Anda di halaman 1dari 47

KONSEP DAN STRATEGI PEMBERANTASAN

KORUPSI
SUGIH WIJAYATI
DOSEN PBAK POLTEKKES,PENYULUH ANTI KORUPSI,ASESOR PENYULUH
ANTIKORUPSI
ACLC- KPK
Komitmen pemberantasan korupsi merupakan tonggak
penting dalam pemerintahan sebuah negara. Di Indonesia,
hampir setiap pemilihan kepala negara tak luput dari
kesungguhan meneropong apa komitmen yang diberikan oleh
calon kepala negara untuk memberantas korupsi. T

Tak pelak ini terjadi karena korupsi terus terjadi menggerus


hak rakyat atas kekayaan negara. Kekayaan negara yang
berlimpah, nyaris tak tersisa untuk kesejahteraan masyarakat.
Semuanya tergerus oleh perilaku licik birokrat
berkongkalingkong dengan para koruptor. Komitmen
pemberantasan korupsi ini juga menjadi daya tarik
pemilih untuk mencari calon kepala negara yang
memiliki komitmen nyata dan memberikan secercah
harapan bahwa setiap orang yang berbuat curang pada
negara layak diusut sampai penghabisan.
Korupsi secara Etimologi
• Istilah korupsi berasal dari
bahasa latin “corrumpere”,
“corruptio” atau “corruptus”
• Dari bahasa latin tersebut
kemudian diadopsi oleh
beberapa bangsa di dunia
• Beberapa bangsa di dunia
memiliki istilah tersendiri
mengenai korupsi
Etimologi…(cont’d)
Bahasa inggris Bahasa perancis Bahasa belanda

Corruption, Corruptie,
Corruption
Corrupt Korruptie

Jahat, rusak,
Rusak
curang

Istilah “korupsi” yang dipakai di indonesia


merupakan turunan dari bahasa belanda
Beberapa terminologi korupsi
• Korup = busuk, palsu, suap (kamus
besar bahasa indonesia, 1991)
• Korup = suka menerima uang sogok,
menyelewengkan uang/barang milik
perusahaan atau negara, menerima
uang dengan menggunakan jabatan
untuk kepentingan pribadi (kamus
hukum, 2002)
• Korup = kebejatan, ketidakjujuran, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian
(the lexicon webster dictionary, 1978)
1. Merugikan keuangan negara dengan
melawan hukum atau penyalahgunaan
wewenang (Pasal 2 dan Pasal 3)
2. Suap (Pasal 5, 6, 11, 12 huruf a,b,c,d
dan Pasal 13)
3. Penggelapan dalam jabatan (Pasal 8
7 BENTUK dan Pasal 10)
TIPIKOR 4. Pemerasan (Pasal 12 huruf e,f,g)
5. Perbuatan curang (Pasal 7 dan Pasal 12
huruf h)
6. Konflik kepentingan dalam pengadaan
(Pasal 12 huruf i) ; dan
7. Gratifikasi (Pasal 12B dan 12 C)
JENIS TINDAK PIDANA KORUPSI
NO JENIS KORUPSI PELAKUNYA DASAR
HUKUM
1 Dengan melawan hukum Setiap orang Ps.2
memperkaya diri sendiri atau
orang lain
2 Menyalahgunakan kewenangan Pegawai Negeri atau Ps. 3
memperkaya diri sendiri atau Penyelenggaran
orang lain atau suatu korporasi Negara

3 Suap (memberi atau menjanjikan Setiap orang Ps 5, 6


sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelengara negara, hakim,
advokat)

4 Perbuatan curang Badan usaha atau PS 7


perorangan
5 Menggelapkan, memalsu, Pegawai Negeri atau Ps 11, 12
merusak, menghilangkan, Penyelenggara
menghancurkan : uang, barang, Negara, Badan usaha
akta, surat, atau daftar untuk atau perorangan
pemeriksaan administrasi
NO JENIS KORUPSI PELAKUNYA DASAR
HUKUM
6 Menerima hadiah atau janji Pegawai Negeri atau Ps 11, 12
Penyelenggara Negara,
Badan Usaha, atau
perorangan

7 Gratifikasi Pegawai Negeri atau Ps 12B


Penyelenggara Negara

8 Memberi hadiah atau janji Setiap orang Ps 13


9 Tindak Pidana Lain yang berkaitan
dengan tindak pidana korupsi

a. Mencegah, merintangi atau Setiap orang Ps. 21


menggalkan secara langsung
atau tidak langsung terhadap ,
penyidikan, penuntutan dan
pemeriksaan sidang
pengadilan perkara korupsi
Korupsi Adalah Kejahatan Luar Biasa
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 99 TAHUN 2012:
tindak pidana terorisme, narkotika dan prekursor
narkotika, psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap
keamanan negara dan kejahatan hak asasi manusia
yang berat, serta kejahatan transnasional
terorganisasi lainnya merupakan kejahatan luar
biasa karena mengakibatkan kerugian yang besar
bagi negara atau masyarakat atau korban yang
banyak atau menimbulkan kepanikan, kecemasan,
atau ketakutan yang luar biasa kepada masyarakat.
LATAR BELAKANG KORUPTOR
Dari 1,441 kasus
korupsi,sebagian besar
(44%) terpidana kasus
korupsi berasal dari ASN.
Terpidana terbanyak kedua
adalah dari pihak Swasta (
26%). Sebagian kecil
terpidana berasal dari
lembaga Independ (2%) dan
kepala daerah ( 3%)
Penanganan Kasus Korupsi di KPK
Pengaduan Masyarakat Penindakan Tipikor

2017
Laporan yang masuk: 2017
6.000 Kasus Inchrast: 84

Sumber: www.acch.kpk.go.id (2017)


Statistik Tindak Pidana Korupsi di Indonesia
Berdasarkan Profesi Berdasarkan Jenis Perkara

Merintangi Proses
7
KPK

TPPU 26

Penyalahgunaan
46
Anggaran

Pungutan 21

Penyuapan 396

Perijinan 22

Pengadaan Barang/
171
Jasa

0 100 200 300 400 500


Corruption Perception Index 2017

UK: 82
US: 75

China: 41

Singapore: 84
Somalia: 9

Indonesia: 37
Brazil: 37

New Zealand: 89
PERGERAKAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI

Ada
Perlambatan
kenaikkan
IPK dan ada
juga
penurunan
peringkat

2017?
STRANAS PPK
Dikaitkan

CPI
CPI
Komponen penyusunan

Akuntabilitas
Efektivitas program antikorupsi selama
ini focus terhadap perbaikkan pada
Prevalensi sektor layanan publik dan penegakkan
hukum dan dilihat dari penurunan
resiko korupsi . Padahal adanya korupsi
Efektivitas di sebabkan karena adanya Persepsi
terhadap fenomena korupsi yang
didapatkan dari pengalaman langsung
Instansi
dan pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang secara individu serta adanya
Sektor terdampak Motivasi seseorang dalam melakukan
tindak pidana korupsi

Motivasi
STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI :
Adapun yang merupakan agenda KPK adalah antara lain :

1. Membangun kultur yang mendukung pemberantasan korupsi


2. Mendorong pemerintah untuk melakukan reformasi publik
sektor dengan mewujudkan good governance.
3. Membangun kepercayaan masyarakat.
4. Mewujudkan keberhasilan penindakan terhadap pelaku
korupsi besar.
5. Memacu aparat hukum lain untuk memberantas korupsi

21
UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI
• UU No.30 tahun 2002 , pasal 1
Pemberantasan Korupsi Penindakan
merupakan Serangkaian tindakan
untuk Mencegah, Memberantas
melalui Upaya Koordinasi,Supervisi,
Monitor, Penyelidikan, Penyidikan,
Penuntutan, dan Pemeriksaan,
disidang Pengadilan, dengan Peran
Serta masyarakat berdasarkan Peran Serta
peraturan perundang-undangan yang Pencegahan
Masyarakat
berlaku
STRUKTUR KELEMBAGAAN

