ABSTRACT
This study aims to intervene in one of the schizophrenic patients who are in RSUD Dr. Radjiman
Widiodiningrat Malang. Subjects experienced hebefrenic schizophrenia. The researcher gave an
intervention in the form of expressive writing therapy as a medium to express feelings, heal and improve
mental health. This therapy is believed to be able to reveal or describe life experiences in the past, present
or future. The method used in the study is qualitative with a case study approach. The results of this study
indicate that Expressive writing therapy is effectively used as a medium to express the feelings / heart
content / emotions of the Subject.
Keyword: Expressive writing therapy, Hebefrenic Schizophrenia.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan intervensi kepada salah satu pasien skizofrenia yang
berada di RSJ Dr.Radjiman Widiodiningrat Malang. Subyek mengalami gangguan skizofrenia hebefrenik.
Peneliti memberikan intervensi berupa expressive writing therapy sebagai media untuk meningkatkan
kemampuan pengungkapan diri (self disclosure), menyembuhkan dan peningkatan kesehatan mental.
Terapi ini diyakini mampu mengungkap atau menggambarkan pengalaman hidup pada masa lalu, sekarang
atau masa depan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Expressive writing therapy efektif digunakan sebagai media
mengungkapkan perasaan/isi hati/emosi Subyek.
Kata kunci: Expressive writing Therapy, Skizofrenia Hebefrenik.
PENDAHULUAN
20
Jurnal Psibernetika
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.12 (1): 20 - 28. April 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v12i1.1584 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871
21
Jurnal Psibernetika
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.12 (1): 20 - 28. April 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v12i1.1584 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871
perilaku menunjukkan hampa tujuan dan yaitu mengenai relasi sosial dan hubungan
hampa
Hasil perasaan. Afek dangkal dan tidak
Penelitian romantis (Sindiro & Florentiana, 2016)
wajar, di sertai cekikikan atau perasaan Expressive writing therapy
puas diri, senyum sendiri, tertawa termasuk salah satu intervensi. Teknik ini
menyeringai, mengibuli secara bersenda diyakini mampu mengungkap atau
gurau, keluhan hipokondriakal dan menggambarkan pengalaman hidup penulis
ungkapan kata yang di ulang-ulang. pada masa lalu, sekarang atau masa depan.
Proses pikir mengalami disorganisasi dan Melalui Expressive writing therapy
pembicaraan tak menentu serta inkoheren gambaran-gambaran tentang pengalaman
5. Gangguan afektif dan dorongan hidup seseorang dapat terungkap melalui
kehendak, serta gangguan proses pikir tulisan-tulisan yang dibuat.
umumnya menonjol. Halusinasi dan Expressive Writing Therapy ini
waham mungkin ada tetapi tidak dapat diterapkan pada semua usia, mulai dari
menonjol. Dorongan kehendak dan yang anak-anak, remaja, orang dewasa, pasangan
bertujuan hilang serta sasaran suami istri. Dapat pula digunakan secara
ditinggalkan, sehingga perilaku penderita individual maupun kelompok. Manfaatnya
memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku yang diperoleh ketika menggunakan teknik
tanpa tujuan dan tanpa maksud. Adanya ini antara lain: 1) Individu menjadi lebih
suatu preokupasi yang dangkal dan mudah dalam mengekspresikan emosi-
bersifat dibuat-buat terhadap agama, emosinya secara tepat; 2) individu mampu
filsafat, dan tema abstrak sehingga memisahkan masalah dari diri; 3) individu
mempersukar orang lain memahami jalan mampu mengurangi munculnya gejala-
pikiran pasien (Maslim,2013). gejala negatif akibat timbulnya masalah
(pusing, sakit perut, dll); 4) meningkatkan
Expressive Writing Therapy pemberdayaan diri (Keling & Bermudez
Salah satu bagian dari terapi dalam Maharani,Noviekayati &
ekspresif adalah terapi menulis yang Meiyuntariningsih, 2017).
digunakan sebagai media menyembuhkan Expressive Writing dianggap
dan peningkatan kesehatan mental. Secara mampu mereduksi stres karena saat individu
umum tujuan dari terapi menulis berhasil mengeluarkan emosi-emosi
diantaranya: (1) Meningkatkan pemahaman negatifnya (perasaan sedih, kecewa, duka)
bagi diri sendiri maupun orang lain dalam ke dalam tulisan tangan maka individu
bentuk tulisan dan literatur lain; (2) tersebut dapat mulai merubah sikap,
Meningkatkan kreatifitas, ekspresi diri dan meningkatkan kreativitas, mengaktifkan
harga diri; (3) Memperkuat kemampuan memori, memperbaiki kinerja dan kepuasan
komunikasi dan interpersonal; (4) hidup serta meningkatkan kekebalan tubuh
Mengekspresikan emosi yang berlebihan agar terhindar dari psikosomatik.
(katarsis) dan menurunkan ketegangan; (5) Teknik menulis ekspresif ini pada
Meningkatkan kemampuan individu dalam dasarnya sama-sama memakai buku, jurnal
menghadapi masalah dan beradaptasi (Davis atau buku diary pribadi dan blog. Beberapa
dalam Kurniawan & Kumolohadi, 2015). penelitian berbeda dalam penggunaan durasi
Expressive Writing pertama kali menulis, karena setiap kasus memiliki
dicetuskan oleh Pennebeker pada tahun tingkat kedalaman masalah yang berbeda,
1989. Pennebeker yang merupakan seorang sehingga dibutuhkan cara dan durasi yang
professor di bidang Psikologi Sosial banyak berbeda, untuk proses terapi kurang lebih
meneliti manfaat dari kegiatan menulis. dibutuhkan waktu 10-30 menit dalam proses
Pada awal penelitiannya, Pennbeker menulis ekspresif. Menurut teori awalnya
meneliti manfaat menulis pada Subyek Subyek diminta untuk masuk ke dalam
dengan gangguan Post Traumatic and Stress ruangan dan diminta untuk menulis tentang
Disorder. Kemudian Pennebeker bagaimana Subyek menggunakan waktunya
memperluas penemuannya dengan sehari-hari, hingga pengalaman dalam
melakukan eksperimen bidang psikososial, kehidupannya, tentang perasaan-
perasaannya kepada orang-orang
22
Jurnal Psibernetika
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.12 (1): 20 - 28. April 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v12i1.1584 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871
disekitarnya, tentang masa lalu, masa mengeluarkan hal-hal yang tidak bisa
sekarang dan impiannya hingga konflik
Hasil Penelitian dikatakannya selama ini. Subyek mengalami
pribadinya. kesulitan untuk mengungkapkan perasaan
Penelitian yang dilakukan oleh yang ada dihatinya. Subyek juga kesulitan
Maharani, Noviekayati & Meiyuntariningsih untuk bercerita atau berkomunikasi dengan
(2017) yang berjudul efektifitas expressive orang lain.
writing therapy dalam menurunkan tingkat
stress pada remaja dengan albino ditinjau METODE PENELITIAN
dari tipe kepribadian introvert dan ekstrovert
menyatakan bahwa ada pengaruh pemberian Penelitian ini menggunakan metode
expressive writing therapy terhadap kualitatif dengan jenis pendekatan studi
penurunan tingkat stress pada para remaja kasus. Metode merupakan proses, prinsip
penderita albino, dengan demikian dapat dan prosedur yang digunakan peneliti untuk
dijelaskan bahwa penggunaan expressive mendekati suatu masalah dan mencari
writing therapy sangat efektif sebagai jawabannya. Dengan kata lain, metodologi
intervensi penanganan psikologis individu adalah sebuah pendekatan umum untuk
yang mengalami stress akibat dari kelainan mengkaji topik penelitian. Dengan
genetik yang dideritanya berupa albinisme. menggunakan penelitian kualitatif, maka
Pada penelitian lain yang dilakukan data yang di dapatkan akan lebih lengkap,
oleh Susanti (2013) menyatakan bahwa ada lebih mendalam dan bermakna sehingga
perbedaan tingkat stress pada remaja yang tujuan dari penelitian ini akan tercapai.
diberikan terapi menulis ekspresif dan yang Penelitian kualitatif adalah sebagai suatu
tidak diberi terapi. Terapi expressive writing gambaran yang kompleks, meneliti kata-
juga digunakan oleh Baihaqi, Murdiana & kata, laporan terperinci dari pandangan
Ridfah (2017) untuk menurunkan responden, dan melakukan studi pada situasi
kecemasan berbicara di depan umum pada yang alami.
mahasiswa. Hasil yang didapatkan adalah Studi kasus adalah fenomena khusus
bahwa terapi expressive writing berpengaruh yang hadir dalam suatu konteks yang
dalam menurunkan kecemasan. terbatasi (bounded context), meski batas-
Penelitian di atas dapat menjadi batas antara fenomena dan konteks tidak
rujukan atau tambahan referensi bagi sepenuhnya jelas. Kasus ini berupa individu,
peneliti dalam melengkapi data-data yang peran, kelompok kecil, organisasi,
diperlukan. Kesamaan yang dimiliki dengan komunitas, atau bahkan suatu bangsa
penelitian terdahulu adalah sama-sama (Poerwandari, 2005).
menggunakan Expressive writing therapy. Alat yang digunakan dalam
Perbedaannya adalah pada Subyek dan melakukan pengambilan data dan intervensi
lokasi penelitian. Peneliti akan membahas adalah sebagai berikut :
mengenai expressive writing therapy 1. Kertas HVS sebanyak 4 lembar
sebagai media untuk meningkatkan 2. Pensil/bulpoin
kemampuan pengungkapan diri (self 3. Papan dada
disclosure) pada pasien Skizofrenia 4. Alat-alat Psikotes
Hebefrenik di RSJ Dr. Radjiman 5. Buku catatan
Widiodiningrat Malang. Kertas HVS dan pensil diberikan
Peneliti menggunakan Expressive oleh peneliti kepada Subyek secara bertahap
writing therapy dengan alasan karena sesuai dengan sesi-sesi dalam proses
Subyek mempunyai hobi menulis, terutama intervensi. Kertas, pensil dan papan dada
menulis buku diary dan juga menulis tulisan adalah alat yang penting untuk membantu
Arab. Biasanya Subyek menulis tentang melakukan expressive writing therapy.
dirinya dan juga membuat cerita-cerita Expressive writing therapy dilakukan di RSJ
pendek. Di samping itu, Expressive writing Dr. Radjiman Widiodiningrat Lawang
therapy juga memiliki tujuan untuk Malang, tepatnya di Ruang Garuda (kelas 3,
membuat seseorang mampu untuk ruang Pasien laki-laki) selama satu minggu.
mengungkapkan perasaanya atau
23
Jurnal Psibernetika
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.12 (1): 20 - 28. April 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v12i1.1584 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871
24
Jurnal Psibernetika
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.12 (1): 20 - 28. April 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v12i1.1584 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871
kesempatan untuk menulis dengan bebas makanan untuk tetangganya sebagai tanda
kata-kata, frase, atau mengungkapkan hal
Hasil Penelitian permintaan maaf.
lain yang muncul dalam pikiran tanpa Subyek tidak memberikan alasan
perencanaan dan arahan. yang jelas kenapa dia ingin meminta maaf,
b. Examination / writing exercise. namun Subyek hanya ingin meminta maaf
Tahap ini bertujuan untuk mengeksplorasi karena mungkin sudah menyakiti hati orang
reaksi Subyekterhadap suatu situasi tertentu. lain. Rapport antara Subyek dan Peneliti
Writing exercise ini merupakan tahapdimana sudah terbangun dengan baik, sehingga
proses menulis dilakukan. Subyek tidak canggung atau tidak lagi
c. Juxtaposition / feedback. Tahapan menutupi masalahnya dan lebih terbuka
ini merupakan sarana refleksi yang dengan peneliti.
mendorongpemerolehan kesadaran baru Sesi 2 yaitu menetapkan tujuan
yang menginspirasi perilaku, sikap, nilai intervensi bersama Subyek. Peneliti
yang baru serta membuat individu mengajak Subyek untuk menetapkan tujuan
memperoleh pemahaman yang lebih dalam bersama-sama agar Subyek memiliki
tentang dirinya. Tulisan yang sudah dibuat komitmen selama pelaksanaan intervensi.
Subyek direfleksikan atau dikembangkan, Subyek mengatakan bahwa masalah yang
disempurnakan dan didiskusikan bersama. sedang dirasakan adalah ketidakmampuan-
Hal pokok yang dapat digali pada tahap ini nya untuk mengungkapkan apa yang
adalah bagaimana perasaan penulis saat sebenarnya di rasakan. Ada keinginan yang
menyelesaikan tugas menulis atau saat besar untuk bercerita kepada orang lain,
membaca. Pada tahap ini, Subyek namun tidak bisa. Subyek juga kecewa
mendapatkan pengetahuan baru kemudian dengan sikap adik dan keluarganya yang
mengaplikasikan dan berlanjut pada tidak percaya kepadanya, begitu juga dengan
kesepakatan antara Subyek dengan peneliti teman dan tetangga-tetangganya yang sering
atas perubahan tingkah laku yang akan membicarakan dan menghina dirinya.
dilakukan di kemudian hari. Peneliti dan Subyek membuat
d. Application to the self. Pada tahap kesepatakan untuk intervensi. Subyek
terakhir ini, Subyek didorong untuk menyetujui untuk dilakukannya terapi
mengaplikasikan pengetahuan barunya selama beberapa hari ke depan. Subyek juga
dalam dunia nyata. Konselor atau terapis mau melakukannya dengan sungguh-
membantu Subyek mengintegrasikan apa sungguh agar bisa menyelesaikan sedikit
yang telah dipelajari selama sesi menulis masalahnya atau mengurangi sedikit
dengan merefleksikan kembali apa yang bebannya selama ini.
harus dirubah dan diperbaiki serta mana Sesi 3 yaitu menulis bebas. Subyek
ynag perlu dipertahankan. Selain itu juga menuliskan bahwa Subyek tidak bisa
dilakukan refleksi tentang manfaat menulis mengungkapkan apa yang sebenarnya ingin
bagi Subyek. Konselor juga perlu Subyek ungkapkan. Subyek merasa orang-
menanyakan apakah Subyek merasakan orang tidak percaya kepadanya, sehingga
tidak nyaman atau bantuan tambahan untuk Subyek memilih untuk diam saja ketika ada
mengatasi masalah sebagai akibat dari masalah. Ada ketakutan karena Subyek
proses menulis yang mereka itu. merasa bersalah. Subyek juga ingin
memintak maaf kepada keluarga dan
HASIL DAN PEMBAHASAN tetangga-tetangganya. Subyek bersalah
karena tidak mendengarkan nasehat orang
Sesi 1 yaitu Building rapport. Pada tuanya.
sesi ini Subyek mengatakan ingin segera Subyek ingin ketika pulang nanti,
pulang. Subyek juga mempunyai keinginan dia memintak maaf dan juga bersikap baik
setelah pulang dari RSJ, Subyek akan kepada semua orang. Subyek akan menjadi
memintak maaf kepada Ibu, adik, keluarga anak penurut. Subyek juga akan berusaha
dan tetangga-tetangganya yang sudah untuk bisa mengungkapkan apa yang ingin
Subyek sakiti dan akan membawakan Subyek ungkapkan kepada keluarganya.
25
Jurnal Psibernetika
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.12 (1): 20 - 28. April 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v12i1.1584 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871
26
Jurnal Psibernetika
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.12 (1): 20 - 28. April 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v12i1.1584 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871
dalam interaksi sosial yang dianggap Subyek jauh lebih baik dari pada
manfaat secara psikologis dan bahkan fisik.
Hasil Penelitian sebelumnya. Subyek juga ingin menjadi
Penyingkapan masalah pribadi memiliki pribadi yang akrab dan mempunyai
nilai terapeutik yang menakjubkan dalam hubungan sosial yang baik. Subyek mulai
dan pada dirinya sendiri. memiliki rasa percaya diri dan juga harapan-
Seperti pada penelitian yang harapan untuk menjadi pribadi yang lebih
dilakukan oleh Faried, Noviekayati & baik lagi.
Saragih ( 2018) menyatakan bahwa ada Subyek menyadari dan ingin lebih
pengaruh pemberi Ekspresif writing therapy terbuka. Bahwa bercerita/berkomunikasi
terhadap kecenderungan self injury pada dengan orang lain akan dapat meringankan
remaja setelah diberikannya perlakuan atau beban dipikirannya. Subyek merasa ingin
terapi. Hal ini menunjukkan Kecenderungan lebih dekat dan berbagi dengan keluarga
self injury pada remaja dapat diturunkan serta ingin mempunyai banyak teman.
dengan menggunakan Ekspresif writing Subyek merasa bahagia karena masih
yang berarti Terapi writing ekpresif cukup memiliki keluarga yang sayang sama dia.
efektif dalam menurunkan kecenderungan Subyek merasa ingin lebih dekat dan berbagi
self injury pada remaja. dengan keluarga serta ingin mempunyai
Menurut Pennebaker dan Chung banyak teman. Subyek merasa bahagia
(2007) menulis ekspresif memiliki beberapa karena masih memiliki keluarga yang
tujuan, yaitu: (1) Membantu menyalurkan sayang sama Subyek.
ide, perasaan dan harapan Subyek ke dalam
suatu media yang bertahan lama dan SIMPULAN DAN SARAN
membuatnya merasa aman, (2) Membantu
Subyek memberikan respon yang sesuai Berdasarkan hasil penelitian yang
dengan stimulusnya sehingga Subyek tidak telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
membuang waktu dan energi untuk menekan bahwa expressive writing therapy dapat
perasaannya, (3) Membantu Subyek menjadi media seseorang dalam
mengurangi tekanan yang dirasakannya mengungkapkan perasaan/isi hati/emosi
sehingga membantunya mereduksi stress. yang sedang dialami. Secara teoritis
Pada penelitian ini, Expressive expressive writing therapy diyakini dapat
writing therapy cukup efektif sebagai media menjadi media untuk mengeluarkan emosi-
untuk mengungkapkan perasaan yang emosi negatif yang dialami oleh Klien. Klien
terpendam atau untuk meningkatkan merasa lebih lega dan percaya diri. Klien
kemampuan pengungkapan diri (self juga mempunyai keinginan yang tinggi
disclosure). Hal ini bisa di ketahui dari hasil untuk memperbaiki diri dan hubungannya
sebelum dan sesudah pemberian Expressive dengan orang lain. Klien akan mencoba
writing therapy. Sebelum diberikan terapi, untuk bisa berbagi cerita atau
Subyek merasa sulit mengungkapkan atau mengungkapkan perasaanya kepada orang
bercerita apa yang Subyek rasakan kepada lain terutama keluarganya.
orang lain kecuali kepada orang yang ia Saran kepada Klien yaitu Klien
percaya. Subyek juga ingin lebih dekat perlu untuk lebih terbuka dengan keluarga.
dengan keluarganya dan teman serta Mau berbagi dan tidak memendam segala
bersosial di masyarakat, akan tetapi Subyek permasalahannya seorang diri, serta tidak
merasa tidak mampu. Subyek tidak berani menghindar ketika ada masalah. Lebih aktif
dan kurang percaya diri untuk memulai mengikuti kegiatan kemasyarakatakan,
menyapa atau berkomunikasi dengan orang sehingga mampu bersosialisasi. Mampu
lain atau orang baru. Ada keinginan dari bersosialisasi dengan baik juga akan
Subyek, namun Subyek sulit untuk membantu Klien untuk mengekspresikan
mengungkapkan dan memilih untuk Subyek. apa yang dirasakan. Klien juga diharapkan
Setelah pemberian terapi, Subyek dapat menilai segala sesuatu yang ada di
merasa lebih enak dan lega karena bisa sekitarnya dengan lebih positif.
mengungkapkan apa yang ingin dia Saran untuk keluarga Klien yaitu
sampaikan selama ini. Perasaan dan kondisi keluarga diharapkan mampu membantu
27
Jurnal Psibernetika
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.12 (1): 20 - 28. April 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v12i1.1584 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871
proses pemulihannya. Salah satunya dengan dalam menurunkan tingkat stress pada
cara memberikan perhatian yang cukup
Hasil Penelitian remaja dengan albino ditinjau dari
kepada Klien dan memberikan Subyek tipe kepribadian introvert dan
kesempatan untuk mengutarakan atau ekstrovert. Persona Jurnal Psikologi
menyampaikan isi pikirannya. Keluarga Indonesia, 6(1) 48-60.
juga harus mau mendengarkan dan sebagai Maslim, R. (2013). Diagnosis Gangguan
tempat Klien. Keluarga diharapkan bisa Jiwa (Rujukan dari PPDGJ III dan
lebih dekat dan terbuka agar Klien tidak DSM 5). Jakarta : PT. Nuh Jaya.
semakin menarik diri. Poerwandari, K. (2005). Pendekatan
Ada beberapa hal yang perlu kualitatif. Depok: LPSP3.
dipertimbangkan apabila melakukan Sindiro & Florentiana, L (2016). Efektivitas
expressive writing therapy yaitu tempat, Expressive writing sebagai reduktor
waktu pelaksanaan terapi, karakteristik dan psychological distress. Yogyakarta:
kesediaan Subyek dalam melaksanakan Universitas Sanata Dharma.
proses terapi. Simanjuntak, J. (2008). Konseling gangguan
jiwa dan okultisme. Jakarta: Gramedia
DAFTAR PSUTAKA Pustaka Utama.
Susanti, R & Supriyantini, S. (2013).
Arif, I. S. (2006). Skizofrenia. Bandung: PT. Pengaruh expressive writing therapy
Refika Aditama. terhadap penurunan tingkat
Baihaqi, A. Z., Murdiana, S & Ridfah, A. kecemasan berbicara di muka umum
(2017). Metode expressive writing pada mahasiswa Jurnal Psikologi,
untuk menurunkan kecemasan 9(2), 120-129.
berbicara di depan umum pada Wiramiharja, A. S. (2005). Pengantar
mahasiswa. Psikoislamedia Jurnal psikologi abnormal. Bandung: Refika
Psikologi, 2(2), 146-154. Aditama,
Davinson, G. C., Neale, J. M., & Kring, M Elsinta. (2018). Southeast Asia Mental
A. (2010). Psikologi Abnormal edisi Health Forum 2018 bahas kesehatan
ke 9. Jakarta:Raja Grafindo Persada. jiwa dan akses penanganannya.
Faried, L., Noviekayati, I & Saragih, S. https://www.elshinta.com/ekspos/52/
(2018). Efektivitas pemberian south ast-asia-mental-health-forum-
ekspresif writing therapy terhadap 2018-bahas kesehatan-jiwa-dan-akses
kecenderungan self-injury ditinjau penanganannya, di akses tanggal 02
dari tipe kepribadian introvert November 2018.
Psikovidya, 22( 2). Kementrian Kesehatan. (2018). Potret Sehat
Kurniawan, Y & Kumolohadi, R. (2015). Indonesia dari Riskesdas
Spiritual emotional writing therapy 2018.http://www.depkes.go.id/article
pada subjek yang mengalami episode /view/18110200003/potret-sehat-
depresif sedang dengan gejala indonesia-dari riskesdas-2018.html,
somatis. UII Yogyakarta, 12(2), 142- di akses tanggal 02 November 2018.
157.
Lukitasari, P.(2013). Perbedaaan
pengetahuan keluarga tentang cara
merawat pasien sebelum dan sesudah
kegiatan family gathering pada
halusinasi dengan pasien skizofrenia
di ruang rawat inap rumah sakit jiwa
daerah DR Amino ghondohutomo
Semarang. Jurnal keperawatan jiwa,
1(1), 18-24.
Maharani, S. N., Noviekayati, I &
Meiyuntariningsih, T. (2017).
Efektifitas expressive writing therapy
28