Anda di halaman 1dari 6

Cuci Otak Untuk Stroke Iskemik

Penulis: Daniel Satya Wicaksana (AM 25016)


Editor: Astrid Alma N A (AM 25010)

Apa itu stroke?

Stroke adalah salah satu penyebab kematian kedua dan penyebab disabilitas tertinggi di
dunia. Menurut World Health Organization (WHO), stroke adalah suatu keadaan
dimana ditemukan tanda-tanda klinis berupa gangguan sistem saraf pada satu sisi tubuh
yang dapat memberat dan berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat
menyebabkan kematian.1, 2

Bagaimana gejala stroke?

Gejala yang ditimbulkan dari stroke biasanya hanya memengaruhi satu sisi tubuh
seperti tidak mampu menggerakkan tangan kanan dan atau kaki kanan saja. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) membuat sebuah slogan terkait tips
mudah mengenali gejala dan tanda-tanda stroke yang dikenal sebagai “Se-Ge-Ra-Ke-R-
S”.1 Slogan tersebut adalah kepanjangan dari:

- Senyum tidak simetris


- Gerakan kaki dan tangan tidak simetris
- Bicara menjadi pelo/sulit bicara/bicara tidak nyambung/tidak mengerti kata-kata
- Kebas/baal-baal seluruh tubuh
- Rabun /gangguan penglihatan
- Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba & tidak pernah dirasakan sebelumnya,
gangguan fungsi keseimbangan, gerakan sulit dikoordinasi.
Foto pasien stroke dengan tanda senyum tidak simetris

Bagaimana stroke dapat terjadi?

Berdasarkan penyebabnya, stroke dibagi menjadi hemoragik dan iskemik.2

 Stroke iskemik, disebabkan adanya bekuan darah yang menyumbat pembuluh


darah otak bagian tertentu.2
 Stroke hemoragik, disebabkan akibat pecahnya pembuluh darah otak yang
mengakibatkan pendarahan di otak.1,2

Stroke iskemik adalah jenis stroke yang paling sering terjadi. Sekitar 87% penderita
stroke adalah jenis iskemik.2,3 Stroke iskemik dibagi lagi berdasarkan penyebabnya,
yaitu:3

 Trombotik (atherosclerotic), yang merupakan bekuan darah yang menyebabkan


penyempitan pembuluh darah otak
 Embolik, yang merupakan bekuan darah yang terbawa dari bagian tubuh lain ke
otak dan menyumbat pembuluh darah otak.

Seseorang akan lebih rentan mengalami stroke iskemik apabila dia mempunyai faktor
risiko sebagai berikut:1

 Riwayat penyakit hipertensi,


 Lemak darah berlebih,
 Penyakit jantung bawaan,
 Aritmia,
 Diabetes,
 Merokok,
 Usia lanjut,
 Jenis kelamin wanita, dan lain-lain.1

Bagaimana penanganan stroke?

Tata laksana stroke utamanya berfokus untuk mengembalikan aliran darah ke otak dan
meminimalkan efek dari kerusakan otak.4 Penanganan yang diberikan akan efektif jika
stroke didiagnosis kurang dari 4,5 jam setelah gejala pertama muncul. Apabila
seseorang diduga terserang stroke, harus langsung dibawa ke unit gawat darurat (UGD)
rumah sakit agar segera ditangani secara medis dengan tepat.1

“Semakin cepat mendapat pengobatan, penderita stroke dapat tertolong dan mengurangi
risiko kematian atau kecacatan permanen.”- Kemenkes RI.1

Tahukah kamu apa itu ‘Cuci Otak’ pada stroke iskemik?

Dalam penanganan stroke pada umumnya, dokter akan memberikan obat seperti
aktivator plasminogen jaringan (tPA) intravena (melalui selang infus) ysng merupakan
obat trombolitik atau obat yang melarutkan gumpalan darah dan bekuan darah.5
Biasanya pemberian obat-obatan tersebut adalah secara intravena, melalui pembuluh
darah balik.

Di tahun 2016, seorang dokter yang bernama Terawan Agus Putranto memperkenalkan
metode pengobatan stroke yang masih belum umum untuk digunakan, pada
penelitiannya yang dipublikasikan di jurnal. Metode tersebut terkenal dengan istilah
“cuci otak”. Pengobatan ini menggunakan alat, yaitu digital subtraction angiography
(DSA) yang dimodifikasi dengan intra arterial heparin flushing (IAHF).6
Foto DSA pasien stroke iskemik dengan penyumbatan pada pembuluh darah otak.10

Foto DSA pasien stroke hemoragik dengan aneurisma otak atau pelebaran pembuluh
darah otak.11

IAHF atau yang dikenal dengan istilah “cuci otak” adalah metode pengobatan stroke
dimana pembuluh darah yang tersumbat diberikan obat anti penggumpalan darah yaitu
heparin.7 Heparin adalah obat antikoagulan, yang berfungsi mengatasi penggumpalan
darah (koagulasi). Obat ini dapat “mengencerkan” gumpalan darah yang menyumbat
pembuluh darah di otak, sebagaimana terjadi pada stroke iskemik. Beberapa penelitian
menunjukan bahwa selain menjadi anti penggumpalan darah, heparin juga bekerja
sebagai agen trombolitik atau penghancur bekuan darah.8

Dari artikel penelitian yang dibuat oleh Dokter Terawan, didapati bahwa metode “cuci
otak” ini terbukti dapat meningkatkan aliran darah ke otak serta menguatkan otot
penderita stroke iskemik kronik.6 Artikel tersebut menunjukan bahwa metode “cuci
otak” atau intra arterial heparin flushing (IAHF) berpotensi untuk menjadi metode
pengobatan stroke, namun masih perlu pengembangan lebih lanjut.6, 7, 9
Metode “cuci otak” ini sebenarnya sudah digunakan di Rumah Sakit Pusat Angkatan
Darat Gatot Soebroto (RSPAD).6 Seringkali kita dengar bahwa pengobatan tersebut
menuai kontroversi dan perlu pembuktian lebih lanjut. Dokter Terawan pun pernah
terlibat kasus pelanggaran kode etik kedokteran Indonesia pasal 4 dan pasal 6 yaitu
tentang perbuatan memuji diri.

Sebagai masyarakat, kita memiliki kebebasan untuk memilih pengobatan yang ada. Ada
berbagai macam metode pengobatan untuk stroke iskemik maupun stroke hemoragik.
Metode “cuci otak” adalah salah satu dari sekian pengobatan stroke iskemik. Pastikan
kita sebagai pasien atau wali pasien sudah menyetujui pilihan yang dikemukakan
dokter. Jangan lupa, stroke secara umum adalah kegawatdaruratan, sehingga sebaiknya
pertimbangkan juga keputusan terbaik dari segi waktu.

  
Daftar Pustaka

1. Kemenkes RI. Stroke Don’t Be The One. 2018. P. 10.


2. Wittenauer BR, Smith L. Priority Medicines for Europe and the World " A Public
Health Approach to Innovation " Update on 2004 Background Paper Written by
Eduardo Sabaté and Sunil Wimalaratna Background Paper 6 . 6 Ischaemic and
Haemorrhagic Stroke. Who. 2012;(December).
3. Laily SR. Hubungan karakteristik penderita dan hipertensi dengan kejadian stroke
iskemik. 2017;(December 2016):48–59.
4. Herpich F, Rincon F. Management of Acute Ischemic Stroke. Crit Care Med.
2020;48(11):1654-1663.
5. American Heart Association. Current Treatment Approaches for Acute Ischemic
Stroke. 2015.
6. Putranto TA, Yusuf I, Murtala B, Wijaya A. Intra Arterial Heparin Flushing
Increases Cereberal Blood Flow in Chronic Ischemic Stroke Patients. Indones
Biomed J. 2016;8(2):119.

7. Putranto TA, Ratmono T, Yusuf I, Murtala B, Wijaya A. Intraarterial heparin


flushing effect on motor evoked potentials in chronic ischemic stroke patients.
Bali Med J. 2019;8(2):540.
8. Eisenberg PR. Role of heparin in coronary thrombolysis. Chest. 1992;101(4
SUPPL.):131S-139S.
9. Putranto TA, Yusuf I, Murtala B, Wijaya A. Intra Arterial Heparin Flushing
Increases Manual Muscle Test – Medical Research Councils (MMT-MRC) Score
in Chronic Ischemic Stroke Patient. Bali Med J. 2016;5(2):25.
10. Rizvi A, Williamson EE, Doyle KM. Acute ischemic stroke secondary to cardiac
embolus of a ‘foreign body’ material after a redo sternotomy for mitral valve
replacement: A case report. 2018;(April 2020).
11. Kim EY, Na DG, Kim SS, Lee KH, Ryoo JW, Kim HK. Prediction of
hemorrhagic transformation in acute ischemic stroke: role of diffusion-weighted
imaging and early parenchymal enhancement. AJNR Am J Neuroradiol. 2005
May. 26(5):1050-5.

Anda mungkin juga menyukai