Disusun Oleh :
SEPTYAN DWI NUGROHO
P1337420616003
Pembimbing Klinik
NIP.
I. Jenis Kasus (Diagnosa Medik)
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Gejalanya berupa : Kelainan kuku atau lesi kulit karena psoriasis (kulit
menjadi bersisik-sisik kemerahan dan terjadi penebalan, bisa disertai kuku yang
berlubang),Pembengkakan dan nyeri persendiaan (arthritis), biasanya pada
persendian jari tangan dan jari kaki, tetapi bisa juga pada persendian
lainnya,Nyeri pergelangan tangan, nyeri lutut, nyeri pinggul, nyeri siku, nyeri
pergelangan kaki,Nyeri dan pembengkakan pada trempat persambungan tendo
dengan tulang, mungkin melibatkan tendo Achile. (Suddart dan Brunner, 2011)
D. Manifestasi KIinis
E. Pemeriksaan Penunjang
Temuan Laboratorium dan Radiologi
Tidak ada uji laboratorium spesifik untuk artritis psoriatik. Laju endap
darah dapat meningkatkan selama fase akut penyakit. Antigen HLA-B27
ditemukan positif pada sekitar 20% pemeriksaan. Hasil ini dapat meningkat
menjadi 50% positif apabila juga penderita mengalami peradangan pada
sakroiliaka. (Robert Priharjo, 2009)
Gambaran Radiologi pada tahap awal biasanya normal. Suatu ciri khas
yang tepat pada tahap lanjut adalah tanda-tanda pensil di dalam mangkok
terhadap erosi pada ujung distal falang proksimal sehingga menjadi agak
runcing ujungnya dan pertumbuhan tulang berlebihan pada ujung proksimal
falang distal dimana terdapat insesi tendon. Beberapa pemeriksaan yang dapat
dilakukan dokter untuk mendiagnosa psoriasis arthritis adalah:
1. Pemeriksaan fisik. Untuk memeriksa tanda-tanda peradangan pada
persendian pasien, lalu memeriks ketidaknormalan lain pada kulit dan
kuku.
2. Uji pencitraan. Pemeriksaan dengan menggunakan foto rontgen atau MRI
untuk mendapatkan gambar detail dari sendi yang meradang.
3. Uji laboratorium. Dilakukan pemeriksaan pada sampel darah dan cairan
sendi. (Robert Priharjo, 2009)
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan arthritis psoriasis adalah aspiri atau obat-obatan aanti
radang non-steroid dalam dosis yang tepat. Tindakan ini digabung dengan
penatalaksanaan lesi kulit. Kortikosteroid biasanya tidak dipakai karena harus
diberikan dalam dosis besar sehingga timbul efek samping yang tak dapat
diterima. Terapi obat-obatan dari gologan emas dan imonosupresif. Obat-obat
ini hanya diberikan untuk kasus-kasus yang berat tidak berespons terhadap
bentuk terapi lainnya. (Suddart dan Brunner, 2011)
Pengobatan janka panjang memerlikan pendekatan multifokal yang
meliputi terapi fisik, perubahan aktivitas hidup sehari-hari dan kadang-kadang
perawatan dirumah sakit dan pembedahan. Kebanyakan penderita arthritis
psoriasis tidak memerlukan intervensi medis yang ekstensif. Penderita kali ini
cukup sering mengalami periode remisi dan berlangsung selama beberapa
bulan. (Suddart dan Brunner, 2011)
H. Pengobatan
Erosi Kartilago
Kerusakan Kartilago
dan Tulang
Hambatan
Kekakuan Sendi
Mobilitas Fisik
Terbatasnya Intoleransi
gerakan sendi Aktivitas
Defisit Perawatan
Diri
DAFTAR PUSTAKA
Santoso Budi.2008.Panduan Diagnosa kererawatan Nanda. PRIMA MEDIKA :
Jakarta.
information.
mosby.USA
IV. INTERVENSI DAN RASIONALISASI
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi
O
1. Nyeri kronis Setelah diberikan Pain Management Pain Management
berhubungan dengan asuhan keperawatan a. Kaji secara komprehensip terhadap a. Untuk mengetahui
reaksi peradangan diharapkan, nyeri yang nyeri termasuk lokasi, karakteristik, tingkat nyeri pasien
durasi, frekuensi, kualitas, b. Untuk mengetahui
dirasakan klien
intensitas nyeri dan faktor tingkat
berkurang dengan presipitasi ketidaknyamanan
criteria hasil : b. Observasi reaksi ketidaknyaman
dirasakan oleh
secara nonverbal
a. Mampu mengontrol pasien
c. Gunakan strategi komunikasi
nyeri (tahu c. Untuk mengalihkan
terapeutik untuk mengungkapkan
pengalaman nyeri dan penerimaan perhatian pasien dari
penyebab nyeri,
klien terhadap respon nyeri rasa nyeri
mampu d. Untuk mengetahui
d. Tentukan pengaruh pengalaman
menggunakan nyeri terhadap kualitas apakah nyeri yang
tehnik hidup( napsu makan, tidur, dirasakan klien
aktivitas,mood, hubungan sosial)
nonfarmakologi berpengaruh
e. Tentukan faktor yang dapat
untuk mengurangi terhadap yang
memperburuk nyeriLakukan
nyeri, mencari evaluasi dengan klien dan tim lainnya
e. Untuk mengurangi
kesehatan lain tentang ukuran
bantuan)
pengontrolan nyeri yang telah factor yang dapat
b. Melaporkan bahwa
dilakukan memperburuk nyeri
nyeri berkurang f. Berikan informasi tentang nyeri
dengan termasuk penyebab nyeri, berapa yang dirasakan klien
f. Untuk mengetahui
menggunakan lama nyeri akan hilang, antisipasi
terhadap ketidaknyamanan dari apakah terjadi
manajemen nyeri
prosedur pengurangan rasa
c. Mampu mengenali
g. Control lingkungan yang dapat nyeri atau nyeri
nyeri (skala, mempengaruhi respon
yang dirasakan klien
intensitas, ketidaknyamanan klien( suhu
ruangan, cahaya dan suara) bertambah.
frekuensi dan tanda g. Pemberian “health
h. Hilangkan faktor presipitasi yang
nyeri) dapat meningkatkan pengalaman education” dapat
d. Menyatakan rasa nyeri klien( ketakutan, kurang mengurangi tingkat
nyaman setelah pengetahuan) kecemasan dan
nyeri berkurang i. Ajarkan cara penggunaan terapi membantu klien
e. Tanda vital dalam non farmakologi (distraksi, guide
dalam membentuk
imagery,relaksasi)
rentang normal mekanisme koping
f. Tidak mengalami j. Kolaborasi pemberian analgesic
terhadap rasa nyer
gangguan tidur h. Untuk mengurangi
tingkat
ketidaknyamanan
yang dirasakan
klien.
i. Agar nyeri yang
dirasakan klien tidak
bertambah.
j. Agar klien mampu
menggunakan teknik
nonfarmakologi
dalam
memanagement
nyeri yang
dirasakan.
k. Pemberian analgetik
dapat mengurangi
rasa nyeri pasien
2. Hambatan mobilitas Setelah dilakukan Exercise Therapy : Ambulation
fisik berhubungan Exercise Therapy :
tindakan keperawatan,
dengan kekakuan a. Berikan / bantu pasien untuk Ambulation
sendi atau diharapkan klien dapat
kontraktur. melakukan latihan rentang gerak
melakukan pergerakan
pasif dan aktif a. Dapat
fisik dengan kriteria b. Berikan perawatan kulit dengan
meningkatkan
hasil: baik, masase titik yang tertekan
kemampuan
a. Tidak terjadi setelah rehap perubahan posisi.
pasien untuk
kontraktur otot dan c. Periksa keadaan kulit dibawah
melakukan
footdrop brace dengan periode waktu
rentang gerak
a. Pasien berpartisipasi tertentu.
d. Kolaborasi dalam pemberian pasif dan aktif
dalam program b. Untuk
analgetik sesuai progran dan
latihan efektivitasnya
e. Rujuk pasien untuk konsultasi menghindari
psikologis bila kelemahan adanya tekanan
motorik, sensorik, dan fungdi pada area
seksual terjadi permanen penonjolan tulang
f. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi c. Penggunaan
untuk latihan fisik klien analgetik yang
berlebihan dapat
menutupi gejala,
dan ini
menyulitykan
defisit neurologis
lebih lanjut
d. Pasien yang
mengalami
kehilangan fungsi
tubuh permanen
akan merasa sedih.
Semakin besar
makna kehilangan,
semakin dalam
lama reaksi
kesedihan ini
dialami.
e. Menurunkan
resiko terjadinnya
iskemia jaringan
akibat sirkulasi
darah yang jelek
pada daerah yang
tertekan