TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya,
meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan perubahan fungsi fisik
mental, emosional, dan perilaku penggunanya dan sering menyebabkan ketagihan dan
paling sedikit telah berlangsung satu bulan lamanya sehingga menimbulkan gangguan
dalam pekerjaandan fungsi sosial. Sebetulnya NAPZA banyak dipakai untuk kepentingan
pengobatan, misalkan menenangkan klien atau mengurangi rasa sakit. Tetapi karena
efeknya “enak” bagi pemakai, maka NAPZA kemudian dipakai secara salah, yaitu bukan
untuk pengobatan tetapi untuk mendapatkan rasa nikmat. Penyalahgunaan NAPZA secara
tetap ini menyebabkan pengguna merasa ketergantungan pada obat tersebut sehingga
putus zat yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat penggunaan zat yang dikurangi atau
dihentikan. Tanda dan gejala intoksikasi dan putus zat berbeda pada jenis zat yang
berbeda.
1. Tanda dan gejala intoksikasi
2.3 Patofisiologi
2.5 Penatalaksanaan
Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat
NAPZA lagi.
penyalahguna NAPZA dan telah mengikuti program terapi dan rehabilitasi untuk
1. Terapi
adalah upaya untuk mengurangi atau menghentikan gejala putus zat, dengan dua cara
yaitu:
a. Detoksifikasi Tanpa Subsitusi Klien ketergantungan putau (heroin) yang berhenti
menggunakan zat yang mengalami gajala putus zat tidak diberi obat untuk
menghilangkan gejala putus zat tersebut. Klien hanya dibiarkan saja sampai gejala
bagi pengguna sedatif-hipnotik dan alkohol dapat dari jenis anti ansietas, misalnya
bertahap sampai berhenti sama sekali. Selama pemberian substitusi dapat juga
rasa nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai dengan gejala yang ditimbulkan
2. Rehabilitasi
kondisi para mantan penyalahguna NAPZA kembali sehat dalam arti sehat fisik,
psikologik, sosial, dan spiritual. Dengan kondisi sehat tersebut diharapkan mereka
rehabilitasi medik ini ialah memulihkan kondisi fisik yang lemah, tidak cukup
diberikan gizi makanan yang bernilai tinggi, tetapi juga kegiatan olahraga yang
merupakan persiapan untuk kembali ke masyarakat. Oleh karena itu, mereka perlu
balai latihan kerja yang dapat diadakan di pusat rehabilitasi. Dengan demikian
mereka terima akan memulihkan dam memperkuat rasa percaya diri, harapan dan
ini akan menumbuhkan kekuatan kerohanian pada diri seseorang sehingga mampu
NAPZA.
ADFTAR PUSTAKA
Purba, J.M. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa. Medan : USU Press