Disusun Oleh:
NIM: 202001029
b. Sosial
Proses sosialisasi secara keseluruhan yang terjadi pada masa remaja berperan
dalam penyalahgunaan obat. kelompok sebaya dan nilai-nilai didalamnya sangat
memberikan pengaruh pada mereka. Perilaku coba-coba, rasa keingintahuan,
perilaku memberontak, serta rasa bosan hanyalah beberapa alasan yang sering
diutarakan oleh para remaja
c. Tipe kepribadian
Seperti orang yang ingin dengan segera memperoleh kesenangan sebagai sebuah
kebutuhan atau sebagai cara untuk menghindari ketegangan, dan kembali lagi
menggunakan obat untuk pencari pengalaman sebagai suatu perasaan senang
yang berlebihan seperti euporia atau lupa diri. +arakteristik yang biasanya dapat
dilihat pada seorang pecandu obat% obatan meliputi rasa rendah diri, perasaan
sangat tergantung, rasa toleransi yang rendah pada kasus frustasi atau kecemasan,
perasaan anti sosial, dan ketakutan
d. Kemudahan akses
Di berbagai tempat pembelian obat, resep mudah disediakan untuk gangguan
tidur, bingung, cemas, nyeri dan diberikan untuk medikasi sebagai pengobatan
paling dasar selama di rumah sakit. kesemua faktor tersebut membuat kemudahan
bagi para pecandu obat-obatan.
Faktor Prespitasi
1) Pernyataan untuk mandiri dan membutuhkan teman sebaya sebagai pengakuan.
2) Reaksi sebagai prinsip kesenangan: menghindari rasa sakit, relaks agar
menikmati hubungan interpersonal
3) Kehilangan sesuatu yang berarti: rumah, sekolah, kelompok teman sebaya
4) Dampak kompleksitas era globalisasi: film/iklan, transportasi lancar.
4. Klasifikasi
a. Narkotika
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-
Undang No. 22 tahun 1997). Contoh narkotika adalah ganja, heroin, morfin, dll.
b. Psikotropika
Adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta merangsang
susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi,
gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa
kecanduan pada pemakainya. Contohnya sabu-sabu, sedatin, ekstasi, dll.
c. Zat adiktif
Adalah zat terkandung di dalam obat-obatan dan bahan aktif yang menyebabkan
ketergantungan. Dampaknya, menjadi kecanduan dan membuat tubuh ingin
mengonsumsinya terus-menerus. Contohnya adalah alkohol, kafein dan nikotin.
5. Akibat
a. Akibat fisik
1) Gangguan pada sistem syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
2) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi
akut otot jantung, gangguan peredaran darah.
3) Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim.
b. Akibat psikis
1) Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2) Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3) Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4) Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5) Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
c. Akibat sosial
1) Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2) Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3) Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
8. Komplikasi
a. Kematian
b. Overdosis
c. Hepatitis
d. AIDS
e. Kelainan jantung dan paru
f. Gangguan jiwa
EKSTERNAL INTERNAL
1. Kerusakan interaksi sosial 1. Berhubungan dengan gejala putus
(maladaptif) zat
2. Koping keluarga tidak efektif 2. Kurang aktivitas
3. Penatalaksanaan yang tidak 3. Distress spiritual
efektif 4. Perubahan pemeliharaan kesehatan
2. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
Berdasarkan dari Nurhalimah, 2016 konsep asuhan keperawatan sebagai berikut :
1) Identitas Klien
Identitas klien yang perlu ditulis adalah nama klien, jenis kelamin, umur
(biasanya pada usia produktif), pendidikan (segala jenis/ tingkat pendidikan
berisiko menggunakan NAPZA), pekerjaan (tingkat keseriusan/tuntutan dalam
pekerjaannya dapat menimbulkan masalah), status (belum menikah, menikah,
atau bercerai), alamat, kemudian nama perawat.
2) Alasan Masuk dan Faktor prespitasi
Faktor yang membuat klien menggunakan napza biasanya individu dengan
kepribadian rendah diri, suka mencoba-coba / berksperimen, mudah kecewa,
dan beresiko untuk melakukan penyalahgunaan NAPZA .
3) Faktor Predisposisi
Hal-hal yang menyebabkan perubahan perilaku klien menjadi pecandu/
pengguna NAPZA, baik dari pasien, keluarga, maupun lingkungan seperti :
orangtua yang menyalahgunakan NAPZA, Harga diri rendah, Keluarga tidak
harmonis, cara pemecahan masalah yang salah, kelompok sebaya yang
menggunakan NAPZA, banyakya tempat untuk memperoleh NAPZA dengan
mudah dan perilaku kontrol masyarakat kurang terhadap penggunaan NAPZA
4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum: klien dengan pengguna napza biasanya akan dijumpai
kondisi yang disebut intoksikasi (teler) yang menyebabkan perubahan
memori, perilaku, kognitif, alam perasaan dan kesadaran.
b) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : hipotensi/normal
Nadi : takikardi
Suhu : meningkat, berhubungan dengan gangguan keseimbangan
cairan elektrolit
Pernafasan : sesak nafas, nyeri dada
Berat badan : mengalami penurunan akibat nafsu makan menurun
Keluhan fisik : mengantuk, nyeri, tidak bisa tidur, kelelahan.
