1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadiran Tuhan yang mahaesa karena atas berkat
Rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan Jiwa dengan judul
“ Gangguan Proses Fikir :Waham Kebesaran” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan asuhan keperawatan jiwa ini untuk memenuhi tugas pada bidang studi matakuliah
“Keperawatan Jiwa II” selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga penulis.
Dalam penulisan asuhan keperawatan jiwa ini kami merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan
asuhan keperawatan jiwa ini.
Dengan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung
sehingga kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan jiwa ini dengan tepat waktu, dan kami
ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampuh matakuliah Keperawatan Jiwa II yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan berbagai ilmu kepada kami.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latara Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS.......................................................................................
A. Definisi....................................................................................................................
B. Etiologic ..................................................................................................................
C. Renyang Respon......................................................................................................
D. Fase Waham............................................................................................................
E. Jenis Waham............................................................................................................
F. Tanda dan Gejala.....................................................................................................
G. Penatalaksanaan Medis............................................................................................
H. Pohon Masalah........................................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS...........................................................................................
A. Pengkajian...............................................................................................................
B. Analisa Data............................................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan............................................................................................
D. Intervensi.................................................................................................................
E. Implementasi...........................................................................................................
SPI,SP2,SP3,SP4................................................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Delusi atau Waham merupakan suatu keadaan dimana proses pikir yang terganggu
dapat dilihat dengan adanya keyakinan yang salah dan bertentangan dengan kehidupan nyata,
namun tetap dipertahankan walaupun individu lain tidak mempercayai hal tersebut. Waham
cukup sering ditemui pada kasus skizofrenia berat. Penderita skizofrenia dengan waham cukup
sulit diketahui bagi masyarakat umum, karena masyarakat masih banyak yang kurang mengerti
arti waham itu sendiri, dan masih banyak juga yang mengira waham tersebut adalah halusinasi.
Biasanya masyarakat menganggap gangguan waham tersebut adalah hal yang tak perlu dianggap
serius, sehingga penderita skizofrenia dengan waham tersebut lebih sering di abaikan dan tidak
diberi penanganan lanjut dengan dibawa ke rumah sakit.
Menurut Yosep, (2010) waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan
penilaian realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui proses
interaksi/informasi secara akurat.
Waham sendiri terbagi menjadi lima macam, yaitu waham kebesaran, waham curiga,
waham keagamaan, waham somatik, dan waham nihilistik (Stuart & Laraia, 2005).
Waham merupakan gejala positif dari skizofrenia. Biasanya individu melakukan hal-
hal yang sesuai dengan jenis waham yang ada, dengan memiliki rasa curiga yang tinggi,
memiliki kekuasaan yang besar, merasa mempunyai kekuatan jauh diatas manusia biasa, merasa
dirinya mempunyai penyakit yang parah atau dapat menular ke individu lain, serta menganggap
dirinya sudah tiada dan dirinya yang sekarang adalah perwujudan arwah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi waham?
2. Bagaimana etiologi waham?
4
3. Apa saja jenis –jenis waham?
4. Bagaimana rentang respon?
5. Bagaimana proses terjadinya waham?
6. Bagaimana gejala – gejala waham?
7. Bagaimana asuhan keperawatan waham?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi waham
2. Untuk mengetahui etiologi waham
3. Untuk mengetahui jenis – jenis waham
4. Untuk mengetahui rentang respon
5. Untuk mengetahui proses terjadinya waham
6. Untuk mengetahui gejala-gejala waham
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan waham
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Waham adalah keyakinan yang salah yang didasarkan oleh kesimpulan yang salah
tentang realita eksternal dan dipertahankan dengan kuat. Waham merupakan gangguan
dimana penderitanya memiliki rasa realita yang berkurang atau terdistorsi dan tidak dapat
membedakan yang nyata dan yang tidak nyata (Victoryna, 2020) Gangguan proses pikir
waham merupakan suatu keyakinan yang sangat mustahil dan dipegang teguh walaupun
tidak memiliki bukti-bukti yang jelas, dan walaupun semua orang tidak percaya dengan
keyakinannya (Bell, 2019)
B. Etiologi
Menurut World Health Organization (2016) secara medis ada banyak kemungkinan
penyebab waham, termasuk gangguan neurodegeneratif, gangguan sistem saraf pusat,
penyakit pembuluh darah, penyakit menular, penyakit metabolisme, gangguan endokrin,
defisiensi vitamin, pengaruh obat-obatan, racun, dan zat psikoaktif.
a. Faktor Predisposisi
1. Biologis
2. Teori Psikososial
6
a. System Keluarga
D. Fase Waham
Menurut Eriawan (2019) Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu :
a. Fase Lack of Human need
8
secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara
Reality dengan selfideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana
tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang dianggap sangat
cerdas, sangat berpengalaman dan diperhitungkan dalam
kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan
bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya
penghargaan saat tumbuh kembang (life span history).
b. Fase lack of self esteem
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-
apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan
tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi
klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk
diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan
menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut
belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar
klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan
klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat
karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.
Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau
konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak
merugikan orang lain.
9
d. Fase environment support
10
e. Fase comforting
E. Jenis Waham
Menurut Stuart (2005 dalam Prakasa, 2020) jenis waham yaitu :
12
3) Klien mudah marah
2. Waham Curiga
a. DS :
a. DS :
a. DS :
13
2) Klien mengatakan merasa khawatir sampai panik
14
b. DO :
5. Waham Nihilistik
a. DS :
6. WahamBi
zza
a. Sisip
Pikir :
1) DS :
15
secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
b) Klien mengatakan tidak dapat mengambil keputusan
2) DO :
b. Siar Pikir
1) DS :
2) DO :
c. Kontrol Pikir
1) DS :
16
2) DO : - Perilaku klien tampak seperti isi wahamnya
1. Psikofarmalogi
a. Litium Karbonat
17
memiliki kelainan tingkah laku seperti: Impulsif, sulit
memusatkan perhatian, agresif, suasana hati yang labil
dan tidak tahan frustasi.
c. Karbamazepin
18
menyebabkan perubahan dalam kimiawi otak yang
dapat mengurangi penyakit mental tertentu, seperti
skizofrenia katatonik. ECT bisa menjadi pilihan jika
gejala yang parah atau jika obat-obatan tidak
membantu meredakan episode katatonik.
6. Psikoterapi Walaupun obat-obatan penting untuk
mengatasi pasien waham, namun psikoterapi juga
penting. Psikoterapi mungkin tidak sesuai untuk
semua orang, terutama jika gejala terlalu berat untuk
terlibat dalam proses terapi yang memerlukan
komunikasi dua arah. Yang termasuk dalam
psikoterapi adalah terapi perilaku, terapi kelompok,
terapi keluarga, terapi supportif.
H. Pohon Masalah
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Identitas Klien
Inisial : Tn.A
Umur : 29 Tahun
Agama : Buddha
Status : Belum
Menikah Tanggal pengkajian :
25 Februari
2021
Informent : Status klien dan komunikasi dengan klien.
Alasan klien masuk Yayasan Pemenang Jiwa Sumatera adalah karena klien
sering bermain game warnet berlarut-larut setiap harinya sehingga dia putus
sekolah serta selalu beranggapan/berfikir bahwa dirinya adalah Andi Lau dan
Ultraman.
a. Faktor Predisposisi
Klien sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan jiwa. Klien dibawa oleh
tetangga nya ke Yayasan Pemenang Jiwa Sumatera tahun 2018. Klien tidak
pernah mengalami penganiayaan maupun kekerasan. Keluarga klien tidak ada
yang pernah mengalami gangguan jiwa. Klien mengatakan ia sangat menyesal
kerena telah membuat kedua orang tuanya menjadi sering bertengkar karena
kelakuannya di masa lalu yang sering bermain ke warnet dan menghabiskan
waktu dan uang. Klien sedih karena klien berfikir bahwa orang tua nya menjadi
sakit dan meninggal karena memikirkan kelakuannya yang tidak benar. Klien
20
juga mengatakan bahwa dirinya menyesal dan malu karena ia tidak tamat SD,
ia merasa bahwa hidupnya menjadi terbengkalai.
Masalah Keperawatan: Koping individu inefektif
3. Fisik
4. Psikososial
i. Genogram
Penjelasan :
Klien merupakan anak tunggal dan kedua orang tuanya sudah meninggal. Dan
ia hanya dibawah tanggungan abang sepupunya.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
21
: Klien
: meninggal
5. Konsep diri
6. Hubungan sosial
i. Spiritual
22
ii. Status
Mental
1. Penampilan
3. Aktivitas Motorik
4. Alam perasaan
5. Afek
23
persepsi sensori
8. Proses Pikir
9. Isi pikir
11. Memori
24
Masalah keperawatan : Waham (Waham Kebesaran)
Pasien dapat mengambil makan dan minum dan dapat kekamar mandi untuk
BAB/BAK.
2. Mandi, berpakaian/berhias
Tidur siang lama : 13.00 WIB s/d 16.30 WIB, tidur malam lama : 22.00
WIB s/d 05.00 WIB, kegiatan sebelum/sesudah : Beribadah
8. Mekanisme Koping
Klien mampu berbicara dengan orang lain dengan baik, klien juga mampu
berolahraga. Pada saat diajak berbicara reaksi lambat/berlebih.
Klien mengatakan bahwa ia tidak tamat SD, Klien mengatakan pernah gagal
dalam pekerjaannya.
Klien tidak mengetahui tentang gangguan jiwa yang di alaminya dan obat yang
dikonsumsinya.
a. Aspek Medik
25
11. Analisis Data
Objektif :
Klien tampak bingung, banyak bicara dan
hiperaktif
Objektif :
Klien tampak malu, karena dirinya tidak ada
pekerjaan dan hanya tamatan SD. Klien juga
malu karena belum menikah.
3 Subjektif : Koping individu
1. Klien mengatakan ia sangat menyesal inefektif
kerena telah membuat kedua orang
tuanya menjadi sering bertengkar karena
kelakuannya di masa lalu yang sering
26
bermain ke warnet dan menghabiskan
waktu dan uang.
2. Klien sedih karena klien berfikir bahwa
orang tua nya menjadi sakit dan
meninggal karena memikirkan
kelakuannya yang tidak benar.
Objektif :
Klien tampak sedih
a. Pohon Masalah
Kerusakan komunikasi verbal
No Diagnosa Intervensi
27
1 Gangguan Proses Pikir : Sp1:
Waham (Waham Kebesaram) Latihan orientasi realita : orientasi
Subjektif : orang, tempat, dan waktu serta
Klien mengatakan bahwa ia lingkungan sekitar
adalah artis, dan ultraman yang Sp2:
tidak sesuai dengan kenyataan Minum obat secara teratur
Sp 3:
Melatih cara pemenuhan kebutuhan
Objektif :
dasar
Klien tampak bingung,
Sp 4:
banyak bicara dan hiperaktif
Melatih kemampuan positif yang dimiliki
2 Harga Diri Rendah Sp1:
Subjektif : Mengidentifikasi kemampuan dan aspek
28
menikah. Sp 4:
Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang
dipilih 3
3 Resiko Perilaku Kekerasan Sp1:
Subjektif : 1. Identifikasi penyebab ,
Klien mengatakan pernah frekuensi perilaku kekerasan
melempar barang-barang yang 2. Mengontrol perilaku kekerasan dengan
ada dirumahnya, pernah tarik nafas dalam dan pukul
memukul temannya dan kasur/bantal
marah-marah karena px kalah Sp2:
main game di warnet. Kontrol perilaku kekerasan dengan
minum obat secara teratur
Objektif :
Sp 3:
Klien tampak memandang
Kontrol perilaku kekerasan dengan
orang lain dengan tatapan
berbicara baik-baik
bermusuhan dan tampak
Sp 4:
gelisah.
Spiritual
29
- Klien mampu
Sp 1 Waham :
mimum obat secara
- Mengidentifikasi penyebab,
teratur dan mampu
tanda dan gejala, serta akibat dari
menyebutkan
waham
manfaat dari obat
- Menjelaskan cara mengendalikan
yang di minum dan
waham dengan orientasi realita:
waktu minum obat
panggil nama, orientasi waktu,
dengan bantuan
orang dan tempat/lingkungan.
A : Waham (+)
- Melatih klien orientasi
realita : panggil nama,
P : Latihan :
orientasi waktu, orang dan
- Orientasi realita :
tempat/lingkungan.
panggil nama,
orientasi waktu,
Sp 2 Waham :
orang dan
- Minum obat secara teratur
tempat/lingkungan.
- Menjelaskan tentang obat
- Minum obat secara
yang diminum (6 benar)
teratur 3x1
- Mendiskusikan manfaat
Risperidon 2 mg (3 x
minum obat dan kerugian tidak 1) Depakote 250mg
(3x1)
minum obat dengan klien
- Melatih klien cara minum
obat secara teratur
RTL :
Sp 3 Waham
1. Menjelaskan cara memenuhi
kebutuhan klien yang tidak
terpenuhi akibat wahamnya
dan kemampuan memenuhi
kebutuhannya
2. Melatih cara memenuhi
kebutuhan dasar klien yang
tidak terpenuhi akibat
wahamnya dan kemampuan
memenuhi kebutuhannya
Jumat 1. Data : S : Senang
30
26/02/2021
Tanda dan gejala : banyak O:
Pukul 10:00
berbicara, hiperaktif, wajah - Klien mampu
WIB
tegang.. Selalu menganggap memenuhi kebutuhan
dirinya Andi Lau dan ultraman. dasar dengan mandiri
Diagnosa Keperawatan seperti :
Waham - Makan 3xsehari
- Tindakan keperawatan : - Mandi 2xsehari
Sp 3 Waham - Olahraga 2xsehari
o Menjelaskan cara A : Waham (+)
memenuhi kebutuhan
klien yang tidak P:
terpenuhi akibat wahamnya - Pemenuhan
dan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar :
kebutuhannya - Makan 3xsehari
- Mandi 2xsehari
o Melatih cara - Olahraga 2xsehari
memenuhi
kebutuhan dasar klien yang
tidak terpenuhi akibat
wahamnya dan kemampuan
memenuhi kebutuhannya
4.RTL:
Sp 4 Waham
- Menjelaskan kemampuan
positif yang dimiliki klien
- Mendiskusikan kemampuan
positif yang dimiliki klien
- Melatih kemampuan positif
yang dipilih
31
dirinya Andi Lau dan ultraman. positif yang dimiliki
2. Diagnosa Keperawatan: dengan motivasi
Waham - Menggambar
3. Tindakan keperawatan: - Menulis cerita
Sp 4 Waham - Menyanyi
- Menjelaskan kemampuan A : Waham (+)
positif yang dimiliki klien
- Mendiskusikan kemampuan
positif yang dimiliki klien P:
- Melatih kemampuan positif - Pasien melakukan
yang dipilih kemampuan positif
RTL : yang dimiliki :
Waham : Follow up dan evaluasi SP 1-4
- Menggambar
Waham
- Menulis cerita
- Menyanyi
32
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, nonton televisi sambil duduk di kursi
2. Diagnosa Keperawatan : Waham Kebesaran
3. Tujuan khusus:
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
4. Tindakan Keperawatan
a. Memberikan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri kepada pasien
c. Memberitahu tujuan interaksi kepada pasien
d. Melakukan kontrak waktu yang tepat dengan pasien
e. Menciptakan lingkungan yang aman dan tenang untuk berinteraksi
f. Mengajak pasien mengobrol ringan mengenai kehidupannya.
g. Mengobservasi respon verbal dan non verbal dari pasien
h. Menunjukkan sikap empati kepada pasien
i. Memberikan reinforcemen positif pada setiap jawaban yang diberikan oleh pasien
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1. Fase orientasi
Selamat pagi . Perkenalkan, saya perawat indang. Mulai hari ini saya bertugas untuk
merawat Ibu selama 1 minggu ke depan.
Nama ibu siapa, nama lengkapnya, suka dipanggil siapa?
Saya panggil Mbok Kadek saja ya. Hari ini saya jaga pagi dari jam 8 sampai jam 2 sore.
Jadi, jika Mbok ada keperluan, bisa mencari saya di ruang perawat. Bagaimana kabarnya
hari ini, Mbok?
Hari ini kita akan berbincang-bincang untuk saling mengenal lamanya 15 menit, bagaimana
Mbok?
Kita akan ngobrol dari jam 10 sampai jam 10 lewat 15 menit nanti ya? Kita ngobrol dimana,
mbok, Bagaimana jika di teras depan kamar Mbok?
2. Fase Kerja
Apakah ada yang dikeluhkan atau ditanyakan sebelum kita berbincang-bincang?
Mbok tidak usah khawatir karena kita berada di tempat yang aman. Saya dan perawat-
perawat di sini akan selalu menjadi teman dan membantu Mbok, bisa saya bertanya
tentang identitas Mbok, baik alamat, keluarga, hobi atau mungkin keinginan untuk saat
ini?
Bagus sekali Mbok sudah dapat menceritakannya dengan sangat detil. Mbok dulu bekerja
dimana?
33
Mbok suka dengan pekerjaan itu?
Bagaimana dengan teman-teman di sana?
Bagaimana dengan teman-teman sekamar Mbok?
Mbok sudah kenal dengan mereka semua?
Ada berapa orang semuanya?
bagus sekali Mbok bisa menghafal semua nama teman-temannya dengan baik. Wah terima
kasih Mbok karena sudah mau berkenalan dengan saya dan sekarang saya akan
memberitahu identitas saya, Mbok mau kan mendengarkan?
Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman, jadi Mbok tidak perlu
sungkan lagi. Bila ada masalah bisa diceritakan pada saya, Mbok mau kan berteman
dengan saya?
3. Fase terminasi
Bagaimana perasaan Mbok setelah kita berbincang-bincang?
Pasien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan perawat serta mampu bercerita
dengan nyaman dengan sesekali melihat ke arah perawat.Coba bisa diulang tadi, nama
saya siapa?
Wah, bagus sekali Mbok bisa ingat nama saya. Saya sangat senang bisa berkenalan dengan
Mbok dan Mbok sudah bisa mengungkapkan perasaan dengan baik dan mau berkenalan
dan berteman dengan saya. Baiklah, sesuai janji di awal, hari ini kita akan berbincang-
bincang selama 15 menit dan ternyata waktunya sudah habis. Jika ada yang ingin Mbok
bicarakan, Mbok bisa mencari saya di ruang perawat
Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang lagi?
Besok kita akan membahas tentang cara mempraktekkan membina hubungan dengan orang
lain dan membicarakan kemampuan yang Mbok miliki. Mau dimana kita bincang-
bincang?
Bagaimana kalau tetap disini?
Kira-kira 15 menit lagi ya. Kalau begitu, Saya pamit dulu. Terima kasih Mbok. Sampai
jumpa besok.
STRATEGI PELAKSANAAN 2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
34
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, sambil duduk di meja makan.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
4. Tindakan Keperawatan
a. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
b. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini
yang realistis.
c. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini
(kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).
d. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak
ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
35
Nah, coba sebutkan dengan siapa saja tadi yang sudah diajak berkenalan. Hebat sekali,
Mbok. Daya ingatannya bagus sekali.
Mbok, sekarang kita akan membicarakan kemampuan yang dimiliki oleh Mbok. Kalau saya
lihat selama di ruangan ini Mbok jarang beraktivitas, Jadi saya ingin tahu kemampuan
atau keterampilan yang dimiliki oleh Mbok apa saja?
Misalnya menyapu, mengepel, merapikan tempat tidur sendiri, dll. Wah hebat sekali.
Selain itu apa lagi Mbok?
Bagus sekali ternyata Mbok pandai menari ya. Mbok kalau di rumah sering menari ya?
Kalau di rumah aktivitas sehari-hari apa yang Mbok kerjakan?
Oh ya, di sini Mbok bisa juga melakukannya, tempat ini bisa dianggap rumah sendiri jadi
harus dipertahankan kemampuan yang dimiliki. Terus, Mbok bisa juga menonton TV,
melakukan aktivitas seperti di rumah ataupun merawat diri seperti mandi, gosok gigi,
keramas dll.
3. Fase terminasi
Bagaimana perasaan Mboksetelah kita berbincang-bincang mbok juga tadi sudah mampu
berkenalan dengan teman yang lain serta dengan perawat. Sementara cukup di sini dulu
ya, pembicaraan kita. Saya senang Mbok mau mengobrol dengan saya. Tadi Mbok
sudah bagus bisa berkenalan dan mengungkapkan kemampuan apa yang dimiliki
dengan baik, pertahankan. Besok kita akan bertemu lagi, berbincang lagi tentang
kebutuhan-kebutuhan Mbok yang belum terpenuhi, Mbok setuju?
Mau dimana kita bincang-bincang? Bagaimana kalau tetap disini?
Jam 10 lagi ya, Mbok. Kita akan ngobrol kira-kira 20 menit lagi ya. Baik, saya permisi
dulu, Mbok bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya terimakasih ya atas waktunya.
36
STRATEGI PELAKSANAAN 3
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Keadaan umum klien tenang, klien sering mengatakan bahwa dirinya adalah presiden, baju
yang dipakai tampak kurang rapi, kontak mata bagus saat diajak bicara.
2. Diagnosa Keperawatan: Waham Kebesaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, menanyakan kepada klien masih
ingat tidak dengan perawat, lakukan kontrak waktu dan jelaskan tujuan pertemuan
dengan klien.
b. Bantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi serta kejadian yang
menjadi faktor pencetus wahamnya.
c. Diskusikan kebutuhan / harapan yang belum dapat dipenuhi serta kejadian – kejadian
traumatik.
d. Diskusikan dengan klien antara keinginan yang klien ingin capai saat ini.
37
3.Fase terminasi
Setelah ngobrol tadi, apa yang Mbok rasakan setelah kita bicara? Mbok masih ingat apa
yang kita bicarakan tadi?
klien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan tapi kontak mata kurangMbok,
sudah 15 menit kita ngobrol–ngobrolnya,sekarang Mbok bisa beristirahat, nanti kita
ngobrol lagi. Terima kasih.Bagaimana kalau besok kita membicarakan pengalaman
Mbok yang lain.Kita nanti ngobrol–ngobrolnya 15 menit ya Mbok? Kita betemu
disini saja ya ?
Di ruang tamu . kalau begitu sampai bertemu besok ya,mbok. Terima kasih.
38
STRATEGI PELAKSANAAN 4
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Keadaan umum klien tenang, klien sering mengatakan dirinya adalah presiden, baju yang
dipakai tampak kurang rapi, kontak mata bagus saat diajak bicara.
2. Diagnosa Keperawatan: Waham Kebesaran
3. Tujuan khusus:
Klien dapat mengidentifikasi wahamnya
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, ajak berjabat
tangan, ciptakan lingkungan yang terapeutik, jelaskan tujuan.
b. Diskusikan dengan klien pengalaman wahamnya tanpa berargumentasi.
c. Katakan kepada klien akan keraguan perawat terhadap pernyataan klien.
d. Diskusikan dengan klien respon perasaan terhadap wahamnya.
e. Bantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi yang dipersepsikan salah oleh
klien.
39
Mbok, setelah ngobrol–ngobrol tadi bagaimana perasaan Mbok sekarang?
Klien dapat mengidentifikasi wahamnya, kontak mata ada. Sepertinya pertemuan kita hari
ini sudah cukup,sekarang Ibu bisa beristirahat, kalau Mbok mau bercerita lagi/hal lain
yang ingin disampaikan, Mbok bisa cari saya, atau mencari perawat yang lainnya. Mbok
nanti sore bagaimana kalau kita ngobrol lagi, tentang masalah yang Ibu hadapi selama
disini. Mbok nanti sore kita ngobrolnya berapa lama?
Mbok, dimana nanti kita ngobrolnya?Mbok mau di ruangan ini lagi?
40
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
B.Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan pasien dapat menerapkan terapi yang telah diberikan baik secara
medik maupun terapi keperawatan yang telah diajarkan demi percepatan
penyembuhan penyakit dengan masalah gangguan jiwa.
41
3. Bagi Keluarga
Agar keluarga selalu memberikan motivasi kepada klien dan juga perawatan
gangguan proses pikir: waham kebesaran dirumah.
4. Bagi Institusi Pendidikan
42
DAFTAR PUSTAKA
43
44