Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

LAPORAN PENDAHULUAN & KONSEP ASKEP

“OSTEOARTRITIS”

Dosen Pengampu : Rudi Hariyono

KELOMPOK 4; KELAS 3B :

1. Ima Amita Santi (201701077)


2. Erika Novi Indriyanti (201701078)
3. Nurul Hidayatul Khasanah (201701079)
4. Risa Ainul Hikmah (201701080)
5. Semuel Yan Dumgair (201701081)
6. Sinta Anggi Pratiwi (201701082)
7. Apner Daskunda (201701083)
8. Enitya Wafiroh (201701084)
9. Fatimah Azzahrah (201701085)
10. Radiva Kurnia Fitriani (201701086)
11. Setyawan Yulian Nugraha (201701087)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena


hanya dengan berkat-Nya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat
serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari alam gelap ke alam yang terang benderang,
dari alam jahiliyah ke alam yang penuh berkah ini.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas Keperawatan Medikal Bedah
III. Makalah ini dibuat satu jilid yang berisi tentang “Laporan Pendahuluan serta
Konsep Askep pada kasus Osteoartritis”. Kami menyusun makalah ini dengan
sungguh-sungguh dan semampunya. Kami berharap dengan adanya makalah ini
dapat memberikan pengalaman maupun pelajaran yang berarti bagi siapa saja
yang membacanya.
Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan makalah
ini. Jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 26 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................iii

1.1 Definisi...........................................................................................1

1.2 Etiologi...........................................................................................1

1.3 Patofisiologi....................................................................................2

1.4 Pathway..........................................................................................3

1.5 Klasifikasi Osteoartritis..................................................................4

1.6 Manifestasi Klinis...........................................................................5

1.7 Pemeriksaan Penunjang..................................................................6

1.8 Penatalaksanaan..............................................................................6

BAB II.........................................................................................................8

2.1 Pengkajian......................................................................................8

2.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................10

2.3 Intervensi Keperawatan................................................................10

BAB III......................................................................................................15

3.1 Kesimpulan...................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...16
BAB I

TINJAUAN TEORI

I.1 Definisi

Osteoarthritis merupakan suatu penyakit degenerative pada persendian


yang disebabkan oleh beberapa macam factor. Penyakit ini mempunyai
karakteristik berupa terjadinya kerusakan pada kartilago (tulang rawan sendi).
Kartilago merupakan suatu jaringan keras bersifat licin yang melingkupi sekitar
bagian akhir tulang keras di dalam persendian. Jaringan ini berfungsi sebgai
penghalus gerakan antar-tulang dan sebagai peredam (shock absorber) pada saat
persendian melakukan aktivitas atau gerakan.

I.2 Etiologi

Factor risiko pada osteoarthritis, meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Peningkatan usia. Osteoarthritis biasanya terjadi pada manusia usia


lanjut, jarang dijumpai penderita osteoarthritis yang berusia
dibawah 40 tahun.
2. Obesitas. Membawa beban lebih berat akan membuat sendi
sambungan tulang bekerja lebih berat, diduga member andil
terjadinya osteoarthritis.
3. Jenis kelamin wanita.
4. Trauma.
5. Infeksi sendi.
6. Trauma okupasional.
7. Factor genetic. Beberapa kasus orang lahir dengan kelainan sendi
tulang akan lebih besar kemungkinan mengalami osteoarthritis.
8. Riwayat peradangan sendi.
9. Gangguan neuromuscular.
10. Gangguan metabolic.

1
I.3 Patofisiologi

Perkembangan osteoarthritis dibagi menjadi tiga fase, yaitu sebagai


berikut:

1. Fase 1: terjadi penguraian proteolitik pada matrik kartilago.


Metabolisme kondrosit menjadi terpengaruh dan meningkatkan
produksi enzim seperti metalloproteinases yang kemudian hancur
dalam matriks kartilago. Kondrosit juga memproduksi penghambat
protease yang akan mempengaruhi proteolitik. Kondisi ini
memberikan manifestasi pada penipisan kartilago.
2. Fase 2: pada fase ini terjadi fibrilasi dan erosi dari permukaan
kartilago, disertai adanya pelepasan proteoglikan dan fragmen
kolagen ke dalam cairan sinovia.
3. Fase 3: proses penguraian dari produk kartilago yang menginduksi
respons inflamasi pada sinovia. Produksi makrofag sinovia seperti
interleukin 1 (IL-1), tumor necrosis factor-alpha (TNF-alpha), dan
metalloproteinase menjadi meningkat. Kondisi ini memberikan
manifestasi balik pada kartilago dan secara langsung memberikan
dampak adanya destruksi pada kartilago. Molekul-molekul pro-
inflamasi lainnya seperti nitric oxide (NO) juga ikut terlibat.
Kondisi ini memberikan manifestasi perubahan arsitektur sendi,
dan memberikan dampak terhadap pertumbuhan tulang akibat
stabilitas sendi. Perubahan arsitektur sendi dan stress inflamasi
memberikan pengaruh pada permukaan artikular menjadikan
kondisi gangguan yang progresif.
I.4 Pathway

Reaksi factor R dengan Reaksi peradangan


antibody, factor
metaabolik, infeksi dengan
kecenderungan virus

Nyeri Kurang informasi tentang Sinovial menebal


proses penyakit

Deformitas sendi
Defisiansi pengetahuan sehingga menyebabkan
Gg. Citra tubuh

Infiltrasi kedalam os
subcoondria

Hambatan nutrisi pada


kartilago artikularis

Kerusakan kartilago & Kartilago nekrosis


tulang

Erosi Kartilago
Tendon & ligament
melemah

Adhesi pada permukaan


sendi
Mudah luksasi &
Hilangnya kekuatan otot subluksasi

Ankilosis fibrosa
ankilosis tulang
Resiko Cedera

Kekakuan Sendi

Hambatan Mobilitas Fisik Terbatasnya gerakan servis

Defisit Perawatan Diri


I.5 Klasifikasi Osteoartritis

1. Osteoarthritis primer (Idiopatik)


a) Tangan : Nodus heberden dan bouchard (nodal), arthritis
antarfalang etosif (nonnodal), karpal-metakarpal pertama
b) Kaki : Hallucks valgus, halluks rigidus, jempol terkontraksi
(jempol palu/cock-up), talonafikuralis
c) Lutut : Kompartemen medial, kompartemen radial,
kompartemen patelofemoralis
d) Panggul : Eksentrik (superior), kosentrik (aksial, medial),
difus (koksa senilis)
e) Tulang belakang : Sendi apofisalis, antarvertebra (diskus),
spondilosis (osteofit), ligamentosa (hyperostosis, penyakit
foresteir, hyperostosis rangka idiopatik difus)

Tempat tunggal lainnya, misalnya : glenohumeralis,


akromioklavikulari, tibiotalar, temporomandibularis,
sakroiliaka generalisata (OAG), mencakup tiga atau lebih
daerah yang tercantum di atas

2. Osteoartritis Sekunder
a) Trauma :
 Akut
 Kronik (pekerjaan, olahraga)
b) Congenital atau perkembangan :
 Penyakit local : Legg-Calve-Perthes, dislokasi
panggul congenital, epifisis selip
 Faktor mekanis : panjang ektremitas bawah yang
tidak sama, deformitas valgus/varus, sindrom
hipermobilitas
 Dysplasia tulang : Displasia epifisis, dysplasia
spondiloapofisis, osteonikondistrofi
c) Metabolik :
 Okronosis (alkaptonuria)
 Hemokromatosis
 Penyakit Wilson
 Penyakit gaucher
d) Endokrin :
 Akromegali
 Hiperparatioroidisme
 Diabetes mellitus
 Kegemukan
 Hipotiroidisme
e) Penyakit endapan kalsium :
 Endapan kalsium pirofosat dihidrat
 Artropati apatit
 Penyakit tulang dan sendi lain
 Local : fraktur, nekrosis avaskuler, infeksi, gout
 Difus : arthritis rematoid (peradangan), penyakit
paget, osteopetrosis, osteokondritis
f) Neuropatik (sendi charcot)
 Endemic
 Kashin-Beck
 Mseleni
g) Lain-lain
Hemoglobinopati, penyakit casson, frosbite

I.6 Manifestasi Klinis

Presentasi klinik yang ditampilkan osteoarthritis pada sejauh mana


dampak osteoarthritis menyebabkan destruksi pada kartilago. Gejala osteoarthritis
bersifat progresif, dimana keluhan terjadi secara perlahan-lahan dan lama-
kelamaan akan memburuk. Pada anamnesis kondisi klinik yang lazim didapatkan
adalah sebagai berikut:
1. Persendian terasa kaku dan nyeri apabila digerakkan. Pada
mulanya hanya terjadi pada pagi hari, tetapi apabila dibiarkan
bertambah buruk dan menimbulkan rasa sakit setiap melakukan
gerakan tertentu, terutama pada waktu menopang berat badan,
namun bisa membaik bila diistirahatkan. Terkadang juga dirasakan
setelah bangun tidur di pagi hari.
2. Penurunan rentang gerak sendi.
3. Keluhan adanya pembengkakan/peradangan pada persendian.
4. Kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian.
5. Kesulitan menggunakan persendian.

I.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan serologi : (untuk indikasi infkamasi) dan cairan


synovial dalam batas normal, pemeriksaan mikroskopis
2. Foto rontgent polos menunjukkan penurunan progresif massa
kartilago sendi sebagai penyempitan rongga sendi
3. Pemeriksaan zat besi dan kalsium

I.8 Penatalaksanaan

1. Pendidikan kesehatan mengenai hal berikut ini.

a. Aktivitas yang menurunkan tekanan berulang pada sendi.

b. Upaya dalam penurunan berat badan.

2. Terapi fisik

Osteoarthritis pada lutut akan menyebabkan kondisi disuse atrofi

pada otot kuadriseps. Latihan kekuatan otot akan menurunkan

kondisi disuse atrofi. Latihan fisik juga akan membantu dalam

upaya penurunan berat badan dan meningkatkan daya latihan.

3. Kompres hangat atau dingin mampu mengurangi nyeri.


4. Terapi obat simtomatis

a. Nonsteroidalnantiinflammatory drugs (NSAIDs) adalah

obat-obat yang digunakan untuk mengurangi nyeri dan

peradangan pada sendi-sendi. Contoh : dari NSAIDs

termasuk aspirin dan ibuprofen. Saat ini obat pilihan

pertama yang digunakan dalam terapi osteoarthritis adalah

natrium diklofenak. Adakalanya menggunakan NSAIDs

untuk sementara kemudian menghentikan mereka untuk

periode-periode waktu tanpa gejala-gejala yang kambuh,

dengan demikian mengurangi risiko-risiko efek samping.

b. Analgetik seperti tramadol.

c. Obat relaksasi otot (muscle relaxants).

d. Injeksi glukokortikoid intraartikular.


BAB II

KONSEP ASKEP

II.1 Pengkajian

1. Identitas Klien
Nama, Umur, Jenis Kelamin, alamat
2. Keluhan Utama
Pasien biasnya mengeluh nyeri pada sendi waktu bergerak.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien biasanya mengeluh nyeri pada saat bergarak, keletihan, merasa
kaku.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat penyakit diabetes,
hipertensi, fraktur tulang atau penyakit yang pernah diderita.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit
osteoarthritis, karena osteoartritis biasanya muncul karena adanya
faktor genetic.
6. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada pasien osteoarthritis yang
pertama adalah pengukuran berat badan dan tinggi badan kemudian
pemeriksaan tanda-tanda vital seperti pengukuran suhu, denyut nadi,
pernafasan, dan tekanan darah. Selain itu pemeriksaan fisik yang dapat
dilakukan adalah pemeriksaan fisik otot dan sendi dengan cara inspeksi,
palpasi dan pergerakan pada sendi bahu, siku, pergelangan tangan dan
tangan (dengan tambahan tes sensoris jari untuk menguji integritas dari
n. ulnaris pada palmar dan dorsal manus.

a. Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang
memburuk dengan stress pada sendi, kekakuan sendi pada pagi
hari. Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit
kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot.
b. Kardiovaskular
Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, misal pucat
intermitten, sianotik kemudian kemerahan pada jari sebelum warna
kembali normal.
c. Integritas ego
Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, factor-faktor hubungan social, keputusasaan dan
ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas
diri missal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk
anggota tubuh.
d. Makanan / cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi
makanan atau cairan adekuat, anoreksia, dan kesulitan untuk
mengunyah. Tanda : penurunan berat badan, dan membrane
mukosa kering.
e. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi secara mandiri, ketergantungan pada orang lain.
f. Neurosensory
Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi
pada jari tangan. Tanda : pembengkakan sendi asimetri
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai/ tidak disertai pembengkakan
jaringan lunak pada sendi ), rasa nyeri kronis dan kekakuan
( terutama pada pagi hari)
h. Keamanan
Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit,
ulkus kaki, kesulitan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah
tangga, demam ringan menetap, kekeringan pada mata, dan
membrane mukosa.
i. Interaksi social
Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan
peran, isolasi sosial

