang mencatatnya.

Kurang lengkapnya penulisan diagnosa keperawatan berhubungan dengan kurang


lengkapnya pengisian pada format pengkajian keperawatan sehingga mempengaruhi penetapan
diagnosa keperawatan. Ketidaklengkapan penulisan diagnosa keperawatan akan berdampak pada
penetapan rencana intervensi keperawatan. tim peneliti berpendapat bahwa sebaiknya perawat
patuh dalam menuliskan diagnosa keperawatan sesuai rumusan yang telah ditetapkan pada format
yang telah disediakan.

Dokumentasi dan pelaporan merupakan suatu metode untuk mengkomunikasikan suatu


informasi yang berhubungan dengan manajemen pemeliharaan kesehatan. dalam beberapa hal
kesuksesan dari pelaksanaan proses keperawatan tergantung dari keakuratan dan komplitnya
pelaporan dan ketetapan dalam penulisan pendokumentasian.
Mutu asuhan keperawatan sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan kesehatan dan
bahkan sering menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan di mata masyarakat.
untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan diperlukan adanya standar praktik keperawatan
yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan yang
diwujudkan dalam bentuk proses keperawatan baik dari pengkajian sampai evaluasi. Pengetahuan
merupakan salah satu faktor yang erat kaitannya dengan efektivitas penerapan asuhan
keperawatan.

Standar asuhan keperawatan berfungsi sebagai pedoman maupun tolak ukur dalam
pelaksanaan praktik keperawatan agar sesuai dengan nilai-nilai profesional, etika dan tanggung
jawab. kebutuhan adanya standar asuhan keperawatan sebagai pedoman dan sebagai dasar evaluasi
pelaksanaan asuhan Keperawatan.

Proses asuhan keperawatan merupakan tugas dan kewajiban seorang perawat dari pasien
datang sampai pasien pulang, dimulai dengan pengkajian secara menyeluruh, kemudian
menegakkan diagnosa keperawatan dari data pengkajian tersebut, serta melaksanakan intervensi,
implementasi dan evaluasi keefektifan diagnosa awal yang sudah ditegakkan.

Pendokumentasian asuhan keperawatan adalah proses pelaksanaan pencatatan asuhan


keperawatan yakni dari pengkajian saat masuk sampai pasien dinyatakan sehat. Diagnosis yang
diangkat berdasarkan masalah yang ditemukan, perencanaan keperawatan, tindakan yang
dilakukan serta evaluasi dari proses Asuhan Keperawatan yang diberikan.

Pelaksanaan asuhan keperawatan profesional diwujudkan dengan menerapkan model


praktek keperawatan profesional (MPKP) di setiap ruangan. MPKP adalah suatu sistem (struktur,
proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkaran tempat asuhan keperawatan tersebut.

Penutup

Pengkajian merupakan proses sistematis dan pengumpulan, verifikasi dan komunikasi


tentang pasien. Di mana tujuan pengkajian adalah mendapatkan data dasar tentang kebutuhan,
masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup
yang dilakukan pasien. Kriteria pengkajian keperawatan meliputi: pertama pengumpulan data
dilakukan dengan cara anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.
Kedua, sumber data adalah pasien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medik
dan catatan lain masa lalu, status kesehatan pasien saat ini, status bio psikososial spiritual dan
respon terhadap terapi. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal, resiko resiko tinggi
terhadap masalah. Kegiatan utama yang dilakukan dalam tahap pengkajian ini antara lain
pengumpulan data, pengelompokan data, menganalisis data guna merumuskan diagnosis
keperawatan. Apabila terjadi ketidak lengkapan dalam pengkajian keperawatan dan ketidaktepatan
nya akan berdampak pada ketidak tepatan diagnosis yang ditegakkan, selanjutnya rencana
intervensi tidak sesuai bahkan dapat mengancam keselamatan pasien. Asuhan keperawatan adalah
suatu profesional, perawat harus melakukan secara baik yaitu secara kode etik dan benar sesuai
standar praktik dan standar asuhan keperawatan.

Proses Keperawatan adalah aktivitas yang mempunyai maksud yaitu praktik keperawatan
yang dilakukan dengan cara yang sistematik. Selama melaksanakan proses keperawatan, perawat
menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk pengkajian status kesehatan klien,
membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa, mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien
dan merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna
mencapai hasil akhir tersebut tersebut. Terdapat pendokumentasian komponen dari proses
keperawatan yaitu dokumen pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi si dan
evaluasi asuhan keperawatan.

Daftar Pustaka

Astar, Fatmawati, Hasmin T dan Ihsan Kadir. (2018). Pengaruh Pelayanan Asuhan Keperawatan
Terhadap Kepuasan Pasien di Puskesmas Takkalalla Kabupaten Soppeng. Mirai: Journal
of Management. Vol 1(2). 33-57.

Astuti, Neneng, Yeni Yarnita dan Eva Mayasari. (2010). Analisis Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tampan Pekanbaru.
Jurnal Proton. Vol 1(1). 17-21.

D.L, Luthfiani Achmadi, Linnie Pondang dan Abram Babakal. (2015). Gambaran Tingkat
Pengetahuan Perawat dalam Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
Interna RSUD Datoe Bhinangkang. E-journal Keperawatan. Vol 3(3). 1-4.
Fatie, Marsellus dan Zeth Robert Felle. (2018). Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat dengan
Penerapan Kompetensi Pendokumentasian Proses Keperawatan. Jurnal keperawatan
tropis Papua. Vol 1(1). 19-24.

Fitriana, Kartikasari, Yani Achir dan Azidin Yustan. (2020). Pengaruh Pelatihan Pengkajian
Komprehensif Terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Perawat Mengkaji Kebutuhan
Klien di Puskesmas. Jurnal keperawatan suaka insan. Vol 5(1). 79-89.

Kopong, Pius Tokan dan merias Salestina Sekunda. (2020). Penerapan Format Baru
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Poli Rawat Jalan Puskesmas. Jurnal
Kesehatan primer. Vol 5(1). 61-69.

Kusnadi, Elon. (2017). Analisis Kelengkapan dokumentasi keperawatan di ruang rawat inap non
intensif Rumah Sakit x. Jurnal bidang ilmu kesehatan. Vol 9(1). 553-562.

Rosdahl, B. C. & Kowalski, T. M. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Ed.10.Vol 1. Jakarta:
EGC.

Simamora, R. H. (2019). Development of Guidelines for Applying appropriate Patient


Identification to Achieve Patient Safety Goal INC2019 12 th International Nursing
Conference. 2019.10 455 – 455 (1 pages) UCI(KEPA) : I410-ECN-0101-2019-512-
001224337

Simamora. R. H. (2008) The correlation of ward chief’s giving direction and command and the
performance of on-duty nurses at Jember dr. Subandi general hospital inpatient wards.
Jurnal Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, (https://fkm.unair.ac.id/jurnal-administr)

Tarigan, Rosari dan Hanny Handiyani. (2019). Manfaat Implementasi Dokumentasi Asuhan
Berbasis Komputerisasi dalam Memungkinkan Mutu Asuhan Keperawatan. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Pencerah. Vol 8(2). 110-116.

Wulandini, Putri. S, Tri Kriyanto dan Yuyun Wahyuni. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan
Dengan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa. Narsis Jurnal Keperawatan. Vol 12(2).
131-142.

Anda mungkin juga menyukai