Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN STUDI KASUS PADA PASIEN POST OPERASI

FRAKTUR FEMUR DEXTRA 1/3 MEDIAL DENGAN


TINDAKAN OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION
(ORIF) DI RUANG CEMPAKA RSUD WONOSARI

SUROYO, S. Kep
NIM. PB 1801075
BAB I
PENDAHULUAN
Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN TEORI
Tinjauan Teori
Penatalaksanaan
Open Reduction Internal Fixation (ORIF)
Trauma tak
Trauma langsung Kondisi patologis Tulang stress
langsung

Biasa terjadi pada


Fraktur lansia

Fungsi
Fragmen tulang bergeser ekstermitas
terganggu

Tindakan ORIF Luka jahitan

Pathway
Efek anestesi Nyeri akut Resiko
infeksi

Kelemahan
otot Hambatan
mobilitas fisik

Resiko jatuh

Sirkulasi darah kurang Sirkulasi


lancar darah
terputus

Resiko infeksi
Diagnosa Keperawatan Post Operasi Fraktur Femur
Dengan Tindakan ORIF

Nyeri
akut
Hambata
n
mobilitas
fisik
Resiko
infeksi

Resiko
jatuh
BAB III
LAPORAN KASUS
Laporan Kasus
Identitas Pasien Penaggung Jawab

Nama Ny. S Tn. W

Jenis kelamin Perempuan Laki-laki

Umur 51 Tahun 55 Tahun

Agama Islam Islam

Status perkawinan Menikah Menikah

Pekerjaan IRT -

Pendidikan terakhir SD SD

Alamat Wonosari Wonosari

Diagnosa medis post operasi fraktur femur -


dextra 1/3 medial dengan
tindakan ORIF

Tanggal masuk Rs 12-11-19 -


Keluhan Pasien mengeluh nyeri paha kanan
Utama P: nyeri terjadi karena luka post op Pemeriksaan Fisik
Q: seperti tertusuk-tusuk benda tajam
R : femur dextra
KU : Sedang
S: 5
T : nyeri dirasakan terus-menerus Kesadaran CM , GCS 15 : E4 , V5 , M6

TTV : TD 140/70 mmHg, N : 80 kpm, R : 20


kpm, S : 370C
Kronologis
Penyakit Pertumbuhan Fisik : BB : 65 kg, TB: 150 cm,
Saat Ini Postur pendek gemuk
Pasien jatuh ketika sedang
Ekstermitas
berjalan di halaman depan rumah
Ekstermitas atas : lengkap, tidak ada kelainan
dan tidak bisa bangun, lalu
jari dan tangan,tidak ada edema, kekuatan otot
pasien diantar keluarga ke RSUD
5/5
Wonosari untuk dilakukan
Ekstermitas bawah : lengkap, tidak ada
tindakan ORIF. Operasi selesai
kelainan jari, tidak ada edema, kekuatan otot
pada selasa 13 november 2019 5/1, terpasang balutan luka pada paha kanan.
pukul 15.00 WIB.
ANALISA DATA
N Data Etiologi MK
o
1 DS : Agen cedera fisik Nyeri akut
Pasien mengeluh nyeri paha kanan P: nyeri terjadi
karena luka post op
Q: seperti tertusuk-tusuk benda tajam luka insisi
R : femur dextra
S: 5
T : nyeri dirasakan terus-menerus rangsangan nyeri

DO :
Pasien tampak wajah menahan sakit
Terdapat balutan luka jahit di paha kanan
TTV : TD 140/70 mmHg, N 80kpm, R 20kpm, S 37 0C
2 DS : Penurunan kekuatan otot Hambatan
pasien mengatakan bosan , ingin bergerak tapi Fraktur mobilitas
masih terasa sakit fisik

DO : Tindakan ORIF
Dari beberapa jam setelah operasi, pasien tampak
belum melakukan aktifitas apapun dan masih nyeri
berbaring ditempat tidur. peristaltic usus 7kpm
kekuatan otot 5/1, terpasang balutan luka pada paha pergerakan terganggu
kanan
LANJUTAN
3 DS : - Prosedur Resiko infeksi
DO : terpasang balutan bedah
luka pada paha kanan
AL = 11.100 /uL
Terdapat luka
jahit