Pimpinan Penasihat

Deputi Deputi Deputi Deputi Sekretariat


Pencegahan Penindakan Informasi & Data PIPM Jenderal

Direktorat Pendidikan & Direktorat Direktorat Direktorat Unit Koordinasi &


Pelayanan Masyarakat Penelitian & Pendaftaran & Gratifikasi Supervisi Bidang
Pengembangan Pemeriksaan Pencegahan
LHKPN
Ps. 6c

PS.12

Ps. 6d Ps. 6a

TUPOKSI KPK
Pasal 6 UU No. 30 Tahun
2002

Ps. 6e Ps. 6b 16
PENGUATAN IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
Pendidikan Masyarakat Umum
Pasal 13 huruf C UU KPK:
(Private Sector, APH, K/L/O/P,
“Pendidikan Anti Korupsi di setiap Tinggi / Community Development,
jenjang pendidikan”
Sekolah Sektor Politik, dll)
Pendidikan Dasar / Kedinasan
Pendidikan Anak Menengah
Usia Dini /
Berbasis Keluarga
Pendidikan Anti Korupsi

Mahasiswa Mahasiswa
Mahasiswa Baru
Perkuliahan jelang kelulusan
• Kuliah Umum (saat orientasi • Masa Perkuliahan • Kuliah Umum (Saat Judicium,
/ awal masa perkuliahan) • Meningkatkan pemahaman Dies Natalis, Wisuda)
• Membangun kesadaran • Mata Kuliah Wajib • Memberikan motivasi / tips
(Awareness) antikorupsi kepada mahasiswa
• Mata Kuliah Pilihan
• Buku KPK: Workbook yang akan terjun ke dunia kerja
• Insersi Di Mata Kuliah Tertentu
Antikorupsi • Buku KPK: Buku Saku
• Buku KPK: Modul Pembelajaran Antikorupsi untuk lulusan
Antikorupsi, Buku Panduan Dosen,
Panduan Kampanye Integritas.

29
Pendidikan Anti Korupsi Di Perkuliahan
PAK

Mata Kuliah Mata Kuliah Masuk dalam Mata Kuliah Soft Mata Kuliah Ke
Wajib Pilihan MKDU Skill Khas-an

30
Materi Pendidikan Anti Korupsi (PAK)
untuk Perguruan Tinggi

Buku Panduan Buku Panduan Pengantar Micro Buku Panduan Buku Saku Anti
Workbook
Materi PAK untuk Dosen Pengampu Teaching Materi Kampanye Nilai- Korupsi
Mahasiswa Baru Perkuliahan PAK PAK Nilai Anti Korupsi Kelulusan

On
Progress..

Link Download: https://acch.kpk.go.id/id/tema/edukasi/buku-antikorupsi 31


Pendidikan Antikorupsi melalui
kampanye integritas/budaya antikorupsi di Kampus

BUTUHNYA 50 MINTANYA 300


YAKIN TEGA?

Instagram: @fik.2017 32
Link: https://acch.kpk.go.id/id/festival-integritas-kampus
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
KKN TEMATIK

34
PENGUATAN TATA KELOLA
PERGURUAN TINGGI
PENGUATAN TATA KELOLA PERGURUAN TINGGI

Perguruan Tinggi Praktik Korupsi yang Tidak Melibatkan Mahasiswa


Praktik Korupsi yang Melibatkan Mahasiswa

Pimpinan PT
Mahasiswa

Tata Kelola Kampus yang Tidak


Profesional dan Tidak Sesuai Standar
Pendidikan Nasional dan Internasional
Penggelapan Dana Perguruan
Sistem Perkuliahan dan Pelayanan Akademik
Transaksional Tinggi

Terbentuknya pemahaman mahasiswa bahwa tindakan korupsi


Staf dan Dosen merupakan cara untuk menyelesaikan segala urusan akademik Pihak-Pihak Lain: Karyawan, Dosen,
(Cara Berfikir dan Mental Koruptif) Administrator, Teknisi
PENGUATAN TATA KELOLA PERGURUAN TINGGI
10 AREA PERGURUAN TINGGI
( CLEAN & GOOD GOVERNANCE )
MULTISTAKEHOLDER DALAM
MEWUJUDKAN TATA KELOLA PT
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
dalam pencegahan korupsi disetiap Instansi
• Permenpan no.52 tahun 2014
Pedoman Zona Integritas menuju wilayah bebas dari korupsi dan wilayah
birokrasi bersih dan melayani

Membangun dan mengimplementasikan program


reformasi birokasi secara baik sehingga mampu
menumbuh-kembangkan budaya kerja birokrasi yang
anti korupsi, berkinerja, dan budaya birokrasi yang
melayani publik secara baik di lingkungan K/L/Pemda

Pembangunan Zona Integritas, dilakukan


dengan membangun percontohan-
percontohan pada tingkat unit kerja K/L
dan Pemda sebagai Unit Menuju WBK-
BBM
KERANGKA LOGIS
Pembangunan Unit Kerja ZI Menuju WBK/WBBM
PENGUNGKIT (60%) HASIL (40%)

PEMERINTAH YANG BERSIH DAN

(10)
BEBAS KKN

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK


PENATAAN TATALAKSANA
(5) Nilai persepsi korupsi
MANAJEMEN PERUBAHAN (5)

(survei eksternal) (15)


PENATAAN MANAJEMEN SDM
(15) Presentase penyelesaian TLHP (5)

PENGUATAN PENGAWASAN
(15)
PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK
(10)

Nilai persepsi kualitas pelayanan (survei


eksternal) (20)

PERBAIKAN DAN PEMBELAJARAN


41
Penguatan Pengawasan
Untuk membangun unit pelayanan yang berintegritas dan mampu memberikan kualitas pelayanan yang prima, diperlukan
adanya sistem pengendalian internal untuk memastikan integritas pelayanan.
Sistem pengendalian internal mencakup: Unit atau tim yang menangani pengawasan internal, Penilaian dan Pengendalian
risiko, Pengendalian Gratifikasi, Whistle Blowing System, Penanganan benturan kepentingan,Pengelolaan pengaduan

TUJUAN

Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN pada Unit Kerja menuju WBK/WBBM

SASARAN YANG AKAN DICAPAI


INDIKATOR
 Pengendalian Gratifikasi
1. Meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara
pada Unit Kerja menuju WBK/WBBM;  Penerapan SPIP
2. Meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negara pada Unit  Pengaduan Masyarakat
Kerja menuju WBK/WBBM;
 Whistle-Blowing System
3. Menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang pada Unit Kerja
menuju WBK/WBBM.  Penanganan Benturan
Kepentingan
42
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor 338 Tahun 2017

AHLI PEMBANGUN
INTEGRITAS
KPK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 13 huruf D & E UU KPK:
“Sosialisasi dan Kampanye Kepada Masyarakat Umum”
PLATFORM OPEN GOVERMENT
SUMBER :
• ACLC-KPK.RI
Pengaduan Dugaan Tindak Pidana Korupsi:
Direktorat Pengaduan Masyarakat
PO BOX 575 Jakarta 10120
Telp: (021) 2557 8389
Faks: (021) 5289 2454
TERIMA KASIH SMS: 08558 575 575, 0811 959 575
Email: pengaduan@kpk.go.id

Pelaporan Gratifikasi:
Gedung Merah Putih KPK Direktorat Gratifikasi
Telp: (021) 2557 8440
Jln. Kuningan Persada Kav. 4 Email: pelaporan.gratifikasi@kpk.go.id
Jakarta Selatan 12950 Pelayanan Informasi Publik
Telp: (021) 2557 8300 Hubungan Masyarakat:
Telp: (021) 2557 8498
Faks: (021) 5289 2456 Faks: (021) 5290 5592
Email: informasi@kpk.go.id Email: informasi@kpk.go.id

Informasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara


Negara (LHKPN):
Direktorat LHKPN
Telp: (021) 2557 8396
Email :informasi.lhkpn@kpk.go.id

Anda mungkin juga menyukai