PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di mana sendi
terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoartritis (OA)
adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan degenerasi tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia
lanjut. Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis degeneratif, osteoartrosis, atau artritis
hipertrofik, merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang – orang
usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan
penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga orang
dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu
dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang
menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi. Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom
klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi
synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia.
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan
kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C
Suzanne, 2002 hal 1087).
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan
meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai
pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994,
Solomon, 1997).
Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang dan sendi berupa disentegrasi dan
pelunakan progresif yang diikuti dengan pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut
osteofit, dan fibrosis dan kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau
kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan dengan faktor sistemik atau
infeksi.Osteoartritis merupakan penyakit sendi degenaritif yang berkaitan dengan kerusakan kartiloago sendi.Lutut,
punggung, tangan, dan pergelangan kaki paling sering terkena.
Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi
yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang
karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi
tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis secara
serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian.( R. Boedhi
Darmojo & Martono Hadi ,1999)
B. Etiologi
1. Usia/Umur
Umumnya ditemukan pada usia lanjut (diatas 50tahun). Karena pada lansia pembentukkan kondrotin sulfat (substansi
dasar tulang rawan) berkurang dan terjadi fibrosis tulang rawan.
2. Jenis Kelamin
Kelainan ini ditemukan pada pria dan wanita, tetapi sering ditemukan lebih banyak pada wanita pascamenopause
(osteoartritis primer).Osteoartritis sekunder lebih banyak ditemukan pada pria.
3. Ras
Lebih sering ditemukan pada orang Asia, khususnya cina, Eropa, dan Amerika daripada kulit hitam.
4. Faktor Keturunan
Faktor genetik juga berperang timbulnya OA.Bila ibu menderita OA sendi interfalang distal, anak perempuannya
mempunyai kecenderungan terkena OA 2-3 kali lebih sering.
5. Faktor Metabolik/Endokrin
Klien hipertensi, hiperurisemia, dan diabetes lebih rentan terhadap OA. Berat badan berlebihan akan meningkatkan
resiko OA, baik pada pria maupun wanita.
6. Faktor Mekanis
Trauma yang hebat terutama fraktur intraartikular atau dislokasi sendi merupaan predisposisi OA. Cedera sendi,
pekerjaan dan olahraga yang menggunakan sendi berlebihan, dan gangguan kongruensi sendi akan meningkatkan OA.
b. Cuaca dan Iklim
OA lebih sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin atau lembab.
7. Diet
Salah satu tipe OA yang bersifat umum di Siberia disebut penyakit Kashin-Beck yang mungkin disebabkan oleh
menelan zat toksin yang disebut fusaria.
C. Pathway
Reaksi faktor resiko dengan antibodi, faktor metabolik, infeksi dengan kecenderungan virus
Sinovial menebal
Resiko
Ankilosis fibrosa
cidera
D. Klasifikasi
1. Osteoartritis Primer
OA Primer tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, dapat mengenai satu atau beberapa sendi. OA jenis ini
terutama ditemukan pada pada wanita kulit putih, usia baya, dan umumnya bersifat poli-articular dengan nyeri akut
disertai rasa panas pada bagian distal interfalang, yang selanjutnya terjadi pembengkakan tulang (nodus heberden).
2. Osteoartritis Sekunder
OA sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan kerusakan pada sinovia sehingga menimbulkan
osteoartritis sekunder. Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan osteoartritis sekunder sebagai berikut:
a. Trauma /instabilitas.
OA sekunder terutama terjadi akibat fraktur pada daerah sendi, setelah menisektomi, tungkai bawah yang tidak
sama panjang, adanya hipermobilitas, instabilitas sendi, ketidaksejajaran dan ketidakserasian permukaan sendi.
b. Faktor Genetik/Perkembangan
Adanya kelainan genetik dan kelainan perkembangan tubuh (displasia epifisial, displasia asetabular, penyakit
Legg-Calve-Perthes, dislokasi sendi panggul bawaan, tergelincirnya epifisis) dapat menyebabkan OA.
c. Penyakit Metabolik/Endokrin
OA sekunder dapat pula disebabkan oleh penyakit metabolik/sendi (penyakit okronosis, akromegali,
mukopolisakarida, deposisi kristal, atau setelah inflamasi pada sendi. (misalnya, OA atau artropati karena inflamasi).
1. Grade 0 : Normal
Minim
3. Grade 2 : Minimal, osteofit sedikit pada tibia dan patella dan permukaan sendi menyempit asimetris.
4. Grade 3 : Moderate, adanya osteofit moderate pada beberapa tempat, permukaan sendi menyepit, dan
tampak sklerosis subkondral.
5. Grade 4 : Berat, adanya osteofit yang besar, permukaan sendi menyempit secara komplit, sklerosis
subkondral berat, dan kerusakan permukaan sendi.
