Anda di halaman 1dari 4

Nama :Dila sri oktaviani

Nim :2011088

Kelas :2c keperawatan

TUGAS MANDIRI KMB

1. apa perbedaan stroke hemoragik dan non hemorhagik ?

Stroke non-hemoragik adalah jenis stroke yang terjadi akibat penyumbatan pada
pembuluh darah otak. Stroke yang juga disebut stroke infark atau stroke iskemik ini
merupakan jenis stroke yang paling sering terjadi. Diperkirakan sekitar lebih dari 80% kasus
stroke di seluruh dunia disebabkan oleh stroke non-hemoragik.

Stroke bisa terjadi ketika suplai darah ke otak terhambat atau sangat berkurang, sehingga
membuat sel-sel otak mati. jenis penyakit stroke, yaitu stroke hemoragik dan stroke non-
hemoragik. Kedua jenis stroke ini merupakan kondisi darurat yang perlu segera ditangani.

Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit stroke,
di antaranya:

 Kelebihan berat badan (overweight) atau obesitas

 Jarang bergerak atau berolahraga

 Kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol

 Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain dan metamfetamin

 Penyakit tertentu, seperti gangguan irama jantung, penyakit jantung, hipertensi,


diabetes, dan kolesterol tinggi

 Riwayat stroke dalam keluarga

Penyebab dan Gejala Stroke Non-Hemoragik

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah, sehingga menyebabkan


perdarahan dan pembengkakan pada otak. Hal ini kemudian akan merusak sel-sel dan
jaringan otak.

Berbeda dengan stroke hemoragik, stroke non-hemoragik atau iskemik memiliki dua
kemungkinan penyebab. Penyebab pertama adalah gumpalan darah yang terbentuk di
pembuluh darah otak, sedangkan penyebab kedua adalah gumpalan darah yang terbentuk di
bagian tubuh lain, namun terbawa hingga menuju ke otak.Gumpalan darah tersebut dapat
menghentikan aliran darah menuju bagian otak tertentu. Gejala stroke non-hemoragik
tergantung pada bagian otak mana yang aliran darahnya tergganggu.

Secara umum, stroke non-hemoragik dapat menimbulkan beberapa gejala berikut:


 Mati rasa atau sulit menggerakkan otot wajah, lengan, atau kaki secara tiba-tiba pada
salah satu sisi tubuh atau bahkan di seluruh tubuh

 Sulit berbicara dan memahami ucapan orang lain

 Sulit menelan

 Pusing dan sakit kepala

 Kehilangan keseimbangan dan sulit berjalan

 Penglihatan buram

2. Apa terapi yg diberikan pd pasien stroke hemoragik dan non hemoragik ?

Jawab :

 Terapi pada stroke hemoragik adalah

1. Obat pengontrol tekanan darah, yang harus diberikan dengan sangat berhati-hati,
karena tidak dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah dengan drastis dan dalam
waktu yang cepat.

2. Obat untuk mengurangi pembengkakan otak, seperti mannitol.

3. Obat untuk menghilangkan sakit kepala.

4. Obat untuk mengatasi kejang, seperti fenitoin.

5. Prosedur bedah dapat dilakukan pada beberapa kasus, untuk menghentikan


perdarahan, mengurangi tekanan dalam tengkorak, dan meningkatkan kemungkinan
pemulihan. Tindakan operasi yang dilakukan tergantung dari penyebab perdarahan itu
sendiri, di antaranya:

6. Dekompresi kraniotomi

7. Pengobatan aneurisma dengan pemasangan klip bedah.

8. Pengobatan arteriovenous malformasi (AVM).

9. Fisioterapi, yang dapat dilakukan jika pengidap sudah dalam kondisi stabil, untuk
membantu fungsi fisik dan kemampuan berbicara pengidap, agar dapat pulih
sebanyak mungkin. Terapi yang dapat dilakukan meliputi terapi fisik, terapi okupasi,
dan terapi bicara.

 Terapi pada stroke non hemoragik

1. Pemberian obat-obatan. Jika gejala stroke baru muncul dalam waktu 3–4,5 jam,


dokter mungkin akan memberikan obat-obatan jenis tissue plasminogen activator
(TPA) melalui infus. Obat ini berfungsi untuk melarutkan atau menghancurkan
sumbatan di pembuluh darah otak yang menjadi penyebab stroke. Akan tetapi, tidak
semua orang dapat menerima TPA, karena berisiko menyebabkan pendarahan. Jika
obat TPA tidak tersedia, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan lain, seperti
obat pengencer darah atau antikoagulan, untuk mencegah terbentuknya sumbatan baru
pada pembuluh darah otak.

2. Pemasangan stenting di pembuluh darah otak. Selain pemberian obat-obatan,


dokter juga dapat memperbaiki aliran darah yang tersumbat pada otak penderita
stroke dengan prosedur stenting. Penelitian menunjukkan bahwa penderita stroke non-
hemoragik yang menjalani prosedur stenting disertai dengan pemberian obat TPA,
mengalami perbaikan kondisi yang signifikan. Namun, prosedur ini perlu dilakukan
sesuai pertimbangan dokter spesialis saraf.

3. Terapi oksigen. Penderita stroke, baik stroke non-hemoragik atau stroke hemoragik,


bisa mengalami penurunan kesadaran. Hal ini berisiko menyebabkan mereka sulit
bernapas. Untuk mencukupi kebutuhan oksigen pada penderita stroke, dokter dapat
memberikan terapi oksigen. Pada kasus stroke parah atau stroke yang membuat
penderita koma, dokter mungkin akan memberikan terapi oksigen melalui ventilator.

4. Operasi. Pada kasus tertentu, terutama pada kasus stroke non-hemoragik yang baru
muncul (kurang dari 6 jam), dokter mungkin akan melakukan langkah operasi.
Operasi ini bertujuan untuk membuang sumbatan di pembuluh darah otak dan
memperbaiki aliran darah pada otak.

5. Fisioterapi. Fisioterapi adalah penanganan lanjutan yang dilakukan setelah kondisi


penderita stroke sudah stabil dan mengalami perbaikan. Fisioterapi pada penderita
stroke bertujuan untuk meningkatkan kekuatan anggota gerak tubuh, memperbaiki
postur tubuh, dan menjaga keseimbangan tubuh ketika bergerak.

Ditinjau oleh: dr. Kevin Adrian

Referensi

Abbas, M., Malicke, D.T., & Schramski, J.T. NCBI Bookshelf (2020). Stroke
Anticoagulation.

Hui, C., Tadi, P., & Patti, L. NCBI Bookshelf (2020). Ischemic Stroke.

Touma, et al. (2016). Stent Retrievers for the Treatment of Acute Ischemic Stroke A
Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Clinical Trials. JAMA Neurology,
73(3), pp. 275–281.

American Association of Neurological Surgeons. Stroke.


McDermott, M. American College of Cardiology (2018). 2018 AHA/ASA Stroke Early
Management Guidelines.

Powers, et al. American Heart Association (2018). 2018 Guidelines for the Early
Management of Patients With Acute Ischemic Stroke.

American Stroke Association. Ischemic Stroke (Clots).

Stroke Association UK. Physiotherapy After a Stroke.

Centers for Disease Control and Prevention (2020). Stroke. Types of Stroke.

National Health Services UK (2019). Health A to Z. Stroke.

National Institutes of Health (2020). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus.


Ischemic Stroke.

Johns Hopkins Medicine. Types of Stroke.

Mayo Clinic (2020). Diseases & Conditions. Stroke.

Nall, R. Healthline (2018). What Are the Different Types of Strokes?

Jauch, E.C. Medscape (2020). Drugs & Diseases. Ischemic Stroke.

WebMD (2019). Types of Stroke.

Anda mungkin juga menyukai