Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini kami susun
sebagai tugas dari mata kuliah FARMAKOLOGI dengan judul “MENGIDENTIFIKASI
OBAT SISTEM SALURAN PENCERNAAN”.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas
mata kuliah FARMAKOLOGI dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri
kami dan khususnya untuk pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya
makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dan
membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah
pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
2.3 Antidiare.............................................................................
2.4 Hepatika..........................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa/I mampu mengidentifikasi Obat Sistem Saluran Pencernaan
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa/I mampu mengidentifikasi Obat Antasida Dan Ulkus
2. Mahasiswa/I mampu mengidentifikasi Obat Laksantia (pencahar)
3. Mahasiswa/I mampu mengidentifikasi Obat Antidiare
4. Mahasiswa/I mampu mengidentifikasi Obat Hepatika
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Obat Antasida Dan Ulkus
Pengertian Antasida
Antasida merupakan basa lemah yang bereaksi dengan asam lambung untuk
membentuk air dan garam sehingga menurunkan keasaman lambung. Karena pepsin
tidak aktif pada pH lebih besar dari 4, maka antasida juga menurunkan aktivitas
pepsin.
Kemampuan penetralan asam dari suatu antasida bergantung pada
kapasitasnya menetralkan asam lambung dan kondisi lambung penuh atau kosong.
Adanya makanan dalam lambung menunda pengosongan lambung, sehingga antasida
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memberikan efeknya.
1. Aluminium hidroksida
2. Kalsium karbonat
3. Magnesium karbonat
4. Magnesium trisilikat
5. Magnesium hidroksida
Pengertian Laksantia
Laksativa adalah obat-obat yang dapat melunakkan tinja, mempercepat peristaltik
usus sehingga mempermudah defekasi. Obat pencahar digunakan untuk :
1. Mengatasi keadaan sembelit
2. Pasien penderita penyakit jantung dan pembuluh darah
3. Pasien dengan resiko pendarahan rektal
4. membersihkan saluran cerna
5. pengeluaran parasit (cacing)
Obat laksativa dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Laksativa osmotik, memperbesar isi usus misalnya magnesium sulfat (garam
Inggris),gliserin.
2. Laksativa kontak, perangsang dinding usus (meningkatkan motilitas usus),
misalnya bisakodil, minyak kastor
3. Laksativapembentuk bulk, misalnya Psillium Hidrofilik musilloid(Metamucil).
4. Emolien, merupakan pelunak dan pelumas tinja.
Mekanisme Kerja Obat
1. Obat atau zat perangsang dinding usus, yaitu zat-zat yang langsung
merangsang saluran usus sehingga mempertinggi peristaltiknya. dibagi
menjadi obat yang merangsang usus besar (dioksiantrakinon, bisakodil,
fenolfthalein, diasatinum, glukosida antrakinon. Obat yang merangsang usus
kecil ( oleum ricini, kalomel)
2. Obat yang memperbesar isi usus, dibagi menjadi tiga golongan yaitu obat yang
menaham osmosis isi dalam usus (natrium sulfat, Natrium fosfat, magnesium
sitrat, magnesium sulfat/garam inggris, gliserol), obat yang dapat
mengembang dalam usus (agar-agar, CMC, Tylose), Zat yang tidak dapat
dicerna contohnya buah yang banyak mengandung serat, karena serat susah
untuk dicerna maka akan merangsang peristaltik usus besar.
3. Zat pelicin, contohnya paraffin liquidum, suppositoria dengan gliserin dan
lain-lain.
Jenit Obat
Laksatif tipe ini memiliki cara kerja yang sama dengan serat makanan alami,
yaitu dengan meningkatkan serapan cairan pada feses, sehingga feses menjadi lebih
lembek, mengembang, dan mudah dikeluarkan.
Obat pencahar jenis bulk-forming ini merupakan yang terbanyak
direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi sembelit.Beberapa contoh obat
laksatif ini antara lain Benefiber, Mecamucil, Fibercon, Fiber-Lax dan Equilactin.
Jika digunakan dalam jangka panjang, zat minyak dari obat pencahar ini dapat
menyerap vitamin larut lemak dan mengurangi penyerapan jenis obat tertentu
sehingga tidak maksimal diserap tubuh.
Stool softener dikenal juga sebagai emollient laxative. Cara kerjanya dengan
membasahi dan melembutkan feses berkat kandungan bahan aktif berupa dokusat atau
surfaktan. Berbeda dengan tipe pencahar lainnya, tipe pelunak feses ini perlu waktu
lebih lama dalam menjalankan fungsinya, sekitar seminggu atau lebih.
Obat pencahar tipe ini bekerja dengan meningkatkan kadar air dalam usus dan
jaringan di sekitarnya. Lebih banyak air pada usus berarti membuat tinja lebih lunak
dan mudah untuk dibuang.
Laksatif tipe ini akan merangsang saraf yang mengendalikan otot-otot yang
melapisi saluran pencernaan. Dengan begitu akan mempercepat pergerakan tinja di
usus halus dan usus besar. Obat jenis ini juga dapat meningkatkan penyerapan cairan
pada tinja. Beberapa merek yang umum digunakan diantaranya, Dulcolax, Correctol,
Ex-lax dan Senokot.
Jenis pencahar satu ini akan mengubah bentuk tinja dan meningkatkan jumlah
air pada rongga saluran usus serta meningkatkan gerakan gastrointestinal. Salah satu
obat pencahar jenis ini adalah Plecanatide (Tulance) yang merupakan obat resep
untuk penderita konstipasi idiopatik kronis.
Pengertian Obat
Diare adalah keadaan buang air besar sering dan tinja berbentuk cair, hal ini
biasanya merupakan suatu keadaan patofisiologik dari saluran cerna dan merupakan
penyakit sendiri.
Diare bukan suatu penyakit, tetapi gejala dari suatu masalah. Gejala diare
adalah buang air besar (BAB) berulang kali disertai banyaknya cairanyang keluar
kadang-kadang dengan mulas dan berlendir atau berdarah.Diare terjadi karena adanya
rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga menimbulkan reflek
mempercepat peristaltik usus. Rangsangannya dapat ditimbulkan oleh infeksi oleh
bakteri patogen misalnya bakteri E. coli, infeksi oleh kuman thypus dan kolera,
infeksi oleh virus, akibat dari penyakit cacing, keracunan makanan dan minuman
dansebagainya.
Antidiare adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, kuman, virus, cacing, atau keracunan makanan.
Obat antidiare, terdiri atas
1. Adsorben : Menyerap racun, misalnya kaolin, karbo adsorben, attapulgit.
2. Antimotilitas : Menekan peristaltik usus, loperamid hidroklorida, kodein fosfat,
morfin.
3. Adstringen : menciutkan selaput usus, misalnya tannin/ tanalbumin.
4. Pelindung : Mucilago, melindungi selaput lendir usus yang luka
Mekanisme Obat
Obat-obat antidiare adalah senyawa-senyawa yang dapat menghentikan atau
mengurangi diare. Mekanisme kerja dari jenis obat ini antara lain :
a. Spasmolitika, yaitu obat-obat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang
sering kali mengakibatkan nyeri perut pada diare. Misalnya papaverin dan
oksifenonium (Tjay dan Rahardja, 2002).
b. Obat-obat yang bekerja intra-lumen, misalnya: dengan menyerap air, adsorbens,
bahan berserat, bahan pembentuk rasa (Santoso, 1993).
Jenis Obat
Berdasarkan cara kerjanya, obat diare bis dibagi kedalam 3 kelompok besar :
a.Kemoterapeutika
c.Adsorbensia
Adsorben memiliki daya serap yang cukup baik. Khasiat obat iniadalah
mengikat atau menyerap toksin bakteri dan hasil-hasil metabolismeserta melapisi
permukaan mukosa usus sehingga toksin danmikroorganisme tidak dapat merusak
serta menembus mukosa usus. Obat-obat yang termasuk kedalam golongan ini
adalah karbon, mucilage, kaolin, pektin, garam-garam bismut, dan garam-garam
alumunium ) (DepartemenFarmakologi dan Terapi UI 2007).
Efek samping
Pengertian Obat
Hati merupakan salah satu organ tubuh yang besar dan merupakan pusat
metabolisme tubuh manusia. Organ ini memiliki fungsi yang kompleks di antaranya
mempunyai peranan dalam memetabolisme karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
obat-obatan . Pada proses metabolisme, obat akan diproses melalui hati sehingga
enzim hati akan melakukan perubahan (biotransformasi) kemudian obat menjadi
dapat lebih larut dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin atau empedu.
Mekanisme Obat
Metabolisme obat-obatan terjadi di mikrosom sel hati. Obat yang telah larut
dalam air tentu tidak lagi memerlukan metabolism di hati. Sebagian obat bersifat
lipofilik sehingga mampu menembus membran sel usus. Obat kemudian diubah dan
diekskresikan ke dalam urin atau empedu. Biotransformasi hepatik ini melibatkan
jalur oksidatif utama, enzim yang terlibat adalah sitokrom C reduktase dan sitokrom
P450.Reaksi tersebut sebagian idiosinkratik pada dosis terapoetik yang dianjurkan,
dari 1tiap 1.000 pasien sampai 1 tiap 100.000 pasien dengan pola yang konsisten
untuk setiap obat.Sebagian lagi tergantung pada dosis obat.
Jenis Obat dan Indikasi,Kontraindikasi dan ESO
Obat untuk Hepatitis
-Lamivudin
Indikasi : Hepatitis B kronik.
Dosis : Dewasa, anak > 12 tahun : 100 mg 1 x sehari. Anak usia 2 – 11 tahun :
3 mg/kg 1 x sehari (maksimum 100 mg/hari).
Efek samping : diare, nyeri perut, ruam, malaise, lelah, demam, anemia,
neutropenia, trombositopenia, neuropati, jarang pankreatitis.
Interaksi obat : Trimetroprim
Perhatian : pankreatitis, kerusakan ginjal berat, penderita sirosis berat, hamil
dan laktasi.
Penatalaksanaan :
- Tes untuk HBeAg dan anti HBe di akhir pengobatan selama tahun dan
kemudian setiap 3 -6 bulan.
- Durasi pengobatan optimal untuk hepatitis B belum diketahui, tetapi
pengobatan dapat dihentikan setelah 1 tahun jika ditemukan adanya
serokonversi HBeAg.
-Pengobatan lebih lanjut 3 – 6 bulan setelah ada serokonversi HBeAg untuk
mengurangi kemungkinan kambuh.
- Monitoring fungsi hati selama paling sedikit 4 bulan setelah penghentian
terapi dengan Lamivudine
Obat untuk menurunkan kadar lemak
-Gemfibrozil
Kontraindikasi : alergi terhadap gemfibrozil
Efek samping : mulut kering, sakit kepala, mialgia dan depresi.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran