Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Anestesiologi Indonesia

LAPORAN KASUS
Penatalaksanaan Anestesi Pada Total Anomalous Pulmonary Venous
Drainage
Anesthetic Management in Total Anomalous Pulmonary Venous Drainage

Bagus Damar Ririh Wiyatmoko*, Chairil Gani Koto*


*Rumah Sakit Pusat Jantung Harapan Kita

ABSTRACT
Background : TAPVD is one of cyanotic congenital heart disease. There is no
connection between pulmonary vein and left atrium; pulmonary vein was directly
drain into right atrium or systemic vein (innominate, superior cava, Azygus, inferior
cava or portal vein) through alternative ways (vertical vein). All venous blood drain
into right atrium, thus the patient life depend on the connection between left and right
atrium.
Case: 12 years old boy with major complain exhausted and weight gain difficulty.
Echocardiography show supracardiac TAPVD (to innominate vein), large ASD (right
to left shunt), mild tricuspid regurgitation and moderate pulmonary hypertension.
Anesthetic management aimed to reduce pulmonary blood flow through controlled
ventilation dan quick extubation after repair procedure was finished. Central venous
pressure, arterial line and pulmonary arterial pressure monitoring is very useful.
Perioperative pulmonary hypertension could be treated with hyperventilation,
oxygenation, alkalinization, deep sedation dan muscle relaxant.
Keywords: Total Anomalous Pulmonary Venous Drainage, congenital heart disease,
anesthesia
ABSTRAK
Pendahuluan: TAPVD merupakan salah satu CHD yang bersifat sianotik. TAPVD
merupakan anomali vena paru kongenital yang mana tidak ada hubungan antara
pembuluh darah paru dan atrium kiri; vena paru terhubung langsung ke atrium kanan
atau ke vena sistemik (inominata, vena cava superior, Azygus, vena cava inferior atau
vena portal) oleh jalur alternatif (vena vertikal). Karena semua darah vena kembali ke
atrium kanan, sehingga kelangsungan hidup penderita tergantung pada koneksi antara
atrium kiri dan kanan.
Kasus: Anak laki-laki 12 tahun dengan keluhan cepat lelah dan berat badan sulit naik.
Ekokardiografi menunjukkan adanya TAPVD supracardiac (ke V.inominata), ASD
besar (pirau kanan ke kiri), TR mild dan PH moderate. Prinsip manajemen anestesi
dengan mengurangi aliran darah ke paru melalui kontrol ventilasi dan pertimbangkan
ekstubasi cepat setelah repair. Monitoring dengan CVP, LA pressure dan PA pressure
sangat membantu. Hipertensi pulmonal perioperatif ditangani dengan hiperventilasi,
oksigen 100%, alkalinisasi, sedasi dalam dan pelumpuh otot.
Kata kunci: Total Anomalous Pulmonary Venous Drainage, penyakit jantung bawaan,
anestesi

