DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS LABUHANBATU
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalahini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Salam
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover…………….………………………………………………………….. 1
Kata Pengantar………………………………………………………………. 2
Daftar Isi…………………………………………………………………….. 3
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………… 4
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat .. 5
2.2 Manajemen Zakat…………………………………….. 8
2.3 Manajemen Waqaf……………………………………. 11
2.4 Etos Kerja Islami……………………………………… 15
Daftar Pustaka………………………………………………….………..…….. 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ekonomi Islam dan kesejahteraan umat?
2. Bagaimana pengaruh ekonomi Islam terhadap kesejahteraan umat?
3. Bagaimana defenisi dan konsep manajamen zakat ?
4. Bagaimana defenisi dan konsep manajamen Waqaf ?
5. Bagaimana etos kerja yan sesuai dalam Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Sistem Ekonomi Islam berbeda sama sekali
dengan sistem ekonomi kufur buatan manusia.
Secara dasarnya, pengelolaan kepemilikan harta kekayaan yang telah dimiliki mencakup dua
kegiatan, yaitu:
1. Pembelanjaan Harta (Infaqul Mal)
Pembelanjaan harta (infaqul mal) adalah pemberian harta kekayaan yang telah dimiliki.
Dalam pembelanjaan harta milik individu yang ada, Islam memberikan tuntunan bahwa harta
tersebut haruslah dimanfaatkan untuk nafkah wajib seperti nafkah keluarga, infak fi sabilillah,
membayar zakat, dan lain-lain. Kemudian nafkah sunnah seperti sedekah, hadiah dan lain-
lain. Baru kemudian dimanfaatkan untuk hal-hal yang mubah (harus). Dan hendaknya harta
tersebut tidak dimanfaatkan untuk sesuatu yang terlarang seperti untuk membeli barang-
barang yang haram seperti minuman keras, babi, dan lain-lain.
Pengelolaan kepemilikan yang berhubungan dengan kepemilikan umum itu adalah hak
negara (Daulah Islamiyah), kerana negara (Daulah Islamiyah) adalah wakil ummat. Meskipun
menyerahkan kepada negara (Daulah Islamiyah) untuk mengelolanya, namun Allah SWT
telah melarang negara (Daulah Islamiyah) untuk mengelola kepemilikan umum tersebut
dengan jalan menyerahkan penguasaannya kepada orang tertentu. Sementara mengelola
dengan selain dengan cara tersebut diperbolehkan, asal tetap berpijak kepada hukum-hukum
yang telah dijelaskan oleh syara'.
َّ ال َو ْال َعا ِملِينَ َو ْال َم َسا ِكي ِن لِ ْلفُقَ َرا ِء َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة َعلَ ْيهَا قُلُوبُهُ ْم ب َوفِي
ص َدقَاتُِإنَّ َما ِ الرِّ قَا
ََار ِمينِ َسبِي ِل َوفِي َو ْالغ ِ يل َوا ْب ِن هَّللا ِ ِيضةً ال َّسب َ فَ ِر َ َوهَّللا ُ هَّللا ِ ِمن َح ِكي ٌم َعلِي ٌم
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
َء َيَاايُّهَاالَّ ِذ ْين ْالخَ ْي َر وا ْف َع ُل آ َمنُوا ارْ َكعُو َوا ْس ُج ُدوا َوا ْعبُ ُدوا َربَّ ُك ْم
َلَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ruku´lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah
Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.
Surat Al-Baqarah : 267
2.3.3 Solusi
Pasal 62 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf menegaskan bahwa
penyelesaian sengketa perwakafan ditempuh melalui musyawarah untuk mufakat. Apabila
penyelesaian sengketa melalui musyawarah tidak berhasil, sengketa dapat diselesaikan
melalui mediasi, arbitrase, atau pengadilan. Selanjutnya disebutkan dalam penjelasannya,
bahwa yang dimaksud dengan mediasi adalah penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak
ketiga (mediator) yang disepakati oleh pihak yang bersengketa. Dalam hal mediasi tidak
berhasil menyelesaikan sengketa, maka sengketa tersebut dapat dibawa kepada badan
arbitrase syariah. Dalam hal badan arbitrase syariah tidak berhasil menyelesaikan sengketa,
maka sengketa tersebut dapat dibawa ke pengadilan agama dan/atau mahkamah syariah.
Selain daripada itu, tugas BWI sebagai lembaga tertinggi dalam hal perwakafan harus
lebih aktif lagi membina para nadzir dalam hal penerimaan dan pengelolaan harta wakaf.
Karena sangketa yang terjadi dalam wakaf tanah ini karena kurang profesionalnya nadzir
dalam menerima tanah wakaf saat akad wakaf terjadi. Seharusnya ketika ada wakif yang
Prihatna, Andi Agung. 2005. Revitalisasi Filantrofi Islam Studi Kasus Lembaga Zakat dan Wakaf di
Indonesia, Editor: Chaidar S. Bamualim, dkk. Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah.
akan mewakafkan sebidang tanah, nadzir harus memberikan fasilitas notaris apabila tanah
tersebut belum mempunyai akta atau sertifikat tanah. Nadzir juga harus memberikan
sertifikat wakaf yang dikeluarkan oleh BWI sebagai bukti yang menjelaskan apasaja akad
yang tertuang dalam wakaf tersebut, apakah akad wakaf tanah untuk selamanya atau hanya
untuk jangka waktu tertentu. Sehingga tidak akan terjadi sangketa antara ahli waris wakif
dan nadzir karena telah memiliki bukti akad wakaf yang sah dan dikuatkan secara hukum.
Yang tidak kalah penting adalah adanya para saksi ketika akad wakaf terjadi.
Abu Hamid memberikan pengertian bahwa etos adalah sifat, karakter, kualitas hidup,
moral dan gaya estetika serta suasana hati seseorang masyarakat. Kerja adalah suatu
aktivitas yang menghasilkan suatu karya. Karya yang dimaksud, berupa segala yang
dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan, dan selalu berusaha menciptakan karya-karya
lainnya.
Etos berarti pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Kata kerja berarti
usaha,amal, dan apa yang harus dilakukan (diperbuat).Etos berasal dari bahasa Yunani
(etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas
sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan
masyarakat . Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang
menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Kerja dalam arti
pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi,
intelektual dan fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan.
(Dr.Abdul Aziz.Al Khayyath,1994 : 13). Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahamkan
bahwa semua usaha manusia baik yang dilakukan oleh akal, perasaan, maupun perbuatan
adalah termasuk ke dalam kerja.
Dalam bekerja, setiap pekerja muslim (muslimah), hendaknya sesuai dengan etika
Islam, yaitu :
Melandasi setiap kegiatan kerja semata-mata ikhlas karena Allah serta untuk
memperoleh rida-Nya. Pekerjaan yang halal bila dilandasi dengan niat ikhlas karena
Allah tentu akan mendapatkan pahala ibadah. Rasulullah saw bersabda , yang artinya :
Allah swt tidak akan menerima amalan, melainkan amalan yang ikhlas dan yang
karena untuk mencari keridaan-Nya(H.R.Ibnu Majah ).
Mencintai pekerjaannya. Karena pekerja yang mencinta pekerjaanya, biasanya dalam
bekerja akan tenang, senang, bijaksana, dan akan meraih hasil kerja yang optimal.
Rasulullah saw bersabda, yang artinya Sesungguhnya Allah cinta kepada seseorang di
antara kamu yang apabila mengerjakan sesuatu pekerjaan maka ia rapihkan pekerjaan
itu.
Mengawali setiap kegiatan kerjanya dengan ucapan basmalah.
Nabi saw bersabda yang artinya :Setiap urusan yang baik (bermanfaat, yang tidfak
dimulai dengan ucapan basmalah (bismillahirrahmanirrahim,maka terputus
berkahnya.(H.R.Abdul Qahir dari Abu Hurairah)
Ayat Al-Quran Surah Al-Mujadilah ayat 11 isinya antara lain berkaitan dengan
adab atau tata krama yang harus diterapkan dalam majelis-majelis yang baik dan diridai
Allah swt. Adab atau tata karma yang dimaksud yaitu memberikan kelapangan dada
kepada orang-orang yang akan mengunjungi dan berada dalam majelis-majelis tersebut
dengan cara, seperti : mempersilahkan orang lain yang datang belakangan untuk duduk
di samping kita, sekiranya masih kosong, menciptakan suasana nyaman, mewujudkan
rasa persaudaraan, saling menghormati dan saling menyayangi, serta tidak boleh
menyuruh orang lain yang lebih dulu menempati tempat duduknya untuk pindah ke
tempat lain tanpa alasan yang dibenarkan oleh syara’
Rasulullah SAW bersabda Artinya : “Barang siapa yang menempuh suatu jalan
untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju
surga.”(H.R.Muslim)
صاَل ِة ِم ْن يَوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َعوْ ا ِإلَى ِذ ْك ِر هَّللا ِ َو َذرُوا ْالبَ ْي َع َذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَ ُك ْم ِإ ْن ُك ْنتُ ْم َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا ِإ َذا نُو ِد
َّ ي لِل
)۹( َتَ ْعلَ ُمون
)۱۰( َض َوا ْبتَ ُغوا ِم ْن فَضْ ِل هَّللا ِ َو ْاذ ُكرُوا هَّللا َ َكثِيرًا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون
ِ ْصاَل ةُ فَا ْنتَ ِشرُوا فِي اَأْلر
َّ ت ال ِ ُفَِإ َذا ق
ِ َضي
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan
shalat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkan jual
beli.Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.Apabila shalat telah
dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”(Q.S.Al-Jumu’ah 62:9-10)
Mengacu kepada Q.S. Al-Jumu’ah: 9-10, umat Islam diperintah oleh agamanya
agar senantiasa berdisiplin dalam menunaikan ibadah wajib, seperti shalat, dan selalu giat
berusaha atau bekerja sesuai dengan nilai-nilai Islam (etos kerja yang Islami). Termasuk
ke dalam kerja yang Islami antara lain: belajar secara sungguh-sungguh, bekerja keras,
dan berkarya secara produktif sehingga dapat mendorong keadaan kearah yang lebih
maju.
Dari paparan yang telah di urai diatas, saya akan menuliskan contoh – contoh etos kerja :
1. Belajar dengan giat. Belajar dengan giat ini dimaksudkan untuk mencapai masa depan
yang baik lagi. Karena dengan belajar, akan mampu menjadikan individu menjadi
pandai serta mampu menghadapi berbagai persoalan dalam pelajaran. Serta akan
mampu untuk menjadikan individu tersebut menjadi lebih tinggi, karena dengan ilmu,
Allah akan meninggikan derajat ndividu tersebut.
2. Mencuci piring seusai makan. Hal ini dimaksudkan untuk melatih individu supaya
mampu bertanggung jawab atas segala tindakan yang dikerjakan. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan tindakan yang dikerjakan merujuk artinya pada makan. Karena kalau
berusaha melath tanggung jawab dengan hal-hal yang kecil, insya Allah hal ini akan
menjadikan individu untuk mampu bertanggung jawab dalam segala hal.4
BAB III
PENUTUP
http://ellinjuniarti.blogspot.com/2013/03/makalah-ekonomi-islam_5186.html
3.1 Kesimpulan
Masalah ekonomi merupakan masalah yang universal. Oleh karena itu, seluruh dunia
menaruh perhatian yang besar terhadap permasalahan ekonomi. Dalam pandangan Islam,
permasalahan ini tidak dapat diselesaikan hanya melalui perubahan yang bersifat kosmetik
belaka, diperlukan perubahan yang bersifat mendasar mulai dari tatanan filosofi yang akan
membentuk teori ekonomi Islam, yang kemudian akan membentuk prinsip-prinsip sistem
ekonomi Islam sehingga pada akhirnya akan terbentuk secara otomatis perilaku Islami dalam
ekonomi.
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan
manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan
prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan
hanya titipan dari Allah SWT agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat
manusia yang pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah SWT untuk
dipertanggungjawabkan.
Manfaat Zakat, Waqof
1. Sarana Pembersih Jiwa
2. Realisasi Kepedulian Sosial
3. Sarana Untuk Meraih Pertolongan Allah Swt
4. Ungkapan Rasa Syukur Kepada Allah Swt
zakat. Oleh karena itu, manajemen zakat sangat diperlukan untuk menyalurkan dana zakat
kepada yang berhak menerima dan tujuan dari pemberian zakat menjadi efektif. Dengan
melihat proses-proses dalam manajemen tersebut maka manajemen zakat meliputi kegiatan
Dalam bekerja setiap muslim harus sesuai etika dalam Islam dan tidak melampaui
batasannya. Surat yang membahas tentang etos kerja yaitu Surah Al-Mujadilah,58:11 dan
Surah Al-Jumu’ah: 9-10. Contoh dari etos kerja meliputi belajar dengan giat, mencuci piring,
dll.
4.2 Saran
Ekonomi dalam Islam mengajarkan seorang muslim harus memperhatikan ketentuan-
ketentuan syari’at, dimana Islam sebagai way of life, sebagai rahmatan lil alamin telah
memberikan petunjuk kepada kita tentang bagaimana suatu keteraturan itu dibentuk disemua
lini kehidupan baik dunia maupun akhirat, termasuk aturan dalam bermuamalah atau kita
persempit lagi, aturan berekonomi. Dalam perekenomian Islam tersebut sangat dilarang yang
namanya riba dan sejenisnya. Hal ini dilarang karena dapat merugikan baik dalam bentuk
materi atau lainnya. Oleh karna itu, hendaknya kita melakukan suatu usaha ekonomi secara
jujur, terbuka tanpa ada suatu hal yang ditutupi agar tidak ada pihak yang dirugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad Daud. 1988. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Behesti, Muhammad H. 1992. Kepemilikan dalam Islam, Penerjemah: Luqman Hakim,
dkk. Jakarta: Pustaka Hidayah.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum. Palembang: Universitas
Sriwijaya
Lubis, Suhrawardi K. 2004. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
Mannan, M. Abdul. 1970. Islamic Economics: Theory and Practice. dalam Delhi. Sh. M.
Ashraf.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam. 2009. Ekonomi Islam. Jakarta:
Rajawali Pers
Prihatna, Andi Agung. 2005. Revitalisasi Filantrofi Islam Studi Kasus Lembaga Zakat dan
Wakaf di Indonesia, Editor: Chaidar S. Bamualim, dkk. Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya
UIN Syarif Hidayatullah.
Disampaikan pada acara Diskusi Publik, yang diselenggara oleh Hizbut Tahrir Australia,
di Masjid al-Hijrah, Sydney, Australia.
Istitsmar Al-Waqf wa Thuruquhu Al-Qadimah wa Al-Haditsah, Prof. Dr. Ali Muhyiiddin
Al-Qarrah Daghy, Maktabah Misykah Al-Islamiyah (Guru Besar Fak. Syariah- Qatar
University, Anggota Majami’ Fiqhiyyah, Anggota Majelis Eropa untuk Fatwa dan
Penelitian Islam).
http://chandrayuliasman.blogspot.com/2013/06/fiqh-kontemporer-ziswaf-zakat-infaq.html
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45452-Islamiah-Ekonomi%20Syari
%27ah.html
http://candra-pacitan.blogspot.com/2009/04/zakat-infaq-dan-shodaqoh.html
http://pembelajarekis.blogspot.com/2011/06/pengertian-zakat-infaq-dan-shodaqah.html
http://echtheid-irsan.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://ellinjuniarti.blogspot.com/2013/03/makalah-ekonomi-islam_5186.html