NAMA KELOMPOK
1. DILLA SRI OKTAVIANI (2011088)
2. DINDA HAPPY AYU S (2011089)
3. MEISYA DWI SYAFITRI (2011102)
4. ROSA AULIA (2011108)
5. TIKA MAY NANDA (2011113)
PENGERTIAN
Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis yang
menyebabkan nyeri, kekakuan, pembengkakan dan
keterbatasan gerak serta fungsi dari banyak sendi.
Rheumatoid arthritis dapat mempengaruhi sendi apapun,
sendi-sendi kecil di tangan dan kaki cenderung paling
sering terlibat
OTOT
Fisiologi 02 fungsi utama otot untuk kontraksi dan untuk menghasilkan
pergerakan
dari bagian tubuh atau seluruh tubuh
KARTILAGO
Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat.
03 Nutrisi mencapai kesel-sel kartilago dengan proses difusi melalui gelatin
dari kapiler-kapiler yang berada di perichondrium (fibros yang menutupi
kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapatkan pada kartilago.
LIGAMENT
04 Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal
dimana merupakan ahir dari suatu otot dan dan berfungsi
mengikat suatu tulang
Lanjutan
HIGH
LOW
Mekanisme imun
( Antigen-Antibody) Genetik
Gangguan Faktor lain,
seperti interaksi antara
IG g dan faktor Metabolisme seperti pekerjaan
Rematoid (RF)
Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi synovial seperti edema, kongesti vascular, eksudat fibrin dan
infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan menyebabkan synovial menjadi menebal, terutama pada
sendi artikular kartilago dari sendi. Pada pesendian ini granulasi membentuk pannus atau penutup yang
menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria, jaringan granulasi menguat karena radang
menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikular, kartilago menjadi nekrosis.
1.Nyeri persendian
2. Bengkak
3.Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur
pada pagi hari
4.Terbatasnya pergerakan
5.Sendi-sendi terasa panas
6.Demam (pireksia)
7.Anemia
8.Deformitas sendi
9.Kekuatan berkurang
10.Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
Komplikasi
Anemia
Osteoporosis Respon autoimun menyebabkan
Pada penyakit RA menyebabkan peradangan pada sendi dan jaringan
erosi atau pengikisan kartilago lain. Peradangan menyebabkan
sehingga dapat menyebabkan pelepasan protein (IL-6) berlebihan
osteoporosis akibatnya menghalangi pelepasan zat
besi.
01
Rontgen dengan sinar X
USG (Ultrasonography)
83%
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
02 Pemeriksaan Imunologi
52%
43%
Penatalaksanaan
Medis
Latihan fisik
bertujuan untuk Olahraga
Istirahat mempertahankan Yoga, pilates,
fungsi sendi pasien. aerobic, tai chi.
Termoterapi
Termoterapi adalah Pemberian Obat-obatan
penggunaan panas
untuk meringankan
penyakit,
Asuhan Keperawatan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),
amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
b. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi
synovial
c. Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
d. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
e. Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
2. Riwayat Psikososial
2. DS : Menyatakan kesulitan untuk Reaksi factor R dengan metabolic, Hambatan Mobilitas Fisik
bergerak
factor metabolic
DO : ↓
- Kekuanatan Otot menurun Reaksi Peradangan
- Pasien terlihat kesulitan dalam ↓
membolak – balik posisi.
- Kehilangan integritas struktur Synovial Menebal
tulang ↓
- Keengganan untuk memulai Vaskularisasi Terhambat
gerak
↓
Hambatan Nutrisi Pada Kartilago
↓
Kerusakan kartilago dan tulang
↓
Tendon dan ligamen melemah
↓
Hilangnya kekuatan otot dan sendi
↓
Hambatan Mobilitas Fisik
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
3. DS: - menyatakan gangguan Reaksi factor R dengan metabolic, factor Resiko Cedera
psikomotor metabolic
↓
DO: - hambatan fisik
- Disfungsi efektor
Reaksi Peradangan
- Gangguan mekanisme ↓
pertahanan primer Synovial Menebal
- Usia ekstrem ↓
Vaskularisasi Terhambat
↓
Hambatan Nutrisi Pada Kartilago
↓
Kerusakan kartilago dan tulang
↓
Tendon dan ligamen melemah
↓
Hilangnya kekuatan otot dan sendi
↓
Resiko Cedera
Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan PAIN MANAGEMENT • Kaji keluhan nyeri, catat lokasi
age cedera biologis ditandai keperawatan selama 3x24 jam dan intensitas (skala 0-10). Catat
dengan diharapkan nyeri hilang/ terkontrol faktor-faktor yang mempercepat
Ds : Klien mengungkapkan nyeri dengan kriteria hasil: dan tanda-tanda rasa sakit non
yang dirasakan verbal
1. Terlihat rileks, dapat
Do : - diaforesis tidur/beristirahat dan berpartisipasi • Berikan matras/ kasur keras,
- meringis, gerakan mata dalam aktivitas sesuai bantal kecil,. Tinggikan linen
berpencar atau pada satu fokus kemampuan. tempat tidur sesuai kebutuhan
- fokus pada diri sendiri 2. Mengikuti program farmakologis
- Mengekspresikan perilaku nyeri yang diresepkan • Tempatkan/ pantau penggunaan
- Perubahan posisi untuk 3. Menggabungkan keterampilan bantl, karung pasir, gulungan
menghindari nyeri relaksasi dan aktivitas hiburan ke trokhanter, bebat, brace
dalam program kontrol nyeri.
• Dorong untuk sering mengubah
posisi,. Bantu untuk bergerak di
tempat tidur, sokong sendi yang
sakit di atas dan bawah, hindari
gerakan yang menyentak.
Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan EXERCISE THERAPHY : • Evaluasi/ lanjutkan pemantauan
berhubungan dengan kerusakan keperawatan selama 3x24 jam tingkat inflamasi/ rasa sakit pada
musculoskeletal ditandai dengan : diharapkan mobilitas fisik baik
AMBULATION sendi
dengan kriteria : • Pertahankan istirahat tirah baring/
DS : Menyatakan kesulitan untuk duduk jika diperlukan jadwal
bergerak 1. Mempertahankan fungsi posisi aktivitas untuk memberikan periode
dengan tidak hadirnya/ istirahat yang terus menerus dan
DO : pembatasan kontraktur. tidur malam hari yang tidak
- Kekuanatan Otot menurun 2. Mempertahankan ataupun terganmggu.
- Pasien terlihat kesulitan dalam meningkatkan kekuatan dan fungsi • Bantu dengan rentang gerak
membolak – balik posisi. dari dan/ atau kompensasi bagian aktif/pasif, demikiqan juga latihan
- Kehilangan integritas struktur tubuh resistif dan isometris jika
tulang 3. Mendemonstrasikan tehnik/ memungkinkan
- Keengganan untuk memulai perilaku yang memungkinkan • Berikan lingkungan yang aman,
gerak melakukan aktivitas misalnya menaikkan kursi,
menggunakan pegangan tangga
pada toilet, penggunaan kursi roda.
• Kolaborasi: konsul dengan
fisoterapi.
• Kolaborasi: Berikan matras busa/
pengubah tekanan.
• Kolaborasi: berikan obat-obatan
sesuai indikasi (steroid).
Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Aktivitas
Resiko cedera berhubungan Setelah dilakukan asuhan ENVIRONMENT • Sediakan lingkungan yang aman
dengan kelemahan ditandai keperawatan selama 3x24 jam untuk pasien
dengan: diharapkan resiko cedera tidak
MANAGEMNET • Identifikasi kebutuhan keamanan
terjadi dengan criteria: pasien
DS: menyatakan gangguan • Hindari lingkungan ynag
psikomotor 1. Klien terbebas dari cedera berbahaya bagi pasien
2. Mampu mengenali perubahan • Membatasi pengunjung
DO: - hambatan fisik status kesehatan terkini • Memberikan penerangan yang
- Disfungsi efektor 3. Klien mampu menjelaskan cukup
- Gangguan mekanisme factor resiko dari lingkungan • Mengontrol lingkungan dari
pertahanan primer kebisingan
- Usia ekstrem • Memindahkan barang-barang
yang dapat membahayakan bagi
pasien
• Jelaskan jika ada perubahan
status kesehatan terkini kepada
pasien dan keluarga
Kesimpulan