OLEH
NAMA : Papy Imanuel Kurniawan
KELAS : PPN B Tingkat III
NIM : PO 5303209201206
PUSKESMAS : Oesapa
MENGETAHUI
PEMBIMBING INSTITUSI PEMBIMBING KLINIK
Pannus
Synovial menebal Kurangnya informasi
tentang proses
penyakit
Ankilosis febrosa
Resiko cedera Hilangnya kekuatan otot
Ankilosis tulang
Kekuatan sendi
Keterbatasan gerak sendi
OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid ) diberikan sejak dini untuk
mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang sering dijumpai. OAINS yang
diberikan yaitu aspirin, pasien dibawah umur 65 tahun dapat dimulai dengan
dosis 3-4 x 1g/hari, kemudian dinaikkan 0,3-0,6 perminggu sampai terjadi
perbaikan atau gejala toksik. Dosis terapi 20-30 mg/dl. Ibuprofen, naproksen,
piroksikam, diklofenak dan sebagainya (Aspiani, 2014).
Jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil serta terdapat
alasan yang cukup kuat, dapat dilakukan tindakan pembedahan. Jenis pengobatan
ini pada pasien rheumatoid arthritis umunya bersifat orthopedic, misalnya
sinovektomi, artrodesis, memperbaiki deviasi ulnar (Aspiani, 2014)
e. Pengkajian Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran biasanya compos mentis
b) GCS yang meliputi: Eye, Verbal, Motorik
c) TTV: Tekanan darah, nadi mungkin meningkat, respirasi dan suhu.
2) Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati
warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
3) Lakukan pengukuran passive range of motion pada sendi-sendi synovial
a) Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
b) Catat bila ada krepitasi (suara berderak atau mendedas)
c) Catat bila terjadi nyeri saat sendi di gerakkan
4) Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
a) Catat bila ada artrofi, tonus yang berukuran
b) Ukur kekuatan otot
5) Kaji tingkat nyeri, derajat, dan mulainya
6) Kaji aktivitas dan kegiatan sehari hari
7) Neurosensori
Akan timbul gejala kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada
jaringan, dan pembengkakan sendi simetris.
8) Kelainan di luar sendi
a) Kepala dan wajah: Biasanya ada sianosis
b) Jantung: Kelainan jantung yang simtomatis jarang dapatkan, namun 40%
pada autopsy RA didapatkan kelainan perikard (Putra dkk, 2013).
c) Paru: Kelainan yang sering ditemukan berupa paru obstruktif dan
kelainan pleura (efusi pleura, nodul subpleura) (Putra dkk, 2013).
d) Saraf berupa sindrom multiple neuritis akibat vaskulitis yang sering
terjadi berupa kehilangan rasa sensoris di ektremitas dengan gejala foot or
wrist drop (Putra dkk, 2013). Vaskulitis, terjadi pada <1% penderita dan
pada penderita dengan penyakit RA yang sudah kronis (Longo, 2012).
e) Kulit: Nodul rheumatoid umumnya timbul pada fase aktif dan terbentuk
di bawah kulit terutama pada lokasi yang banyak menerima tekanan
seperti olekranon, permukaan ekstensor lengan dan tendon Achilles.
9) Pemerikasaan Muskoloskeletal (Ekstremitas)
Inspeksi: amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, pembengkakan,
anggota gerak lengkap.
Palpasi: kekuatan otot 4 (dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang
ringan, edema pada kaki di persendian. Untuk mengetahui skala nyeri pada
pasien dengan menggunakann numeric.
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
2. Anjurkan melakukan
ambulasi dini
3. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
SDKI D. SLKI L.11103 SIKI I. 11348
3 Defisit perawatan Goal : Perawatan Diri Observasi :
diri Meningkat 1. Identifikasi kebiasaan
Objektif : Dalam jangka aktivitas perawatan diri
waktu 1x24 jam pasien sesuai usia
akan menunjukkan kriteria 2. Monitor tingkat
hasil : kemandirian
1. Kemampuan mandi 3. Identifikasi kebutuhan alat
meningkat bantu kebersihan diri,
2. Kemampuan berpakaian, berhias, dan
menggunakan pakaian makan
meningkat
3. Kemampuan makan Terapeutik :
meningkat 1. Sediakan lingkungan yang
4. Kemampuan ke toilet teraupetik
(BAB/BAK 2. Siapkan keperluan pribadi
Meningkat) 3. Dampingi dalam
5. Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri
melakukan perawatan sampai mandiri
diri meningkat 4. Jadwalkan rutinitas
6. Minat melakukan perawatan diri
perawatan diri Edukasi :
meningkat 1. Anjurkan melakukan
7. Mempertahankan perawatan diri secara
kebersihan diri konsisten sesuai
meningat kemampuan
Terapeutik :
1. Latih fungsi tubuh yang
dimiliki
2. Latih peningkatan
penampilan diri (mis.
berdandan)
3. Latih pengungkapan
kemampuan diri kepada
orang lain maupun
kelompok
Edukasi :
1. Anjurkan mengungkapkan
gambaran diri terhadap
citra tubuh
2. Anjurkan menggunakan
alat bantu
3. Jelaskan kepada keluarga
tentang perawatan
perubahan citra tubuh
Mediaction.
Indonesia. Jakarta.
4. Jameson JL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, dan Loscalzo J. Harrison's
Principles of Internal Medicine. Edisi 19. New York NY, McGraw Hill Education.
2012
5. Wilkinson, Judith M & Ahern, Nancy R. 2011. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnisa Medis & Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC
6. Tim Pokja SDKI PPNI . 2019 . Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia . Jakarta .
DPP . PPNI
7. Tim Pokja SLKI PPNI . 2019 . Standar Luaran Keperawatan Indonesia . Jakarta .
DPP . PPNI
8. Tim Pokja SIKI PPNI . 2019 . Standar Intervensi Keperawatan Indonesia . Jakarta .
DPP . PPNI