Anda di halaman 1dari 7

Prodi D3 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Kusuma Husada Surakarta
2020

Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan Gangguan Isolasi Sosial

Nita Agustina¹, Maula Maratus Solikhah²


¹Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kusuma Husada Surakarta
agustinanita659@gmail.com
²Dosen Prodi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kusuma Husada Surakarta
maula.mar’atus@ukh.ac.id

ABSTRAK

Isolasi sosial adalah suatu pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan
segan terhadap orang lain sebagai sesuatu yang negatif atau keadaan yang
mengancam. Ancaman yang dirasakan dapat menimbulkan respons. Respon
kognitif pasien isolasi sosial dapat berupa merasa ditolak oleh orang lain, merasa
tidak dimengerti oleh orang lain, merasa tidak berguna, merasa putus asa dan
tidak mampu membuat tujuan hidup atau tidak memiliki tujuan hidup. Salah satu
terapi modalitas yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi
pada pasien isolasi sosial yaitu Terapi Aktivitas Kelompok Permainan Kuartet
Sesi 1 -7. Tujuan studi kasus ini untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan
jiwa pada pasien dengan isolasi sosial setelah diberikan Terapi Aktivitas
Kelompok Permainan Kuartet Sesi 1 -7. Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang
menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam studi kasus ini
adalah salah satu pasien dengan gangguan isolasi sosial diruang Arjuna RSJD
Dr.Arif Zainudin Surakarta. Hasil studi kasus ini menunjukan bahwa pemberian
Terapi Aktivitas Kelompok Permainan Kuartet Sesi 1 -7 pada pasien dengan
gangguan isolasi dapat meningkatkan kemampuan besosialisasi dari 38 menjadi
60. Hal ini menunjukan bahwa pemberian Terapi Aktivitas Kelompok Permainan
Kuartet Sesi 1 -7 efektif untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi pada
pasien dengan isolasi sosial. Diharapkan rumah sakit dapat menerapkan
pemberian Terapi Aktivitas Kelompok Permainan Kuartet Sesi 1 -7 yang
diberikan kepada pasien dengan isolasi sosial untuk meningkatkan kemampuan
bersosialisasi.
Kata kunci : Isolasi sosial, Terapi Aktivitas Kelompok, Peningkatan
Kemampuan Bersosialisasi.
PENDAHULUAN
Isolasi sosial adalah suatu yang dianut dalam keluarga. Selain
pengalaman menyendiri dari faktor predisposisi ada juga faktor
seseorang dan perasaan segan presipitasi yang menjadi penyebab
terhadap orang lain sebagai sesuatu adalah adanya stressor sosial
yang negatif atau keadaan yang budaya serta stressor psikologis
mengancam, merasa tidak yang dapat menyebabkan klien
dimengerti oleh orang lain, merasa mengalami kecemasan. Jika isolasi
tidak berguna, merasa putus asa dan sosial tidak teratasi maka akan
tidak mampu membuat tujuan memberikan dampak seperti mudah
hidup, kehilangan rasa tertarik marah, melakukan hal yang tak
kegiatan sosial, merasa tidak aman terduga atau, memberlakukan orang
berada diantara orang lain seperti objek, halusinasi, defisit
lain.(Herman, 2015) perawatan diri dan yang paling fatal
Pravelensi Menurut catatan pasien melakukan bunuh
hasil Riset Kesehatan Dasar diri.(Prabowo, 2014)
(Riskesdas, 2013), menunjukkan Pemberian asuhan
prevalensi isolasi sosial di keperawatan Terapi Aktivitas
Indonesia rata-rata sebesar 1,7 Kelompok Permainan Kuartet Sesi
permil dari 1.027.763 penduduk 1 – 7 adalah salah satu intervensi
atau sebanyak 1.728 jiwa. Data yang dilakukan perawat untuk
Medical Record Rumah Sakit Jiwa meningkatkan kemampuan
(RSJ) Arif Zainudin Surakarta dari bersosialisasi.
tahun 2014 menunjukkan jumlah Tujuan umum dari studi
pasien isolasi sosial mengalami kasus ini adalah mengetahui
peningkatan. Jumlah pasien isolasi gambaran pelaksanaan asuhan
sosial yang dirawat inap tahun 2012 keperawatan kepeda pasien dengan
sebanyak isolasi sosial.
2.230 orang, tahun 2015 meningkat Berdasarkan latar belakang
mejadi 2.569 orang, sedangkan diatas maka penulis melakukan
tahun 2016 sebanyak 2.364 orang. studi kasuspada pasien dengan
Faktor penyebab pasien isolasi sosial di ruang Arjuna RSJD
dengan isolasi sosial dapat dr.Arif Zainudin Surakarta dengan
disebabkan oleh beberapa faktor evaluasi pemberian Terapi
antara lain yang terdiri dari faktor Aktivitas Kelompok Permainan
predisposisi dan faktor presipitasi. Kuartet Sesi 1 sampai 7.
Faktor predisposisi yang dapat METODE PENELITIAN
menyebabkan seseorang mengalami Jenis penelitian ini adalah
isolasi sosial adalah adanya tahap deskriptif yang menggunakan
pertumbuhan dan perkembangan metode pendekatan studi kasus.
yang belum dapat dilalui dengan Subjek dalam studi kasus ini adalah
baik, adanya gangguan komunikasi salah satu pasien dengan gangguan
didalam keluarga, selain itu juga isolasi sosial diruang Arjuna RSJD
adanya norma-norma yang salah Dr.Arif Zainudin Surakarta pada
tanggal 17 Februari 2020 sampai 25 Berhimpong, Sefty & Michael
Februari 2020. Pasien dikelola (2016) perencanaan keperawatan
selama 7 hari berturut turut dengan untuk isolasi sosial ada tujuan
alokasi waktu 60 menit per harinya. khusus antara lain yaitu pasien dapat
HASIL DAN PEMBAHASAAN membina hubungan saling percaya
Hasil dan pengkajian dengan perawat, pasien
didapatkan data pasien mengatakan menyebutkan penyebab isolasi
malas berinteraksi dengan orang sosial, pasien dapat menyebutkan
lain dan lebih suka menyendiri. keuntungan berinteraksi den gan
Dilihat dari wawancara yang orang lain, dan kerugian tidak
berlangsung afek pasien datar, berinteraksi dengan orang lain,
pasien juga tidak ada kontak mata, pasien dapat mengungkapkan
pasien tidak mampu memulai perasaanya setelah berhubungan
pembicaraan. Dari data pengkajian dengan orang lain, pasien dapat
diatas dapat diamati, bahwa memberdayakan sistem pendukung
pengkajian pada pasien isolasi atau keluarga mampu
sosial dengan pasien tampak mengembangkan kemampuan pasien
menyendiri, kesulitan melakukan untuk berhubungan dengan orang
komunikasi lebih suka sendiri, lain. Kemudian diberikan Terapi
menjauh dengan orang lain dari aktivitas kelompok menggunakan
lingkungan dan jarang bercerita kartu kuartet merupakan salah satu
kepada keluarga. (Suryani, 2014) terapi aktivitas kelompok yang
Dengan demikian terlihat bahwa diberikan untuk memfasilitasi pasien
pasien yang mengalami gangguan dengan masalah hubungan sosial
isolasi sosial sangat acuh dengan untuk melakukan sosialisasi secara
lingkungan bahkan dalam bertahap melalui kegiatan permainan
komunikasi keluarga saat dirumah sosialisasi kelompok. (Wiastuti &
pun keluarga pasien mengatakan Mamnuah, 2011) TAK Permainan
pasien tidak pernah melakukan Kuartet sesi 1 -7 dilakukan selama 7
interaksi dengan anggota keluarga hari berturut turut dengan diikuti 4-5
lain. Hal ini tentu sangat peserta, dengan demikian pasien
mempengaruhi keaadaan gangguan akan berlatih berinteraksi dengan
isolasi sosial yang sedang dialami orang lain. Dimana dalam sehari
pasien. diberikan 1 sesi.
Diagnosa yang ditegakan Implementasi keperawatan
pada Tn.S yaitu isolasi sosial yang Tn.S yang disusun setelah
didukung dari data subjektif : pasien pemberian Strategi Pelaksanaan,
mengatakan malas berinteraksi pasien diberikan Terapi Aktivitas
dengan orang lain dan sering Kelompok Permainan Kuartet. TAK
menyendiri. Dari data objektif : afek Permainan Kuartet sesi 1 -7
pasien datar, tidak ada kontak mata, dilakukan selama 7 hari berturut
pasien tampak sering melamun dan turut dengan diikuti 4-5 peserta,
pasien terlihat sering menyendiri. dengan demikian pasien akan
Intervensi yang diberikan berlatih berinteraksi dengan orang
kepada Tn.S yaitu pemberian lain. Intervensi yang konsisten akan
strategi pelaksanaan 1 – 4. Menurut meningkatkan kemampuan pasien
dalam berkomunikasi, hal ini juga – 7 dengan durasi waktu 45 menit
dipengaruhi oleh penguatan berupa dilakukan selama 7 hari berturut
pujian yang diberikan atas hasil yang turut. Didapatkan hasil bahwa
telah dicapai pasien yang juga kemampuan besosialisasi pasien
semakin memotivasi pasien untuk meningkat dari 38 menjadi 60.
mau bergabung dengan pasien Terapi Aktivitas Kelompok
lainnya.pemberian Terapi Aktivitas Permainan Kuartet sesi 1 – 7 efektif
Kelompok Permainan Kuartet Sesi 1 diberikan kepada pasien isolasi
– 7 diberikan selama 7 hari berturut sosial untuk meningkatkan
turut dengan alokasi waktu 60 menit. kemampuan bersosialisasi.
Pasien diharapkan mampi mengukuti SARAN
kegiatan ini dari awal sampai akhir. 1. Bagi Rumah Sakit
Pemberian ini efektif untuk Rumah sakit diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan memberikan dan memfasilitasi
bersosialisasi pada pasien dengan pelayanan kepada pasien untuk
isolasi sosial menurut Afnuhazi meningkatkan proses
(2015) . penyembuhan dan rumah sakit
Diagram 1.1 Evaluasi Kemampuan hendaknya menyediakan tenaga
Bersosialisasi kesehatan yang profesionala
untuk membantu proses
DIAGRAM KEMAMPUAN
penyembuhan pasien.
BERSOSIALISASI 2. Bagi Perawat
10
Memiliki keterampilan yang
baik dalam memberikan asuhan
8 keperawatan kepada pasien
isolasi sosial dan menjadikan
6
sebelum Terapi Aktivitas Kelompok
4 sesudah menjadi salah satu teknik untuk
meningkatkan kemampuan
2 bersosialisasi.
3. Bagi Pendidikan Kesehatan
0
sebelum sesudah Diharapkan karya tulis ilmiah ini
bisa menjadi bahan bacaan dan
Berdasarkan grafik diatas menambah wawasan serta
didapatkan bahwa pemberian informasi bagi mahasiswa
Terapi Aktivitas Kelompok keperawatan tentang pemberian
Permainan Kuartet yang telah Terapi Aktivitas Kelompok
dilakukan penulis selama 7 hari Permainan Kuartet untuk
berturut turut dapat disimpulkan meningkatkan kemampuan
kemampuan bersosialisasi pasien bersosialisasi pada pasien isolasi
meningkat dari 38 menjadi 60. sosial.
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Pengelolaan asuhan Depkes, RI. (2010).Profil
keperawatan jiwa pada pasien isolasi Kesehatan Indonesia. Jakarta:
sosial pemberian Terapi Aktivitas Depkes RI. Fauzan. (2011).
Kelompok Permainan Kuartet sesi 1 Program Terapi Aktifitas
Kelompok,diakses12 Maret
2011,
<http//ilmukeperawatan.co.i d>
Keliat, B.A. (2011). Keperawatan
Kesehatan Jiwa Komunitas.
Basic Cours. Jakarta: EGC
Kusumawati, F., & Hartono,
Y.(2010). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika
Riset Kesehatan Dasar. (2013).
Pravelensi Gangguan Jiwa
Isolasi Sosial Menarik Diri.
Jakarta. Juli tahun 2013.
Riset Kesehatan Dasar. (2018).
Pravelensi Gangguan Jiwa
Skizofrenia tahun 2018.
Jakarta. Maret 2018.
Prabowo. (2015). Sosiologi Untuk
Keperawatan. Jakarta : Bumi
Medika
Notoadmojo. (2016). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai