Anda di halaman 1dari 6

Penangangan dan penanggulangan masalah narkoba secara universal

Terdapat 3 aspek penanganan dan pennaggulangan masalah narkoba yang dikenal sebagai
universal yaitu :

1. Law Enforcement
Berdasarkan UU No.5 dan 22 tahun 1997 mengenai psikotropika dan narkotika , diproleh
pernyataan bahwa penderita penyalahgunaan narkoba memerlukan perawatan. Tingkat
keparahan dan tingkat perawatan di serahkan kepada Dinas Pendidikan Pemda setempat
sebagai data dan statistik serta khusunya untuk perawatan selanjutnya. Sedangkan
mengenai penegakan hukum dilakukan oleh pemerintah ( polisi, bea cukai, imigrasi,
kehakiman , BNN/BNP (Badan Narkotika Nasional atau Badan Narkotika Provinsi).
2. Preventive (Pencegahan)
Pemerintah dengan memperdayakan masyarakat, dengan cara pendidikan, kampanye dan
program yang menguragi faktor resiko dan meningkatkan faktor protektor.
3. Treatment (Perawatan)
Pemerintah memperdayakan para profesional dalam perawatan biopsikososial.
Pendekatan psikososial digunakan untuk merekomendasikan tingkat perawatan pengguna
atau penyalahgunaan narkoba. Perawatan medis diperuntukkan bagi mereka yang masuk
kategori tingkat pengguna berat dan dual diagnosis.

Asuhan keperawatan pada klien Napza

1. Pengkajian
Untuk membantu pasien dengan gangguan penggunaan zat adalah menggunakan proses
keperawatan , tahap pertama yang dilakukan adalah pengkajian. Dalam pengkajian ada
beberapa faktor yang penting untuk diketahui, yaitu faktor penghubung(predisposition
factor), stressor pencetus(stressor precipitating) terjadinya gangguan penggunaan zat
adiktif, tingkah laku, dan koping mekanisme.
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis
Yang termasuk dalam faktor ini adalah:
 Genetik : tendensi keluarga
 Metabolik :ethanol di metabolisme lebih lama,lebih efisien untuk
mengurangi remaja untuk ketergantungan
 Infeksi pada organ otak : intelegensi rendah(mentaretardasi)
 Penyakit kronis
b. Faktor Psikologis
 Type kepribadian tergantung (dependant)
 Harga diri yang rendah : depresi faktor sosial, ekonomi,terutama untuk
ketergantungan alkohol,obat-obatan sedative,hipnotik yang diikuti oleh
rasa bersalah.
 Disfungsi keluarga : kondisi keluarga yang tidak stabil,role model yang
negatif,anggota keluarga yang kurang dipercaya,tidak mampu memberikan
pendidikan yang sehat pada anggota keluarga dan orangtua dengan
gangguan penggunaan zat adiptif, perceraian orangtua.
 Remaja mempunyai rasa tidak aman
 Remaja mempunyai keterampilan pemecahan masalah yang menyimpang
 Remaja yang mengalami gangguan identitas diri: kecenderungan homo
seksual, krisis identitas,menggunakan zak adiktif untuk menyatakan
kejantanannya.
 Rasa bermusuhan dengan orangtua
c. Faktor Sosial Kultural
 Masyarakat yang ambivalensi tentang penggunaan dan penyalahgunaan
zak adiktif seperti : tembakau,ganja,dan alkohol.
 Norma kebudayaan: suku-suku bangsa tertentu menggunakan zat adiktif
(halosinogen,alkohol) untuk upacara adat dan keagamaan
 Lingkungan tempat tinggal dan sekolah : banyak teman-teman
sebaya(remaja) mengedarkan zat adiktif dan penyalahgunaan zat adiktif
 Persepsi atau penerimaan masyarakat terhadap penggunaan zat adiktif
 Remaja yang lari dari rumah
 Remaja dengan perilaku penyimpangan seksual usia dini
 Remaja pada usia dini : melakukan tindakan kriminal misalnya
mencuri,merampok
2. Faktor Prespitasi
Stress dalam kehidupan merupakan suatu kondisi terjadinya penggunaan gangguan
zat. Bagi remaja, pengunaan zat merupakan suatu cara untuk mengatasi stress yang
dialami dalam kehidupan. Stressor prespitasi untuk terjadinya penyalahgunaan zat
adiktif adalah :
a. Pernyataan untuk mandiri dan membutuhkan teman-teman sebaya sebagai
pangkuan
b. Reaksi sebagai suatu prinsip kesenangan,tujuan remaja untuk menghindari sakit
dan mencari kesenangan
c. Kehilangan orang/sesuatu yang berarti: pacar,orangtua,saudara terdekat(kakak-
adik) dropout dari sekolah.
d. Diasingkan oleh lingkungan : rumah,sekolah,dan kelompok teman-teman
sebaya(tidak mempunyai teman)
e. Kompleksitas dan ketegangan dari kehidupan modern:
 Tersedianya zat adiktif dari lingkungan dimana remaja berada,khususnya
pada remaja yang mempunyai pengalaman dengan sebagian zat adiktif.
 Pengaruh dan tekanan dari teman sebaya
 Mudah mendapatkan zat adiktif dan harganya terjangkau
 Pesan dari masyarakat bahwa zat adiktif dapat menyelesaikan semua
masalah.
3. Perilaku
Penyalahgunaan zat dapat berkembang menjadi ketergantungan fisik, psikologik, dan
toleransi. Ketergantungan fisik adalah tunuh membutuhkan zat adiktif dan jika tidak
dipengaruhi maka akan menjadi gejala putus zat pada fisik. Ketergantungan
psokologik adalah efek yang bersifat subyektif dari sipengguna zat.
Perilaku pasien dan kondisi ketergantungan yang disebut diatas adalah :
a. Perilaku pasien penggunaan sedatif hipnotik
 Menurunnya sifar-sifat menahan diri
 Jalan tidak stabil
 Bicara cadel, bertele-tele
 Sering datang ke dokter minta resep
 Kurang perhatian
 Sangat gembira, berdiam (depresi) dan kadang- kadang bersikap
bermusuhan (hospital)
 Dgangguan daam daya pertimbangan
 Dalam keadaan yang overdosis, kesadaran menurun, koma dan dapat
menimbulkan kematian.
 Meningkatnya rasa percaya diri.
b. Perilaku pasien dengan penggunaan ganja
 Kontrol diri menurun/ bahkan bis hilang sama sekali.
 Menurunnya motivasi perubahan diri.
 Euphoria ringan
c. Perilaku pasien pada pengguanaan alkohol
 Sikap bermusuhan (hospitalitas)
 Kadang-kadang bersikap murung, diam (depresi)
 Kontrol diri menurun
 Suara keras, bicara cadel dan kacau
 Agresif
 Minum alkohol pada pagi hari atau tidk kenal waktu
 Partisipasi dilingkungan sosial sangat kurang
 Daya pertimbangan menurun
 Koordinasi motorik terganggu, akibatnya cenderung mendapat kecelakaan.
 Dalam keadaan overdosis, kesadaran menurun dan sampai koma.
d. Perilaku pasien pada penggunaan opioda
 Terkantuk-kantuk
 Bicara cadel
 Koordinasi motorik tergantung
 Acuh terhadap lingkungan, kurang perhatian.
 Perilaku manipulatif untuk endapatkan zat adiktif
 Control diri kurang
e. Perilaku pasien pada penggunaan kokain
 Hiperaktif
 Euphoria, elasi-agitasi
 Iritabilitas dan waham
 Halusinasi dan waham
 Waspada yang berlebihan
 Tegang
 Gelisah, onsomnia
 Tampak membesar-besarkan sesuatu
 Overdosis, kejang, delirium , paranoid
f. Perilaku pasien pada penggunaan halusinogen
 Perilaku yang tidak dapat diramalkan
 Perilaku merusak diri sendiri
 Halusinasi, ilusinasi
 Distori jarak dan waktu
 Merasa diri besar
 Kewaspadaan meningkat
 Depersonalisasi
 Pengalaman yang gaib
4. Mekanisme koping
Mekanisme pertahanan ego yang khusu biasanya digunakan adalah :
 Denial dari masyarakat
 Proyektif: lepas dari tanggung jawab
 Disasosiasi
5. Data khusus
 Jumlah dan kemurnian zat yang digunakan
 Sering menggunakan
 Metode penggunanaan
 Dosis terakhir digunakan
 Cara memperoleh zat adiktif
 Dampak jika tidak menggunakan zat adiktif
 Jika overdosis berapa beratnya
 Stressor dalam hidupnya
 Sistem dukungan
 Tingkat harga diri pasien
 Tingkah laku manipulasi

Anda mungkin juga menyukai