Anda di halaman 1dari 27

KEPERAWATAN

MEDIKAL BEDAH III


“ RHEUMATOID ARTRITIS ”
KELOMPOK 1
ELDA DAMAYANTI RICHA ANGGRAINI
FENI MELANI RAHMA DELLA
IKLIMAH TRIA PRATIWI
ICHA NURHASANA
PENGERTIAN RHEUMATOID
ARTRITIS
• Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti
sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti
radang sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun
dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan,
sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan
kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002).
ETIOLOGI
• Penyebab artritis reumatoid masih belum diketahui secara pasti walaupun
banyak hal mengenai patologis penyakit ini telah terungkap. penyakit ini
belum dapat dipastikan mempunyai hubungan dengan faktor genetik.
Namun, berbagai faktor termasuk kecendrungan genetik bisa memengaruhi
reaksi autoimun. Faktor-faktor yang berperan antara lain adalah jenis kelamin,
infeksi (Price, 1995), keturunan (Price, 1995; Noer S, 1996), dan lingkungan
(Noer S, 1996).
KLASIFIKASI
Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
• Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
• Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
• Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu
• Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 3 bulan.
WOC
WOC

Reaksi faktor R dengan


antibody,faktor Reaksi peradangan nyeri
metabolik,infeksi dengan
kecendrungan virus

Synovial menebal Kurangnya


informasi

pannus
Defisit pengetahuan
ansietas

nodul Infiltrasi dalam os.subcondria

Defomitas sendi
Hambatan nutrisi pada
kartilago artikularis

Gangguan body
image
Kartilago nekrosis Kerusakan kartilago dan
tulang

Erosis kartilago

Tondon dan ligament


melemah
Adhesi pada permukaan
sendi
Gangguan body
image
Kartilago nekrosis Kerusakan kartilago dan
tulang

Erosis kartilago

Tondon dan ligament


melemah
Adhesi pada permukaan
Hambatan
sendi
mobilitas fisik

ankilosis fibrosaan

Kekuatan sendi Ankilosis tulang

Mudah luksasi dan Hilangnya


Keterbatasan subluksasi hambatan otot
gerakan sendi

Defisit perawatan diri Resiko cedera


MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Chairuddin, 2003) :
• Kaku pada pagi hari (morning stiffness)
• Arthritis pada 3 daerah
• Arthritis pada persendian tangan
• Arthritis simetris
• Nodul rheumatoid, yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan ektensor
atau daerah jukstaartikular dalam observasi seorang dokter
• Faktor rheumatoid serum positif
• Terdapat perubahan gambaran radiologis yang khas pada pemeriksaan sinar rontgen tangan
• Kelainan sistem pencernaan
• Komplikasi syaraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas
• Nodulus reumatoid ekstrasinovial dapat terbentuk pada katup jantung atau pada paru, mata, atau
limpa
• Osteoporosis
• Nekrosis sendi panggul.
• Deformitaas sendi.
• Kontraktur jaringan lunak.
• Sindrom Sjogren (Bilotta, 2011).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tes faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75% pasien artritis
reumatoid terutama bila masih aktif
• Protein C-reaktif biasanya positif.
• LED meningkat.
• Leukosit normal atau meningkat sedikit.
• Anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamasi yang kronik.
• Trombosit meningkat
PENATALAKSANAAN
• Pemberian terapi
• Pengaturan aktivitas dan istirahat
• Kompres panas dan dingin
• Diet
• Banyak minum air untuk membantu mengencerkan asam urat yang terdapat dalam darah
sehingga tidak tertimbun di sendi. (NANDA, 2013).
• Gizi
• Pembedahan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN :
• Keluhan Utama : biasanya pasien merasakan nyeri otot dan sendi saat bergerak,
kekakuan sendi dan otot.
• Riwayat kesehatan sekarang : biasanya pasien merasa kekakuan sendi pada pagi hari ,
kelelahan, lemah, lesu, takikardi, berat badan menurun,
• Riwayat kesahatan dahulu : biasanya pasien pernah mengalami hipertensi, diabetes
mellitus dll.
• Riwayat kesehatan keluarga : bisanya keluarga pasien ada yang mengidap penyakit
sama dengan pasien
PENGKAJIAN FISIK
• Aktivitas/Istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk
dengan stress pada sendi; kekakuan sendi pada pagi hari, biasanya terjadi
secara bilateral dan simetris
• Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/kaki, misal pucat intermitten,
sianotik, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
• Integritas Ego
Gejala : Faktor-faktor stress akut/kronis, misal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor
hubungan sosial. Keputusasaan dan ketidak berdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas
diri misal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota tubuh.
• Makanan/Cairan
Gejala : ketidakmampuan menghasilkan/mengkonsumsi makan/cairan adekuat; mual, anoreksia, dan
kesulitan untuk mengunyah.
Tanda : Penurunan berat badan, dan membran mukosa kering.
• Hiegiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara
mandiri. Ketergantungan pada orang lain.
• Neurosensori
Gejala : Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Tanda : Pembengkakan sendi simetris.
• Nyeri/kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri (disertai/tidak disertai
pembengkakan jaringan lunak pada sendi).
• Keamanan
Gejala : Kulit mengilat, tegang; nodus subkutaneus. Lesi
kulit, ulkus kaki, kesulitan dalam menangani
tugas/pemeliharaan rumah tangga
• Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain,
perubahan peran, isolasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Nyeri akut b.d akumulasi cairan/ proses inflamasi
• Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal
• Defisit perawatan diri b.d kerusakan muskuloskeletal, penurunan kekuatan,
daya tahan, nyeri saat bergerak atau depresi.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
N DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
O KEPERAWATA
. N
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan asuhan Mandiri 1. Membantu dalam menentukan
keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Kaji keluhan nyeri, skala kebutuhan manajemen nyeri dan
akumulasi cairan/ diharapkan Nyeri berkurang, nyeri, serta catat lokasi efektivitas program.

proses inflamasi hilang atau teradaptasi. dan intensitas, faktor - 2. Pada penyakit yang berat/
faktor yang mempercepat, eksaserbasi, tirah baring mungkin
dan respons rasa sakit diperlukan untuk membatasi
nonverbal. nyeri/cedera.
2. Biarkan klien mengambil 3. Mencegah terjadinya kelelahan
posisi yang nyaman umum dan kekakuan sendi.
waktu tidur atau duduk di Menstabilkan sendi, mengurangi
kursi. Tingkatkan istirahat gerakan/rasa sakit pada sendi.
di tempat tidur sesuai
indikasi.
Kriteria Hasil : 3. Anjurkan klien untuk sering 4. Meningkatkan relaksasi
- klien melaporkan merubah posisi. Bantu klien untuk
penurunan nyeri. bergerak di tempat tidur, sokong otot dan mobilitas,
sendi yang sakit di atas dan di menurunkan rasa sakit, dan
- menunjukkan perilaku bawah, serta hindari gerakan yang
yang lebih relaks. menyentak. menghilangkan kekakuan
pada pagi hari. Sensitivitas
- memperagakan 4. Anjurkan klien untuk mandi air
keterampilan reduksi hangat. Sediakan waslap hangat pada panas dapat dihilangkan
nyeri yang dipelajari untuk kompres sendi yang sakit. dan luka dermal dapat
dengan peningkatan Pantau suhu air kompres, air mandi,
keberhasilan. dan sebagainya. disembuhkan.
5. Meningkatkan relaksasi/
Skala nyeri 0-1 atau 5. Berikan masase yang lembut.
teradaptasi. mengurangi tegangan otot.
Tingkat aktivitas/ latihan
tergantung dari perkembangan
resolusi proses inflamasi.
2. Gangguan Setelah dilakukan asuhan Mandiri 1. Tingkat aktivitas/
keperawatan selama 3 x 1. Evaluasi/ lanjutan latihan tergantung dari
mobilitas fisik 24 jam diharapkan pemantauan tingkat perkembangan resolusi
berhubungan Klien mampu inflamasi/ rasa sakit proses inflamasi.
melaksanakan aktivitas pada sendi.
dengan fisik sesuai dengan
deformitas kemampuannya.
2. Pertahankan 2. Istirahat sistemik
skeletal istirahat tirah dianjurkan selama
baring/ duduk jika eksaserbasi akut dan
diperlukan. Buat seluruh fase penyakit
jadwal aktivitas yang yang penting, untuk
sesuai dengan mencegah kelelahan,
toleransi untuk dan mempertahankan
memberikan periode kekuatan.
istirahat yang terus-
menerus dan tidur
malam hari yang
tidak terganggu.
Kriteria Hasil 3. Bantu klien latihan 3. Mempertahankan/
: rentang gerak pasif/ meningkatkan fungsi
• Klien dapat ikut aktif, demikian juga sendi, kekuatan otot, dan
serta dalam latihan resistif dan stamina umum. Latihan
program latihan. isometrik jika yang tidak adekuat dapat
• Tidak terjadi memungkinkan. Ubah menimbulkan kekakuan
kontraktur sendi. posisi klien setiap dua sendi, karenanya aktivitas
• Bertambahnya jam dengan bantuan yang berlebihan dapat
kekukatan otot. personel yang cukup. merusak sendi.
• Klien 4. Demonstrasikan/ 4. Menghilangkan tekanan
menunjukkan bantu teknik pada jaringan dan
tindakan untuk pemindahan dan meningkatkan sirkulasi.
meningkatkan penggunaan bantuan Mempermudah
mobilitas, mobilitas. perawatan diri dan
mempertahankan 5. Posisikan sendi yang kemandirian klien. Teknik
koordinasi sakit dengan bantal, pemindahan yang tepat
mobilitas kantung pasir, gulung dapat mencegah robekan
trokanter, bebat, dan abrasi kulit.
brace.
5. Meningkatkan stabilitas
jaringan (mengurangi risiko
cedera) dan mempertahankan
posisi sendi yang
diperlukandan dan kesejajaran
tubuh serta dapat mengurangi
kontraktur.
3. Defisit Setelah dilakukan Mandiri 1. Klien mungkin dapat
asuhan keperawatan 1. Diskusikan dengan klien melanjutkan aktivitas
perawatan diri selama 3 x 24 jam tingkat fungsional umum dengan
b.d kerusakan diharapkan Klien dapat umum sebelum melakukan adaptasi
melakukan perawatan timbulnya/eksaserbasi yang diperlukan pada
muskuloskeletal diri sesuai penyakit dan resiko keterbatasan saat ini.
, penurunan kemampuannya. perubahan yang 2. Mendukung
Kriteria Hasil : diantisipasi. kemandirian
kekuatan, daya • Melaksanakan 2. Pertahankan mobilitas, fisik/emosional klien.
tahan, nyeri saat aktivitas perawatan control terhadap nyeri, 3. Menyiapkan klien
diri pada tingkat dan program latihan. untuk meningkatkan
bergerak atau yang konsisten 3. Kaji hambatan klien kemandirian, yang akan
depresi. dengan kemampuan dalam partisipasi meningkatkan harga
individual perawatan diri. diri.
• Mendemonstrasikan Identifikasi/buat
perubahan teknik/ rencana untuk
gaya hidup untuk modifikasi lingkungan.
memenuhi
kebutuhan
perawatan diri.
• Mengidentifiki 3. Konsultasi dengan 4. Berguna dalam menentukan alat
sumber-sumber ahli terapi okupasi. bantu untuk memenuhi kebutuhan
pribadi / komunitas individual, missal memasang kancing,
yang dapat memenuhi 4. Mengatur evaluasi menggunakan alat bantu, emmakai
kebutuhan perawatan kesehatan di rumah sepatu, atau menggantungkan
diri. sebelum dan setelah pgangan untuk mandi pancuran.
pemulangan
5. Mengidentifikasi masalah-masalah
yang mungkin dihadapi karena tingkat
ketidakmampuan actual. Memberikan
lebih banyak keberhasilan usaha tim
dengan orang lan yang ikut serta
dalam perawatan, missal tim terapi
okupasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai