OLEH :
CICA RAHAYU, S. KEP
NS0620034
CI INSTITUSI
KONSEP MEDIS
A. DEFENISI
Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana
persendian mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan,
nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam
sendi. (Handono Kalim 2019)
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit inflamasi non bacterial
yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenal sendi
serta jaringan ikat sendi secara simetris.(Nurarif & Kusuma, 2015)
B. KLASIFIKASI
1. Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria
tanda dan gejala yang harus berlangsung terus menerus paling
sedikit dalam waktu 6 minggu.
2. Rheumatoid arthritis deficit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria
tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus
paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
3. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 keiteria
tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus,
paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
4. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 keiteria
tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus,
paling sedikit dalam waktu 3 bulan. (Nasrullah, 2016)
C. ETIOLOGI
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori
yang dikemukakan mengenai penyebab rheumatoid arthritis, yaitu :
1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non hemolitikus
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolic
5. Factor genetic serta factor pemicu lingkungan
D. PATOFISIOLOGI
Pada rheumathoid arthritis, reaksi autoimun terutama terjadi dalam
jaringan sinoval. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam
sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecahkan kolagen sehingga
terjadi edema, proliferasi membrane synovial dan akhirnya
pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan
menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya
permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut
terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degenerative
dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekakuan kontraksi otot.
Lamanya rheumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai
dengan adanya masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara
ada orang yang sembuh dari serangan dan selanjutnya tidak diserangi
lagi. Namun pada sebagian kecil individu terjadi progestif yang cepat
ditandai dengan kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi
vaskulitis yang difus. (Nasrullah, 2016)
PATHWAY
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. Factor rheumatoid, fiksasi lateks, reaksi-reaksi agulutinasi
2. Laju endap darah : umumnya meningkat pesat(80-100 mm/h)
mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat
3. Protein c reaktif : positif selama masa eksaserbasi
4. Sel darah putih : meningkat pada waktu timbul proses inflamasi
5. Hemoglobin : umumnya menunjukkan anemia sedang
6. Ig : peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai
penyebab AR
7. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada
jaringan lunak, erosi sendi dan osteoporosis dari tulang yang
berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoartristis yang terjadi secara bersamaan.
8. Scan radionuklida : identivikasi peradangan sinovium
9. Artroskopi langsung, asoirasi cairan synovial
10. Biopsy membrane synovial : menunjukkan perubahan inflamasi
dan perkembangan panas. (Nurarif & Kusuma, 2015)
G. PENATALAKSANAAN
Setelah diagnosis AR dapat ditegakkan, pendekatan pertama yang harus
dilakukan adalah segera berusaha untukmembina hubungan yang baik
antara pasien dengan keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan
yang merawatnya
1. Pendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan
penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga teralin hubungan
baik dan terjamin ketaatan pasien
2. OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat
inflamasi yang sering dijumpai. OAINS yang dapat diberikan :
a. Aspirin
b. Ibuprofen, naproksen, piroksikam, diklofenak, dan sebagainnya
3. DMARD (disease-modifying antirheumatic drugs) digunakan untuk
melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat
artritis rheumatoid. Mula khasiatnya baru terlihat setelah 3-12 bulan
kemudian. Setelah 2-5 tahun, maka efektivitasnya dalam menekan
proses rheumatoid akan berkurang. Jenis-jenis yang digunakan
adalah :
a. Klorokuin
b. Sulfasalazine
c. D-penisilamin
d. Garam emas
e. Obat imunosupresif atau imunoregulator
f. Kostikoteroid
4. Riwayat penyakit alamiah
5. Rehabilitasi
Rehabilitas merupakan tindakan untuk mengembalikan tingkat
kemampuan pasien AR dengan tujuan:
a. Mengurangi rasa nyeri
b. Mencegah terjadinya kekakuan dan keterbatasan gerak sendi
c. Mencegah terjadinya atrofi dan kelemahan otot
d. Mencegah terjadinya deformitas
e. Mempertahankan emansdirian sehingga tida bergantung kepada
orang lain
Rehabilitasi dilaksanakan dengan mengistirahatkan sendi yang
terlibat, latihan serta dengan menggunakan modalitas terapi fisik
seperti pemanasan, pendinginan, peningkatan ambang rasa nyeri
dengan arus listrik.
H. KOMPLIKASI
Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain, seperti adanya
proses granulasi di bawah kulit yang disebut subkutan nodule. Pada otot
dapat terjadi miosis, yaitu proses granulasi jaringan otot. Pada
pembuluh darah terjadi tromboemboli terjadi splenomegali. (Nasrullah,
2016)
KONSEP KEPERAWATAN
A. PROSES PENGKAJIAN
1. Aktivitas/istirahat
a. Gejala : nyeri pergelangan kaki karena gerakan, nyeri
tekan, memburuk dengan stress pada sendi
b. Tanda : keterbatasan rentang gerak, atrofi otot, kulit
2. Kardiovaskuler
a. Gejala : pucat intermiten, sianosis, kemudian kemerahan
pada jari sebelum warna kembali normal
3. Integritas ego
a. Gejala : factor stress akut, keputusasaan dan
ketidakberdayaan, ancaman pada konsep diri
4. Makanan/cairan
a. Gejala : ketidakmampuan untuk
menghasilkan/mengkonsumsi makanan/cairan, mual,
anoreksia, kesulitan mengunyah
b. Tanda : penurunan berat badan, kekeringan pada
membrane mukosa
5. Hygiene
a. Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas
perawatan pribadi, ketergantungan pada orang lain
6. Neurosensori
a. Gejala : kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya
sensasi pada jari tangan
b. Tanda : pembengkakan sendi simetris
7. Nyeri/kenyamanan
a. Gejala : fase akut dari nyeri, kekakuan
8. Keamanan
a. Gejala : kulit meengkilat, tegang, lasi kulit, kekeringan
pada mata dan membrane mukosa
9. Iteraksi social
a. Gejala : kerusakan iteraksi dengan keluarga/orang lain :
perubahan peran social.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d agen pencedra fisiologis
2. Ansietas
3. Resiko Cedera
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan psikologis yang ditandai
dengan perubahan fungsi tubuh proses penyakit.
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan perilaku yang ditandai
dengan gangguan muskuloskeletal.
6. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kakekuan sendi
yang ditandai dengan mengeluh sulit menggerakan ekstremitas.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk
dapat menentukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan
membandingkan status keadaan kesehatan pasien dengan tujuan atau
kriteria hasil ditetapkan (Tarwoto & Wartonah, 2015).
DAFTAR PUSTAKA