Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DISLOKASI SENDI

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


MAKALAH
“ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DISLOKASI SENDI”

OLEH:
KELOMPOK 2
1. YONATAN WIDODO
2. BINTARI
3. ISTIQOMAH
4. HALIAMATUS SA’DIYAH
5. LULUK ARIFAH
6. AGUS SULISTIYOWATI
7. SANTI MALIKA DEWI
8. AHMAD SUVIAN M.I
9. DWI PRASETYO

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
2018
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DISLOKASI SENDI

A. Pengertian

Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang membentuk persendian terhadap
tulang lain. (Sjamsuhidajat,2011. Buku Ajar lImu Bedah, edisi 3,Halaman 1046). Dislokasi sendi adalah suatu
keadaan dimana permukaan sendi tulang yang membentuk sendi tak lagi dalam hubungan anatomis. (Brunner &
Suddart, 2002, KMB, edisi 8, vol 3,Halaman 2355). Dislokasi sendi adalah menggambarkan individu yang
mengalami atau beresiko tinggi untuk mengalami perubahan posisi tulang dari posisinya pada sendi. (Carpenito,
2000, edisi 6, Halaman 1118). Dislokasi sendi adalah fragmen frakrtur saling terpisah dan menimbulkan
deformitas. (Kowalak, 2011, Buku Ajar Patofisiologi, Halaman 404). Dislokasi adalah deviasi hubungan normal
antara rawan yang satu dengan rawan yang lainnya sudah tidak menyinggung satu dengan lainnya. (Price &
Wilson, 2006, edisi 6, vol 2, Halaman1368 ).

Kesimpulan:

Dislokasi adalah tergesernya sendi dari mangkuk sendi yang kemudian dapat menimbulkan deformitas.

B. Klasifikasi

Klasifikasi dislokasi menurut penyababnya (Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8, vol 3,Halaman 2356)
adalah:

1. Dislokasi congenital, terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan, paling sering terlihat pada
pinggul.
2. Dislokasi spontan atau patologik, akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang
3. Dislokasi traumatic, kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress
berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan). Terjadi karena
trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga
merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa.

Dislokasi berdarsarkan tipe kliniknya dapat dibagi menjadi :

(Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8, vol 3,Halaman 2356)

1. Dislokasi Akut

Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendi

2. Dislokasi Berulang.

Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang
minimal, maka disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral
joint.Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya
ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
C. Etiologi

1. Cedera olah raga

Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olah raga yang beresiko jatuh
misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering
mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.

2. Trauma kecelakaan

Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi

D. Patofisiologi

Cedera akibat olahraga dikarenakan beberapa hal seperti tidak melakukan exercise sebelum olahraga
memungkinkan terjadinya dislokasi, dimana cedera olahraga menyebabkan terlepasnya kompresi jaringan
tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya terjadinya
kompresi jaringan tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid
teravulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal. Keadaan tersebut dikatakan sebagai dislokasi.

Begitu pula dengan trauma kecelakaan karena kurang kehati-hatian dalam melakukan suatu tindakan
atau saat berkendara tidak menggunakan helm dan sabuk pengaman memungkinkan terjadi dislokasi. Trauma
kecelakaan dapat kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan
ligamen. Keadaan selanjutnya terjadinya kompres jaringan tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek
kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal yang menyebabkan
dislokasi.
PATHWAY DISLOKASI SENDI

Etiologi

Cedera olahraga Trauma Kecelakaan

Terlepasnya kompresi jaringan jar. Tulang dari kesatuan sendi

Merusak struktur sendi, ligamen

Kompresi jaringan tulang yg terdorong ke depan

Merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi

Ligamen memberikan jalan

Tlg. berpindah dari posisi yg normal

Dislokasi

Radang cedera jar.lunak ekstremitas

Ketidakmampuan mengunyah spasme otot hambatan mobilitas fisik

Ketidakseimbangan nutrisi nyeri akut

kurang dari kebutuhan tubuh

E. Manifestasi Klinis

1. Nyeri akut
2. Perubahan kontur sendi
3. Perubahan panjang ekstremitas
4. Kehilangan mobilitas normal
5. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi

F. Komplikasi

a. Komplikasi dini

1. Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera, pasien tidak dapat mengkerutkan otot deltoid dan mungkin
terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut
2. Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak
3. Fraktur disloksi
b. Komplikasi lanjut.

1. Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi bahu, terutama
pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis
membatasi abduksi
2. Dislokasi yang berulang: terjadi kalau labrum glenoid robek atau
3. Kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid
4. Kelemahan otot

G. Pemeriksaan penunjang

1. Sinar-X (Rontgen)

Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostik noninvasif untuk membantu menegakkan


diagnosa medis. Pada pasien dislokasi sendi ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi dimana
tulang dan sendi berwarna putih.

2. CT scan

CT-Scan yaitu pemeriksaan sinar-X yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga
memperoleh gambar yang lebih detail dan dapat dibuat gambaran secara 3 dimensi. Pada psien dislokasi
ditemukan gambar 3 dimensi dimana sendi tidak berada pada tempatnya.

3. MRI

MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang magnet dan frekuensi radio tanpa
menggunakan sinar-X atau bahan radio aktif, sehingga dapat diperoleh gambaran tubuh (terutama jaringan
lunak) dengan lebih detail. Seperti halnya CT-Scan, pada pemeriksaan MRI ditemukan adanya pergeseran sendi
dari mangkuk sendi.

H. Penatalaksanaan

1. Medis

a. Farmakologi (ISO Indonesia 2011-2012)

1) Pemberian obat-obatan : analgesik non narkotik

a)  Analsik yang berfungsi untuk mengatasi nyeri otot, sendi, sakit kepala, nyeri pinggang. Efek samping dari
obat ini adalah agranulositosis. Dosis: sesudah makan, dewasa: sehari 3×1 kapsul, anak: sehari 3×1/2 kapsul.

b) Bimastan yang berfungsi untuk menghilangkan nyeri ringan atau sedang, kondisi akut atau kronik termasuk
nyeri persendian, nyeri otot, nyeri setelah melahirkan. Efek samping dari obat ini adalah mual, muntah,
agranulositosis, aeukopenia. Dosis: dewasa; dosis awal 500mg lalu 250mg tiap 6 jam.

2. Pembedahan

a. Operasi ortopedi

Operasi ortopedi merupakan spesialisasi medis yang mengkhususkan pada pengendalian medis dan
bedah para pasien yang memiliki kondisi-kondisi arthritis yang mempengaruhi persendian utama, pinggul, lutut
dan bahu melalui bedah invasif minimal dan bedah penggantian sendi. Prosedur pembedahan yang sering
dilakukan meliputi Reduksi Terbuka dengan Fiksasi Interna atau disingkat ORIF (Open Reduction and
Fixation).Berikut dibawah ini jenis-jenis pembedahan ortopedi dan indikasinya yang lazim dilakukan :

1)      Reduksi terbuka : melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang yang patah setelah terlebih dahulu
dilakukan diseksi dan pemajanan tulang yang patah.

2)      Fiksasi interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan skrup, plat, paku dan pin logam.

3)      Graft tulang : penggantian jaringan tulang (graft autolog maupun heterolog) untuk memperbaiki
penyembuhan, untuk menstabilisasi atau mengganti tulang yang berpenyakit.

4)      Amputasi : penghilangan bagian tubuh.

5)      Artroplasti: memperbaiki masalah sendi dengan artroskop(suatu alat yang memungkinkan ahli bedah
mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar) atau melalui pembedahan sendi terbuka.

6)      Menisektomi : eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak.

7)      Penggantian sendi: penggantian permukaan sendi dengan bahan logam atau sintetis.

8)      Penggantian sendi total: penggantian kedua permukaan artikuler dalam sendidengan logam atau sintetis.

2. Non medis

a. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.

RICE

1)      R            : Rest (istirahat)

2)      I             : Ice (kompres dengan es)

3)      C            : Compression (kompresi/ pemasangan pembalut tekan)

4)      E            : Elevasi (meninggikan bagian dislokasi)

b. Pencegahan

1)      Cedera akibat olahraga

1. Gunakan peralatan yang diperlukan seperti sepatu untuk lari


2. Latihan atau exercise
3. Conditioning

2)      Trauma kecelakaan

1. Kurangi kecepatan
2. Memakai alat pelindung diri seperti helm, sabuk pengaman
3. Patuhi peraturan lalu lintas
2.  Askep Teoritis Dislokasi

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan untuk mengumpulkan data pasien dengan
menggunakan tehnik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang tetapi pada pasien
dislokasi difokuskan pada :

1)   Keluhan Utama

Keluhan utama pada pasien dislokasi adalah psien mengeluhkan adanya nyeri. Kaji penyebab, kualitas,
skala nyeri dan saat kapan nyeri meningkat dan saat kapan nyeri dirasakan menurun.

2)   Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien biasanya mengeluhkan nyeri pada bagian yang terjadi dislokasi, pergerakan terbatas, pasien
melaporkan penyebab terjadinya cedera.

3)   Riwayat Penyakit Dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi, serta penyakit yang pernah diderita
klien sebelumnya yang dapat memperparah keadaan klien dan menghambat proses penyembuhan.

4)   Pemeriksaan Fisik

1. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami dislokasi
2. Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami dislokasi
3. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi
4. Tampak adanya lebam pada dislokasi sendi

5)   Kaji 14 kebutuhan dasar Henderson. Untuk dislokasi dapat difokuskan kebutuhan dasar manusia yang
terganggu adalah:

b)   Rasa nyaman (nyeri) : pasien dengan dislokasi biasanya mengeluhkan nyeri pada bagian dislokasi yang
dapat mengganggu kenyamanan klien.

c)    Gerak dan aktivitas: pasien dengan dislokasi dimana sendi tidak berada pada tempatnya semula harus
diimobilisasi. Klien dengan dislokasi pada ekstremitas dapat mengganggu gerak dan aktivitas klien.

d)   Makan minum: pasien yang mengalami dislokasi terutama pada rahang sehingga klien mengalami kesulitan
mengunyah dan menelan. Efeknya bagi tubuh yaitu ketidakseimbangan  nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

e)    Rasa aman(ansietas): klien dengan dislokasi tentunya mengalami gangguan rasa aman atau cemas(ansietas)
dengan kondisinya.

6)   Pemeriksaan diagnostik

a)      Pemeriksaan rontgen untuk melihat lokasi dari dislokasi.

b)      Pemeriksaan CT-Scan digunakan untuk melihat ukuran dan lokasi tumor dengan gambar 3 dimensi.
c)      Pemeriksaan MRI untuk pemeriksaan persendian dengan menggunakan gelombang magnet dan
gelombang frekuensi radio sehingga didapatkan gambar yang lebih detail.

B. Diagnosa Keperawatan

1)      Nyeri akut berhubungan dengan agen penyebab cedera (fisik)

2)      Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskletal

3)      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan mengunyah atau
menelan.

C. Intervensi Keperawatan

Nursing Care Plan Pasien Dislokasi

Dx.1 Nyeri Akut                                                               (Nanda NIC NOC hal:530)

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional


Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah diberikan asuhan 1. Observasi keadaan umum
berhubungan keperawatan selama …x24 pasien(tingkat nyeri dan TTV)
dengan agen jam, diharapkan dengan 2. Beri posisi nyaman(semi
penyebab kriteria hasil : fowler)
cedera-          3. Berikan kompres hangat pada
Fisik(trauma 1. Memperlihatkan lokasi dislokasi
kecelakaan dan pengendalian nyeri. 4. Ajarkan teknik distraksi dan
cedera 2. Melaporkan tidak relaksasi
olahraga)-          adanya nyeri 5. Beri HE tentang penyebab
DS: klien 3. Tidak menunjukan nyeri, dan antisipasi
melaporkan adanya adanya nyeri ketidaknyamanan
nyeri.-          DO: meningkat.(tidak 6. Kolaborasi dalam pemberian
klien tampak ada ekspresi nyeri analgetik
berperilaku pada wajah,tidak 1. Mengetahui keadaan
distraksi (mondar gelisah atau umum pasien dan
mandir, aktivitas ketegangan tingkat nyeri pasien
berulang, otot,tidak merintih 2. Posisi semi fowler
memegang daerah atau menangis.) dapat meminimalkan
nyeri), perilaku nyeri pada dislokasi
ekspresif(gelisah,   3. Kompres hangat
meringis, berperan dalam
menangis, vasodilatasi pembuluh
menghela napas darah.
panjang) 4. Teknik distraksi dan
relaksasi berfungsi
  dalam mengalihkan
fokus nyeri pasien
5. Penanaman HE pada
pasien berfungsi untuk
mengurangi
kecemasan pasien
terhadap kondisinya
6. Analgetik dapat
mengurangi rasa nyeri
pada dislokasi.

Dx 2: Hambatan mobilitas fisik                                                   (Nanda NIC NOC hal:472)

No Diagnosa Tujuan dan Rencana Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil Tindakan
2 Hambatan Setelah diberikan 1)      1)     
mobilitas fisik asuhan Observasi Menunjukkan
berhubungan keperawatan keadaan tingkat
dengan gangguan selama …x24 jam, umum(tingka mobilisasi pasien
muskuloskletal-      diharapkan klien t mobilitas dan menentukan
     DS: pasien dapat melakukan dan kekuatan intervensi
mengeluh sulit mobilisasi dengan otot)2)      selanjutnya2)     
dalam teratur dengan Ajarkan Mempertahanka
bergerak-          kriteria hasil : ROM3)      n atau
DO: tidak dapat Pengaturan meningkatkan
melakukan 1. Klien posisi4)      kekuatan dan
aktivitas secara mengataka Berikan ketahanan
mandiri, gerakan n dapat bantuan otot3)     
tidak teratur atau melakukan perawatan Meningkatkan
tidak pergerakan diri: kesejahteraan
terkoordinasi  dengan berpindah fisiologis dan
bebas psikologis4)     
2. Gerakan 5)      Berikan Membantu
pasien HE tentang individu
terkoordinir latihan fisik mengubah posisi
3. Pasien tubuhnya
dapat 6)     
melakukan Kolaborasi 5)      Mengubah
aktivitas dengan ahli persepsi pasien
secara fisioterapi terhadap latihan
mandiri dalam fisik
memberikan
  terapi yang 6)     
tepat Mengembalikan
posisi tubuh
autonom dan
volunter selama
pengobatan dan
pemulihan dari
posisi sakit atau
cedera
Dx 3: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh   (Nanda NIC NOC Hal: 503)

N Diagnosa Tujuan dan Rencana Tindakan Rasional


o Keperawatan Kriteria Hasil
3 Ketidakseimbanga Setelah 1. Kaji faktor
n nutrisi kurang diberikan penyabab kesulitan
dari kebutuhan asuhan mengunyah
tubuh berhubungan keperawatan 2. Letakkan makanan
dengan kesulitan selama …x24 pada bagian mulut
mengunyah atau jam, diharapkan yang tidak
menelan.-          kebutuhan mengalami masalah
DS: pasien nutrisi klien 3. Atur posisi
mengeluh susah dapat terpenuhi pasien(semi fowler)
mengunyah, pasien secara adekuat 4. Kolaborasi dalam
mengatakan nafsu dengan kriteria pemasangan alat
makan hasil:1)      invasif(NGT)
menurun-          Pasien tidak 5. Mengetahui faktor
DO: pasien tampak melaporkan penyebab kesulitan
lemas, mukosa kesulitan mengunyah dan
bibir kering, mengunyah2)      menentukan
tampak kurang Nafsu makan intervensi
berminat terhadap pasien kembali selanjutnya
makanan  baik3)      6. Mengurangi
Keadaan umum aktivitas pada
pasien kembali rahang yang sakit
normal 7. Posisi semi fowler
dapat mencegah
aspirasi
8. Mempertahankan
asupan nutrisi pasien

D. Implementasi Keperawatan

Dilaksanakan sesuai dengan intervensi.

E. Evaluasi

1. Nyeri dapat teratasi


2. Pasien dapat melkukan mobilitas secara normal
3. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi secara adekuat

Anda mungkin juga menyukai