A DENGAN DIAGNOSA
OSTEORATHRITIS FOKUS STUDI GANGGUAN RASA NYAMAN: NYERI
DI DESA NGAWEN JEPON RT08/RW 05 KEC. JEPON KAB BLORA
DISUSUN OLEH:
P1337420418012
2B
2020
BAB I
A. Definisi
Osteorathritis merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan
dengan kerussakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki
paling sering terkena OA (Sudoyo Aru dkk, 2009 dalam Nurarif dkk, 2015)
B. Etiologi
adalah :
a. Umur.
b. Jenis Kelamin.
d. Pekerjaan
e. Kegemukan
h. Suku.
C. Klasifikasi
1. Osteoartritis Primer
2. Osteoartritis Sekunder
a. Trauma /instabilitas.
b. Faktor Genetik/Perkembangan
c. Penyakit Metabolik/Endokrin
1. Grade 0 : Normal
D. Manifestasi Klinis
sebagai berikut :
a. Nyeri sendi
d. Krepitasi
E. Patofisiologi
Reaksi faktor resiko dengan antibodi, faktor metabolik, infeksi dengan kecenderungan virus
Sinovial menebal
1. Pemeriksaan Radiologi
G. Penatalaksanaan
1. Terapi Non-Farmakologi
a. Olahraga
b. Menjaga sendi
c. Panas/dingin
d. Viscosupple mentation
e. Pembedahan
Apabila sendi sudah benar-benar rusak dan rasa sakit sudah terlalu
kuat, akan dilakukan pembedahan. Dengan pembedahan, dapat
memperbaiki bagian dari tulang.
f. Akupuntur
h. Teh hijau
2. Terapi Farmakologi
a. Acetaminophen
c. Topical pain
d. Tramadol (Ultram)
f. Corticosteroids
g. Hyaluronic acid
H. Pencegahan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar kita terhindar dari osteoarthritis:
2. mengontrol berat badan agar berat yang ditopang oleh sendi menjadi ringan
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
a. Meliputi nama, umur usia. (Usia merupakan faktor resiko terbesar
terjadinya OA (Markenson, 2004). OA hampir tidak pernah
terjadi pada anak-anak dan jarang terjadi dibawah 40 tahun dan
sering terjadi diatas usia 40 sampai 60 tahun (Soeroso, 2007).
Pada penuaan terjadi perubahan morfologi dan fungsi kondrosit.
Perubahan ini menyebabkan degradasi kartilago immature yang
cepat saat dirangsang oleh interleukin-1 (IL-1) (Thobias & Sharif,
2003)).
b. Jenis kelamin (Osteoarthritis lebih banyak terjadi pada wanita, hal
ini menunjukkan adanya peran hormonal (Soeroso et al., 2007).
Insiden kejadian OA pada wanita meningkat tajam bersamaan
dengan menopouse (Jordan, 2006). Pada saat menopouse terjadi
penurunan sekresi estrogen (Jones, 2002). Reseptor estrogen dapat
mengenali permukaan osteoblas dan osteoklas dan pada penelitian
in vitro didapatkan hasil bahwa hormon seks wanita mampu
memodifikasi kondrosit pada kondisi kultur (American Academy
of Orthopedic, 2004).
c. Alamat, agama/kepercayaan, pendidikan, suku/bangsa
(Osteoarthritis dua kali lebih sering dijumpai pada orang kulit
hitam dari pada orang kulit putih (Kasjmir, 2003). Hal ini
mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan
(Soeroso et al., 2007).
d. Pekerjaan
2. Keluhan Utama
Pasien biasanya mengeluh nyeri pada sendi waktu bergerak.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien biasanya mengeluh nyeri pada saat bergarak, keletihan,
merasa kaku waktu pagi hari,
b. Riwayat kesehatan dahulu
Tidak terdiagnosa
c. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien ada yang menderita penyakit ini, osteoarthritis muncul
karena adanya factor rognos
4. Riwayat psikososial
Faktor-faktor stress akut/kronis (misalnya finansial pekerjaan,
ketidakmampuan, rogno-faktor hubungan.
Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).
Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas pribadi,
misalnya ketergantungan pada orang lain.