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut b.d agen cedera fisik


2. Hambatan mobilitas fisik b.d Penurunan kekuatan otot
3. Resiko infeksi b.d Prosedur bedah
RENCANA KEPERAWATAN
No Dx Kep NOC NIC RASIONAL
1 nyeri Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (1400)
akut keperawatan selama 3x 24 1. Kaji nyeri secara 1. Mengetahui
j diharapkan kontrol nyeri komprehensifyang meliputi kondisi nyeri
ditingkatkan ke lokasi, karakteristik, durasi, 2. Meminimalkan
- (160502) mengenali frekuensi, kualitas, intensitas, nyeri
kapan nyeri terjadi (4) dan faktor pencetus 3. Mengetahui
- (160504) menggunakan 2. Bantu keluarga menyediakan kondisi nyeri
tindakan pengurangan dukungan pengurang nyeri 4. Mengontrol nyeri
nyeri tanpa analgetik 3. Ajarkan prinsip-prinsip 5. Mengontrol nyeri
(4) manajemen nyeri 6. Mengontrol nyeri
- (160513) melaporkan 4. Ajarkan teknik 7. Menurunkan skala
perubahan terhadap nonfarmakologi nyeri
gejala nyeri pada 5. Dukung beristirahat 8. Memantau
profesional kesehatan 6. Kendalikan faktor penyebab pemberian
(4) terjadinya nyeri analgetik
7. Kolaborasi pemberian
analgetik
8. Monitoring ketat pemberian
analgetik
2 Hbtn Setelah tindakan Terapi latihan ambulasi (0221) 1. Memudahkan
Mblts perawatan 3x24jam 1. Beri pakaian longgar bergerak
Fisik diharapkan pergerakan 2. Ajarjan duduk 2. Mencegah kaku
membaik dengan kriteria 3. Fasilitasi latihan berjalan otot
hasil: 3. Mengembalikn
020803 gerakan otot Terapi latihan mobilisasi fungsi extrmts
020804 gerakan sendi 4. Ajarkan ROM
020806 berjalan 5. Monitor ketidaknyamanan 4. Melatih bergerak
020714 bergerak mudah bergerak bebas
5. Mewaspadai
kendaal bergerak

3 Resiko Setelah tindakan perawatan Kontrol infeksi (6540) 1. Mengontrol infeksi


infeksi 3x24jam 1. Sediakan lingkungan yang 2. Minimalisir resiko
diharapkan resiko infeksi bersih dan nyaman infeksi
terkontrol , KH : 2. Batasi pengunjung 3. Meningktkn dy thn
192405 identifikasi tanda2 3. Dorong asupan nutrisi tubuh
infeksi 4. Dorong asupan cairan 4. Meningktkn dy thn
192411 mempertahankan 5. Kolaborasi terapi antibiotic tubuh
lingkungan ybersih 6. Monitoring tanda-tanda infeksi 5. Mcgh infks
192413 menstrategi control 6. Mngtahui resiko
infeksi infeksi
IMPLEMENTASI
No Implementasi dan Respon Hari Implementasi dan Respon Implementasi dan Respon
Dx ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
Jam Selasa, 13/11/2018 Jam Rabu, 14/11/2018 Jam Kamis, 15/11/2018

1. 20.30 Implementasi : 10.00Implementasi : 13.00 Implementasi :


-injeksi ketorolac 1mg/iv -mengajarkan massage -Monitoring nyeri
-monitoring nyeri daerah sekitar nyeri -mengajarkan keluarga
-mengajarkan relaksasi nafas -menyarankan istirahat mengurangi penyebab nyeri
dalam yang cukup dirumah : ltihan massage dan
-menyarankan istirahat yg -injeksi ketorolac cegah ruangan gerah/ panas
cukup 1mg/iv
-monitoring nyeri
2. 20.50 Implementasi : 13.00 Implementasi : 12.00 Implementasi :
-memakaikan pakaian yang -mengajarkan ROM melatih berjalan menapak
longgar aktif dan duduk melangkah
-mengajarkan ROM
-monitoring
ketidaknyamanan bergerak
3. 20.55 Implementasi : 10.05 Implementasi : 10.00 Implementasi :
-Menyiapkan bed yang rapi -injeksi ceftriaxone 1gr -merawat luka-ganti balutan
dan bersih iv/ 8j -memonitoring tanda2 infeksi
-menyarankan istirahat yang -merapikan tempat tidur
cukup -mengganti flabot
-monitoring keadaan luka infuseRL 500cc / iv
dan balutannya
EVALUASI
BAB IV
PEMBAHASAN
Ruang Cempaka merupakan Ruang Rawat Inap kasus Bedah baik anak maupun
dewasa yang merupakan ruang perawatan kelas III. Di Ruang Cempaka terdapat
21 TT. Ruangan tersebut terdiri dari ruangan kelas III sebanyak 17 TT. Ruangan
isolasi sebanyak 4 TT. Jumlah perawat yang bertugas di ruang cempaka adalah
sebanyak 12 perawat
ANALISA PENGKAJIAN
Pasien Ny. S dengan Post Operasi Fraktur femur dextra 1/3 medial
dengan tindakan ORIF. Ditemukan data fokus : data subyektif
Masalah yang terjadi pada post operasi
yaitu: pasien mengatakan nyeri paha kanan dengan kriteria nyeri;
fraktur femur dengan tindakan ORIF, salah
P: nyeri terjadi karena luka post op, Q: seperti tertusuk-tusuk
satunya adalah nyeri (Nugroho Hermawan
benda tajam, R : femur dextra, S: 5, T : nyeri dirasakan terus-
Wibi, 2013).
menerus. Pasien mengatakan tidak nyaman saat nyeri timbul. Data
obyektif yaitu: pasien tampak menahan sakit nyeri. Dari beberapa
jam setelah operasi, pasien tampak belum melakukan aktifitas
apapun dan masih berbaring ditempat tidur. Peristaltik usus 7x/m
kekuatan otot 5/1. Terpasang balutan luka post op pada paha Nyeri pada paha yang timbul pada pasien
kanan searah dengan panggul. AL = 11.100 /uL TTV : TD 140/70 post operasi fraktur femur dengan tindakan
mmHg, N 80kpm, R 20kpm, S 370C ORIF disebabkan akibat incise dari
prosedur bedah yang telah dilakukan (Fitria
Mareta Dwi, 2015).

Pada pemeriksaan laboratorium


Kadar leukosit angka lekosit Ny.S 11.100/ul hampir Pada Pengkajian fisik didapatkan Kaki
biasanya merupakan mendekati batas ambang rentang bengkak, terdapat nyeri tekan, Move:
tanda organ tubuh normal nilai leukosit. Rentang Pergerakan klien terbatas baik fleksi,
mengalami normal angka lekosit wanita adalah ekstensi, pronasi maupun supinasi.
peradangan sedang 4.300-11.400//ul (Laboratorium RS Keterbatasan lingkup gerak ekstremitas
melawan infeksi WONOSARI, 2019). Sehingga kanan bawah, penurunan nilai kekuatan
(Kartika Tarigan, dapat ditarik interpretasi yaitu otot dan gangguan aktivitas fungsional
2017). angka lekosit pada Ny.S masih terutama gangguan berjalan (Fitria Mareta
normal Dwi, 2015).
ANALISA DIAGNOSIS KEPERAWATAN
ANALISA PERENCANAAN
Intervensi keperawatan atau perencanaan keperawatan adalah pengembangan
strategi desain untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah
yang telah diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan (Budiono, 2015).

Diagnosa 1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam diharapkan nyeri terkontrol, outcome
yang diharapkan adalah (160502) mengenali Diagnosa 2
kapan nyeri terjadi, (160504) menggunakan
tindakan pengurangan nyeri tanpa analgetik, Setelah tindakan perawatan 3x24jam diharapkan
(160513) melaporkan perubahan terhadap gejala pergerakan membaik. Outcome yang diharapkan
nyeri pada profesional kesehatan. adalah 020803 gerakan otot (3), 020804 gerakan
Intervensi keperawatan manajemen nyeri (1400): sendi (3), 020806 berjalan (3), dan 020714 bergerak
Kaji nyeri secara komprehensif yang meliputi mudah (3).
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, Intervensi keperawatan yang diberikan adalah terapi
intensitas, dan faktor pencetus, bantu keluarga latihan ambulasi (0221) antara lain adalah beri
menyediakan dukungan pengurang nyeri, ajarkan pakaian longgar, ajarkan duduk, fasilitasi latihan
prinsip manajemen nyeri, ajarkan teknik berjalan, dan terapi latihan mobilisasi seperti
nonfarmakologi, dukung beristirahat, kendalikan ajarkan ROM, monitor ketidaknyamanan bergerak
faktor penyebab terjadinya nyeri, kolaborasi
pemberian analgetik, monitoring ketat pemberian
analgetik
Lanjutan…

Diagnosa 3

Setelah tindakan perawatan 3x24jam diharapkan resiko infeksi


terkontrol. Outcome yang diharapkan adalah 192405 identifikasi
tanda-tanda infeksi (4), 192411 mempertahankan lingkungan yang
bersih (4), dan 192413 menstrategi kontrol infeksi (4) . Intervensi
keperawatan yang diberikan adalah Kontrol infeksi (6540) yang
meliputi sediakan lingkungan yang bersih dan nyaman, batasi
pengunjung, dorong asupan nutrisi, dorong asupan cairan,
kolaborasi terapi antibiotik, monitoring tanda-tanda infeksi
ANALISA IMPLEMENTASI
DAN EVALUASI
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
KESIMPULAN
• Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, ditemukan data fokus sebagai berikut: data subyektif yaitu: klien

mengatakan nyeri paha kanan dengan kriteria nyeri; P : nyeri terjadi karena luka post operasi, Q : seperti
tertusuk-tusuk benda tajam, R : femur dextra, S: 5, T : nyeri dirasakan terus-menerus. Pasien mengatakan
tidak nyaman saat nyeri timbul.

• Diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan pada Ny. S dan sesuai dengan tinjauan

pustaka adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik, hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan penurunan kekuatan otot, dan resiko infeksi berhubungan dengan prosedur bedah.

• Intervensi yang diberikan kepada Ny. S disusun berdasarkan Nursing Interventions Classification (NIC)

dan Nursing Outcomes Classification (NOC) dan disesuaikan dengan masalah dan kebutuhan klien.

• Evaluasi keperawatan dilakukan setiap 3x24 jam secara berkesinambungan. Dalam evaluasi,

keberhasilan proses keperawatan diukur berdasarkan tujuan dan outcome yang telah disusun.
SARAN
• Bagi Penulis
Aktif dalam menambah ilmu dan wawasan dalam bidang keperawatan, khususnya tentang
asuhan keperawatan pada klien dengan fraktur femur dengan tindakan ORIF dan mencari
lebih banyak pengalaman

• Bagi pasien dan keluarga


Selama klien dirawat di Rumah Sakit, keluarga diharapkan aktif berpartisipasi dalam
perawatan klien untuk menjalin kerjasama yang baik agar masalah klien dapat segera teratasi.

• Bagi Rumah Sakit


Rumah Sakit perlu meningkatkan sistem pendokumentasian proses keperawatan sesuai
dengan standar NANDA dan PPNI agar menjadi lebih baik dan bisa menjadi ladang ilmu
yang bermutu tinggi bagi perawat, mahasiswa dan tim medis yang lainnya.

• Bagi Institusi Pendidikan


Institusi Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan sistem pembelajaran dan bimbingan agar
dapat mencetak perawat yang unggul di masa mendatang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai