net/publication/349496616
CITATIONS READS
5 1,341
3 authors, including:
Jek Amidos
Universitas Sari Mutiara Indonesia
156 PUBLICATIONS 402 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Jek Amidos on 03 April 2021.
Abstrak
Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seseorang individu mengalami perilaku menarik diri, serta
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain, terutama untuk
mengungkapkan dan mengonfirmasi perasaan negatif dan positif yang dialaminya. Sehingga untuk
memenuhi kebutuhan pasien dalam kemampuan berinteraksi, maka dibutuhkan terapi, salah satunya
terapi kognitif.Terapi kognitif diperuntukkan kepada seseorang yang mengalami kesalahan dalam berpikir
yang terjadi pada pasien isolasi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kognitif
terhadap kemampuan berinteraksi pasien skizofrenia dengan masalah isolasi sosial di RSJ Prof.
Dr.Muhammad Ildrem Medan Tahun 2019. Desain penelitian ini adalah Quasi Experimental one group
pre-post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien skizofrenia dengan
masalahisolasi sosial. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling
yang dilakukan dengan mengambil sampel sesuai dengan kriteria peneliti dengan menggunakan screening
isolasisosial, sehingga didapatkan sejumlah 22 pasien. Berdasarkan hasil uji mc-neymar diperoleh
hasil p value = 0.001 (p<0.05), sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh terapi kognitif
terhadap kemampuan berinteraksi pasien skizofrenia dengan masalah isolasisosial di RSJ Prof.Dr.
Muhammad Ildrem Medan tahun 2019. Diharapkan kepada pasien skizofrenia dengan masalah
isolasisosial, mampu mengubah pikiran negatif menjadi positif, meningkatkan aktivitas serta mampu
berinteraksi dengan baik setelah melaksanakan terapi kognitif dengan baik dan teratur.
Abstract
Social isolation is a condition in whichindividual experiences withdrawal behavior, as well as a
decrease or even completely unable to interact with other people, especially to express and confirm the
negative and positive feelings they experience. So as to meet the needs of patients in their ability to
interact, therapy is needed, one of which is cognitive therapy. Cognitive therapy is for someone who
experiences errors in thinking that occur in patients with social isolation. This study aims to determine
the effect of cognitive therapy on the ability to interact with schizophrenic patients with the problem of
social isolation at the RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan. The design of this study was Quasi
Experimental one group pre-post test design. The population in this study were all schizophrenic patients
with social isolation problems. The sampling technique in this study was purposive sampling which was
carried out by taking samples according to the criteria of researchers using social isolation screening, so
that a total of 22 patients were obtained. Based on the results of the mc-neymar test, the results obtained
p value = 0.001 (p <0.05), so it can be concluded that there is an influence of cognitive therapy on the
ability to interact with schizophrenic patients with the problem of social isolation. It is expected that
schizophrenic patients with social isolation problems can be able to change negative thoughts to be
positive, increase activities and be able to interact well after carrying out cognitive therapy well and
regularly.
masyarakat (RSJ Prof. Dr. Muhammad disekitarnya, lebih menyukai berdiam diri,
Ildrem Medan, 2019 ). mengurung diri, dan menghindar dari orang
Berdasarkan fenomena diatas peneliti lain (Yosep & Sutini, 2014).
berminat melakukan penelitian dengan judul Menurut Townsend, (1998, dalam Muhith,
“Pengaruh terapikognitif terhadap A. 2015), tanda dan gejala isolasi sosial
kemampuan berinteraksi pasien skizofrenia meliputi : Kurangspontan, Apatis (acuh tak
dengan masalah isolasi sosial di RSJ Prof. acuh terhadap lingkungan), Ekspresi wajah
Dr. Muhammad Ildrem Medan Tahun 2019”. kurang berseri (ekspresisedih), Afek tumpul,
Tidak merawat dan memperhatikan
LANDASAN TEORI kebersihan diri, Tidak ada atau kurang
Landasan teori dalam penelitian ini terhadap komunikasi verbal, Menolak
memuat tentang Konsep Skizofrenia dan berhubungan dengan oranglain, Mengisolasi
Konsep Isolasi Sosial. diri (menyendiri), Kurang sadar dengan
Konsep Skizofrenia lingkungan sekitarnya, Asupan makan dan
Menurut Keliat (2015) skizofrenia adalah minuman terganggu, Aktivitas menurun dan
suatu gangguan jiwa berat yang bersifat Rendah diri.
kronis yang ditandai dengan penuaan atau Terapi kognitif sebenarnya merupakan
hambatan dalam berkomunikasi, gangguan rangkaian dengan terapi perilaku yang
realitas (halusinasi atau waham), afek tidak disebut sebagai terpai kognitif dan perilaku,
wajar atau tumpul, gangguan fungsi kognitif karena menurut sejarahnya merupakan
serta mengalami kesulitan dalam melakukan aplikasi dari beberapa teoribelajar yang
aktivitas sehari-hari. Skizofrenia adalah suatu bervariasi. Terapi perilaku menggunakan
sindrom klinis atau proses penyakit yang prinsip pengondisian klasik (classical
mempengaruhi kognisi, persepsi, emosi, conditioning) yang dikenalkan oleh Pavlop
perilaku, dan fungsi sosial, tetapi skizofrenia dan pengondisian operant (operant
mempengaruhi setiap individu dengan cara conditioning) yang dikenalkan oleh Skinner.
yang berbeda. Derajat gangguan pada fase Oleh karenanya, dapat dikatakan seorang
jangka panjang sangat bervariasi diantara individu adalah sebagai pembuat keputusan
individu (Videbeck, 2011 dalam Suryanty, penting bagi hidupnya sendiri (Yusuf, 2015).
dkk, 2018). Berdasarkan hasil penelitian yang
Diagnosa skizofrenia berawal dari dilakukan oleh Tobing, dkk (2018) di RS
Diagnostik And Statistical Manuar of Mental Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta, terlihat
Disorders (DSM) yaitu: DSM- III (American bahwa terdapat ada pengaruh terapi social
Psychiatric Assosiation, 1980), dan berlanjut skill training terhadap kemampuan
dalam DSM-IV (American Psychiatric bersosialisasi pasien skizofrenia di RS Jiwa
Assosiation, 1994) dan DSM-IV-TR Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta, terbukti dari
(American Psychiatric Assosiation, 2000). nilai p value= 0,001 (p<0,05:α=0,05).
Berikut ini tipe skizofrenia berdasarkan Peningkatan kemampuan sosialisasi pada
gejala yang dominan yaitu: Tipe Paranoid, kelompok intervensi terjadi karena pasien
Tipe Disorganized (tidak terorganisasi), Tipe diberikan latihan keterampilan baru yaitu
Katotonik, Tipe Hebefrenik, Tipe Residural, latihan keterampilan komunikasi. Terapi
Tipe Depresi Pasca Skizofrenia, Tipe kelompok social skill training ini dapat
Skizofrenia Simpleks dan tipe skizofrenia digunakan sebagai salah satu terapi untuk
chenesthopathic. meningkatkan kemampuan sosialisasi pasien
dengan masalah isolasi sosial.
Konsep Isolasi Sosial
Isolasi sosial merupakan keadaan dimana METODE PENELITIAN
seseorang individu mengalami penurunan Desain penelitian ini adalah Quasi
atau bahkan sama sekali tidak mampu Experimental one group pre-post test
berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. designdengan intervensi terapi kognitif
Pasien isolasi sosial mengalami gangguan terhadap kemampuan berinteraksi pasien
dalam berinteraksi dan mengalami perilaku skizofrenia dengan masalah isolasi social di
tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain
230 | Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235
Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muhammad dengan 18 pernyataan yang sama untuk Pre
Ildrem Medan Tahun 2019. test dan Post test. Terapi kognitif ini
Populasi dalam penelitian ini adalah menggunakan standar operasional prosedur
semua pasien skizofrenia dengan masalah (SOP) yang dikembangkan Aeron Beck
isolasi sosial. Berdasarkan data Rekam (Towsend, 2009).
Medik diRSJProf. Dr. Muhammad Ildrem Analisa univariat dilakukan pada setiap
Medan pada bulanJanuari-Desember 2018, variabel dari hasil penelitian yang berbentuk
didapatkan sebanyak 248 orang. distribusi frekuensi. Analisis univariat dalam
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu karakteristik responden
penelitian ini adalah dengan purposive distribusi frekuensi kemampuan berinteraksi
sampling yang dilakukan dengan mengambil sebelum dilakukan terapi kognitif, distribusi
sampel sesuai dengan kriteria peneliti dengan frekuensi kemampuan berinteraksi setelah
menggunakan screening isolasi sosial, dalam dilakukan terapi kognitif.
menentukan sampel tersebut peneliti Analisis Bivariat digunakan untuk
memiliki pertimbangan kriteria. mengetahui pengaruh terapi
Kriteria peneliti dalam menentukan kognitifterhadap kemampuan berinteraksi
sampel ini adalah kriteria Inklusi yaitu : 1) pasien skizofrenia dengan masalah isolasi
Pasien dilakukan screening, 2)Pasien dengan sosial dengan menggunakan uji mc-neymar,
masalah isolasi social, 3) Mampu berbahasa dimana diperoleh hasil p value = 0,001 (p >
indonesia dan baca tulis yang baik, dan 4) 0.05), yang berarti ada pengaruh terapi
Bersedia menjadi pasien. kognitif terhadap kemampuan berinteraksi
Sehingga didapatkan sejumlah 20 pasien, pasien skizofrenia dengan masalah isolasi
untuk mengantisipasi drop out sampel pada sosial di RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem
saat dilakukan penelitian maka ditambahkan Medan Tahun 2019.
10% dari jumlah sampel (Sastroasmoro,
2014) sebagai berikut : HASIL DAN PEMBAHASAN
𝑛 Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase
N =(1−𝑓) Berdasarkan Karakteristik Responden di Rumah Sakit
Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan Tahun 2019
Keterangan :
(n = 22)
N= Besar sampel yang direncanakan Karakteristik n %
n = Besar sampel yang dihitung Usia (tahun)
f = Perkiraan proposi drop out <40 Tahun 11 50.0
20
N = (1−0,1) 41-50 Tahun 10 45.5
20 >50 Tahun 1 4.5
n= = 22,2 = 22 orang Pendidikan
(0,9)
Dari 22 pasien didapatkan dari berbagai SD 8 36.4
ruangan, antara lain 2 orang dari ruangan SMP 11 50.0
cempaka, 2 orang dari ruangan sorik merapi, SMA 3 13.6
Perguruan Tinggi 0 0
8 orang dari ruangan sibual-buali, 8 orang
Pekerjaan Terakhir
dari ruangan kamboja, dan 2 orang dari Tidak Bekerja 6 27.3
ruangan dolok martimbang, dam semua Bekerja 16 72.7
pasien dikumpulkan dalam satu ruangan Status Perkawinan
yaitu ruangan dolok martimbang dalam Belum Menikah 8 36.4
pemberian terapi kognitif. Menikah 14 63.6
Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat Frekuensi Dirawat
inap RSJProf. Dr. Muhammad Ildrem Medan. 1 1x 0 0
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 2 >1 22 100
Februari-Juli 2019. Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat
Penelitian ini, menggunakan alat ukur bahwausia <40 tahun sebanyak 11 orang
lembar observasi untuk mengukur (50.0%), latar belakang pendidikan Sekolah
kemampuan berinteraksi isolasi sosial yang Menengah Pertama (SMP) sebanyak 11
telah di uji validitas dan reliabilitas oleh responden (50.0%), pekerjaan mayoritas
Sinta (2015) dengan croanbach’s alfa 0,43 bekerja sebanyak 16 responden (72.7%),
Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235 | 231
tingkat kemampuan berinteraksi setelah mengubah cara berpikir yang negatif karena
dilakukan terapi kognitif ini. Terapi kognitif mengalami pikiran negatif.
lebih menekankan dan melatih pasien untuk
mengubah cara berpikir yang negatif karena KESIMPULAN
mengalami pikiran negatif. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh
Menurut Berhimpong (2016), mengatakan terapi kognitif terhadap kemampuan
bahwa terapi kognitif memberikan dasar berinteraksi pasien skizofrenia dengan
pikiran pada pasien untuk mengerti masalah isolasi sosial di RSJ Prof. Dr.
masalahnya, memiliki kata-kata untuk Muhammad Ildrem Medan terhadap 22
menyatakan dirinya serta mampu mengatasi responden yang mengikuti kegiatan terapi
keadaan yang sulit. Terapi kognitif juga salah kognitif, diperoleh data yaitu semua
satu bentuk psikoterapi yang didasarkan pada responden berjenis kelamin laki-laki, usia
patologi jiwa dimana berfokus pada <40 tahun sebanyak 11responden, latar
tindakannya berdasarkan modifikasi distorsi belakang pendidikan SMP sebanyak 11
kognitif dan perilaku maladaptif. Dalam responden, pekerjaan mayoritas bekerja
proses pelaksanaan terapi kognitif sebanyak 16 responden, status perkawinan
melibatkan perhatian dan kesungguhan mayoritas menikah sebanyak 14 responden,
pasien dalam mengikuti terapi ini. dan semua frekuensi dirawat >1 sebanyak 22
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan responden.
sebanyak 6 responden (27.3 %), yang tidak Kemampuan berinteraksi pasien
mampu berinteraksi dengan orang lain. Hal skizofrenia dengan masalah isolasi sosial
ini disebabkan olehresponden gagal dalam sebelum dilakukan terapi kognitif mayoritas
proses terapi kognitif. Dari hasi observasi tidak mampu berinteraksi. Kemampuan
yang dilakukan pasien kurang spontan, berinteraksi pasien skizofrenia dengan
komunikasi kurang, tidak mampu berbicara masalah isolasi sosial setelah dilakukan
dengan orang lain, serta tidak mampu berdiri terapi kognitif mayoritas mampu berinteraksi.
tegak saat berinteraksi dengan orang lain. Kemudian ada pengaruh signifikan terapi
Berdasarkan tinjauan teori yang kognitif terhadap kemampuan berinteraksi
menyatakan bahwa tujuan dari terapi kognitif pasien skizofrenia dengan masalah isolasi
mampu memonitor pikiran otomatis yang sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.
negatif, mengenali masalah, afek dan Muhammad Ildrem Medan tahun 2019.
perilaku,mengganti interprestasi kearah lebih Diharapkan kepada pasien skizofrenia
realita akibat pemikiran yang salah dan dengan masalah isolasi sosial, mampu
belajar untuk mengidentifikasi dan mengubah pikiran negatif menjadi positif,
mengubah keyakinan yang salah akibat meningkatkan aktivitas serta mampu
pengalamannya yang negatif (Townsend, berinteraksi dengan baiksetelah
2009). melaksanakan terapi kognitif dengan baik
Menurut asumsi peneliti bahwa terapi dan teratur. Diharapkan mampu
kognitif ini mempunyai pengaruh terhadap mengembangkan penelitian ini dengan
kemampuan berinteraksi sebelum dan setelah meneliti faktor lain yang mempengaruhi
dilakukan terapi kognitif. Hal ini tingkat kemampuan berinteraksi pasien
membuktikan bahwa terapi kognitif efektif skizofrenia dengan masalah isolasi sosial,
untuk mengatasi masalah pasien dengan selain itu peneliti juga harus memperhatikan
isolasi sosial, akan tetapi ada hal yang lingkungan dalam melaksanakan terapi, serta
mempengaruhi keberhasilan terapi kognitif menggunakan sampel yang dapat mewakili
tersebut. Terapi kognitif mampu mengubah semua jenis kelamin baik laki-laki maupun
ketidakmampuan dalam berinteraksi, karena perempuan.
berinteraksi dengan orang lain sangat penting,
DAFTAR PUSTAKA
Selaras dengan penelitian terdahulu
Anityo, A. (2013). Pengaruh Terapi Kognitif
dikatakan bahwa terapi kognitif lebih
Terhadap Kemampuan Berinteraksi
menekankan dan melatih pasien untuk
Pasien Skizofrenia Dengan Solasi
Sosial Di Rumah Sakit Jiwa Grhasia
234 | Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235
Yogyakarta. Jendela Nursing Journal, Kaplan & Sadock. (2010). Ilmu Pengetahuan
2(1), 297-305. Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 1.
Baradero, M., Dayrit, M. W., Maratning, A. Tangerang : Binarupa Aksara.
(2016). Kesehatan Mental Psikiatri. Keliat, B. A. (2015). Manajeman Kasus
Jakarta: EGC. Gangguan Jiwa. EGC: Jakarta.
Berhimpong, E., Rompas, S., & Karundeng, Lasgita, R. D. I. (2016). Gambaran
M. (2016). Pengaruh Latihan Karakteristik Pasien Yang Mengalami
Keterampilan Sosialisasi Terhadap Skizofrenia Di RSJ H. Mustajab
Kemampuan Berinteraksi Klien Purbalingga. Jurnal Fakultas Ilmu
Isolasi Sosial Di Rsj Prof. Dr. VL Kesehatan UMP, Vol. 2, 9–29.
Ratumbuysang Manado. Jurnal Lesmanawati, D., Amarita, S. (2012).
Keperawatan, 4(1). Analisis Efektivitas Penggunaan Terapi
Blackburn, I. M., Davidson, K. M., Kendell, Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia di
R. E. 1994. Terapi Kognitif Untuk Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa
Depresi dan Kecemasan, Suatu Grhasia Yogyakarta. Jurnal FK
Petunjuk Bagi Praktisi. Semarang: Universitas Muhammadiyah, II.
IKIP Semarang Press. Madiyono, B., Moeslichan, S., Sastroasmoro,
Brillianita, K. A., & Munawir, A. (2014). S., Budiman, I., & Purwanto, S. H.
Hubungan antara Gejala Positif dan (2014). Dasar-dasar metodologi
Negatif Skizofrenia dengan Tingkat penelitian klinis. Edisi, 5, 352-386.
Depresi pada Caregiver Pasien Marimis, W. F. (2011). Catatan Ilmu
Skizofrenia. Jurnal Fakultas Kedokteran Jiwa. Airlangga Universitas
Kedokteran Universitas Jember, Vol. 3, Press : Surabaya.
2–5. Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan
Direja, Ade H.S. (2011). Buku Ajar Jiwa Teori Dan Aplikasi (I).
Keperawatan Jiwa Yogyakarta : Nuha Yogyakarta: Andi Offset.
Medika Notoatmojo, S. (2010). Metodologi
El Malky, M. I., Attia, M. M., & Alam, F. H. Penelitian Kesehatan Jakarta : Rineka
(2016). The effectiveness of social skill Cipta.
training on depressive symptoms, self- Novitayani, S. (2016). Karakteristik Pasien
esteem and interpersonal difficulties Skizofrenia Dengan Riwayat
among Schizophrenic patients. Rehospitalisasi. Idea Nursing Journal,
International Journal of Advanced VII (2), 23–29.
Nursing Studies, 5(1), 43. Nyumirah, S. (2013). Peningkatan
Hamid, A. Y. S., & Susanti, H. (2018). kemampuan interaksi sosial (kognitif,
Penerapan Terapi Generalis, Terapi afektif dan perilaku) melalui
Aktivitas Kelompok Sosialisasi, dan penerapan terapi perilaku kognitif di
Social Skill Training pada Pasien Isolasi rsj dr amino gondohutomo Semarang.
Sosial. Jurnal Ilmiah Keperawatan Jurnal keperawatan jiwa, 1(2).
Indonesia (JIKI), 2(1), 19-32. Pardede, J. A., Sirait, D., Riandi, R.,
Heslin, K. C. & Weiss, A. J. (2015). Emanuel, P., & Laia, R. (2016).
Statistical Brief #189; Hospital Ekspresi Emosi Keluarga dengan
Readmissions Involving Psychiatric Frekuensi Kekambuhan Pasien
Disorders, 2012. Agency for Healthcare Skizofrenia. Idea Nursing Journal,
Research and Quality. USA: Wadsworth 7(3), 53-61.
Cengage Learning. Retrieved from Polit & Beck. (2012). Resource Manual for
https://www.hcupus.ahrq.gov/reports/sta Nursing Research Generating and
tbriefs/sb189-Hospital Read missions assessing Evidance for Nursing
Psychiatric-Disorders-2012.jsp Practice. Ninth Edition. USA :
Hidayat, A. A. (2009). Etika Penelitian. Lippincont.
Salemba Medika : Jakarta. Rustafariningsih. (2018). Pengaruh Assertive
Acceptance Commitment Therapy
Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235 | 235