E. Manifestasi Klinis
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.
Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan menimbulkan pembengkakan
dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang pada waktu istirahat.
Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.Nyeri
biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat
dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini
belum dapat diketahui penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang sendi biasanya teraba
panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Serologi (untuk indikasi inflamasi) dan cairan sinovial dalambatas normal, pemeriksaan
mikroskopis
2. Foto rontgen polos menunjukan penurunan progresif masa kartilago sendi sebagai penyempitan rongga sendi
3. Pemeriksaan zat besi dan kalsium
G. Penatalaksanaan
1. Terapi Non-Farmakologi
a. Olahraga
Olahraga dapat mengurangi rasa sakit dan dapat membantu mengontrol barat badan.Olahraga untuk
osteoarthritis misalnya berenang dan jogging.
b. Menjaga sendi
Menggunakan sendi dengan hati-hati dapat menghindari kelebihan stres pada sendi.
c. Panas/dingin
Panas didapat, misalnya dengan mandi air panas.Panas dapat mengurangi rasa sakit pada sendi dan
melancarkan peredaran darah.Dingin dapat mengurangi pembengkakan pada sendi dan mengurangi rasa sakit.Dapat
didapat dengan mengompres daerah yang sakit dengan air dingin.
d. Viscosupple mentation
Merupakan perawatan dari Canada untuk orang yang terkena osteoarthritis pada lutut, berbentuk gel.
e. Pembedahan
Apabila sendi sudah benar-benar rusak dan rasa sakit sudah terlalu kuat, akan dilakukan pembedahan. Dengan
pembedahan, dapat memperbaiki bagian dari tulang.
f. Akupuntur
h. Teh hijau
2. Terapi Farmakologi
Semua obat memiliki efeksamping yang berbeda, oleh karena itu, penting bagi pasien untuk membicarakan
dengan dokter untuk mengetahui obat mana yang paling cocok untuk di konsumsi.Berikut adalah beberapa obat
pengontrol rasa sakit untuk penderita osteoarthritis.
a. Acetaminophen
Merupakan obat pertama yang di rekomendasikan oleh dokter karena relatif aman dan efektif untuk mengurangi
rasa sakit.
Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi.Mempunyai efeksamping, yaitu menyebabkan sakit perut
dangan gangguan fungsi ginjal.
c. Topical pain
Dalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan langsung pada kulit yang terasa sakit.
d. Tramadol (Ultram)
Tidak mempuyai efeksamping seperti yang ada pada acetaminophen dan NSAIDs.
Mengandung analgesic seperti codeinatau hydrocodone yang efektif mengurangi rasa sakit pada penderita
osteoarthritis.
f. Corticosteroids
g. Hyaluronic acid
Kasus Pemicu
Ny. N umur 64 tahun di bawa ke RS Medistra datang dengan keluhan nyeri pada bagian lututnya. Pasien mengatakan lututnya
merasa linu, nyeri seperti tertusuk, nyeri semakin bertambah saat beraktivitas, keletihan dan membaik ketika istirahat. Pasien
juga mengatakan merasa kaku waktu pagi hari dan terjadi berulang sepanjang hari dengan periode istirahat. Penanganan yang di
lakukan dirumah pasien hanya selalu memijat bagian yang terasa sakit. Pasien tampak cemas dan memegangi lututnya karena
mengeluh sakit. Anaknya mengatakan Ny. N membutuhkan bantuan ketika beraktifitas seperti berjalan saat gejalanya timbul.
Anaknya mengatakan Postur tulang belakang pasien tampak sceleosis. Pasien mengatakan pasien tidak mengetahui tentang
penyakitnya. Setelah di lakukan pemeriksaan di dapatkan hasil TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 100x/menit
RR : 23x/menit
S : 36,5 oC
TB : 150 cm
BB : 75 kg
I. IDENTITAS DIRI KLIEN
Nama : Ny. N
Tempat tanggal lahir : Bekasi
Umur : 64 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : sudah menikah
Alamat : Kp. Sasak Jarang Jatimulya
Agama : Islam
Suku : Betawi
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Keluarga terdekat yang bisa dihubungi : Anak
Alamat : Kp. Sasak Jarang Jatimulya
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Anak
Kebiasaan :
Pola makan : Teratur namun jarang sekali makan daging selama 20
tahun, hampir selalu mengkonsumsi protein nabati,
sayuran, serta banyak minum air putih.
Makanan yang disukai : Tidak ada yang spesifik (semua makanan suka)
Banyaknya minuman dalam sehari : 10 gelas / hari
Jenis minuman dan makanan yang tidak disukai : Tidak ada yang spesifik (Sejauh ini bisa makan semua jenis
makanan)
BB : 75 kg TB : 150 cm
Perubahan selama sakit : Melakukan aktifitas terbatas karena sering sakit pada
sendi lutut.
V. PENGKAJIAN FISIK
1. Kepala dan Leher
2. Penglihatan
Bentuk mata : Simetris terhadap wajah
Ketajaman : Kurang baik sehingga membutuhkan alat bantu penglihatan
Konjungtiva : Tidak anemis
Pupil : Isokor (kanan dan kiri)
Sklera : Tidak ikterus, tampak adanya arteri
Pakai kaca mata : Iya (Hipermetropi, menggunakan kacamata +2)
Penglihatan kabur : Tidak
Diplopia : Tidak
Nyeri : Tidak
Peradangan : Tidak
Pernah operasi : Tidak
3. Pendengaran
5. Pernapasan
Inspeksi
Bentuk thorax : Simetris kanan dan kiri
Pernapasan : Tampak teratur dan tidak kesulitan untuk
bernapas
Perkusi
Cairan : Tidak terdapat cairan berlebih dalam paru
Udara : Bunyi paru terdengar timpani (normal)
Massa : Tidak teraba adanya masa maupun benjolan
Auskultasi
Inspirasi : Terdengar normal (suara napas bersih)
Ekspirasi : Terdengar normal (suara napas bersih)
Ronchi : Tidak terdengar bunyi ronchi
Wheezing : Tidak terdengar bunyi wheezing
Krepitasi : Tidak terdengar bunyi krepitasi
Clubbing Finger : Tidak tampak adanya clubbing finger
6. Pencernaan
Inspeksi
Basah : Ya
Pecah : Terlihat agak kering
Keadaan abdomen
Pembuluh darah kapiler yang nampak : Tidak ada pembuluh kapiler yang nampak
Pembesaran : Tidak ada pembesaran hepar atau kelenjar, tidak terdapat benjolan
Keadaan rektal
Luka : Tidak ada luka
Perdarahan : Tidak tampak pendarahan
Hemmoroid : Tidak
Lecet/ tumor/ bengkak : Tidak tampak adanya luka/tumor/bengkak
Auskultasi
Palpasi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Tingkat kesadaran : Compos mentis GCS (E/M/V): E=4, M=6, V=5 (normal)
Kejang : Tidak kejang Jenis : Tidak ada
Jenis kelumpuhan : Tidak lumpuh
Parasthesia : Tidak parasthesia
Koordinasi gerak : Baik, tidak ada kesulitan bergerak (normal)
9. Musculoskeletal
Nyeri otot : Tidak ada
Refleksi sendi : Agak kaku terutama bagian kaki kiri dan
kanan
Kekuatan otot : 4 (dari rentang 1 - 5)
Atropi / hyperthropi : Tidak ada
10. Kulit/ Integumen
Rash : Tidak ada ruam
Lesi : Tidak ada lesi
Turgor : Menurun kekenyalannya karena faktor usia lanjut
Warna : Tidak pucat, kemerahan (hitam)
Kelembaban : Tampak agak kering
Petechie : Tidak tampak adanya petechie
VI. STATUS FUNGSIONAL
Indeks Barthel (Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari hari)
Aktifitas Score
Makan
0 = Bantuan penuh
10
5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega, modifikasi diet
10 = independent
Mandi
0 = Membutuhkan bantuan 5
5 = independent
Berdandan
0 = Perlu bantuan 5
5 = independent berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur
Memasang Baju
0 = Dengan bantuan
10
5 = Dengan bantuan 50%
10 = independent
Ke Toilet
0 = Butuh Bantuan Penuh
5
5 = Butuh Bantuan 50%
10 = independent (menghidupkan, dressing, wiping)
Berjalan di tangga
0 = Bantuan penuh
0
5 = Dengan bantuan (verbal, physical, carrying aid)
10 = independent
TOTAL (0 - 100) 75
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil 10 benar dan 0 salah ini menunjukkan
bahwah fungsi intelektual Ny.m masih Utuh.
