Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KMB

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN


MUSKULOSKELETAL : FRAKTUR FEMUR

Oleh Kelompok 2 :

FIFI SRI NOFA


NURHAYATI
RIADA
WAHYUDI FERNANDO
TEGUH SAHPUTRA SURBAKTI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES AL-INSYIRAH
PEKANBARU
2020
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN GANGUAN MUSKULOSKELETAL : FRAKTUR FEMUR

A. KASUS

Ny. A. umur 31 thn datang kerumah sakit pada tanggal 10 oktober 2011, klien di
diagnosa menderita fraktur femur dextra dengan keluhan yang dirasakan saat ini nyeri
pada paha sebelah kanan yang disebabkan adanya luka fraktur ( saat ini pasien sudah
dioperasi dan dipasang pen).
Hal yang memperbaiki keadaan adalah istirahat, membatasi pergerakan terutama
didaerah fraktur, dan terapi analgetik, hal ini yang memperberat. Keadaan saat melakukan
pergerakan dan aktivitas, terutama pada daerah fraktur mengakibatkan terganggunya
ganguan aktivitas. Hal ini dirasakan klien sejak tanggal 05 oktober 2011 dan nyeri
muncul secara bertahap tetapi juga kadang spontan.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 10 oktober 2011 dengan keadaan
umum sedang dengan tanda vital sign TD : 100/60 mmHg, RR : 22 x/i, HR : 76x/i, TEMP
: 36 derajat celcius berdasarkan hasil penilaian ekstermitas bawah terutama pada
ekstermitas bawah kanan disimpulkan bahwa nilai kekuatan otot : 2, sehingga klien
mengalami keterbatasan dalam pergerakan sehingga susah memenuhi kebutuhan aktivitas
sehari-hari, pola makan klien 3x1 sehari, selera makan dan porsinya menurun, klien tidak
mampu untuk berjalan memenuhi kebutuhan eliminasi dan personal hygien sehingga
kebutuhan ini dibantu oleh perawat dan keluarga. Pola istirahat tidur klien setelah sakit
berubah/mengalami penurunan dimana tidur malam + 5 jam, tidur siang + 1 jam, hal ini
terjadi akibat nyeri yang timbul sehingga klien tidak bisa tidur dengan nyenyak. Klien
mengatakan skala nyeri kadang 4 kadang hingga 6 jika digunakan untuk bergerak, nyeri
terasa seperti diremas-remas, nyeri hilang timbul karena gerakan, lama nyeri 10-15 menit.
B. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


DS:
        Pasien mengeluh nyeri
pada paha sebelah kanan
Diskontinuitas tulang
        Pasien mengeluh nyeri

seperti diremas-remas
Pergeseran fragmen tulang dan
DO:
terjadi proses inflamasi
        Pasien terlihat meringis

kesakitan
Menekan ujung saraf bebas
        Pasien mengatakan skala

nyeri 6 (1-10).
1 Noniseptor
        Pasien terlihat cemas

        Pasien sangat berkeringat
Merangsang medulla spinalis Nyeri akut
        Pasien tampak menahan

nyeri dengan meremas alat
Pesan di sampaikan ke korteks
tenun
serebri
        Pasien terlihat berhati hati

dengan kakinya untuk
Nyeri akut
melindunginya
        Pasien terlihat tidak dapat
beristirahat
2 DS : Pergeseran fragmen tulang dan Gangguan Pola
        Pasien mengeluh nyeri terjadi proses inflamasi Tidur
        Pasien mengeluh tdak bisa ↓
tidur Menekan ujung saraf bebas
DO : ↓
        Pasien terlihat meringis Noniseptor
kesakitan dengan skala 6 ↓
(1-10). Merangsang medulla spinalis
        Pasien tampak cemas ↓
        Pasien tidur ± 5 jam pada Pesan di sampaikan ke korteks
malam hari dan 1 jam pada serebri
siang hari ↓
Nyeri akut

Gangguan Pola Tidur
DS:
        Pasien mengeluh nyeri
        Pasien mengatakan tidak
bisa melakukan pergerakan Diskontuinitas tulang
bebas ↓
        Pasien mengatakan nyeri Perubahan jaringan sekitar
hilang timbul karena ↓
gerakan. Kerusakan fragmen tulang
DO: ↓
3         Kekuatan otot : 2 Deformitas tulang
        Pasien memiliki ↓
keterbatasan gerak Gangguan fungsi ekstremitas Gangguan mobilitas
        Pasien memerlukan ↓
bantuan dalam melakukan Terapi dengan pemasangan pen
aktivitas sehari-hari ↓
        Pasien tidak mampu Gangguan mobilitas
berjalan untuk memenuhi
kebutuhan eliminasi dan
personal hygiene
4 DS : Diskontuinitas tulang Resiko infeksi
DO : ↓
        Terpasang pen pada Perubahan jaringan sekitar
ekstremitas bawah (femur) ↓
Kerusakan fragmen tulang

Deformitas tulang

Gangguan fungsi ekstremitas

Terapi dengan pemasangan pen

Resiko infeksi
DS: Cedera jaringan atau kulit
DO: ↓
        Tanda-tanda vital : Diskontinuitas tulang
TD : 100/60 mmHg ↓
RR : 22x/menit Perubahan jaringan sekitar
HR : 76x/menit ↓
Suhu : 36°C Spasme otot
        Adanya tanda-tanda ↓
infeksi Peningkatan tekanan kapiler
5         Adanya edema ↓
        Pasien terlihat tidak Pelepasan histamine Kerusakan integritas
mengganti baju ↓ kulit
Protein plasma hilang

Edema

Penekanan pembuluh darah

Kerusakan integritas kulit

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik


2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan kerusakan fragmen tulang ditandai dengan
pemasangan pen
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penonjolan tulang

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI/IMPLEMENTASI
O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 Nyeri akut NOC : NIC :

Defenisi :  Pain Level, Pain Manajemen


Pengalaman sensori dan  Pain control,
emosional yang tidak  Comfort level  Lakukan pengkajian nyeri
menyenangkan yang secara komprehensif termasuk
muncul akibat kerusakan Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, durasi,
jaringan yang aktual atau frekuensi, kualitas dan faktor
potensial, atau  Mampu presipitasi
digambarkan dalam hal mengontrol nyeri  Observasi reaksi nonverbal dari
kerusakan sedemikian rupa (tahu penyebab ketidaknyamanan
(international Association nyeri, mampu  Gunakan teknik komunikasi
for the study of pain) : menggunakan terapeutik untuk mengetahui
awitan yang tiba-tiba atau tehnik pengalaman nyeri pasien
lambat dari intensitas nonfarmakologi  Kaji kultur yang mempengaruhi
ringan hingga berat dengan untuk mengurangi respon nyeri
akhir yang dapat nyeri, mencari  Evaluasi pengalaman nyeri
diantisipasi atau diprediksi bantuan) masa lampau
dan berlangsung < 6 bulan.  Melaporkan  Evaluasi bersama pasien dan
bahwa nyeri tim kesehatan lain tentang
Batasan karakteristik berkurang dengan ketidakefektifan kontrol nyeri
menggunakan masa lampau
 Perubahan selera makan manajemen nyeri  Bantu pasien dan keluarga
 Perubahan tekanan darah  Mampu mengenali untuk mencari dan menemukan
 Perubahan frekwensi nyeri (skala, dukungan
jantung intensitas,  Kontrol lingkungan yang dapat
 Perubahan frekwensi frekuensi dan mempengaruhi nyeri seperti
pernapasan tanda nyeri) suhu ruangan, pencahayaan dan
 Laporan isyarat  Menyatakan rasa kebisingan
 Diaforesis nyaman setelah  Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Perilakau distraksi nyeri berkurang  Pilih dan lakukan penanganan
(mis.berjalan mondar  Tanda vital dalam nyeri (farmakologi, non
mandir mencari oranglain rentang normal farmakologi dan inter personal)
atau aktivitas lain,  Kaji tipe dan sumber nyeri
aktivitas yg berulang) untuk menentukan intervensi
 Mengekspresikan  Ajarkan tentang teknik non
perilaku (mis. Gelisah, farmakologi
merengek, menangis)  Berikan analgetik untuk
 Masker wajah (mis. mengurangi nyeri
Wajah kurang bercahaya,  Evaluasi keefektifan kontrol
tampak kacau, gerakan nyeri
mata berpencar atau tetap  Tingkatkan istirahat
pada satu fokus
 Kolaborasi dengan dokter jika
meringis)
ada keluhan dan tindakan nyeri
 Sikap melinungi area tidak berhasil
nyeri
 Monitor penerimaan pasien
 Fokus menyempit (mis. tentang manajemen nyeri
Ggnpersepsi nyeri,
hambatan proses berfikir,
penurunan interaksi dg Analgesic Administration
orang dan lingkungan
 Tentukan lokasi, karakteristik,
 Indikasi nyeri yg dapat
diamati kualitas, dan derajat nyeri
 Perubahan posisi untuk sebelum pemberian obat
menghindari nyeri  Cek instruksi dokter tentang
 Sikap tubuh melindungi jenis obat, dosis, dan frekuensi
 Dilatasi pupil  Cek riwayat alergi
 Melaporkan nyeri secara  Pilih analgesik yang diperlukan
verbal atau kombinasi dari analgesik
 Gangguan tidur ketika pemberian lebih dari satu
 Tentukan pilihan analgesik
Faktor yang tergantung tipe dan beratnya
berhubungan nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute
Agen cidera (mis. Biologis, pemberian, dan dosis optimal
zat kimia, fisik, prikologis)  Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)

2 Hambatan Mobilitas NOC NIC


Fisik
 Joint movement ; Exercise Therapy : Ambulation
Defenisi : aktif
 Mobility level  Monitoring Vital sign sebelum
Keterbatasan pd pergerakan  Self care : ADLs atau sesudah latihan dan lihat
fisik tubuh atau satu atau  Transfer respon pasien saat latihan
lebih ekstremitas secara performance  Konsultasikan dengan therapy
mandiri dan terarah fisik ttg rencana ambulasi
Kriteria hasil : sesuai dg kebutuhan
Batasan Karakteristik  Bantu klien untuk
 Klien meningkat menggunakan tongkat saat
 Penurunan waktu reaksi dalam aktifitas berjalan dan cegah terhadap
 Kesulitan membolak fisik cidera
balik posisi  Mengerti tujuan  Ajarkan pasien atau tenaga
 Melakukan aktifitas lain dari peningkatan kesehatan lain tentang tekhnik
sebagai pengganti mobilitas ambulasi
pergerakan (mis.  Memverbalisasika  Kaji kemampuan pasien dalam
Meningkatkan perhatian n perasaan dalam mobilisasi
pd aktifitas orang lain, meningkatkan  Latih pasien dalam pemenuhan
mengendalikan prilaku, kekuatan dan kebutuhan ADLs secara
fokus pada ketunadayaan kemampuan mandiri sesuai kemampuan
atau aktifitas sebelum berpindah
 Dampingi dan bantu pasien saat
sakit)  Memperagakan
mobilisasi dan bantu penuhi
 Dispnea setelah pengunaan alat
kebutuhan ADLs pasien
beraktifitas  Bantu untuk
 Berikan alat bantu jika klien
 Perubahan cara berjalan mobilisasi
memerlukan
 Gerakan bergetar (walker)
 Ajarkan pasien bagaimana
 Keterbatasan kemampuan merubah posisi dan berikan
melakukan keterampilan bantuan jika diperlukan
motorik halus
 Keterbatasan kemampuan
melakukan keterampilan
motorik kasar
 Keterbatasan rentang
pergerakan sendi
 Tremor akibat pergerakan
 Ketiak stabilan postur
 Pergerakan lambat
 Pergerakan tidak
terkoordinasi

Faktor yang
berhubungan

 Intoleransi aktifitas
 Perubahan metabolisme
selular
 Ansietas
 Index masa tubuh diatas
parentil ke 75 sesuai usia
 Gangguan kognitif
 Kontraktur
 Kepercayaan budaya ttg
aktifitas sesuai usia
 Fisik tdk bugar
 Penurunan ketahanan
tubuh
 Penurunan kendali otot
 Penurunan masa otot
 Malnutrisi
 Ggn Muskuloskeletal
 Ggn neuromskular, nyeri
 Agen obat
 Penurunan kekuatan otot
 Kurang pengetahuan ttg
aktifitas fisik
 Keadaan mood depresif
 Keterlambatan
perkembangan
 Ketidak nyamanan
 Disuse, kaku sendi
 Kurang dukungan
lingkungan (mis. Fisik
atau sosial)
 Keterbatasan ketahanan
kardiovaskuler
 Kerusakan integritas
struktur tulang
 Program pembatasan
gerak
 Keengganan memulai
pergerakan
 Gaya hidup monoton
 Gangguan sensori
perceptual

Anda mungkin juga menyukai