Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Belakangan ini masalah kesehatan jiwa yang terjadi ditengah masyarakat,


khususnya dikalangan remaja semakin besar, antara lain terindikasi dari kasus NAPZA,
alkohol, bunuh diri, tawuran, dan lain – lain. Diperkirakan didunia saat ini ada 450 juta
orang mengalami gangguan mental. WHO memperkirakan 121 juta orang kini menderita
depresi, 1,7% penduduk dunia mengalami depresi karena penyalahgunaan NAPZA.
Angka kejadian depresi akibat penyalahgunaan
NAPZA pada setiap negara bervariasi dari 0,4% - 4%. (Wirawan, 2007) Kasus
penyalahgunaan NAPZA di Indonesia merupakan kasus yang relative muda, karena
baru diketahui data resmi (baik Polri maupun Depkes RI) pada tahun 1969, namun
perkembangannya sangat cepat. Hal ini dapatdilihat dari data depkes RI pada dekade
70-an (antara tahun 1970 sampai 1979) dan dekade 80-an (antara 1980 sampai 1989)
menunjukkan peningkatan kasus penyalahgunaan dan ketergantungan yang cukup
tinggi, yaitu dari 7000 orang yang menyalahgunakan NAPZA dan ketergantungan zat
meningkat menjadi 85000 orang atau meningkat 12x selama kurun waktu 20 tahun.
Menurut data di Lembaga Pemasyarakatan Sragen kasus penyalahgunaan NAPZA
mengalami peningkatan. Terbukti pada tahun 2003 hanya ada 10 kasus
penyalahgunaan NAPZA, dan tahun 2005 ada 17 kasus penyalahgunaan NAPZA,
namun pada tahun 2006 menjadi 25 kasus penyalahgunaan NAPZA, yaitu 16 kasus
penyalahgunaan Narkotika dan 9 kasus penyalahgunaan Psikotropika. Data WHO
menyatakan bahwa kasus ini adalah fenomena gunung es, dimana kasus yang bisa
terdeteksi hanya sebagian kecil, dan yang sebenarnya terjadi adalah tersembunyi dan
kejadiannya juga cukup tinggi.
Jurubicara AIHW Matthew James kepada ABC menjelaskan, dari semua pemakai sabu-sabu
dalam 12 bulan terakhir sebanyak 42,3 persen di antaranya dirawat atau didiagnosis mengalami
gangguan kejiwaan.
Melalui data ini kami mencoba membuat makalah ini untuk mengetahui proses penyembuhan
penyakit jiwa serta penyalahgunaan Narkoba.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab maraknya penyalahgunaan Narkoba dikalangan remaja?
2. Bagaimana proses penyembuhan penyakit jiwa serta penyalahgunaan
narkoba?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sebab maraknya penyalahgunaan narkoba
2. Untuk mengetahui proses penyembuhan penyakit jiwa serta penyalahgunaan
narkoba

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyebab Maraknya Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja

Narkoba adalah obat, bahan dan zat bukan makanan yang jika diminum, dihisap, dihirup,
ditelan atau disuntik berpengaruh pada kerja otak dan sering menyebabkan ketergantungan.
Dampak bahaya Penyalahgunaan Narkoba :
Dampak Fisik :
1. Gangguan pada sistem saraf (neorologis) : kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran,
kerusakan saraf tepi.
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) : infeksi akut otot jantung,
gangguan peredaran darah.
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) : penanahan, bekas suntikan dan alergi.
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) : penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas,
penggesaran jaringan paru-paru, pengumpulan benda asing yang terhirup.
5. Dapat terinfeksi virus HIV dan AIDS, akibat pemakain jarum suntik secara bersama-sama.
Dampak psikologis :
Berfikir tidak normal, berperasaan cemas, tubuh membutuhkan jumlah tertentu untuk
menimbulkan efek yang di inginkan, ketergantungan / selalu membutuhkan obat.
Dampak sosial dan ekonomi :
Selalu merugikan masyarakat baik ekonomi, sosial, kesehatan & hukum.
Dari sudut individu, penyalahgunaan narkoba harus dipahami dari masalah perilaku yang
kompleks, yang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.Lingkungan berbicara tentang
keluarga, kelompok sebaya, kehidupan sekolah, dan masyarakat.
Dari ketiganya, yang terpenting adalah faktor individu. Seorang harus bertanggung jawab
atas perilakunya dan tidak boleh mempersalahkan orang lain atau keadaan. Tanggung jawab
adalah masalah pengambilan keputusan, yang dilakukan atas pertimbangan mengenai apa
yang baik dan buruk. Ada lima faktor utama seorang menjadi rawan terhadap narkoba yaitu :

1. Keyakinan Adiktif
Keyakinan adiktif adalah keyakinan tentang diri sendiri, orang lain dan dunia sekitar. Semua
keyakinan itu menentukan kepribadian, dan perilakunya sehari-hari. Beberapa keyakinan
adiktif adalah harus sempurna,harus menguasai dan mengendalikan orang lain, harus
memperoleh apa yang diinginkannya. Keyakinaan itu umumnya tidak disadari, seseorang

3
tidak akan mengatakan keyakinan itu kepada dirinya sendiri atau kepada orang lain.
2. Kepribadian Adiktif
Beberapa ciri kepribadian adiktif adalah teropsesi pada diri sendiri, kurangnya jati diri, hidup
tanpa tujuan, depresi yang tersembunyi, tidak mampu mengatasi masalah dan kebutuhan
pemuasan segera.
3. Ketidakmampuan Menghadapi Masalah
Seorang yang tinggal dalam keluarga dan masyarakat adiktif, memiliki sedikit sekali orang-
orang yang dapat menjadi teladan tentang bagaimana menghadapi masalah dengan baik dan
benar.Sebaliknya kebanyakan orang lebih suka mencari penyelesaian masalah saat itu juga
yang langsung dapat memuaskan keinginannya.
4. Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Emosional
Tidak Terpenuhinya Kebutuhan yang seharusnya seorang terima yaitu, rasa aman, tujuan
hidup, serta kegembiraan.Hal ini masih pula ditambah ketidakmampuan seseorang mengatasi
masalah, dan rasa nyaman pada adiksi.
5. Kurangnya Dukungan Sosial
Tanpa adanya dukungan sosial yang memadai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat,
ketidakmampuan menghadapi masalah menyebabkan mencari penyelesaian pada narkoba.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mulai menyalahgunakan narkoba,
sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan ketergantungan. Beberapa faktor penyebab
penyalahgunaan narkoba diantaranya yaitu:
1. Faktor kepribadian
Beberapa hal yang termasuk di dalam faktor pribadi adalah genetik, bilogis, personal,
kesehatan dan gaya hidup yang memiliki pengaruh dalam menetukan sorang remaja
terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba .
Kurangnya Pengendalian Diri
Orang yang coba-coba menyalahgunakan narkoba biasanya memiliki sedikit pengetahuan
tentang narkoba, bahaya yang ditimbulkan, serta aturan hukum yang melarang
penyalahgunaan narkoba.
Konflik Individu/Emosi
Yang Belum Stabil Orang yang mengalami konflik akan mengalami frustasi. Bagi individu
yang tidak biasa dalam menghadapi penyelesaian masalah cenderung menggunakan narkoba,
karena berpikir keliru bahwa cemas yang ditimbulkan oleh konflik individu tersebut dapat
dikurangi dengan mengkonsumsi narkoba.

4
Terbiasa Hidup Senang / Mewah
Orang yang terbiasa hidup mewah kerap berupaya menghindari permasalahan yang lebih
rumit. Biasanya mereka lebih menyukai penyelesaian masalah secara instan, praktis, atau
membutuhkan waktu yang singkat sehingga akan memilih cara-cara yang simple yang dapat
memberikan kesenangan melalui penyalahgunaan narkoba yang dapat memberikan rasa
euphoria secara berlebihan.
2. Faktor Keluarga
Kurangnya kontrol keluarga
Orang tua terlalu sibuk sehingga jarang mempunyai waktu mengontrol anggota keluarga.
Anak yang kurang perhatian dari orang tuanya cenderung mencari perhatian diluar, biasanya
mereka juga mencari kesibukan bersama teman-temanya.
Kurangnya penerapan disiplin dan tanggung jawab
Tidak semua penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh remaja dimuali dari keluarga
yang broken home, semua anak mempunyai potensi yang sama untuk terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba. Penerapan disiplin dan tanggung jawab kepada anak akan
mengurangi resiko anak terjebak ke dalam penyalahgunaan narkoba. Anak yang mempunyai
tanggung jawab terhadap dirinya, orang tua dan masyarakat akan mempertimbangkan
beberapa hal sebelum mencoba-coba menggunakan narkoba.
3. Faktor Lingkungan
Masyarakat Yang Individualis
Lingkungan yang individualistik dalam kehidupan kota besar cenderung kurang peduli
dengan orang lain, sehingga setiap orang hanya memikirkan permasalahan dirinya tanpa
peduli dengan orang sekitarnya. Akibatnya banayak individu dalam masayarakat kurang
peduli dengan penyalahgunaan narkoba yang semakin meluas di kalangan remaja dan anak-
anak.
Pengaruh Teman Sebaya
Pengaruh teman atau kelompok juga berperan penting terhadap penggunaan narkoba. Hal ini
disebabkan antara lain karena menjadi syarat kemudajan untuk dapat diterima oleh anggota
kelompok. Kelompok atau Genk mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama
anggota. Jadi tidak aneh bila kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang sama
untuk mengkonsumsi narkoba.
4. Faktor Pendidikan
Pendidikan akan bahaya penyalahgunaan narkoba di sekolah-sekolah juga merupakan salah
satu bentuk kampanye anti penyalahgunaan narkoba. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki
5
oleh siswa-siswi akan bahaya narkoba juga dapat memberikan andil terhadap meluasnya
penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.
5. Faktor Masyarakat dan Komunitas Sosial
Faktor yang termasuk dan mempengaruhi kondisi sosial seorang remaja atnara lain hilangnya
nilai-nilai dalam sebuah keluarga dan sebuah hubungan, hilangnya perhatian dengan
komunitas, dan susahnya berdaptasi dengan baik (bisa dikatakan merasa seperti alien,
diasingkan)
6. Faktor Populasi Yang Rentan
Remaja masa kini hidup dalam sebuah lingkaran besar, dimana sebagian remaja berada dalam
lingkungan yang beresiko tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba. Banyak remaja mulai
mencoba-coba narkoba, seperti amphetamine-type stimulants ( termasuk didalamnya alkohol,
tembakau dan obat-obatan yang diminum tanpa resep atau petunjuk dari dokter, serta obat
psikoaktif ) sehingga menimbulkan berbagai macam masalah pada akhirnya

B. Akibat Penyalahgunaan Narkoba bagi Pelajar


1. Bagi Diri Sendiri
a) Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja :
1) Daya ingat sehingga mudah lupa
2) Perhatian sehingga sulit berkonsentrasi
3) Persepsi sehingga memberi perasaan semu.
b) Keracunan, yaitu timbul akibat pemakaian narkoba dalam jumlah yang cukup,
berpengaruh pada tubuh dan perilakunya.
c) Overdosis, terjadi karena sudah lama berhenti pakai, lalu memakai lagi dengan
dosis yang dahulu digunakan. Overdosis dapat menyebabkan kematian karena
terhentinya pernapasan atau peredaran otak.
d) Gejala putus zat, yaitu gejala ketika dosis yang dipakai berkurang atau dihentikan
pemakaianya.
e) Berulang kali kambuh, yaitu ketergantungan menyebabkan craving (rasa rindu
pada narkoba) walaupun telah berhenti pakai. Itulah sebabnya pecandu akan
berulang kali kambuh.
f) Gangguan perilaku, yaitu sulit mengendalikan diri, mudah tersinggung, menarik
diri dari pergaulan, serta hubungan dengan keluarga terganggu. Terjadi perubahan
mental, gangguan pemusatan perhatian, motivasi belajar lemah.

6
g) Gangguan kesehatan, yaitu kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh seperti,
hati, jantung, paru-paru, ginjal, dan lai-lain,
h) Kendornya nilai-nilai, yaitu mengendornya nilai-nilai kehidupan agama, sosial-
budaya, seperti seks bebas dengan akibat(penyakit kelamin, kehamilan tak
diinginkan). Sopan santun hilang. Ia menjadi asocial, mementingkan diri sendiri,
dan tidak mempedulikan kepentingan orang lain.
i) Masalah ekonomi dan hukum, yaitu pecandu terlibat hutang, karena berusaha
memenuhi kebutuhannya akan narkoba. Ia mencuri uang atau menjual barang-
barang milik pribadi atau keluarga. Jika masih sekolah, uang sekolah digunakan
untuk membeli narkoba, sehingga terancam putus sekolah, dan di tahan polisi atau
bahkan di penjara.
C. Proses Penyumbuhan Penyakit Jiwa akibat Penyalahgunaan Narkoba

Menurut Prof. dr. Sasanto Wibisono, SpKJ (K) dari Perhimpuan Dokter Spesialis Kedokteran
Jiwa Indonesia (PDSKJI), bila gejala itu sudah diidentifikasi, salah satu titik penting untuk
memulai pengobatan adalah keberanian keluarga untuk menerima kenyataan.

Mereka juga harus menyadari bahwa gangguan jiwa memerlukan pengobatan sehingga tidak
perlu dihubungkan kepercayaan yang macam-macam. Terapi bagi penderita gangguan jiwa
bukan hanya pemberian obat dan rehabilitasi medik, namun diperlukan peran keluarga dan
masyarakat dibutuhkan guna resosialisasi dan pencegahan kekambuhan.

Berikut ini adalah beberapa pengobatan gangguan jiwa yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. Psikofarmakologi

Penanganan penderita gangguan jiwa dengan cara ini adalah dengan memberikan
terapi obat-obatan yang akan ditujukan pada gangguan fungsi neuro-transmitter
sehingga gejala-gejala klinis tadi dapat dihilangkan. Terapi penyembuhan sakit
jiwa ini diberikan dalam jangka waktu relatif lama, bisa berbulan-bulan hingga
memakan waktu bertahun-tahun.

7
2. Psikoterapi

Terapi gangguan jiwa yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi
psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas
sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik.

Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif


dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita
tidak merasa putus asa.

Psikoterapi re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang


maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu. Sedangkan
psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian
yang telah mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum
sakit.

Sementara psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi


kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu
membedakan nilai- nilai moral etika.

Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang


terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga
dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya (Maramis, 1990)

3. Terapi psikososial

Terapi penyembuhan sakit jiwa ini dimaksudkan agar penderita mampu kembali
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu
mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga.
Penderita selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap
mengonsumsi obat psikofarmaka (Hawari, 2007).

4. Terapi psikoreligius

Terapi gangguan jiwa lainnya adalah terapi keagamaan. Terapi ini berupa kegiatan
ritual keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada

8
Tuhan, mendengar ceramah keagamaan, atau kajian kitab suci. Serangkaian
penelitian terhadap pasien pasca epilepsi menemukan bahwa, sebagian besar
mengungkapkan pengalaman spiritualnya dengan menemukan kebenaran tertinggi
karena merasa berdekatan dengan cahaya Ilahi.

5. Rehabilitasi

Penyembuhan sakit jiwa yang paling banyak dilakukan adalah program


rehabilitasi. Hal ini penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali ke
keluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi)
rehabilitasi.

Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain; dengan terapi
kelompok yang bertujuan membebaskan penderita dari stres dan dapat membantu
agar dapat mengerti sebab dari kesukaran serta membantu terbentuknya
mekanisme pembelaan yang lebih baik dan dapat diterima oleh
keluarga/masyarakat.

Selain itu, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik
berupa olahraga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam, dan
rekreasi.

Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara
berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita
mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan
dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.

Selain itu, peran keluarga adalah sesuatu yang penting dalam penyembuhan sakit
jiwa ini. Keluarga adalah orang-orang yang sangat dekat dengan pasien dan
dianggap paling banyak tahu kondisi pasien serta dianggap paling banyak memberi
pengaruh pada pasien.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Faktor yang menjadi penyebab maraknya narkoba pada kalangan remaja ialah faktor
kepribadian, faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor pendidikan, faktor masyarakat
dan komunitas social.
2. Cara penangggulangan/penyembuhan penyakit jiwa akibat penyalahgunaan narkoba
adalah :
a) Psikofarmakologi
b) Psikoterapi
c) Terapi Psikososial
d) Terapi Psikoreligius
e) Rehabilitasi
B. Saran

Kami selaku penulis makalah paham bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
memiliki banyak kesalahan dalam kaidah penulisan Karya Ilmiah.

Maka dari itu, kami meminta sedianya kepada pembaca agar memberikan kritikan serta
saran agar kami mampu memperbaiki kualitas pengerjaan makalah kami

10

Anda mungkin juga menyukai