6. Pemeriksaan Fisik
Pada osteoartritis pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan
dilakukan pada pasien yang pertama adalah pengukuran berat badan
dan tinggi badan kemudian pemeriksaan tanda-tanda vital seperti
pengukuran suhu, denyut nadi, pernafasan, dan tekanan darah
sehingga didapatkan hasilnya tekanan darah 130/80 mmHg, denyut
nadi 88kali/menit, pernafasan 20kali/menit, dan suhu 36,40 C. Selain
itu pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pemeriksaan fisik otot
dan sendi dengan cara inspeksi, palpasi dan pergerakan pada sendi
bahu, siku, pergelangan tangan dan tangan (dengan tambahan tes
sensoris jari untuk menguji integritas dari n. Ulnaris pada palmar dan
dorsal manus: digiti IV bagian medial dan digiti V, n.radialis pada
dorsum manus: digiti I, II, III, Ivbagian lateral, dan n.medianus pada
palmar: digiti I, II, III, IV bagian lateral), coxae (dengan tambahan
tes thomas pada keadaan tidur terlentang), lutut, dan pergelangan
kaki dan kaki. Pada pemeriksaan fisik pasien osteoartritis
didapatkan ;
a. Hambatan gerak
Perubahan ini seringkali sudah ada meskipun pada OA yang
masih dini. Biasanya bertambah berat dengan semakin beratnya
penyakit, sampai sendi hanya bisa digoyangkan dan menjadi
kontraktur. Hambatan gerak dapat konsentris (seluruh arah
gerakan) maupun eksentris (salah satu arah gerak saja).
b. Krepitasi
Awalnya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau
remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa. Dengan bertambah
beratnya penyakit, krepitasi dapat didengar sampai jarak tertentu.
Gejala ini mungkin timbul karena gesekan kedua permukaan tulang
sendi pada saat sendi digerakkan atau secara pasif di manipulasi.
c. Pembengkakan sendi yang seringkali asimetris
Pembengkakan pada OA dapat timbul karena efusi pada sendi
yang biasanya tak banyak ( <100 cc ). Sebab lain karena osteofit
yang dapat mengubah permukaan sendi.
d. Tanda-tanda peradangan
Tanda-tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan
gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan) mungkin dijumpai
pada OA karena adanya sinovitis. Biasanya tanda-tanda ini tak menonjol
dan timbul belakangan, seringkali dijumpai di lutut, pergelangan kaki,
dan sendi-sendi kecil tangan dan kaki.
e. Deformitas sendi yang permanen
Perubahan ini dapat timbul karena kontraktur sendi yang lama,
perubahan permukaan sendi, berbagai kecacatan dan gaya berdiri dan
perubahan pada tulang dan permukaan sendi.
f. Perubahan gaya berjalan
Keadaan ini hampir selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi
tumpuan berat badan. Terutama dijumpai pada OA lutut, sendi paha, dan
OA tulang belakang dengan stenosis spinal. Pada sendi-sendi lain, seperti
tangan bahu, siku, dan pergelangan tangan, ostoartritis juga
menimbulkan gangguan fungsi.
g. Aktivitas/Istirahat
Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress
pada sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan
simetris limitimasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu
senggang, pekerjaan, keletihan, malaise.
h. Kardiovaskuler
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi
2. Imobilisasi berhubungan kekakuan sendi.
3. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi tentang penyakit.
C. Recana asuhan keperawatan
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas pasien
Nama : Ny. A
Agama : IsIam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : ART
Diagnosa : Osteoartritis
b. Penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur : 48 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
2. Riwayat kesehatan
a. KeIuhan utama
Pasien mengatakan nyeri pada Iutut kanan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
a) Genogram
Keterangan gambar :
: laki – laki
: perempuan
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidur 6-8 jam setiap hari,tidur siang 1-
2 jam.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan tidur 6-8 jam setiap hari,tidur siang 1-
2 jam.
d. Nutrisi
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan makan normal 3x1
sehari, minum sehari 1-2 liter.
