Anda di halaman 1dari 28

MATA KULIAH : Keperawatan Medikal Bedah III

“ ASKEP DISLOKASI ”
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

1. Ary Saputra Barael


2. Risya Desti Nurarifah
3. Intan Nuraini Djo'e
4. Priliska Mandeng
5. Rapika Nur Aulia Ismail
6. Nur Rizka Pobela
Semakin banyak orang yang melakukan olahraga rekreasional
dapat mendorong dirinya sendiri diluar batas kondisi fisiknya dan
terjadi lah cedera olahraga. Cedera terhadap sistem mukoluskletal
dapat bersifat akut (sprain, strain, dislokasi, fraktur) atau sebagai
akibat penggunaan berlebihan secara bertahap (kondromalasia,
tendinitis, fraktur sterss).

Dislokasi atau keseleo merupakan cedera umum yang dapat


menyerang siapa saja, tetapi lebih mungkin terjadi pada individu
yang terlibat dengan olahraga, aktivitas berulang, dan kegiatan
dengan resiko tinggi untuk kecelakaan.
A. PENGERTIAN DISLOKASI
Dislokasi adalah cedera struktur ligameno di sekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau memutar / keadaan
dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan, secara anatomis (tulang lepas dari
sendi).
(Brunner & Suddarth. 2002).

Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu
标题
kedaruratan yang membutuhkan 标题(Arif Mansyur, 2000). 标题
pertolongan segera.

Dislokasi merupakan keadaan ruptura total atau parsial pada ligamen penyangga yang mengelilingi sebuah
sendi. Biasanya kondisi ini terjadi sesudah gerakan memuntuir yang tajam (Kowalak, 2011). 

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini terdapat
hanya kepada komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen
tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).
B. Etiologi

Umu
Tidak melakukan pemansan Benturan keras
r
Faktor umur Pada atlet Benturan keras
sangat olahraga pada sendi saat
menentukan sering terjadi kecelakaan
karena motor biasanya
mempengaruhi
Terjatuh atau keseleo
menyebabkan
kekuatan serta kecelakaan
karena Pukulan dislokasi.
kurangnya
kekenyalan Dilokasi dapat Dislokasi lutut
pemanasan.
jaringan. terjadi apabila dapat terjadi
terjadi apabila mendapat
kecelakaan atau pukulan pada
terjatuh bagian lututnya
sehingga lutut dan menyebabkan
mengalami dislokasi.
dislokasi.
C. Jenis-jenis Dislokasi Sendi

A. Dislokasi kongenital

Dislokasi
B.
patologik

C. Dislokasi traumatic
D. Manifestasi Klinis

1. Adanya bengkak / oedema


2. Mengalami keterbatasan gerak
3. Adanya spasme otot(kekauan otot)
4. Nyeri lokal (khususnya pada saat menggerakkan sendi)
5. Pembengkakan dan rasa hangat akibat inflamasi
6. Gangguan mobilitas akibat rasa nyeri
7. Perubahan warna kulit akibat ekstravasasi darah ke dalam
jaringan
sekitarnya (tampak kemerahan).
8. Perubahan kontur sendi
9. Perubahan panjang ekstremitas
10. Kehilangan mobilitas normal
11. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
E. ANATOMI & FISIOLOGI

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang


bentuk tubuh dan mengurus pergerakan.
Komponen utama sistem meskuloskeletal adalah
jaringan ikat. Sitem ini terdiri atas tulang, sendi,
otot rangka, tendon, ligamen, dan jaringan khusus
yang menghubungkan struktur-struktur ini.
Secara garis besar, tulang dibagi menjadi enam :

1. Tulang panjang : misalnya femur, tibia, fibula, ulna, dan humerus.


Didaerah ini sangat sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit karena
daerah ini merupakan daerah metabolik yang aktif dan banyak mengandung
pembuluh darah.
2.Tulang pendek : misalnya tulang-tulang karpal.
3.Tulang pipih : misalnya tulang parietal, iga, skapula dan pelvis.
4.Tulang tak beraturan : misalnya tulang vertebra.
5.Tulang sesamoid : misalnya tulang patela
6.Tulang sutura : ada di atap tengkorak.

Histologi tulang :
•Tulang imatur : terbentuknya pada perkembangan embrional dan tidak terlihat lagi pada usia 1 tahun. Tulang
imatur mengandung jaringan kolagen.
•Tulang matur : ada dua jenis, yaitu tulang kortikal (compact bone) dan tulang trabekular (spongiosa).
Fisiologi sel tulang

Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel :
osteoblas, osteosit, osteoklas.

1. Osteoblas, membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan


sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi.

2. Osteosit, sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran
kimiawi melalui tulang yang padat.

Osteoklas,sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks


3. tulang dapat diabsorpsi.
Anatomi Sendi

Sendi adalah tempat pertemuan dua tulang atau lebih. Tulang-tulang ini dipadukan
dengan berbagai cara,misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon,
fasia, atau otot.

Ada 3 tipe sendi sebagai berikut :

•Sendi fibrosa (sinartrodial),merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Sendi


fibrosa tidak memiliki lapisan tulang rawan. Tulang yang satu dengan tulang
lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa.

•Sendi kartilaginosa (amfiartrodia), merupakan sendi yang dapat sedikit


bergerak. Sendi kartilaginosa adalah sendi yang ujung-ujung tulangnya
dibungkus oleh tulang rawan hialin, disokong oleh ligamen, dan hanya dapat
sedikit bergerak.

•Sendi sinovial (diartrodial), merupakan sendi yang dapat digerakkan dengan


bebas. Sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaan sendi dilapisi tulang
rawan hialin.
F. Patofisiologi

Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena


kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen
sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic
akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik
karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur
sendi.
pathway dislokasi
pathway dislokasi
G. Penatalaksanaan

A.
Penatalaksanaan
keperawatan
dapat dilakukan
dengan RICE.

B.
Terapi dingin

C.
Latihan ROM

D.
Analgetik
H. Komplikasi

A. Komplikasi dini D. Kekakuan sendi bahu

B. Sindrome kompartemen E. Kelemahan otot.

C. Komplikasi lanjut F. Dislokasi yang berulang


ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a). Anamnesis

1. Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat,agama, bahasa yang digunakan, status
perkawinan, pendidikan
pekerjaan, asuransi ,golongan darah, nomor registrasi, tanggal dan jam masuk rumah sakit, (MRS),
dan diagnosis medis.
1). Pekerjaan
Pada pasien dislokasi biasanya di akibatkan oleh kecelakaan yang mengakibatkan trauma atau ruda
paksa, biasaya terjadi
pada klien yang mempunyai pekrjaan buruh bangunan. Seperti terjatuh, atupun kecelakaan di
tempat kerja, kecelakaan
industri  dan atlit olahraga, seperti pemain basket , sepak bola dll

2. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta pertolongan kesehatan adalah nyeri,
kelemahan dan kelumpuhan,
ekstermitas, nyeri tekan otot, dan deformitas pada daerah trauma, untuk mendapatkan pengkajian yang
lengkap mengenai nyeri
lien dapat menggunakan metode PQRS.
B. Diagnosa keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan diskontinuitas


jaringan.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat
mobilisasi.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan atau
absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pegetahuan tentang penyakit.
e. Gangguan body image berhubungan dengan deformitas dan perubahan
bentuk tubuh.
C. Intervensi keperawatan

 Kaji skala nyeri


 Berikan posisi relaks pada pasien
 Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
 Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktifitas hiburan
 Kolaborasi pemberian analgesic
 Kaji tingkat mobilisasi pasien Berikan latihan ROM
 Anjurkan penggunaan alat bantu jika diperlukan
 Monitor tonus otot
 Membantu pasien untuk imobilisasi baik dari perawat maupun keluarga
 Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai
 Observasi dan catat masukkan makanan pasien
 Timbang berat badan setiap hari.
 Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu
makan
 Observasi dan catat kejadian mual atau muntah, flatus dan dan gejala lain yang
berhubungan
 Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik : sebelum dan sesudah makan,
gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut
yang di encerkan bila mukosa oral luka.
 Kolaborasi : pantau hasil pemeriksaan laboraturium.
 Kolaborasi : berikan obat sesuai indikasi
 Kaji tingkat ansietas klien
 Bantu pasien  mengungkapkan rasa cemas atau takutnya
 Kaji pengetahuan Pasien tentang prosedur yang akan dijalaninya.
 Berikan informasi yang benar tentang prosedur yang akan dijalani pasien
 Kaji konsep diri pasien
 Kembangkan BHSP dengan pasien
 Bantu pasien mengungkapkan masalahnya
 Bantu pasien mengatasi masalahnya.
D. Implementasi Keperawatan

