OSTEOARTHRITIS
Oleh :
NPM : 4012200017
B. Klasifikasi
1. Tipe primer tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya berhubungan dengan
osteoatritis
2. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur. (Long, Barbara
1996)
C. Etiologi
Menurut Anwar (2012) penyebab osteoarthritis knee belum diketahui secara pasti,
namun berikut ini merupakan faktor resiko yang dapat mengakibatkan osteoarthritis
knee :
1. Degenerasi : Usia lanjut merupakan faktor resiko timbulnya osteoarthritis yang
paling kuat. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan antara umur dengan
degenerasi jaringan dimana terjadi penurunan kekuatan kolagen dan proteoglikan
pada kartilago sendi.
2. Obesitas : Berat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik
pada sendi penahan beban tubuh dan lebih sering menyebabkan osteoarthritis knee.
3. Jenis kelamin : Pada orang tua yang berumur lebih dari 55 tahun, prevalensi terkenanya
osteoarthritis pada wanita lebih tinggi dari pria. Usia kurang dari 45 tahun osteoarthritis
lebih sering terjadi pada pria dari wanita.
4. Kelemahan otot : Kelemahan otot quadriceps berperan penting pada tatalaksana
osteoarthritis knee. Pada lutut yang sehat otot quadriceps bersifat protektif terhadap
timbulnya osteoarthritis. Pada osteoarthritis knee yang disertai adanya malaligment dan
kelemahan kekuatan otot quadriceps justru berhubungan dengan kerusakan sendi yang
lebih cepat. Hal ini kemungkinan berhubungan dengan faktor lokal yaitu berubahnya
distribusi beban pada sendi yang bersangkutan.
5. Riwayat trauma : Cedera sendi, terutama pada sendi – sendi penumpu berat tubuh seperti
sendi pada lutut berkaitan dengan risiko osteoartritis yang lebih tinggi. Trauma lutut
yang akut termasuk robekan terhadap ligamentum krusiatum dan meniskus merupakan
faktor timbulnya osteoartritis lutut (Wahyuningsih, 2009).
6. Riwayat cedera sendi : Pada cedera sendi perat dari beban benturan yang berulang dapat
menjadi faktor penentu lokasi pada orang-orang yang mempunyai predisposisi
osteoarthritis dan berkaitan pula dengan perkembangan dan beratnya osteoarthritis
(Sudoyono,2009)
Proses Penuaan
Trauma
- Intrinsik
Pemecahan Perubahan - Ekstrinsik
kondrosit Komponen sendi
- Kolagen Perubahan
- Progteogtikasi metabolisme sendi
Proses penyakit
degeneratif - Jaringan sub
kondrial
yang panjang
MK: Pengeluaran
enzim lisosom
Kerusakan
Kerusakan
- Kurang
Penatalaksanaan
kemampuan matrik kartilago
mengingat
- Kesalahan Penebalan Perubahan
interpretasi tulang sendi fungsi sendi
Penyempitan Deformitas
MK: Kurang rongga sendi sendi
pengetahuan Kontraktur
- Penurunan MK: Kerusakan
Kekuatan mobilytas fisik
- nyeri
Distensi Cairan
G. Penatalaksanaan Osteoatritis
Tujuan pengobatan pada pasien osteoarthritis adalah untuk mengurangi gejala dan
mencegah terjadinya kontraktur atau atrofi otot. Penanganan pertama yang perlu
dilakukan adalah dengan memberikan terapi non farmakologis berupa edukasi
mengenai penyakitnya secara lengkap, yang selanjutnya adalah memberikan terapi
farmakologis untuk mengurangi nyerinya yaitu dengan memberikan analgetik lalu
dilanjutkan dengan fisioterapi (Imayati, 2012).
Penanganan osteoatritis berdasarkan atas distribusinya (sendi mana yang terkena)
dan berat ringannya sendi yang terkena. Penanganannya terdiri dari 3 hal :
1. Terapi non-farmakologis:
- Edukasi
- Terapi fisik dan rehabilitasi
- Penurunan berat badan
2. Terapi farmakologis :
- Analgesik oral non-opiat
- Analgesik topikal
- NSAID
- Chondroprotective
- Steroid intra-artikuler
3. Terapi bedah :
4. Malaligment, deformitas lutut Valgus-Varus dsb
5. Arthroscopic debridement dan joint lavage
6. Osteotomi
7. Artroplasti sendi total
H. Pengkajian
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala:
- Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi :
kekakuan pada pagi hari.
- Keletihan
- Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada sendi dan
otot.
Tanda:
- Malaise
- Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi
dan otot
2. Kardiovaskuler
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
Tanda : sianosis
3. Integritas Ego
- Faktor stres akut atau kronis : misalnya finansial, pekerjaan, ketidakmampuan
- Keputusasaan dan ketidakberdayaan
- Ancaman pada konsep diri, citra diri dll
4. Makanan atau cairan
- Anoreksia
- Kekeringan pada membran mukosa
5. Higiene
- Ketergantungan pada orang lain
6. Neurosensori
Gejala : kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
Tanda : pembengkakan sendi
7. Nyeri
- Fase akut (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan jaringan lunak pada
sendi)
- Fase kronis (kekakuan pada pagi hari)
8. Keamanan
- Kesulitan dalam menangani tugas
- Kekeringan pada mata dan membran mukosa
- Kulit mengkilat, tegang
- Ulkus kaki
- Demam ringan
9. Interaksi sosial
kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran: isolasi
10. Penyuluhan
- Riwayat rematik pada keluarga
- Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan penyakit tanpa pengujian
- Riwayat perikarditis, lesi tepi katup. Fibrosis pulmonal, pkeuritis.
I. Diagnosa Keperawatan
I. DIAGNOSA YANG MUNGKIN TIMBUL DAN INTERVENSINYA
a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.
Intervensi:
- Kaji keluhan nyeri; catat lokasi dan intensitas nyeri (skala 0 – 10). Catat
faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa nyeri non verbal
- Beri matras/kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan
saat klien beristirahat/tidur.
- Bantu klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di
kursi. Tingkatan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi.
- Pantau penggunaan bantal.
- Dorong klien untuk sering mengubah posisi.
- Bantu klien untuk mandi hangat pada waktu bangun tidur.
- Bantu klien untuk mengompres hangat pada sendi-sendi yang sakit beberapa
kali sehari.
- Pantau suhu kompres.
- Berikan masase yang lembut.
- Dorong penggunaan teknik manajemen stress misalnya relaksasi progresif
sentuhan terapeutik bio feedback, visualisasi, pedoman imajinasi hipnotis
diri dan pengendalian nafas.
- Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.
- Beri obat sebelum aktivitas/latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.
- Bantu klien dengan terapi fisik.
Hasil yang diharapkan/Kriteria evaluasi
- Menunjukkan nyeri berkurang atau terkontrol
- Terlihat rileks, dapat istirahat, tidur dan berpartisipasi dalam aktivitas
sesuai kemampuan.
- Mengikuti program terapi.
- Menggunakan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam
program kontrol nyeri.