Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN ( LP & SP )

KEPERAWATAN JIWA DENGAN PASIEN NAPZA

Disusun Oleh:

Muhamad Farid Abdul Aziz

NIM: 202001029

AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK

Jl.Jend.Sudirman Km.2 Rangkasbitung.Lebak Banten

Tahun Ajaran 2022/2023


BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama
1. Pengertian
Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan obat-obatan golongan narkotika,
psikotoprika, dan zat adiktif yang tidak sesuai dengan fungsinya. Kondisi ini dapat
menyebabkan kecanduan yang bisa merusak otak hingga menimbulkan kematian.

2. Tanda dan gejala


a. Golongan narkotika (heroin & morfin)
1) Hidung tersumbat
2) Gelisah
3) Keringat berlebih
4) Sulit tidur
5) Sering menguap
6) Nyeri otot
7) Diare
8) Kram perut
9) Mual dan muntah
10) Tekanan darah tinggi
11) Sering merinding
12) Jantung berdebar
13) Penglihatan kabur atau buram

b. Golongan psikotropika (sabu-sabu)


1) Nafsu makan meningkat.
2) Mengalami paranoid.
3) Mengalami halusinasi.
4) Mudah gelisah.
5) Mudah mengalami perubahan suasana hati atau mudah marah.
6) Sulit untuk fokus.
7) Durasi tidur sangat lama atau melebihi waktu tidur orang normal.
8) Bicara gagap.

c. Golongan zat adiktif (alkohol)


1) Suasana hati dan perilaku yang selalu berubah
2) Menjadi pendiam dan penyendiri
3) Tidak lagi tertarik menyalurkan hobi atau tidak tertarik untuk melakukan
aktivitas positif
4) Mata terlihat sayu dan merah
5) Penurunan prestasi di sekolah atau kampus
6) Daya ingat berkurang dan perubahan gaya bicara
7) Menjadi malas dalam mengurus penampilan dan kebersihan badan
3. Etiologi
Faktor Predisposisi
a. Genetik
Faktor herediter dapat berkembang ke arah penyalahgunaan zat, khususnya para
pengguna alkohol dan sejenisnya. anak dari orang tua yang alkoholik beresiko
empat kali lebih kuat untuk menjadi anak alkoholik ( American Academy of
Child  and Adolescent Psychiatry, 1999). Pengamatan terhadap kembar
monozigotik dan dizigotik mendukung hipotesa genetic. kembar monozigotik
(satu telur,  genetically identical ) dua kali lebih kuat daripada kembar dizigotik
(dua telur,  genetically nonidentical ). (Franklin and Frances, 1999. Pengamatan
lainnya menunjukkan bahwa laki-laki alkoholik dari ayah yang alkoholik empat
kali lebih  besar kemungkinannya daripada ayah yang bukan alkoholik. (Harvard
Medical School, 2001).

b. Sosial
Proses sosialisasi secara keseluruhan yang terjadi pada masa remaja  berperan
dalam penyalahgunaan obat. kelompok sebaya dan nilai-nilai didalamnya sangat
memberikan pengaruh pada mereka. Perilaku coba-coba, rasa keingintahuan,
perilaku memberontak, serta rasa bosan hanyalah beberapa alasan yang sering
diutarakan oleh para remaja

c. Tipe kepribadian
Seperti orang yang ingin dengan segera memperoleh kesenangan sebagai sebuah
kebutuhan atau sebagai cara untuk  menghindari ketegangan, dan kembali lagi
menggunakan obat untuk pencari  pengalaman sebagai suatu perasaan senang
yang berlebihan seperti euporia atau lupa diri. +arakteristik yang biasanya dapat
dilihat pada seorang pecandu obat% obatan meliputi rasa rendah diri, perasaan
sangat tergantung, rasa toleransi yang rendah pada kasus frustasi atau kecemasan,
perasaan anti sosial, dan ketakutan

d. Kemudahan akses
Di berbagai tempat pembelian obat, resep mudah disediakan untuk gangguan
tidur, bingung, cemas, nyeri dan diberikan untuk medikasi sebagai pengobatan
paling dasar selama di rumah sakit. kesemua faktor tersebut membuat kemudahan
bagi para pecandu obat-obatan.

Faktor Prespitasi
1) Pernyataan untuk mandiri dan membutuhkan teman sebaya sebagai pengakuan.
2) Reaksi sebagai prinsip kesenangan: menghindari rasa sakit, relaks agar
menikmati hubungan interpersonal
3) Kehilangan sesuatu yang berarti: rumah, sekolah, kelompok teman sebaya
4) Dampak kompleksitas era globalisasi: film/iklan, transportasi lancar.
4. Klasifikasi
a. Narkotika
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-
Undang No. 22 tahun 1997). Contoh narkotika adalah ganja, heroin, morfin, dll.

b. Psikotropika
Adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta merangsang
susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi,
gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa
kecanduan pada pemakainya. Contohnya sabu-sabu, sedatin, ekstasi, dll.

c. Zat adiktif
Adalah zat terkandung di dalam obat-obatan dan bahan aktif yang menyebabkan
ketergantungan. Dampaknya, menjadi kecanduan dan membuat tubuh ingin
mengonsumsinya terus-menerus. Contohnya adalah alkohol, kafein dan nikotin.

5. Akibat
a. Akibat fisik
1) Gangguan pada sistem syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
2) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi
akut otot jantung, gangguan peredaran darah.
3) Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim.

b. Akibat psikis
1) Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2) Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3) Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4) Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5) Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

c. Akibat sosial
1) Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2) Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3) Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

6. Rentang respon koping kimiawi pada penyalahgunaan NAPZA


Respon adaptif Respon maladaptif

Tinggi Penggunaan  jarang Pengguanaan sering Ketergantungan


Alamiah; dari tembakau, dari tembakau, Penyalahgunaan
aktifitas kafein,alcohol, obat kafein, alcohol, obat gejala putus zat,
fisik, yang diresepkan, obat yang diresepkan, Toleransi
meditasi terlarang obat terlarang
diresepkan, obat
terlarang
7. Mekanisme koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress,
termasukupaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang
digunakan untuk melindungi diri. (Stuart dan Sundeen, 1998).
Mekanisme koping pengguna penyalahgunaan NAPZA diantaranya:
a. Minimaliasasi
Beratnya penggunaan („aku hanya minum beberapa gelas bir”)
b. Penyangkalan
(“saya tidak punya masalah. Saya bisa berhenti kapan saja saya mau”)
c. Proyeksi
(“Tom adalah orang yang tidak bertanggung jawab kepada keluarganya atau
menahan untuk tidak minuum minuman keras
d. Rasionalisasi
(„Jika anda memiliki masalah seperti yang saya miliki, anda akan minum juga”)

8. Komplikasi
a. Kematian
b. Overdosis
c. Hepatitis
d. AIDS
e. Kelainan jantung dan paru
f. Gangguan jiwa

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pohon masalah (Yosep, i, 2011)
Potensial komplikasi

Risiko mencederai diri

Koping individu tidak


efektif: tidak mampu
mengatasi keinginan
menggunakan zat

EKSTERNAL INTERNAL
1. Kerusakan interaksi sosial 1. Berhubungan dengan gejala putus
(maladaptif) zat
2. Koping keluarga tidak efektif 2. Kurang aktivitas
3. Penatalaksanaan yang tidak 3. Distress spiritual
efektif 4. Perubahan pemeliharaan kesehatan
2. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
Berdasarkan dari Nurhalimah, 2016 konsep asuhan keperawatan sebagai berikut :
1) Identitas Klien
Identitas klien yang perlu ditulis adalah nama klien, jenis kelamin, umur
(biasanya pada usia produktif), pendidikan (segala jenis/ tingkat pendidikan
berisiko menggunakan NAPZA), pekerjaan (tingkat keseriusan/tuntutan dalam
pekerjaannya dapat menimbulkan masalah), status (belum menikah, menikah,
atau bercerai), alamat, kemudian nama perawat.
2) Alasan Masuk dan Faktor prespitasi
Faktor yang membuat klien menggunakan napza biasanya individu dengan
kepribadian rendah diri, suka mencoba-coba / berksperimen, mudah kecewa,
dan beresiko untuk melakukan penyalahgunaan NAPZA .
3) Faktor Predisposisi
Hal-hal yang menyebabkan perubahan perilaku klien menjadi pecandu/
pengguna NAPZA, baik dari pasien, keluarga, maupun lingkungan seperti :
orangtua yang menyalahgunakan NAPZA, Harga diri rendah, Keluarga tidak
harmonis, cara pemecahan masalah yang salah, kelompok sebaya yang
menggunakan NAPZA, banyakya tempat untuk memperoleh NAPZA dengan
mudah dan perilaku kontrol masyarakat kurang terhadap penggunaan NAPZA
4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum: klien dengan pengguna napza biasanya akan dijumpai
kondisi yang disebut intoksikasi (teler) yang menyebabkan perubahan
memori, perilaku, kognitif, alam perasaan dan kesadaran.
b) Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : hipotensi/normal
 Nadi : takikardi
 Suhu : meningkat, berhubungan dengan gangguan keseimbangan
cairan elektrolit
 Pernafasan : sesak nafas, nyeri dada
 Berat badan : mengalami penurunan akibat nafsu makan menurun
 Keluhan fisik : mengantuk, nyeri, tidak bisa tidur, kelelahan.
5) Psikososial
a) Genogram
Genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan
klien dan keluarga.
b) Konsep Diri
 Citra tubuh : klien merasa tubuhnya baik-baik saja
 Identitas : klien kurang puas terhadap dirinya
 Peran : klien anak keberapa dari berapa saudara
 Ideal diri : klien menginginkan keluarga dan orang lain menghargainya
 Harga diri : kurangnya penghargaan keluarga terhadap perannya
 Hubungan sosial Banyak mengurung diri dalam kamar, menghindari
bertemu anggota keluarga lainnya karena takut ketahuan, dan menolak
makan bersama. Bersikap tidak ramah, kasar terhadap anggota
keluarga lainnya, dan mulai suka berbohong
6) Status Mental
 Penampilan Tidak rapi, tidak sesuai dan cara berpakaian todak seperti
biasanya
 Pembicaraan Kaji cara bicara klien apakah cepat, keras, gagap, apatis,
lambat atau membisu. Biasanya klien menghindari kontak mata langsung,
berbohong atau memanipulasi keadaan, benggong/linglung.
 Aktivitas Motorik
 Kelambatan : hipoaktifitas (lesu), katalepsi (gangguan kesadaran)
 Peningkatan : gelisah, TIK, grimasen (gerakan otot muka yang
berubah-ubah, tidak dapat dikontrol), tremor, kompulsif (kegiatan yang
dilakukan berulang)
 Afek dan Emosi
 Afek : tumpul (datar) dikarenakan terjadi penurunan kesadaran
 Emosi : klien dengan penyalahgunaan NAPZA biasanya memiliki
emosi yang berubah-ubah (cepat marah, depresi, cemas, eforia)
 Interaksi
Selama Wawancara Kontak mata kurang dan cepat tersinggung. Biasanya
klien akan menunjukan curiga
 Persepsi Biasanya klien mengalami halusinasi
 Proses Pikir
Klien pecandu ganja mungkin akan banyak bicara dan tertawa sehingga
menunjukkan tangensial. Beberapa NAPZA menimbulkan penurunan
kesadaran, sehingga kien mungkin kehilangan asosiasi dalam
berkomunikasi dan berpikir.
 Isi Pikir
Pecandu ganja mudah pecaya mistik, sedangkan amfetamin menyebabkan
paranoid sehingga menunjukkan perilaku phobia. Pecandu amfetamin
dapat mengalami waham curiga akibat paranoidnya.
 Tingkat Kesadaran
Menunjukkan perilaku binggung, disorientasi dan sedasi akibat pengaruh
NAPZA.
 Memori
Golongan NAPZA yang menimbulkan penurunan kesadaran mungkin
akan menunjukkan gangguan daya ingat jangka pendek.
 Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Secara umum klien NAPZA mengalami penurunan konsentrasi. Pecandu
ganja mengalami penurunan berhitung
 Kemampuan Penilaian
Penurunan kemampuan menilai terutama dialami oleh klien alkoholik.
Gangguan kemampuan penilaian dapat ringan maupun bermakna.
 Daya Tilik Diri
Apakah mengingkari penyakit yang diderita atau menyalahkan hal-hal
diluar dirinya
7) Sumber Koping
Yang sangat dibutuhkan untuk membantu individu terbebas dari peyalahgunaan
zat yaitu kemampuan individu untuk melakukan komunikasi yang efektif,
ketrampilan menerapkan sikap asertif dalam kehidupan sehari-hari, perlunya
dukungn sosial yang kuat, pemberian alternative kegiatan yang menyenangkan,
ketrampilan melakukan teknik reduksi stress, ketrampilan kerja dan motivasi
untuk mengubah perilaku.
8) Mekanisme koping Individu dengan penyalahgunaan zat seringkali mengalami
kegagalan dalam mengatasi masalah. Mekanisme koping sehat dan individu
tidak mampu mengembangkan perilaku adaptif
9) Mekanisme Pertahanan Ego
Pertahanan ego yang digunakan pada individu penyalahgunaan zat meliputi
penyangkalan terhadap masalah, rasionalisasi, projeksi, tidak tanggung jawab
terhadap perilakunya, dan mengurangi jumlah alkohol atau obat yang
digunakan.

b. Diagnosa

c. Intervensi
3.

Anda mungkin juga menyukai