4. . Stressor presipitasi
a. Penyataan untuk mandiri dan membutuhkan teman sebaya sebagai
pengakuan
b. Sebagai prinsip kesenangan menghindari strees
c. Kehilangan seseorangn atau sesuatu yang berarti
d. Diasingkan oleh lingkungaa.
e.
5. Faktor konstribusi
a. Keluarga yang tidak utuh
b. Kesibukan orangtua
c. Hubungan dalam keluarga tidak baik
d. Tingkah laku
1. Tingkah laku penggunaan zat sedative hipnotik
c. Bicara bertele-tele
e. Kurang perhatian
a. Sikap bermusuhan
d. Bicara kacau
e. Agresi
a. Terkantuk kantuk
a. Hiperaktif
c. Sangat tenang
e. Insomnia
b. Halusinasi
6. Rentang respon
Perilaku atau respon kemarahan dapat berflutuatif dalam rentang adaptif sampai
maladaptif. Rentang respon marah menurut (Fitria, 2010) dimana amuk dan agresif pada
rentang maladaptif, seperti gambar berikut :
Rentang respon
adaktif maldakif
7. Pohon masalah
mencederai diri sendiri
orang lain dan lingkungan
Perlaku kekerasan Perubahan
persepsi
sendiri:
halusinsi
Infektif proses
Konsep diri :HDR Isolasi sosial
terapi
Berduka
Koping disfungsional
cv keluarga tidak
efektif
R
Berduka disfungsional
d) Disosiasi: pemisahan dari proses kelompok jiwa atau perilaku dari sisa
kesadaran atau identitas orang tersebut.
m) Represi: penekanan secara tidak sadar hal-hal yang menyakitkan atau konflik
pikiran, implus atau memori dan kesadaran. Mekanisme pertahanan ini
adalah pertahanan ego utama dan mekanisme lainnya cenderung
memperkuatnya.
n) Disosiasi: mengamati orang dan situasi sebagai semua baik atau semua buruk,
gagal mengintegrasikan kualitas positif dan negatif dari diri sendiri.
E. Sumber Koping
Menurut Yosep (2011) mengungkapkan bahwa sumber koping dibagai
menjadi 4, yaitu sebagai berikut :
F. Tanda subjektif
1. Mengantuk
2. Pilek sampai bersin
3. Laktimasi (mengeluarkan air mata)
4. Dilatasi pupil ( diameter pupil membesar)
5. Vasodilatsi (pelebaran) umum pembuluh darah sehingga merasa panas
dingin, meriang dan berkeringat berlebih
6. Piloreksi ( merinding yang muncul hilang timbul)
7. Takikardi
8. Meningkatnya tekanan darah
9. Meningkatnya pernafasan secara mencolok
10. Suhu badan tinggi
11. Mual muntah
12. Diare
13. Insomnia
14. Tremor
15. Kejang
16. Lemas
G. Tanda objektif
1. Sugesti ( hasrat keinginan atau hasrat yang sangat besar ingin
mengkomunikasi kembali obat)
2. Gelisah dan mudah tersinggung
3. Myalgia (rasa sakit, atau pegal otot di punggung, kaki dan selalu tubuh)
4. Artralgia (tulang-tulang ngilu)
5. Sakit dan kram perut
6. Tidak ada selera makan
F. Diagnosa keperawatan
1. Perilaku kekerasan.
2. Risiko mencederai diri sendiri, orang laindan lingkungan.
3. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
4. Isolasi sosial
5. Perubahan persensi sensori : Halusinasi
6. Berduka disfungsional
7. Inefektif proses therapi
8. Koping keluarga inefektif
G. Renpra
3. Diagnosa Keperawatan :
4. Tujuan Khusus
5. Tindakan Keperawatan.
a. Beri salam
Strategi komunikasi
I. Fase Orientasi
• Selamat pagi Kak perkenalkan nama saya desi nuryanti. Saya mahasiswa
AKPER yang sedag bertugas disini, saya akan merawat Kakak N selama 2 hari, mulai
hari ini sampai kamis tanggal 03 juni 2021
• Bagaimana kalau sambil bercakap-cakap kita duduk dikursi dekat ruang makan
itu dan lamanya 20 menit .
• Baik Kakak M, saya rasa sudah cukup percakapan kita kali ini, saya ingin kita
ketemu lagi siang ini setelah makan siang untuk mendiskusikan cara-cara mengontrol
ketika ingin mengonsumsi napza, mungkin tidak akan lama sekitar 15 menit, Kakak M
maukan?
• Kakak M bisa sebutkan lagi pembvicaraan yang baru saja kita lakukan ?
• Silahkan Kakak M istirahat sambil menunggu makan siang karena saya lihat
Kakak M kelihatan lelah.
• Oh iya, mungkin ada yag ingin Kakak M sampaikan lagi sebelum saya pergi
keruang perawatan utuk menuliskan bahan diskusi kita nanti siang?
B. TUK 3 (pertemuan II )
Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
3. Tujuan khusus
Tindakan Keperawatan
• Memberi kesempatan untuk melakuka cara yang telah dilatih, evaluasi hasilnya
dan beri pujian jika berhasil.
• Mendorong pasien utuk memilih cara yang akan digunakan dalam menghadapi
keinginan mengonsumsi shabu Memberi penguatan dan pujian terhadap pilihan yang
benar.
I. Fase Orientasi
• Sesuai janji kita tadi pagi, sekarag kita akan mendiskusikan cara-cara
mengontrol ketika ingin mengonsumsi shabu itu datang, tidak akan lama hanya sekitar
20 menit dan tempatnya disini saja.
• Oh, ya saya ingin tahu apa yag kita bicarakan tadi pagi, bisa kaka N sebutkan
lagi ?
• kaka N tadi sudah mengenali tentang situasi dan perasaan pada saat ingin
mengonsumsi Shabu itu muncul, tindakan apa yang biasanya dilakukan untuk
mengendalikan perasaan tersebut tersebut selama di rumah dan di rumah sakit ?
• Saya sangat setuju dengan cara yag kaka N pilih karena selain mudah juga tidak
merugikan/mengganggu orang lain dan alangkah baiknya cara tersebut terus dilatih
supaya apabila perasaan ingin itu datang lagi dapat langsung di lakukan dengan mudah.
• Setelah cara tersebut sudah efektif kaka N lakukan, saya mngharapkan kaka N
mau mengikuti terapi aktivitas kelompok, kaka N setuju ?
• Baik kaka N, tidak terasa waktu kita sudah habis, sudah 20 menit, saya senang
sekali dengan pembicaraan yang telah kita lakukan.
• Bagus sekali kaka N, kaka N sudah bisa menyebutkan cara mengatasi keluhan
kaka N tersebut dan saya harap kaka N terus melatih cara yang paling baik seperti yang
kita diskusikan tadi.
• Saya akan sangat senang sekali jika kita bertemu lagi besok untuk
membicarakan tentang cara-cara untuk membantu merawat kaka N ?
• Baik kaka N, besok kita bertemu lagi disini, pada jam 09,00 pagi, kita akan
merbincang selama 15 menit, kaka N setuju.
Daftar pustaka
Nasir, M. (2018). Mekanisme koping. Africa’s Potential for the Ecological
Intensification of Agriculture, 53(9), 1689–1699