Selama Sakit : Pasien mengatakan makan normal 3x1
sehari, minum sehari 0-1 liter.
e. Pola Eliminasi
4. Pemeriksaan Fisik
e. Skala Nyeri
123456 78
f. Kepala : Simetris, warna rambut hitam, tidak terdapat nyeri tekan.
g. Mata : Mata simetris,konjungtiva tidak anemis,pupil isokor,diameter kanan
kiri 2mm 2mm,reaksi cahaya +/+
h. Hidung : tidak terdapat pernapasan caping hidung,tidak ada polip
i. muLut : mukosa bibir Lembab,tidak terihat sianosis.
j. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar limpa dan tidak ada tiroid.
k. Kulit :Turgor kulit kering
l. Tungkak : Tidak ada lesi,tidak ada benjolan/massa.
m. Dada
Inspeksi: Dada tampak simetris
Auskultasi: Dada terdengar trakheal, bronchial.
Perkusi : Dada terdengar samar saat diketuk.
Palpasi : Dada tidak ada nyeri tekan, expansi dada
simetris.
n. Payudara
Inspeksi: Tampak simetris
Palpasi : Tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan.
o. Punggung: Tidak terdapat lesi
p. Abdomen
Inspeksi : Tidak dikaji
Auskultasi: Terdengar peristaltik usus dengan jelas.
Perkusi : Terdengar timpasi.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
q. Panggul : Bentuk panggul normal.
r. Anus dan Rectum –
s. Genetalia
Tidak ada kelainan /penyakit pada vagina.
t. Ektremitas
Atas : Tidak ada kelainan bentuk pada tulang dan tangan
(anggota gerak atas)
Bawah : Tidak ada kelainan bentuk pada tulang dan jari,
kaki, terjadi kelemahan/rasa sakit pada lutut kaki kanan
B. Analisa Data
No Data Penyebab Masalah
1. Data Subjektif Inflamasi Nyeri akut
- Pasien menyatakan nyeri dilutut kanan sejak 3 hari
- Persepsi skala nyeri:
P: nyeri dipakai bergerak
Q : pegel-pegel,kemeng, nyeri
R : lutut kanan
S : skaIa nyeri 5
T: hiIang timbuI
- Data objektif
1. Pasien tampak meringis kesakitan menahan nyeri
2. Dari hasil pemeriksaan TTV
TD = 130/80 mmHg
Nadi= 88x/mm
Suhu = 36,50 C
RR = 22 x/mm
2. Kurang Kurang
- Data Subjektif informasi pengetahuan
Pasien mengtakan tidak mengerti tentang tentang kesehatan tentang
penyakitnya kesehatan
- Data objektif
Pasien mengatakan belum tahu tentang sakitnya
C. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi
2. Kurang pengetahuan tentang kesehatan
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakitnya.
D. Interveni
RR : 20x/mnt
O:
P: nyeri dipakai bergerak
Q : pegel-pegel,kemeng,
nyeri
R : lutut kanan
S : skaIa nyeri 5
T: hiIang timbuI
13.00 wib 1 Mengajarkan teknik relaksasi S: pasien mengikuti intruksi
perawat
O: pasien tampak meringis
menahan nyeri
O: pasien menonton Tv
13.40 1 mengedukasi pasien dan S: pasien bersedia
07.00
1 Mengukur TTV S: Pasien bersedia
wib TTV
O:
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
Suhu : 360 C
RR :22x/mnt
O:
P: nyeri dipakai
bergerak
Q : pegel-
pegel,kemeng, nyeri
R : lutut kanan
S : skaIa nyeri 4
T: hiIang timbuI
8.05
wib 1 Mengajarkan teknik S: pasien mengikuti
2020 TTV
O:
07.00 TD : 120/80 mmHg
wib N : 80x/menit
Suhu : 36,50 C
RR :20x/mnt
O:
P: nyeri dipakai
bergerak
Q : pegel-
pegel,kemeng, nyeri
R : lutut kanan
S : skaIa nyeri 3
T: hiIang timbuI
RR :20x/mnt
Skala nyeri
P: nyeri dipakai bergerak
Q : pegel-pegel,kemeng, nyeri
R : lutut kanan
S : skaIa nyeri 3
T: hiIang timbuI
P: Lanjutkan intervesi
S:
Pasien mengatakan tidak tahu
tentang penyakitnya
O:
2. Observasi tentang
Pasien mengtakan sakit pada lutut
kurangnya pengetahuan
kanan
kesehatan
A:
Pasien mengatakan belum tahu
informasi kesehatan
P:
Lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA