ZAMAN BATU
DISUSUN OLEH
NAMA : HANDI SOFYAN DALIMUNTHE
KELAS : X IPS 2
MAN RANTAUPRAPAT
TAHUN AJARAN 2020-2021
A. Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
a. Kapak Genggam
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada zaman batu tua ini alat yang
digunakan masih sangat sederhana. Salah satu alat sederhana yang dijumpai pada masa ini
yaitu kapak genggam. Mendengar namanya pasti kita sudah tidak asing, bukan? Kapak
genggam sendiri merupakan salah satu alat yang banyak dijumpai didaerah Pacitan.
Umumnya alat ini disebut dengan istilah ‘chopper” yang berarti alat penetak atau pemotong..
Jika dilihat dari bentuknya, nenek moyang kita membuat alat ini dengan cara memangkas
salah satu sisi batu. Pada salah satu sisinya dibuat lebih tajam dan pada sisi yang lainnya
dibiarkan apa adanya. Nenek moyang kita menggunakan kapak genggam ini untuk membuat
dan menggali umbi.
b. Kapak Perimbas
Selanjutnya adalah kapak perimbas. Salah satu fungsi dari alat yang satu ini adalah untuk
merimbas kayu, memahat tulang dan juga sebagai senjata pertahanan diri. Alat zaman batu
tua ini ditemukan di daerah Gombog (Jawa tengah), Sukabumi (Jawa Barat), Lahat (Sumatera
Selatan), dan Goa Choukoutieen (Beijing).
Di Indonesia sendiri kapak perimbas banyak dijumpai didaerah Pacitan, Jawa Tengah
sehingga tidak heran banyak yang menyebutnya sebagai kebudayaan pacitan.
c. Alat-Alat Dari Tulang Binatang
Satu lagi alat-alat zaman batu tua yang banyak dijumpai yaitu alat-alat yang terbuat dari
tulang binatang. Perlu diketahui bahwa alat yang satu ini termasuk hasil dari kebudayaan
Ngandong. Kebanyakan alat yang dijumpai dalam bentuk alat penusuk dan ujung tombak.
Fungsi utama dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dan juga keladi dari dalam tanah
Selain kapak genggam, ternyata PV Stein Callenfels juga menemukan Kapak Pendek atau
Hachecourt di dalam bukit kerang. Sesuai dengan namanya kapak ini memiliki panjang yang
tidak sama dengan alat sebelumnya atau pebble.
c. Pipisan
Satu lagi alat prasejarah yang juga ditemukan pada zaman mesolitikum. Pipisan sendiri
merupakan batu batuan penggiling beserta dengan landasannya. Selain dipakai untuk
menggiling makanan pada zaman itu, batu ini juga dipakai untuk menghaluskan cat merah.
Cat merah tersebut berasal dari tanah yang berwarna merah atau sering disebut tanah merah.
Jadi jika disimpulkan, zaman mesolitikum atau zaman batu tengah ini memiliki banyak sekali
kemajuan dibandingkan dengan zaman sebelumnya. Pada zaman ini nenek moyang kita
sudah memiliki tempat tinggal yang semi permanen. Selain itu mereka juga sudah mulai
bercocok tanam serta memiliki kemampuan untuk membuat kerajinan.
C. Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Peralatan pada zaman ini selain sudah diasah dan dihaluskan juga terdapat beberapa alat yang
diukir dan dipahat. Dan berikut ini adalah peninggalan pada zaman neolithikum yaitu,
1. kapak persegi
Kapak persegi adalah kapak yang berbentuk memanjang dengan penampang lintangnya
berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak ini kebanyakan terbuat dari batu api yang
kuat atau kalsedon. Pemberian nama kapak persegi ini berasal dari Van Heine Geldern.
Kapak-kapak persegi ini terutama ditemukan di Indonesia bagian barat, yaitu: Sumatra, Jawa
dan Bali. Di Indonesia bagian timur juga ditemukan kapak persegi, yaitu: di Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan sedikit di Kalimantan.
2. kapak lonjong
Kapak lonjong adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong atau bulat telur. Pada
ujungnya yang lancip ditempatkan tangkai, kemudian diikat menyiku. Bahan yang digunakan
untuk membuatnya adalah batu kali yang berwarna kehitaman.
Ada dua macam kapak lonjong, yaitu kapak lonjong besar yang disebut walzenbeil, yang
ditemukan di Irian sehingga sering dinamakan Neolitikum Papua dan kapak kecil yang
disebut keinbeil, banyak ditemukan di Kepulauan Tanimbar dan Seram
3. Gerabah
Dizaman bercocok tanam, manusia sudah dapat membuat benda-benda dari tanah liat yang
dibakar, disebut tembikar atau gerabah. Gerabah hanya dibuat dengan tangan tanpa bantuan
roda pemutar seperti sekarang. Jenis benda yang dibuat dari tanah liat ini antara lain kendi,
mangkuk, perluk belanga, dan manik-manik.
Gerabah pada zaman batu muda memegang peranan penting sebagai wadah atau tempat.
Fungsi gerabah saati itu digunakan sebagai barang untuk keperluan sehari-hari dalam rumah
tangga, misalnya untuk keperluan upacara, ataupun untuk keperluan dekorasi.
4. Perhiasan
Perhiasan neolitik ini dibuat dari batu mulia yang berupa gelang. Benda tersebut banyak
ditemukan di Tasikmalaya, Cirebon, dan Bandung. Jenis perhiasan itu antara lain gelang,
kalung, manik-manik, dan anting-anting. Bahan yang digunakan untuk membuatnya adalah
batu-batu indah, seperti agat, kalsedon dan jaspis.
Zaman ini diperkirakan berlangsung dari zaman batu muda sampai zaman logam. Ciri utama
manusia yang hidup di zaman ini yaitu mereka mampu membuat bangunan-bangunan besar
dari batu. Banyak bangunan-bangunan besar dari batu yang kebanyakan berkaitan dengan
kepercayaan manusia pada zaman itu, seperti sarkofagus, kubur batu, punden berundak, arca,
menhir, dan dolmen.
a. Menhir
Berasal dari kata men yang artinya batu dan hir yang artinya berdiri. jadi, menhir adalah batu
panjang yang bediri tegak sebagai media untuk penghormatan, sebagai tempat roh, dan
lambang bagiorang yang meninggal. Dalam pemujaan, menhir juga digunakan sebagai tempat
menambatkan hewan. Biasanya menhir hanya disimpan atau ditancapkan pada kuburannya.
b. Sarkofagus
Bentuk dari sarkofagus sendiri seperti lesung, namun terbuat dari satu batu utuh yang
kemudian dibentuk sebagai wadah dan tutup. Mayat diposisikan meringkuk dalam
sarkofagus. Pada sarkofagus biasanya banyak pahatan dengan motif topeng/kedok dalam
berbagai ekspresi untuk mencegah gangguan gaib pada roh orang yang mati.
Di Indonesia, sarkofagus banyak ditemukan di Bondowoso (Jawa Timur) dan Bali.
Sarkofagus sendiri digunakan untuk menyimpan mayat pimpinan kelompok. Tujuan mereka
memasukkan mayat pemimpin mereka dalam sarkofagus adalah:
c. Dolmen
Berasal dari kata dol yang artinya meja dan men yang artinya batu. Jadi pengertian dari
dolmen adalah batu besar dengan permukaan rata. Dolmen sendiri digunakan untuk
meletakkan sesaji, pelinggih roh, dan tempat duduk ketua suku untuk mendapatkan berkat
magis dari leluhurnya. Dolmen banyak ditemukan di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa
Barat, dan Jawa Timur.
d. Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan dari batu yang berbentuk bertingkat dan digunakan untuk
pemujaan pada leluhur yang di atasnya terdapat menhir. Punden berundak banyak ditemui di
Banten, Sukabumi, dan Lampung.
e. Arca
Arca merupakan patung yang berbentuk sederhana dan kasar yang biasanya berbentuk kepala
raja. Arca-arca sederhana berbentuk gajah, kerbau, dan monyet menggambarkan leluhur-
leluhur binatang. Arca batu zaman megalitikum ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa Barat,
Sulawesi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Tengah.
f. Waruga
Waruga merupakan kubur batu yang ukurannya dan berbentuk menyerupai kubus. Fungsi
waruga sendiri seperti sarkofagus, namun posisi mayat yang didalamnya jongkok terlipat, dan
waruga hanya dapat ditemukan di Minahasa.
g. Kubur Batu
Kubur batu berbentuk seperti sarkofagus, namun terbuat dari empat buah atau lebih
lempengan (papan) batu tulis. Kubur batu banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Kajar, dan
Gunung Kidul.