Diagnosa Implementasi Diagnosa Implementasi


Gangguan rasa nyaman nyeri 1. Telah dilakukan pengkajian Gangguan mobilitas fisik 1. Telah dilakukan pengkajian
berhubungan dengan skala nyeri. berhubungan dengan tingkat mobilisasi pasien.
diskontinuitas jaringan. 2. Telah diberikan posisi deformitas dan nyeri saat 2. Telah diberikan latihan ROM
relaksasi pada pasien. mobilisasi. 3. Telah dianjurkan penggunaan
3. Telah diajarkan teknik alat bantu.
distraksi dan relaksasi. 4. Telah dilakukan monitoring
4. Telah diberikan lingkungan tonus otot.
yang nyaman, dan pemberian 5. Telah dilakukan tindakan
aktifitas hiburan. membantu pasien untuk
5. Telah dilakukan tindakan imobilisasi baik dari perawat
kolaborasi dalam pemberian maupun keluarga.
analgesic.
Diagnosa Implementasi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan 1. Telah dilakukan pengkajian riwayat nutrisi , termasuk makan
dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan yang disukai.
mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk 2. Telah dilakukan observasi dan pencatatan masukkan makanan
pembentukan sel darah merah pasien.
3. Telah dilakukan timbang berat badan setiap hari.
4. Telah diberikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan
atau makan diantara waktu makan.
5. Telah dilakukan observasi dan pencatatan kejadian mual atau
muntah, flatus dan gejala lain yang berhubungan.
6. Telah diberikan dan dibantu hygiene mulut yang baik,
sebelum dan sesudah makan dengan menggunakan sikat gigi
halus untuk penyikatan yang lembut. Telah diberikan pencuci
mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka.
7. Telah dilakukan kolaborasi dengan memantau hasil
pemeriksaan laboratorium
8. Telah dilakukan kolaborasi dengan memberikan obat sesuai
indikasi.
Diagnosa Implementasi Diagnosa Implementasi
Ansietas 1. Telah dilakukan pengkajian Gangguan bodi image 1. Telah dilakukan
berhubungan tingkat ansietas klien. berhubungan dengan pengkajian konsep diri
dengan kurangnya 2. Telah dilakukan membantu pasien deformitas dan perubahan pasien.
pengetahuan mengungkapkan rasa cemas atau bentuk tubuh. 2. Telah diajarkan pola BHSP
tentang penyakit. takutnya. dengan pasien.
3. Telah dilakukan pengkajian 3. Telah dilakukan tindakan
pengetahuan pasien tentang membantu pasien
prosedur yang akan dijalaninya. mngungkapkan
4. Telah diberikan informasi yang masalahnya.
benar tentang prosedur yang akan 4. Telah dilakukan tindakan
di jalani pasien. membantu pasien
mengatasi masalahnya.
E. Evaluasi Keperawatan

Diagnosa Evaluasi
Gangguan rasa nyaman nyeri S : Pasien mengatakan “ Sus, saat ini saya
berhubungan dengan diskontinuitas merasa lebih rileks dan bisa tidur dengan
jaringan. nyenyak”.
O : Pasien tidak terlihat meringis nyeri.
A : Masalah dapat teratasi.
P : Intervensi dihentikan

Gangguan mobilitas fisik berhubungan S : Pasien berkata bahwa ia sudah bisa


dengan deformitas dan nyeri saat jalan-jalan dengan kruk.
mobilisasi. O : Tekanan darah 120/80 mmHg.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan.
Diagnosa Evaluasi

Perubahan nutrisi kurang dari S : Pasien mengatakan “ makanan saya


kebutuhan tubuh berhubungan dengan pagi ini sudah saya habiskan, Sus”.
kegagalan untuk mencerna atau O : Adanya peningkatan berat badan.
ketidak mampuan mencerna A : Masalah teratasi sebagian
makanan /absorpsi nutrient yang P : Intervensi dilanjutkan
diperlukan untuk pembentukan sel
darah merah
Diagnosa Evaluasi
Ansietas berhubungan dengan kurangnya S : Pasien mengatakan “ Saya sudah tidak merasa cemas
pengetahuan tentang penyakit. dengan penyakit ini “.
O : Pasien terlihat tenang.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan.
Gangguan bodi image berhubungan dengan S : Pasien mengatakan “ saya sudah dapat menerima
deformitas dan perubahan bentuk tubuh. kondisi saya saat ini”.
O : Pasien mulai nampak percaya diri dengan kondisi saat
ini.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai