Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Commented [TN1]: Setiap sub bab di bold

Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis yang menyebabkan nyeri,


kekakuan, pembengkakan dan keterbatasan gerak serta fungsi dari banyak
sendi. Rheumatoid arthritis dapat mempengaruhi sendi apapun, sendi-sendi
kecil di tangan dan kaki cenderung paling sering terlibat. Pada rheumatoid
arthritis kekakuan paling sering terburuk di pagi hari. Hal ini dapat
berlangsung satu sampai dua jam atau bahkan sepanjang hari. Kekakuan untuk
waktu yang lama di pagi hari tersebut merupakan petunjuk bahwa seseorang
mungkin memiliki rheumatoid arthritis, karena sedikit penyakit arthritis
lainnya berperilaku seperti ini. Misalnya, osteoarthritis paling sering tidak
menyebabkan kekakuan pagi yang berkepanjangan (American College of
Rheumatology, 2012).
Di Indonesia kejadian penyakit ini lebih rendah dibandingkan dengan
negara maju seperti Amerika. Prevalensi kasus rheumatoid arthritis di Indonesia
berkisar 0,1% sampai dengan 0,3% sementara di Amerika mencapai 3%
(Nainggolan, 2009). Angka kejadian rheumatoid arthritis di Indonesia pada
penduduk dewasa (di atas 18 tahun) berkisar 0,1% hingga 0,3%. Pada anak
dan remaja prevalensinya satu per 100.000 orang. Diperkirakan jumlah
penderita rheumatoid arthritis di Indonesia 360.000 orang lebih (Tunggal,
2012).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari arthritis reumatoid?
2. Apa etiologi dari arthritis reumatoid?
3. Bagaimana prognosis arthritis reumatoid?
4. Apa saja manifestasi klinis dari arthritis reumatoid?
5. Bagaimana klasifikasi dari arthritis reumatoid?
6. Bagaimana patofisiologi dari arthritis reumatoid?

1
7. Bagaimana komplikasi dari arthritis reumatoid?
8. Bagaimana pemeriksaan lab dari arthritis reumatoid?
9. Bagaimana penatalaksanaan dari arthritis reumatoid?
10. Bagaimana pengkajian dari arthritis reumatoid?
11. 1.2.11 Apa saja diagnosa keperawatan yang ditemukan pada arthritis
reumatoid?
12. Bagaimana rencana asuhan keperawatan pada arthritis reumatoid?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari arthritis reumatoid.
2. Mengetahui etiologi dari arthritis reumatoid.
3. Mengetahui prognosis dari arthritis reumatoid.
4. Mengetahui manifestasi klinis dari arthritis reumatoid.
5. Mengetahui klasifikasi dari arthritis reumatoid.
6. Mengetahui patofisiologi dari arthritis reumatoid.
7. Mengetahui komplikasi dari arthritis reumatoid.
8. Mengetahui pemeriksaan lab dari arthritis rheumatoid
9. Mengetahui penatalaksanaan dari arthritis rheumatoid
10. Mengetahui pengkajian pada arthritis reumatoid.
11. Mengetahui diagnosa yang terdapat pada arthritis rheumatoid.
12. Mengetahui rencana asuhan keperawatan pada arthritis reumatoid

1.4 Manfaat Penulisan


Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak baik penulis maupun pembaca. Manfaat lain dari penulisan
makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat
dijadikan acuan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu akan semakin
banyak orang yang mengerti dan memahami tentang arthritis reumatoid. Sehingga
mereka akan lebih berhati-hati dan menjaga pola kehidupan sehari hari dalam

2
rangka mencegah terjadinya arthritis reumatoid ataupun dalam
penatalaksanaannya.

3
BAB II
KONSEP MEDIS

2.1 Definisi
Artritis rhematoid adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai
membran sinovial dari oersendian yang umumnya ditandai dengan nyeri
persendian,penurunan mobilitas dan kaku sendi. AR terjadi antara usia 30 tahun
dan 50 tahun dengan puncak insiden antara 40 tahun dan 50 tahun. AR diyakini
sebagai respon imun terhadap antigen yang tidak diketahui. Stimulusnya berupa
virus atau bakterial(kenneth,2009)

2.2 Etiologi
Penyebab RA antara lain genetik,hormon dan faktor lingkungan.Jika salah
satu faktor tersebut muncul sebagai pemicu dapat menyebabkan aktivasi sistem
imun (Scheet:2011)
2.3 Prognosis

Rheumatoid arthritis (RA) tidak memiliki obat. Ini adalah penyakit progresif yang
menyebabkan kerusakan sendi stabil dan kelemahan yang parah. Hasil utama
rheumatoid arthritis meliputi: peradangan sendi penerus dan gigih, kerusakan
sendi yang progresif, penurunan progresif dalam gerakan sendi dan fungsi.
Prognosis utama lainnya dan hasil termasuk fitur dari sistem lain seperti radang
pembuluh darah (vaskulitis), penyakit jantung, infeksi dll (dr miranti:2015)

2.4 Manifestasi Klinis

Menurut Brenda (2005),bahwa Manifestasi klinis artiritis reumatoid sangat


bervariasi:

1. Nyeri
2. Pembengkakan
3. Panas

4
4. Gangguan fungsi pada sendi
5. Kekakuann pada sendi yang biasanya berlangsungpada pagi hari
selama 30 menit
6. Persendian yang teraba panas
7. Pasien cenderung menjaga atau melindungi sendi tersebut dengan
imobilisasi
8. Deformitas tangan dan kaki akibat pembengkakan
9. Demam
2.5 Klasifikasi
Menurut buffer(2010) bahwa,klasifikasi reumatoid artritis dibagi menjadi 4 tipe:
1. Reumatoid arthritis klasik:
Pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus paling sedikit dalam wktu 6 minggu
2. Reumatoid arthritis defisit
Pada tipe ini arus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus paling sedikit 6 minggu
3. Probable Reumatoid Arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus paling sedikit dalam waktu 6 minggu
4. Possible Reumatoid Arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus paling sedikit dalam waktu 3 bulan.

2.6 Patofisiologi Commented [TN2]: Judul sub bab jangan memakai huruf, jika
bab 2, maka untuk sub bab yang pertama adalah 2.1.
Pada rheumatoid arthritis,reaksi autoimun terjadi didalam jaringan synovial.
Di bawah skema patofis tolong dituliskan sumbernya
Proses fagositosis akan menghasilkan enzim-enzim,sehingga enzim-enzim
tersebut akan memecah kolagen dan menjadi edema,proliferasi synovial akan
membentuk pannus.Pannus yang akan menghancurkan tulang rawan dan
menimbulkan erosi tulang rawan.Akibatnya adalah mengilangnya permukaan
sendi dan mengganggu gerak sendi Otot akan turut terkena serabut otot akan

5
mengalami perubahan degenerative dengan menghilangnya elastisitas oto dan
kekuatan kontraksi otot(Smeltzer:2005)

Autoimun

Imun tdk mampu


menahan bakteri yg
masuk
DEFISIENSI
PENGETAHUAN
Jaringan sinovial
mengalami peradangan
Perubahan
status
kesehatan
REUMATHOID ARTRITIS

inflamasi Synovial menebal/ploriferasi Penimbunan asam laktat


sinovial

Pelepasan pirogen Perubahan reaksi


pannus
endogen aerob ke anaerob

Infiltrasi os subcondria
Merangsang sel point
Pelepasan mediator
kimia (bradikinin)
Peningkatan Hambatan nutrisi kartilago
termoregulasi pada kartilago artikulars
NYERI

HIPERTERMI Tulang rawan hancur Kerusakan kartilago &tulang

Erosi tulang rawan Tendon & ligament melemah

Kekuatan sendi Kekuatan otot

Pergerakan sendi menurn RESIKO JATUH

HAMBATAN MOBILITAS FISIK

6
(Amin dan Hardi.2013.Aplikasi NANDA NIC NOC JILID 2,Mediaction
Publishing.Yogyakarta)

2.7 Pemeriksaan Lab

Pemeriksaan laboratorium memiliki peranan penting dalam evaluasi


penderita dengan Artritis Reumatoid (AR). Pemeriksaan ini berguna untuk
skrining, menegakkan diagnosis, menentukan derajat keparahan penyakit, dan
prognosis, sekaligus mengikuti perkembangan aktivitas penyakit dan respon
terhadap terapi yang diberikan.

1. Laju Endap Darah (LED)

Pemeriksaan LED sangat sensitif bagi sebagian besar tipe peradangan


(inflamasi), akan tetapi tidak dapat membedakan apakah penyebab radang tersebut
berasal dari infeksi, peradangan, atau tumor ganas. Peningkatan LED
menunjukkan adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh.
(Tehlirian:2008)

2. C-Reactive Protein (CRP)

Peningkatan kadar CRP dalam darah juga menunjukkan adanya proses


peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Peningkatan ini berhubungan dengan
infeksi dan penyakit kronis pada umumnya, dan lebih sensitif dibandingkan
dengan LED. (Tehlirian:2008)

3. Anti-citrullinated protein antibody (ACPA)

Hasil yang positif menunjukkan bahwa kemungkinan besar Anda mengidap


Arthritis Rheumatoid (AR). (Tehlirian:2008)

4. Antinuclear antibody (ANA)

7
Pemeriksaan ini umumnya dilakukan untuk menyingkirkan adanya penyakit
autoimun lainnya. (Tehlirian:2008)

5. Pemeriksaan cairan sendi (sinovial)


a. Warna kuning sampai putih dengan derajat kekeruhan yang
menggambarkan peningkatan jumlah sel darah putih. (Tehlirian:2008)
b. Leukosit 5.000 50.000/mm3, menggambarkan adanya proses inflamasi
yang didominasi oleh sel neutrophil (65%).(Tehlirian:2008)
c. Rheumatoid factor positif, kadarnya lebih tinggi dari serum dan
berbanding terbalik dengan cairan sinovium. (Tehlirian:2008)

2.8 Komplikasi
1. Struktur muskuloskletal,dapat menyebabkan otot menciut,kerusakan
tendon dan tulang dan mencetus osteoarthritis serta carpal tunnel
syndrome
2. Jantung,dapat terjadi kerusakan jantung seagai hasil dari peradangan di
tubuh. Hal ini dapat merusak otot jantung,katup jantung,dan pembuluh-
pembuluh darah dijantung.yang akhrnya mengarah keserangan jantung
3. Paru-paru, dengan cara yang sama terjadi tumpukan cairan pada sekitar
paru-paru dan terbentuk pleuritits
4. Darah,dapat terjadi anemia akibat adanya peradangan kronis didalam
tubuh
5. Kulit,terbentuk nodul-nodul kecil dibawah kulit pada sekitar sendi yang
disebut rheumatoid nodules.warnya gelap yang terbentuk akibat
pendarahan dibawah kulit yang pembulh darahnya rusak akibat penyakit
ini.
6. Ginjal dan saluran pencernaan dapat juga menjadi korban akibat obat-
obatan anti inflamasi yang diberikan kepada penderita(dr indra:2014)
2.9 Penatalaksanaan:
2.9.1 Medic :
Penanganan,salah satunya dengan pemberian antibiotik Obat Anti Inflamasi Non Commented [TN3]: Sebutkan jenis antibiotiknya

Steroid (OAINS), Golongan DMARD (disease modifying antirematic drugs), Saya belum melihat prognosis???

8
NSAIDs (Non-steroid antiinflammatory drugs), metotreksat, leflunomid,
hidroksiklorokuin, sulfazalazin, kortikosteroid, agen biologis (etanercept,
infliximab, adalimumab, anakinra).
2.9.2 Keperawatan :
Untuk Artritis Reumatoid yang dini, terapi dimulai dengan memberikan health
education kepada pasien mengenai penyakit yang dialami, keseimbangan antara
istirahat dan aktivitas/latihan yang dilakukan pasien, dan rujukan ke lembaga
kemasyarakatan yang dapat memberikan dukungan(Brenda:2005)

9
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
A. dentitas Pasien:
B. Identitas Penanggung Jawab:
3.1.2 Status Kesehatan
A. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan Utama : Nyeri di area persendian
B. Riwayat Penyakit Keluarga : -
3.1.3 Pola Kebutuhan Dasar (Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
A. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi
fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,
keletihan.
Tanda : Malaise Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktur/
kelaianan pada sendi.
B. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
C. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan (
situasi ketidakmampuan ) Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi
( misalnya ketergantungan pada orang lain).
D. Makanan/ cairan
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan
adekuat: mual, anoreksia Kesulitan untuk mengunyah ( keterlibatan TMJ )
Tanda : Penurunan berat badan Kekeringan pada membran mukosa.

10
E. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
Ketergantungan
F. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
G. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan
lunak pada sendi ).
H. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga. Demam
ringan menetap Kekeringan pada meta dan membran mukosa.
I. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran;
isolasi.
3.2 Diagnosa Keperawatan
A. Nyeri Akut
Domain : 12 Kenyamanan
Kelas : 1 Kenyamanan
B. Hipertermi
Domain : 11 Keamanan/Perlindungan
Kelas : 6 Termoregulasi//
C. Hambatan Mobilitas Fisik
Domain : 4 Aktivitas/Istrahat
Kelas : 2 Aktivitas/Latihan
D. Resiko Jatuh
Domain : 11 Keamanan/Perlindungan
Kelas : 2 Cedera Fisik
E. Defisiensi Pengetahuan
Domain 5: Persepsi/Kognisi
Kelas 4:Kognisi

11
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan

N Dignosa Keperawatan NOC NIC


o
1 Hipertermi (00007) NOC: NIC :
Thermoregulasi Fever treatment
Domain 11:
Monitor suhu sesering
keamanan/perlindungan Tujuan : mungkin
Kelas 6: termoregulasi
Setelah dilakukan tindakan Monitor warna dan
keperawatan selamax24 suhu kulit
Definisi : peningkatan jam masalah hipertermi Berikan kompres
teratasi. hangat
suhu tubuh diatas kisaran
normal Kriteria Hasil :
Suhu tubuh dalam rentang
Batasan karakteristik:
normal
Konvusi Nadi dan RR dalam rentang
Kulit kemerahan normal
Peningkatan suhu tubuh Tidak ada perubahan warna
dalam batas normal kulit dan tidak ada pusing
Faktor yang
berhubungan:

2 Nyeri akut (00132) NOC : NIC :
Pain Level, Pain Management
Domain 12:
pain control,
Kenyamanan comfort level Lakukan pengkajian
Tujuan : nyeri secara
Kelas 1: Kenyamanan
Setelah dilakukan tindakan komprehensif
fisik keperawatan selamax24 termasuk lokasi,
jam Pasien tidak mengalami karakteristik, durasi,
Definisi : Pengalaman
nyeri, dengan frekuensi, kualitas
sensori dan emosional Kriteria Hasil: dan faktor presipitasi
Mampu mengontrol nyeri Pilih dan lakukan
yang tidak
(tahu penyebab nyeri, penanganan nyeri
menyenangkan yang mampu menggunakan teknik (farmakologi, non
non farmakologi untuk farmakologi, dan
muncul akibat kerusakan
mengurangi nyeri, mencari interpersonal)
jaringan yang actual atau bantuan) Berikan analgetik
Melaporkan bahwa nyeri untuk mengurangi
potensial atau
berkurang dengan nyeri
digambarkan dalam hal menggunakan manajemen Tingkatkan istrahat
nyeri
kerusakan sedemikian
Mampu mengenali nyeri
rupa (international (skala, intensitas, frekuensi,
dan tanda nyeri)
association for the study
Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang

12
of pain); awitang yang
tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hinggga
berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi dan
diprediksi dan
berlangsung <6 bulan

Batasan karakteristik :
Perubahan frekuensi
jantung
Mengekspresikan
perilaku (mis:
gelisah, merengek,
menangis)
Sikap melindungi
area nyeri
Indikasi nyeri yang
dapat diamati
Perubahan posisi
untuk menghindari
nyeri
Gangguan tidur
Factor yang
berhubungan
Agens cedera
(mis.,biologis,zat
kimia )

3 Hambatan Mobilitas NOC : NIC :


Fisik (00085) Joint Movement : Active Exercise therapy :
Domain 4 : Mobility Level ambulation
Aktivitas/Istirahat Self care : ADLs
Kelas 2 : Transfer performance Kaji kemampuan
Aktivitas/Latihan Tujuan : pasien dalam

13
Definisi :Keterbatasan Setelah dilakukan tindakan mobilisasi
pada pergerakan fisik keperawatan selamax24 Berikan alat bantu
tubuh atau suatu atau jam hambatan mobilitas fisik jika klien
lebih ekstremitas secara teratasi dengan memerlukan
mandiri dan terarah. Bantu dan ajarkan
Batasan Karakteristik : Kriteria hasil: klien latihan (Range
Perubahan cara Of Motion) ROM
berjalan Klien meningkat dalam
Keterbatasan aktivitas fisik
kemampuan Mengerti tujuan dari
melakukan peningkatan mobilitas
keterampilan motorik Memverbalisasikan perasaan
kasar dalam meningkatkan
Keterbatasan rentang kekuatan dan kemampuan
pergerakan sendi berpindah
Pergerakan lambat Memperagakan penggunaan
Faktor yang alat Bantu untuk mobilisasi
berhubungan (walker)
Intoleran aktivitas
Ansietas
Penurunan ketahanan
tubuh
Penurunan kekuatan
otot
Kaku sendi

4 Resiko Jatuh(00155) NOC NIC :


Domain Trauma risk for Environmental
11:Keamanan/Perlindung Injury risk for Management safety
an Tujuan : Mengidentifikasi
Kelas 2:Cedera Fisik setelah dilakukan tindakan perilaku dan faktor
Peningkatan kerentanan selama x24jam masalah yang mempengaruhi
untuk jatuh yang dapat resiko jatuh teratasi dengan risiko jatuh.
menyebabkan bahaya Kriteria Hasil : Mendorong pasien
fisik. Gerakan terkoordinasi : untuk menggunakan
Faktor Resiko: kemampuan otot untuk tongkat atau alat
Medikasi berkerja sama secara pembantu berjalan
Penggunaan alkohol volunteer untuk melakukan Mengidentifikasi
Fisiologis gerakan yang bertujuan ksrskteristik
Anemia Pengendalian risiko : lingkungan yang
Atritis penggunaan alcohol dapat meningkatkan
Penurunan kekuatan potensi untuk jatuh
ekstremitas bawah (misalnya, lantai
Kesulitan gaya berjalan yang licin dan tangga
Gangguan terbuka)
keseimbangan
5 Defisiensi NOC: Teaching:Disease
Pengetahuan(00126) Knowledge:disease process
Domain 5: process Menjelaskan

14
Persepsi/Kognisi Knowledge:helath patofisiologi dari
Kelas 4:Kognisi behavior penyakit dan
Ketiadaan atau defisiensi setelah dilakukan tindakan bagaimana hal ini
informasi kognitif yang selama x24jam masalah berhubungan
berkaitan dengan tpoik defisiensi pengetahuan teratasi dengan anatomi
tertentu. dengan dan fisiologi
Batasan Karakteristik: Kriteria Hasil: dengan cara yang
Pengungkapan Pasien dan keluarga tepat
masalah menyatakan pemahaman Menggambarkan
Faktor yang tentang tanda dan gejala
berhubungan: penyakit,kondisi,progno yang biasa
Keterbatasan sis,dan pengobatan muncul pada
kognitif Pasien dan keluarga penyakit dengan
Kurang pajanan mampu melaksanakan cara yang tepat
terhadap penyakit prosedur yang Menggambarkan
dijelaskan secara benar proses penyakit
dengan cara yang
tepat
Menyediakan
informasi kepada
pasien tentang
kondisi dengan
cara yang tepat
Mendiskusikan
peubahan gaya
hidup yang
mungkin di
perlukan untuk
mencegah
komplikasi
dimasa yang akan
datang

15
3.4 Web Of Caution

16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun progresif yang di tandai dengan peradangan membran persendian. Autoimun
merupakan gangguan pada sistem imun yang menyebabkan kekebalan tubuh justru menyerang jaringan tubuh sendiri. Penyebab
rematoid arthritis belum diketahui, namun di lihat dari patofisiologinya disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan diduga
timbulnya penyakit ini. Faktor infeksi sebagai penyebab artritis rheumatoid patogenesisnya dimulai dengan terdapatnya suatu antigen
yang berada pada membran sinovial.
Adapun pengobatan yang di anjurkan yaitu : Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), Golongan DMARD (disease modifying
antirematic drugs), NSAIDs (Non-steroid antiinflammatory drugs), metotreksat, leflunomid, hidroksiklorokuin, sulfazalazin,
kortikosteroid, agen biologis (etanercept, infliximab, adalimumab, anakinra).

4.2 Saran
Arthritis rheumatoid dapat menyerang segala usia maka penanganan penyakit ini diupayakan secara maksimal dengan peningkatan
mutu pelayanan kesehatan baik melalui tenaga kesehatan, prasarana dan sarana kesehatan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Brenda,B dan Suzzane,S.2005.KeperawatanMedikal-Bedah.EGC.Jakarta
Kenneth, L dan Steven L Bloom.2009.Obstetri Williams Panduan Ringkas.EGC.Jakarta
Smeltzer, Suzzanne C.2005.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. .Jakarta: EGC

McInnes,IB.,and G. Scheet.2011.The Pathogenesis of Rheumatoid Artritis, The New England Journal Of Medicine
Amin dan Hardi.2013.Aplikasi NANDA NIC NOC JILID 2,Mediaction Publishing.Yogyakarta
www.indramuhtadi.com (diakses pada tanggal 13 oktober pukul 19.00 WITA)
http://www.alodokter.com/komunitas/topic/apakah-penyakit-rematik (diakses pada tanggal 13 oktober pukul 16.00 WITA)

18

Anda mungkin juga menyukai