II.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b/d penurunan fungsi tulang


2. Hambatan mobilitas fisik b/d kekakuan sendi, kerusakan integritas
struktur tulang
3. Risiko cedera b/d penurunan fungsi tulang
4. Defisit perawatan diri b/d penuruna fungsi tulang
5. Defisiensi pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang penyakit

II.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
. Keperawatan
1. Nyeri akut b/d Tujuan : Setelah dilakukan tindakan NIC
penurunan fungsi keperawatan 3x24 jam diharapkan Pain Management
tulang nyeri dapat berkurang: 1. Lakukan pengkajian
NOC : nyeri secara
 Pain level komprehensif termasuk
 Pain control lokasi, karakteristik,
 Comfort level durasi, frekuensi,
Kriteria Hasil : kualitas dan factor
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu presipitasi
penyebab nyeri, mampu 2. Observasi reaksi
menggunakan tehnik nonverbal dari
nonfarmakologi untuk ketidaknyamanan
mengurangi nyeri, mencari 3. Gunakan teknik
bantuan) komunikasi terapeutik
2. Melaporkan bahwa nyeri untuk mengetahui
berkurang dengan menggunakan pengalaman nyeri pasien
manajemen nyeri 4. Control lingkungan yang
3. Mampu mengenali nyeri (skala, dapat mempengaruhi
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri seperti suhu
nyeri) ruangan, pencahayaan
4. Meyatakan rasa nyaman setelah dan kebisingan
nyeri berkurang 5. Kurangi factor
presipitasi nyeri
6. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
7. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
8. Tingkatkan istirahat
9. Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidaak
berhasil
2. Hambatan Tujuan : Dengan dilakukannya NIC
mobilitas fisik b/d tindakan keperawatan 3x24 jam Exercise therapy :
kekakuan sendi, diharapkan dapat : ambulation
kerusakan NOC : 1. Monitoring vital sign
integritas struktur  Joint Movement : Active sebelum/sesudah latihan
tulang  Mobility Level dan lihat respon pasien
 Self care : ADLs saat latihan
 Transfer performance 2. Konsultasikan dengan
Kriteria Hasil : terapi fisik tentang
1. Klien meningkat dalam aktivitas rencana ambulasi sesuai
2. Mengerti tujuan dari peningkatan dengan kebutuhan
mobilitas 3. Bantu klien untuk
3. Memverbalisasikan perasaan menggunakan tongkat
dalam meningkatkan kekuatan saat berjalan dan cegah
dan kemampuan berpindah terhadap cedera
4. Memperagakan penggunaan alat 4. Ajarkan pasien atau
5. Bantu untuk mobilisasi (walker) tenaga kesehatan lain
tentang teknik ambulasi
5. Kaji kemampuan pasien
dalam mobilisasi
6. Latih pasien dalam
pemenuhan kebutuhan
ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
7. Damping dan bantu
pasien saat mobilisasi
dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs pasien
8. Berikan alat bantu jika
klien memerlukan
9. Ajarkan pasien
bagaimana merubah
posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
3. Risiko cedera b/d Tujuan : Setelah dilakukan tindakan NIC
penurunan fungsi keperawatan diharapkan tidak terjadi Environment Management
tulang risiko cedera. (Manajemen lingkungan)
NOC : 1. Sediakan lingkungan
 Risk Control yang aman utuk pasien
Kriteria Hasil : 2. Identifikasi kebutuhan
1. Klien terbebas dari cedera keamanan pasien, sesuai
2. Klien mampu menjelaskan dengan kondisi fisik dan
cara/metode untuk mencegah fungsi kognitif pasien
injury/cedera dan riwayat penyakit
3. Klien mampu menjelaskan factor terdahulu asien
resiko dari lingkungan/perilaku 3. Menghindarkan
personal lingkungan yang
4. Mampu memodifikasi gaya hidup berbahaya (misalnya
untuk mencegah injury memindahkan
5. Menggunakan fasilitas kesehatan perabotan)
yang ada 4. Memasang side rail
6. Mampu mengenali perubahan tempat tidur
status kesehatan 5. Menyediakan tempat
tidur yang nyaman dan
bersih
6. Menempatkan saklar
lampu ditempat yang
mudah dijangkau pasien
7. Membatasi pengunjung
8. Menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien
9. Mengontrol lingkungan
dari kebisingan
10. Memindahkan barang-
barang yang dapat
membahayakan
11. Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya
perubahan status
kesehatan dan penyebab
penyakit
4. Defisit perawatan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan NIC
diri b/d penurunan keperawatan diharapkan pasien Self Care Assistance :
fungsi tulang menjadi lebih bersih dan rapi : Dressing / Grooming
NOC : 1. Pantau tingkat kekuatan
 Self care status dan toleransi aktivitas
 Self care : Dressing 2. Pantau peningkatan dan
 Activity tolerance penurunan kemampuan
 Fatigue level untuk berpakaian dan
Kriteria Hasil : melakukan perawatan
1. Mampu melakukan tugas fisik rambut
yang paling mendasar dan 3. Pertimbangkan budaya
aktivitas perwatan pribadi scara pasien ketika
mandiri dengan atau tanpa alat mempromosikan
bantu aktifitas perawatan diri
2. Mampu untuk mengenakan 4. Pertimbangkan usia
pakaian dan berhias sendiri secara pasien ketika
mandiri atau tanpa alat bantu mempromosikan
3. Mampu mempertahankan aktifitas perawatan diri
kebersihan pribadi dan 5. Bantu pasien memilih
penampilan yang rapi secara paakaian yang mudah
mandiri dengan atau tanpa alat dipakai dan dilepas
bantu 6. Sediakan pakaian pasien
4. Mengungkapkan kepuasan dalam pada tempat yang mudah
berpakaian dan menata rambut di jangkau
5. Menggunakan alat bantu untuk 7. Fasilitasi pasien untuk
memudahkan dalam berpakaian menyisir rambut, bila
6. Dapat memilih pakaian dan memungkinkan
mengambilnya dari lemari atau 8. Dukung kemandirian
laci baju dalam berpakaian,
7. Mampu merisleting dan berhias, bantu pasien jika
mengancing pakaian. diperlukan
Menggunakan pakaian secara 9. Pertahankan privasi saat
rapid an bersih pasien berpakaian
8. Mampu melepas pakaian, kaos 10. Bantu pasien menaikkan,
kaki, dan sepatu mengancingkan,
9. Menunjukkan rambut yang rapid meresleting pakaian jika
an bersih diperlukan
10. Menggunakan tata rias 11. Gunakan terapi fisik dan
okupasi sebagai sumber
dalam perencanaan
tindakan pasien saat
perawatan pasien dengan
alat bantu
5. Defisiensi Tujuan : Setelah dilakukan tindakan NIC
pengetahuan b/d keperawatan diharapkan pasien Teaching : disease process
kurangnya paham dan mengerti tentang 1. Berikan penilaian
informasi tentang penyakit yang diderita: tentang tingkat
penyakit NOC pengetahuan pasien
 Knowledge : desease process tentang proses penyakit
 Knowledge : health behavior yang spesifik
Kriteria Hasil : 2. Jelaskan patofisiologi
1. Pasien dan keluarga menyatakan dari penyakit dan
pemahaman tentang penyakit, bagaimana hal ini
kondisi, prognosis dan program berhubungan dengan
pengobatan anatomi dan fisiologi,
2. Pasien dan keluarga mampu dengan cara yang tepat
melaksanakan prosedur yang 3. Gambarkan tanda dan
dijelaskan secara benar gejala yang biasa muncul
3. Pasien dan keluarga mampu pada penyakit, dengan
menjelaskan kembali apa yang cara yang tepat
dijelaskan perawat/tim kesehatan 4. Gambarkan proses
lainnya penyakit, dengan cara
yang tepat
5. Identifikasi
kemungkinan penyebab,
dengan cara yang tepat
6. Diskusikan piliahn terapi
atau penanganan
7. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai

kerusakan tulang dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang

diikuti dengan pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi

yang disebut osteofit, dan fibrosis dan kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat

mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau kelainan lain yang

menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan dengan

faktor sistemik atau infeksi. Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah

sebagai berikut : usia, umur, jenis kelamin, ras, faktor keturunan, faktor metabolic

endokrin, faktor mekanik, diet.


DAFTAR PUSTAKA

Noor, Zairin. 2016. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta :


Salemba Medika

Charlene J. Reeves, Gayle Roux, dan Robin Lockhart. 2001. Keperawatan


Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika.

Amin, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis dan Nanda Nic- Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogakarta: Mediaction Publishing

Arif, M. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Muskuluskeletal. Jakarta : EGC.

Black J, M., Jane, H.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.

Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai