Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

1. DEFENISI
Stroke iskemik merupakan salah satu jenis stroke yang ditandai dengan kehilangan suplai darah
dari sirkulasi secara tiba-tiba pada suatu area di otak. Hal tersebut menimbulkan kehilangan
fungsi neurologis pada area otak tersebut.
Suplai darah ke otak penting untuk memberikan oksigen dan nutrisi bagi sel saraf, dan
membuang karbon dioksida dan sisa metabolisme. Jika suplai darah berkurang atau hilang, sel
saraf otak akan kesulitan menghasilkan energi dan bahkan bisa mati dalam hitungan menit.
Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling umum, terjadi dalam kurang lebih 88 persen
dari semua kasus stroke. Selain stroke iskemik, terdapat jenis stroke lainnya yaitu stroke
hemoragik.
2. ETIOLOGI
Stroke iskemik disebabkan oleh aliran darah yang terhenti yang dapat disebabkan oleh emboli,
thrombosis, atau hipoperfusi. Stroke iskemik dibagi berdasarkan penyebab, yaitu stroke
arterotrombotik, stroke emboli, dan stroke lakunar.
3. TANDA DAN GEJALA
 Mati rasa atau salah satu sisi tubuh terasa lemah.
 Kelumpuhan wajah atau paralisis.
 Mendadak bingung dan sulit berbicara atau memahami.
 Hilang koordinasi atau keseimbangan.
 Gangguan penglihatan mendadak.
 Sakit kepala berat yang mendadak.
 Sulit berjalan atau terjatuh tanpa sebab.

4. DIAGNOSA
Diagnosis stroke perlu dicurigai jika pasien mengalami paralisis sebelah wajah, kelemahan
tangan, bicara pelo, gangguan penglihatan, serta gangguan keseimbangan. Gejala ini dapat
disingkat menjadi FAST yang merupakan akronim darifacial droop, arm weakness, slurred
speech and time of onset; atau BEFAST yang merupakan akronim dari loss of balance, eyes
disturbance, facial droop, arm weakness, and slurred speech. Pada kebanyakan kasus, diagnosis
stroke perlu dikonfirmasi dengan CT scan kepala.[1,4]
- Anamnesis
Fitur klinis yang paling umum dari stroke adalah munculnya defisit neurologis dengan awitan
yang mendadak. Presentasi klinis paling sering adalah kelemahan pada separuh badan dan bicara
pelo. Pada beberapa kasus, pasien juga bisa mengalami kelemahan pada sebelah wajah,
gangguan sensori pada separuh badan, nyeri kepala, pusing, dan disartria.
5. PENGOBATAN
Penanganan stroke iskemik bertujuan untuk mengembalikan kondisi aliran darah ke otak agar
normal kembali. Beberapa metode penanganan yang bisa dilakukan yaitu:
- Suntikan rtPA
Suntikan rtPA (recombinant tissue plasminogen activator) diberikan melalui infus. Tujuan
pemberian suntikan ini adalah untuk mengembalikan kondisi aliran darah menuju otak. Suntikan
rtPA dapat diberikan oleh dokter dalam waktu 3–4,5 jam setelah gejala pertama muncul.
- Obat antiplatelet
Antiplatelet atau obat pengencer darah, seperti aspirin, dapat diberikan untuk mencegah
pembekuan darah.
- Obat antikoagulan
Obat antikoagulan, seperti heparin, biasanya diberikan kepada penderita stroke dengan gangguan
irama jantung. Sama seperti obat antiplatelet, antikoagulan juga berfungsi untuk mencegah
pembekuan darah.
- Obat antihipertensi
Obat antihipertensi diberikan untuk mengendalikan tekanan darah. Jenis obat antihipertensi
tersebut adalah ACE inhibitor, alpha-blocker dan beta-blocker, diuretik thiazide, atau
obat antagonis kalsium.
- Statin
Dokter akan memberikan obat golongan statin, seperti atorvastatin, untuk menurunkan kadar
kolesterol yang tinggi.
- Operasi endarterektomi karotis
Operasi endarterektomi karotis diperlukan untuk mencegah stroke iskemik berulang. Melalui
prosedur ini, tumpukan lemak yang menghambat arteri karotis di leher pasien akan dibuang.
Perlu diketahui, operasi ini tidak dianjurkan untuk pasien yang memiliki riwayat penyakit
jantung.
- Angioplasti
Selain endarterektomi karotis, arteri karotis juga dapat dilebarkan dengan teknik angioplasti.
Angioplasti dilakukan dengan cara memasukkan kateter melalui pembuluh darah di pangkal paha
untuk selanjutnya diarahkan ke arteri karotis.
6. KOMPLIKASI
Kelumpuhan atau kehilangan gerakan otot. Penderita mungkin lumpuh di satu sisi tubuh atau
kehilangan kendali atas otot-otot tertentu, seperti di satu sisi wajah atau lengan.
Kesulitan berbicara atau menelan. Stroke dapat memengaruhi kontrol otot di mulut dan
tenggorokan. Hal ini menyebabkan penderita sulit untuk berbicara dengan jelas, makan, dan
menelan. Penderita juga mungkin mengalami kesulitan dengan bahasa, termasuk berbicara atau
memahami ucapan, membaca, atau menulis.
Kehilangan memori atau kesulitan berpikir. Terdapat banyak kasus penderita stroke mengalami
kehilangan beberapa ingatan. Dalam kasus lain, penderita mungkin akan kesulitan berpikir,
menalar, membuat penilaian, dan memahami konsep.
Masalah emosional. Orang yang pernah mengalami stroke akan lebih sulit mengendalikan emosi
atau dapat mengalami depresi.
Nyeri. Mati rasa atau kehilangan sensasi di bagian tubuh yang terkena stroke. Misalnya, jika
stroke membuat mati rasa di kaki kanan, penderita mungkin akan mengalami kesemutan yang
tidak nyaman di kaki tersebut.
Perubahan perilaku dan kemampuan perawatan diri. Penyintas stroke juga mungkin lebih
menarik diri. Mereka bisa jadi membutuhkan bantuan dengan perawatan dan pekerjaan sehari-
hari.

7. PENCEGAHAN
1. Terapi Antiplatelet
Semua pasien dengan stroke iskemik atau serangan iskemik transien yang diduga berasal dari
arteri harus diberikan terapi antiplatelet. Beberapa jenis antiplatelet yang dapat dipertimbangkan
adalah aspirin, clopidogrel, atau kombinasi aspirin dan dipyridamole lepas-lambat. 
2. Terapi Antikoagulan
Antikoagulan diberikan pada pasien stroke iskemik atau serangan iskemik transien karena
adanya kelainan pada jantung seperti fibrilasi atrial.
Pemilihan jenis antikoagulan harus disesuaikan secara individual berdasarkan fungsi ginjal dan
hati, potensi interaksi dengan obat lain yang sedang dikonsumsi, preferensi pasien, biaya,
tolerabilitas, dan karakteristik klinis lainnya.
Terapi antiplatelet dan antikoagulan secara bersamaan tidak dianjurkan pada pasien dengan atrial
fibrilasi kecuali ada indikasi spesifik, seperti katup jantung mekanis, sindrom koroner akut baru-
baru ini, atau stent koroner.
3. Kontrol Tekanan Darah
Penurunan tekanan darah secara bertahap dan berkelanjutan direkomendasikan bagi semua
pasien stroke, terutama pada pasien dengan penyumbatan di arteri karotis atau vertebrobasilar.
Obat penurun tekanan darah yang optimal tergantung kondisi pasien.
4. Mengurangi Kolesterol LDL
Konsentrasi kolesterol low-density-lipoprotein (LDL) harus dikurangi pada pasien dengan stroke
iskemik atau serangan iskemik transien yang disebabkan oleh aterosklerosis. Caranya adalah
melalui modifikasi diet, gaya hidup, dan terapi statin jika perlu.
5. Berhenti Merokok
Pasien stroke harus berhenti merokok untuk mencegah serangan stroke berulang. Kombinasi
terapi farmakologi dan tingkah laku perlu dipertimbangkan.
6. Mengurangi Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol harus dibatasi kurang dari dua minuman standar per hari; kurang dari 14
minuman per minggu untuk pria; dan kurang dari sembilan minuman per minggu untuk wanita
7. Melakukan Aktivitas Fisik
Kegiatan fisik rutin yang dilakukan sehari-hari harus dilengkapi dengan latihan fisik sedang
seperti berjalan (berjalan cepat lebih baik), joging, bersepeda, berenang, atau olahraga dinamis
lainnya selama 30–60 menit pada 4-7 hari per minggu. 
8. Menjaga Berat Badan Ideal
Indeks massa tubuh (IMT) harus dipertahankan pada 18,5-24,9 kg/m², dan lingkar pinggang
harus dipertahankan kurang dari 80 cm untuk wanita dan kurang dari 94 cm untuk pria.
9. Diet Sehat dan Seimbang
Diet yang mendorong asupan nutrisi nabati yang tinggi, asupan garam rendah, dan asupan lemak
jenuh dan gula sederhana yang terbatas kemungkinan memiliki manfaat kardiovaskular yang
signifikan jika dipatuhi untuk jangka waktu yang lama. 
Mencegah terjadinya stroke berulang dapat mencegah terjadinya berbagai konsekuensi lain yang
lebih parah. Pencegahan yang optimal dari stroke berulang membutuhkan diagnosis awal yang
cepat dan akurat, dan perawatan segera dan berkelanjutan dari penyakit kardiovaskular yang
mendasarinya dan faktor-faktor risiko penyebabnya. 

Anda mungkin juga menyukai