5) Psikososial
a) Genogram
Genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan
klien dan keluarga.
b) Konsep Diri
Citra tubuh : klien merasa tubuhnya baik-baik saja
Identitas : klien kurang puas terhadap dirinya
Peran : klien anak keberapa dari berapa saudara
Ideal diri : klien menginginkan keluarga dan orang lain menghargainya
Harga diri : kurangnya penghargaan keluarga terhadap perannya
Hubungan sosial Banyak mengurung diri dalam kamar, menghindari
bertemu anggota keluarga lainnya karena takut ketahuan, dan menolak
makan bersama. Bersikap tidak ramah, kasar terhadap anggota
keluarga lainnya, dan mulai suka berbohong
6) Status Mental
Penampilan Tidak rapi, tidak sesuai dan cara berpakaian todak seperti
biasanya
Pembicaraan Kaji cara bicara klien apakah cepat, keras, gagap, apatis,
lambat atau membisu. Biasanya klien menghindari kontak mata langsung,
berbohong atau memanipulasi keadaan, benggong/linglung.
Aktivitas Motorik
Kelambatan : hipoaktifitas (lesu), katalepsi (gangguan kesadaran)
Peningkatan : gelisah, TIK, grimasen (gerakan otot muka yang
berubah-ubah, tidak dapat dikontrol), tremor, kompulsif (kegiatan yang
dilakukan berulang)
Afek dan Emosi
Afek : tumpul (datar) dikarenakan terjadi penurunan kesadaran
Emosi : klien dengan penyalahgunaan NAPZA biasanya memiliki
emosi yang berubah-ubah (cepat marah, depresi, cemas, eforia)
Interaksi
Selama Wawancara Kontak mata kurang dan cepat tersinggung. Biasanya
klien akan menunjukan curiga
Persepsi Biasanya klien mengalami halusinasi
Proses Pikir
Klien pecandu ganja mungkin akan banyak bicara dan tertawa sehingga
menunjukkan tangensial. Beberapa NAPZA menimbulkan penurunan
kesadaran, sehingga kien mungkin kehilangan asosiasi dalam
berkomunikasi dan berpikir.
Isi Pikir
Pecandu ganja mudah pecaya mistik, sedangkan amfetamin menyebabkan
paranoid sehingga menunjukkan perilaku phobia. Pecandu amfetamin
dapat mengalami waham curiga akibat paranoidnya.
Tingkat Kesadaran
Menunjukkan perilaku binggung, disorientasi dan sedasi akibat pengaruh
NAPZA.
Memori
Golongan NAPZA yang menimbulkan penurunan kesadaran mungkin
akan menunjukkan gangguan daya ingat jangka pendek.
Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Secara umum klien NAPZA mengalami penurunan konsentrasi. Pecandu
ganja mengalami penurunan berhitung
Kemampuan Penilaian
Penurunan kemampuan menilai terutama dialami oleh klien alkoholik.
Gangguan kemampuan penilaian dapat ringan maupun bermakna.
Daya Tilik Diri
Apakah mengingkari penyakit yang diderita atau menyalahkan hal-hal
diluar dirinya
7) Sumber Koping
Yang sangat dibutuhkan untuk membantu individu terbebas dari peyalahgunaan
zat yaitu kemampuan individu untuk melakukan komunikasi yang efektif,
ketrampilan menerapkan sikap asertif dalam kehidupan sehari-hari, perlunya
dukungn sosial yang kuat, pemberian alternative kegiatan yang menyenangkan,
ketrampilan melakukan teknik reduksi stress, ketrampilan kerja dan motivasi
untuk mengubah perilaku.
8) Mekanisme koping Individu dengan penyalahgunaan zat seringkali mengalami
kegagalan dalam mengatasi masalah. Mekanisme koping sehat dan individu
tidak mampu mengembangkan perilaku adaptif
9) Mekanisme Pertahanan Ego
Pertahanan ego yang digunakan pada individu penyalahgunaan zat meliputi
penyangkalan terhadap masalah, rasionalisasi, projeksi, tidak tanggung jawab
terhadap perilakunya, dan mengurangi jumlah alkohol atau obat yang
digunakan.
b. Diagnosa
c. Intervensi
3.