116 Volume V, Nomor 2, Tahun 2013


Jurnal Anestesiologi Indonesia

PENDAHULUAN
sistemik (innominate, vena cava
Kelainan jantung bawaan (Congenital
superior, Azygus, vena cava inferior atau
heart disease, CHD) relatif jarang
vena portal) oleh jalur alternatif (vena
terjadi, diperkirakan <1% dari kelahiran
vertikal). Karena semua darah vena
hidup. Pada awal kelahiran beberapa
kembali ke atrium kanan, sehingga
CHD asimtomatik.1 CHD merupakan
kelangsungan hidup bayi tergantung
kelainan jantung yang sudah didapat
pada koneksi antara atrium kiri dan
sejak lahir. Manifestasinya klinis
kanan. 5
bergantung dari berat ringan penyakit,
mulai dari asimtomatis sampai dengan KASUS
adanya gejala gagal jantung pada
Anak laki-laki 12 tahun dengan keluhan
neonatus. Dengan berkembangnya
cepat lelah dan berat badan sulit naik.
teknologi, terutama dengan
Merupakan rujukan dari daerah dengan
ditemukannya ekokardiografi, banyak
diagnosis atresia aorta. Pemeriksaan fisik
kelainan jantung bawaan asimtomatis
pre operasi ditemukan tanda vital
yang dapat dideteksi. Tata laksana
normal, saturasi pre operasi 94% dan
meliputi non-bedah dan bedah. Tata
peningkatan suara jantung 2 dengan wide
laksana non-bedah meliputi pengobatan
fixed split tanpa murmur atau gallop.
medikamentosa dan kardiologi
Hasil laboratorium hematologi dalam
intervensi, sedangkan tata laksana bedah
batas normal, ronsen thorax ditemukan
meliputi bedah paliatif dan operasi
pinggang jantung datar, dan hasil
definitif.2 Salah satu bentuk CHD yang
ekokardiografi ditemukan TAPVD
jarang terjadi yaitu Total Anomalous
supracardiac (ke V.inominata), ASD
Pulmonary Venous Drainage (TAPVD)
besar (R-L shunt), TR mild dan PH
atau dikenal juga dengan Total
moderate.
Anomalous Pulmonary Venous
Connection (TAPVC) atau Total Pasien ini kemudian didiagnosis TAPVD
Anomalous Pulmonary Venous Return supracardiac, ASD besar dan PJB
(TAPVR).3-6 asianotik.
TAPVD merupakan salah satu CHD Dilakukan anestesi dengan premedikasi
yang bersifat sianotik, insiden sebesar midazolam, induksi dengan sufentanyl
0,008% dari kelahiran hidup, atau 10 µg dan vecuronium 2 mg.
sebesar 2,2% dari CHD. TAPVD Pemeliharaan dengan sevoflurane 1%
merupakan anomali vena paru volume dalam O2: air = 50%:50%.
kongenital yang mana tidak ada Sufentanyl dan vecuronium bolus
hubungan antara pembuluh darah paru intermitten. Monitoring invasif dengan
dan atrium kiri; vena paru terhubung arterial line, central venous catheter
langsung ke atrium kanan atau ke vena (CVC) dan pulmonal artery line.

Volume V, Nomor 2, Tahun 2013 117


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Support selama operasi dengan milrinon portal. Tipe ini biasanya terjadi obstruksi
0,375 µg/kgBB/menit dan NTG 1µg/ dari aliran balik vena paru. Insiden: 24%
kgBB/menit. Durasi CPB selama 112 dari total kasus.
menit, aorta cross clamp 55 menit dan
Tipe IV, Sangat jarang, melibatkan
balans cairan -305.
beberapa drainase. Insiden: approx 5%
PEMBAHASAN dari total kasus.

TAPVC dibagi menjadi empat tipe: Pada pasien ini termasuk dalam TAPVD
supracardiac, cardiac, infracardiac, dan tipe I, dimana semua vena pulmonalis ke
campuran. Prinsip perbaikan operasi vena innominata kemudian ke vena cava
adalah membuat hubungan antara vena superior dan secara klinis merupakan
paru dan atrium kiri, hubungan dengan unobstructed TAPVD karena adanya
sirkulasi vena sistemik, dan menghapus ASD yang besar.
shunting intracardiac. Perbaikan yang
Gambaran klinis : 5
spesifik tergantung pada jenis koneksi
anomali. Obstruksi vena pulmonalis Timbulnya gejala: Kebanyakan pasien
merupakan komplikasi yang signifikan mengalami gejala dalam 1 tahun
dan komplek.4 kehidupan: takipnea, kesulitan makan,
sering infeksi pernafasan, dan gagal
TAPVD terbagi atas : 4,5
tumbuh.
Tipe-I: TAPVD melibatkan drainase ke
Awitan awal gejala: Pasien yang
dalam sistem vena sistemik melalui sisi
memiliki obstruksi vena pulmonalis
kiri vertikal vena (suatu sisa
dapat terjadi dalam hari-hari pertama
embryologic dari sistem kardinal kiri),
kehidupan dengan takipnea, sianosis, dan
yang mengalir ke kiri brakiosefalika
gagal jantung.
vena atau langsung ke vena kava
superior. Terjadi pada 46% dari pasien Temuan Klinis Klasik :5
yang memiliki TAPVD. Insiden: 46%
dari total kasus. Unobstructed TAPVD: ditemukan
Klasik ASD - split lebar dan suara
Tipe II: Ini melibatkan drainase jantung kedua tetap dengan S3 RV ejeksi
langsung ke jantung, biasanya melalui dan murmur ejeksi sistolik pada bayi
sinus koroner atau langsung ke dalam yang mengalami gagal jantung kongestif
atrium kanan. Insiden-26% dari total dan sianosis sehingga harus
kasus. meningkatkan kecurigaan TAPVD.
Tipe III: Ini melibatkan drainase melalui Obstructed TAPVD: biasanya pada
vena descending di bawah diafragma TAPVD, darah dari vena pulmonalis
dan bergabung dengan vena cava butuh waktu lebih lama untuk mencapai
inferior, vena hepatica, atau sistem atrium kiri. Jalur ini mungkin hanya

118 Volume V, Nomor 2, Tahun 2013


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Tabel 1. Skematik TAPVD

Tipe I

Supracardiac TAPVC: common vein ke dalam vena innominate


atau vena kava superior melalui vena vertikalis

Tipe II

Cardiac TAPVC: vena pulmonalis ke dalam sinus koroner atau,


pada keadaan tertentu vena pulmonalis akan terhubung langsung
ke atrium kanan.

Tipe III

Infracardiac TAPVC: saluran vena pulmonalis melalui


diafragma ke dalam vena portal atau duktus venosus.

Volume V, Nomor 2, Tahun 2013 119


Jurnal Anestesiologi Indonesia

terbatas di tempat-tempat seperti di Komplikasi morbiditas utama yang


tingkat koneksi interatrial atau drainase terjadi pasien pasca operasi: 5
ke vena vertikalis secara ascending
Post-repair pulmonary venous
maupun descending yang
obstruction perlu intervensi ulang;
mengakibatkan peningkatan tekanan
Pulmonary vein stenosis biasanya tidak
vena pulmonalis dan penurunan cardiac
terdeteksi sebelum operasi; Late
output. Diagnosis ini harus dicurigai
arrhythmias seperti disfungsi sinus node,
pada neonatus yang sangat sianosis
termasuk sinus bradikardia, penurunan
dengan CHF.
kemampuan chronotropic pada sebagian
Foto thorak x-ray: Pada jenis besar pasien setelah 10 tahun pasca
unobstructed TAPVD, biasanya terdapat operasi.
hipertrofi ventrikel kanan dan atrium
kanan dengan peningkatan aliran darah Patofisiologi
paru. Pada pasien yang mempunyai Sebagai hasil dari campuran aliran vena
aliran balik ke vena brakiosefalika kiri, pulmonal dan sistemik, di atrium kanan
mungkin ada pembesaran mediastinum dan ventrikel kanan terjadi peningkatan
superior, bilateral dalam bentuk angka-8 volume pada semua pasien dengan
atau salju. Hasil elektrokardiogram anomali vena paru. Jika foramen ovale
biasanya akan menunjukkan kelainan tertutup, tekanan atrium kanan
right-axis deviasi dengan right atrial P- meningkat, terjadi kongesti vena
gelombang dan hipertrofi ventrikel sistemik dan paru. Meningkatkan aliran
kanan. Obstructed TAPVD dapat darah paru, dan hipertensi arteri
dengan ukuran jantung yang relatif pulmonalis mungkin terjadi. Atrium kiri
normal dan adanya hipertensi vena dan ventrikel kiri menerima aliran
pulmonal, ground glass opacity.5 kurang dari normal dan pompa kurang
dari volume normal, dengan beberapa
Ekokardiografi: Dua-dimensi
penurunan indeks jantung. Kebanyakan
echocardiography dapat menetapkan
pasien dengan total anomali paru
diagnosis dengan lebih akurat.5 CT
memiliki foramen ovale paten dengan
Angio/ kateterisasi konvensional:
beberapa tingkat pembatasan mengalir
mungkin diperlukan jika
trans-atrial. Jika tidak ada obstruksi vena
echocardiography belum meyakinkan
paru, meningkatkan aliran darah paru
dalam menentukan tempat koneksi vena
(misalnya, 3-5 kali volume sistemik) di
paru.5
awal masa bayi, dan saturasi oksigen
Pengobatan: Diagnosis TAPVD arteri dipertahankan, biasanya pada 90%
merupakan indikasi untuk operasi atau lebih tinggi. Tanda-tanda volume
jantung terbuka. Proses pembedahan jantung beban kanan atau gagal jantung
tergantung letak kelainan. kanan yang jelas.

120 Volume V, Nomor 2, Tahun 2013


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Gambar 1. View TEE setelah repair TAPVD,tampak drainase vena pulmonalis ke atrium kiri.

Gambar 2. Empat jenis utama TAPVD, ditandai oleh adanya aliran darah dari pembuluh darah
paru ke atrium kanan oleh vena masuk dari atas, bawah, di tingkat jantung atau kombinasi. Un-
tuk masing-masing jenis, ada hubungan atrium yang memungkinkan darah untuk mencapai sisi
kiri jantung. TAPVD biasanya mempunyai cacat jantung lain yaitu defek septum atrium (Atrial
septal defect, ASD).6

Volume V, Nomor 2, Tahun 2013 121


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Jika terjadi obstruksi vena pulmonalis, TAPVD. Monitoring dengan


kongesti vena pulmonalis kemudian menggunakan CVP, LA pressure dan PA
terjadi dengan akibat aliran limfatik pressure mungkin akan sangat
paru pun meningkat dan peningkatan membantu.
aliran melalui jalur vena alternatif paru.
Setelah periode bypass, NO harus
Vasokonstriksi arteri Reflex paru juga
digunakan secara empiris untuk
dapat terjadi. Peningkatan resistensi
manajemen obstructed TAPVD dan
vaskuler paru menyebabkan penurunan
harus tersedia juga untuk yang non-
aliran darah paru dan volume yang
obstructed TAPVD jika sewaktu waktu
lebih rendah dari darah yang jenuh
diperlukan. Hipertensi pulmonal terjadi
dalam campuran vena. Penurunan
pada lebih kurang 50% pasien TAPVD
saturasi oksigen sistemik bersama
dan merupakan resiko mayor terjadinya
dengan penurunan indeks jantung dapat
kematian dini. Krisis hipertensi
menyebabkan penurunan yang parah
pulmonal dapat dihindari dengan
dalam pengiriman oksigen. 7
melakukan hiperventilasi, pemberian
Manajemen Anestesi oksigen 100%, alkalinisasi, sedasi,
pemberian pelumpuh otot. Magnesium
Pertimbangan intraoperatif pada pasien
sulfat dan prostaglandin E1 telah banyak
dengan PAPVD/ TAPVD hampir mirip
digunakan untuk mengobati hipertensi
dengan penatalaksanaan pasien dengan
pulmonal yang berat.8
ASD, karena adanya peningkatan
aliran darah ke paru. Mengurangi aliran Fungsi paru setelah periode bypass
darah ke paru dengan mengontrol kadang belum membaik akibat (i)
ventilasi dan mempertimbangkan untuk adanya edema pulmonum preoperatif
ekstubasi secara cepat setelah akibat efek sekunder dari obstruksi vena
dilakukannya repair merupakan tujuan dan (ii) akibat respon inflamasi akibat
utama pada pasien ini. CPB. Komplain paru menurun dan
gradien arterial-alveoli menjadi besar,
Penatalaksanaan pre-bypass pada pasien
fungsi paru dapat diperbaiki dengan
dengan dengan obstructed TAPVD
memberikan pressure control ventilation
dengan cara meningkatkan PO2,
dan PEEP untuk meningkatkan
memperbaiki asidosis metabolik yang 8
komplians paru.
terjadi, dan mempertahankan kestabilan
hemodinamik dengan obat-obatan Setelah repair, tekanan di atrium kiri
inotropik yang dibutuhkan. mungkin akan meningkat akibat aliran
Transesophageal echocardiography darah dari vena pulmonalis kembali ke
biasanya merupakan kontraindikasi atrium kiri,dimana sebelum repair,
karena dapat menyebabkan penekanan atrium kiri cenderung berukuran lebih
dan obstuksi pada vena pulmonalis kecil dan ventrikel kiri yang
meskipun pada jenis non-obstructed komplainnya kurang. Ketika weaning

122 Volume V, Nomor 2, Tahun 2013


Jurnal Anestesiologi Indonesia

dari CPB diusahakan agar tekanan DAFTAR PUSTAKA


darah tidak terlalu tinggi untuk 1. Laurie K, Daniel KG. Anaesthetic
menghindari overdistended sisi kiri management for Congenital Heart Disease.
In: Hensley AF, Martin ED, Gravlee PG,
jantung. Pemberian cairan harus hati-
eds. Lippincott Williams & Wilkins. 5th ed.
hati dengan mengoptimalkan irama 2012: p. 375-438
jantung dan denyut jantung dan
2. Mulyadi M, Bambang M. Tatalaksana
pemberian inotropik akan Penyakit Jantung Bawaan. Sari pediatric
8 2000; 2(3): 155-62
meningkatkan cardiac output. Selain
itu bisa juga dengan pemberian obat 3. Sohsuke Y, Masanori H, Ke-Yong W, Yan
inodilator seperti milrinon yang dapat Ding, Xin Guo, Shohei Shimajiri, et al.
Total anomalous pulmonary vein drainage:
menurunkan left ventricular work dan Report of an autopsy case associated with
juga meningkatkan cardiac output. atresia of the common pulmonary vein and
left superior pulmonary vein. Pathology
Internationale 2011; 61: 93-8
RINGKASAN
4. Jennifer CH, Edward L.Total anomalous
Manajemen anestesi untuk pasien pulmonary venous connection.. European
dengan TAPVD: 1. Maksimalkan Association for Cardio thoracic surgery
2007; 1-7
oksigenasi dengan ventilasi mekanik,
FiO2 100% dan tindakan lain untuk 5. CME: Total Anomalous pulmonary venous
Drainage(TAPVD). Cited in : 25-1-2013.
menurunkan PVR; 2. Hipertensi Available from URL : http://
pulmonal perioperatif sering www.cardioiap.org/PDF/TAPVD.pdf
membutuhkan hiperventilasi, oksigen 6. Boston children hospitals. Anomalous
100%, alkalinisasi, sedasi dalam dan pulmonary venous return (TAPVR or
PAPVR). Cited in 26-1-2013. Available
pelumpuh otot; 3. Hindari penggunaan from URL : http://
TEE yang dapat memperburuk www.childrenshospital.org/az/Site475/
mainpageS475P1.html
obstruksi vena pulmonalis; 4. Hindari
pemberian cairan yang berlebihan pada 7. Allen DW. Total Anomalous Pulmonary
Venous Connection. Cited in 27-1-2013.
jantung kiri; 5. Pemberian obat Aailable from URL : http://
inotropik, inodilator; 6. Diagnosis dan emedicine.medscape.com/article/899491-
overview#a0104
obati bila ada gangguan irama jantung.
8. Dean BA, Stephen AS, Isobel AR.
Anesthesia for congenital heart disease.
2005. pg 310-314

Volume V, Nomor 2, Tahun 2013 123

Anda mungkin juga menyukai