VIII. STATUS FUNGSIONAL
Nama Pasien : Ny. N (64 tahun)
Tanggal Pemeriksaan : 15 Januari 2020
Diagnosa Medik : Osteoarthtris
APGAR Keluarga :
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu Selalu : 2
menyusahkan saya (adaptasi) Kadang – kadang : 1
Tidak Pernah : 0
Saya puas dengan cara keluarga ( teman ) saya membicarakan seuatu dan mengungkapkan Selalu : 2
masalah dengan saya ( hubungan ) Kadang – kadang : 1
Tidak Pernah : 0
Saya puas bahwa keluarga teman ( saya ) menerima dan mendukung keinginan saya untuk Selalu : 2
melakukan aktivitas ( Pertumbuhan ) Kadang – kadang : 1
Tidak Pernah : 0
Saya puas dengan cara keluarga teman ( saya) mengekspresikan afek dan berespons terhadap Selalu : 2
emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai. ( Afek ). Kadang – kadang : 1
Tidak Pernah : 0
Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu bersama – sama. Selalu : 2
Kadang – kadang : 1
Tidak Pernah : 0
Nilai APGAR Keluarga : 8 yang berarti disfungsi keluarga minimal atau tidak ada
IX. DATA PENUNJANG
Nama Pasien : Ny. N (64 tahun)
Tanggal Pemeriksaan : 15 Januari 2020
Diagnosa Medik : Osteoarthtris
NO RM : 10198536
X. DIAGNOSTIK TEST
Pada pemeriksaan arthroskopi tampak fibrilasi pada kartilago
XI. PENATALAKSANAAN
1. klien mendapatkan resep obat dari dokter antara lain:
Pariet (PO) 20 mg 1x1
Artrodar (PO) 50 mg 2x1
OA Forte (PO) 500 mg 2x1
Ex Forge (PO) 80 mg/5ml 1x1
Cereblex (PO) 100 mg 2x1
Methycobal (PO) 500 mg 2x1
Voltaren Gel (Tropikal) 50 gr
2. Klien melakukan fisioterapi dengan fisioterapist 2x sehari tiap pagi dan sore
3. Gambaran radiologi foto X-Ray konvensional lutut tampak osteofit pada pinggir sendi (osteoarthritis)
XII. THERAPY SAAT INI
XIII. DATA FOKUS
Nama Pasien : Ny. N (64 tahun)
Tanggal Pemeriksaan : 15 Januari 2020
Diagnosa Medik : Osteoarthtris
NO RM : 10198536
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. N (64 tahun)
Tanggal Pemeriksaan : 15 Januari 2020
Diagnosa Medik : Osteoarthtris
NO RM : 10198536
15/01/20 Risiko Cidera b.d Klien dapat Klien bebas dari cedera Mandiri
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tanggal Dx. Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
penurunan fungsi tulang mempertaha jaringan lunak atau Fraktur Pasang bedrail Menjaga
d.d klien mengatakan nkan Berkurangnya resiko cedera pada keselamatan
takut jatuh kalau keselamatan tempat tidur klien fisik klien
berjalan jauh sehingga fisik. Lingkungan
malas keluar rumah Kendalikan yang bebas
sakit, Klien terlihat lingkungan bahaya akan
berhati – hati ketika dengan mengurangi
berjalan. menyingkirkan resiko
bahaya yang ada, cedera.
seperti
menghindari
lantai licin, jangan
menaruh keset Berdiri
kaki licin maupun
sembarangan berjalan
Anjurkan pasien perlahan
untuk bangkit akan
berdiri dari tempat Menurunka
duduk atau tempat n resiko
tidur dengan cedera
perlahan Penggunaan
alat bantu
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tanggal Dx. Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
seperti
Anjurkan klien tongkat akan
menggunakan alat mengurangi
bantu yang resiko
dibutuhkan seperti cedera pada
tongkat (apabila klien
dibutuhkan)
Keberadaa
Kolaborasi n orang
Anjurkan teman lain akan
atau keluarga meningkat-
klien untuk kan
menemani klien keamanan
disaat saat tertentu pasien
(misal saat pergi ketika
jalan - jalan) beraktifitas
15/01/20 Defisit Pengetahuan b.d Klien Mandiri
Kurangnya informasi mendapatka Pasien dapat memahami Berikan Meningkatka
pendidikan n
tentang penyakit d.d n informasi proses penyakit dan
kesehatan pengetahuan
Pasien berulang kali tentang pengobatannya berkaitan dengan pasien
menanyakan ”Apa jenis penyakitnya berpartisipasi dalam program penyakit yang tentang
diderita pasien. penyakitnya.
penyakit saya, sus ?”, pengobatan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tanggal Dx. Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
apa penyebabnya?”
selama pengkajian Berikan pendidikan Memotivas
kesehatan kepada i pasien
dilakukan, klien tampak
pasien mengenai untuk
kebingungan ketika pola hidup yang mempunyai
ditanya mengenai sehat dan kaitannya pola hidup
dengan penyakit. sehat
penyakitnya
Diskusi dengan
pasien dan keluarga Klien
pasien tentang mengetahui
terapi yang terapi yang
dijalaninya dijalaninya
III. Implementasi
Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah di rencanakan dan di lakukan sesuai dengan kebutuhan
klien/pasien tergantung pada kondisinya. Sasaran utama pasien meliputi peredaan nyeri, Terhindar dari risiko cidera,,
pemahaman dan penerimaan penanganan, pemenuhan aktivitas perawatan diri, termasuk pemberian obat, pencegahan isolasi
sosial, dan upaya komplikasi.
IV. Evaluasi
Melakukan pengkajian kembali untuk mengetahui apakah semua tindakan yang telah dilakukan dapat memberikan
perbaikan status kesehatan terhadap klien.