PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Konsep Proses
Keperawatan
1.2.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui tahap pengkajian dalam proses keperawatan
b. Untuk mengetahui tahap diagnosa dalam proses keperawatan
c. Melaksanakan pengkajian pada pasien dengan masalah utama hipertensi.
d. Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan masalah utama
hipertensi
BAB II
KONSEP TEORITIS
Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat
bersama dengan klien dalam menentukan asuhan keperawatan dengan melakukan
pengkajian, merumuskan diagnose, merencanakan tindakan yang akan dilakukan,
melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan
berfokus pada klien. Lalu kelima proses tersebut didokumentasikan oleh perawat pada
sebuah catatan keperawatan.
2.3.3.2.Resiko
Diagnosa keperawatan resiko menggambarkan penilaian klinis dimana
individu maupun kelompok lebih rentan mengalami masalah yang sama
di bandingkan orang lain di dalam situasi yang sama atau serupa. Syarat
untuk menegakkan diagnosa resiko ada unsur PE (Problem and Etiologi )
dan untuk penggunaan batasan karakteristik yaitu “resiko dan resiko
tinggi “ tergantung dari tingkat kerentanan/keparahan suatu masalah.
Dan faktor yang terkait untuk diagnosa keperawatan resiko merupakan
faktor yang sama dengan keperawatan aktual seperti yang sudah dibahas
sebelumnya di diagnosa keperawatan aktual.
2.3.3.4. Kesejahteraan
Diagnosa keperawatan kesejahteraan merupakan penilaian klinis tentang
keadaan individu, keluarga atau masyarakat dalam transisi dari tingkat
sejahtera tertentu menjadi tingakat sejahtera yang lebih tinggi (Herdman,
2007).
2.3.3.5.Syndrome
Diagnosa syndrome merupakan kumpulan gejala diagnosa keperawatan,
karena terdiri dari diagnosa keperawatan aktual dan resiko yang di
perkirakan ada karena situasi atau peristiwa tertentu. Dan didalam
diagnosa syndrome terdapat etiologi dan faktor pendukung lainnya yang
bertujuan untuk mempermudah dalam menegakkan suatu diagnosa.
(Carpenito, 2001).
2.4. HIPERTENSI
2.4.1. Pengertian
Pengertian hipertensi olehbeberapa sumber adalah sebagai berikut :
1. Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka morbiditas
maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg menunjukkan
fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 mmHg
menunjukkan fase darah yang kembali kejantung (Triyanto, 2014).
2. Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang sering
terjadi pada lansia, dengan kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg, tekanan sistolik
150-155 mmHg dianggap masih normal pada lansia (Sudarta, 2013).
3. Hipertensi merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuleraterosklerosis,
gagal jantung, stroke dan gagal ginjal ditandaidengan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanandarah diastolik lebih dari 90 mmHg,
berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih (Smeltzer, Bare, Hinkle, &
Cheever, 2012).
4. Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah baik sitolik maupun diastolik yang
terbagi menjadi dua tipe yaitu hipertensi esensial yang paling sering terjadi
dan hipertensi sekunder yang disebabkan oleh penyakit renal atau penyebab
lain, sedangkan hipertensi malignan merupakan hipertensi yang berat,
fulminan dan sering dijumpai pada dua tipe hipertensi tersebut (Kowalak,
Weish, &Mayer,2011)
5. Hipertensi merupakan peningkatan abnormal tekanan darah didalam
pembuluh darah arteri dalam satu poeriode, mengakibatkanarteriola
berkonstriksi sehingga membuat darah sulit mengalir danmeningkatkan
tekanan melawan dinding arteri(Udjianti, 2011).
2.4.2. Etiologi
Faktor resiko yang dapat mempengaruhi hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor yang tidak dapat diubah/ dikontrol
a. Umur
Tekanan darah sedikit meningkat dengan bertambahnya umur
merupakan hal yang wajar. Hal ini disebabkan oleh perubahan pembuluh
darah dimana pembuluh darah aorta dan arteri menurun elastisitasnya
sehingga menjadi kaku.
b. Jenis kelamin
Perempuan akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi
(hipertensi) setelah menopouse yaitu usia diatas 45 tahun. Perempuan
yang belum menopouse dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan
dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolesterol HDL rendah dan tingginya kolesterol LDL (Low Density
Lipoprotein) mempengaruhi terjadinya proses aterosklerosis dan
mengakibatkan tekanan darah tinggi.
c. Riwayat Keluarga
Menurut Nurkhalida (2010), orang-orang dengan sejarah keluarga yang
mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat
keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga
mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer.
d. Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar
monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur).
2.4.3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Elastisitas , arteriosklerosis
hipertens
i
Perubahan struktur
vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
edema
2.4.4. Manifestasi Klinis
Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru
timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target sepertu pada ginjal,
mata, otak dan jantung. Gejalanya adalah sakit kepala, epistaksis, pusing atau
migren, marah, telinga berdengung, mimisan, sukar tidur dan sesak nafas, rasa
berat dit tengkuk, mata berkunang-kunang.
2. Terapi non-farmakologis
3. Terapi Herbal
Nama : Ny. N
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Status Perkawinan : Janda
Suku : Melayu
Alamat : Jalan meranti no.77 Tampan
Tanggal masuk RS : 13 April 2019
Alasan masuk RS : Pusing tiba-tiba dan terjatuh dari Tempat tidur
Yang Mengirim : datang sendiri
Diagnosa Medis : Hipertensi
Tanggal Pengkajian : 13 April 2019
Nomor MR : 51-21-66
2. Riwayat Penyakit
p. Alasan masuk rs
Keluhan utama saat masuk RS
Pasien datang ke IGD dengan keluhan pusing, memar pada dagu dan lutut
kanan, serta mengeluh mual.
Riwayat penyakit sekarang
Pada saat pengkajian pasien mengatakan mual, pusing, nyeri pada dagu yang
memar, pasien tampak lemah, tampak memar dibagian dagu dan lutut TD
150/90 mmHg, GCS : 15 (E:4 M:6 V:5)
q. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan riwayat penyakit DM 8 tahun yang lalu
Keluarga Pasien mengatakan penyakit hipertensi baru tahun ini
r. Riwayat penyakit sekarang.
Pada saat pengkajian pasien mengatakan mual, pusing, nyeri pada dagu yang
memar, pasien tampak lemah, tampak memar dibagian dagu dan lutut TD 150/90
mmHg, GCS : 15 (E:4 M:6 V:5)
s. Genogram & Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menpunyai riwayat pennyakit keturunan seperti
hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, Asma,TBC.
46 65
17 15 12
Keterangan :
= Laki-laki
= perempuan
= Tinggal serumah
= Keluarga yang sakit
= Hubungan keluarga
= Anggota keluarga yang meninggal karena sakit tapi tidak diketahui
penyebab sakitnya. Tidak ada penyakit keturunan dan penyakit menular
keluarga
t. Riwayat pengobatan/alergi
Klien mempunyai riwayat pengobatan maag, kliena tidak mempunyai riwayat alergi
baik makanan, minuman, maupun obat.
3. Pengkajian awal
PemeriksaanTanda-Tanda Vital
N : 88x/menit S : 36,8 oC
Pemeriksaan Nyeri
Paru-Paru
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan.
Palpasi : fromitus kiri dan kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
Jantung
Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : Iktus teraba satu jari LMCS Ric V
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : irama jantung teratur
Abdomen
Inspeksi :Normal
Palpasi :Tidak ada massa atau asites
Perkusi :Tympani
Auskultasi :Bising Usus 20 kali/menit.
Genetalia
Terpasang kateter
Kaki
Akral teraba hangat, tidak oedema
Punggung
Tulang punggung teraba normal tidak ada decubitus, dan tidak ada kelainan
bentuk
5. Program Terapi
13-4-2019
Oral :
Amlodipine10 mg 1X1
Candesartan 1X1
Cefadroksil 2X1
Bisoprolol 2X1
Infus :
RL 15 gtt/i
Injeksi
Ranitidin 2X1
Ondansetron 8mg 3X1
Ketorolak 3X1
Drip Lasix 5 amp habis dalam 24 jam
Diit
MLRG 2
C. Diagnosa Keperawatan
DO : Perubahan struktur
Tampak klien meringis
Tampak memar pada Vasokontriksi
dagu kiri
TD : 150/90 mmhg Gangguan sirkulasi
Nadi : 88 x/i
Hasil lab Resistensi pembuluh
Hemoglobin : 7,8 darah arteri meningkat
Ureum : 181
Clorida : 108 Nyeri kepala
Leukosit : 4.260
Creatinin : 7,2
Trombosit : 75.000
Kalium : 5,2
Hematokrit : 28,8
Natrium : 141
2. DS :
Keluarga klien Kelemahan fisik Intoleransi aktivitas
mengatakan aktivitas
dibantu
Keluarga klien
mengatakan kondisi klien
masih lemah, tidak bias
melakukan aktivitas
sendiri
DO :
Klien kelihatan lemah
Aktivitas klien dibantu
keluarga dan perawat
Klien terpasang infus dan
dower Kateter