Anda di halaman 1dari 4

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA

PENDAHULUAN
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya
lainnya. Narkoba adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara
diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan,
dan perilaku seseorang. Sementara menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009
Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Narkoba memiliki beberapa jenis, menurut undang-undang narkoba jenisnya dibagi dalam
3 golongan berdasarkan pada rasio ketergantungan yaitu, narkoba golongan 1 seperti ganja,
opium dan tanaman. Ketiga jenis narkoba ini sangat berbahaya jika dikonsumsi karena
beresiko tinggi menimbulkan efek kecanduan. Narkoba golongan 2 bisa dimamfaatkan untuk
pengobatan namun sesuai dengan resep dokter. Jenis dari golongan ini kurang lebih ada 85
jenis, beberapa diantaranya morfin, alfaprodina, dan lain-lain. Golongan 2 juga berpotensi
tinggi menimbulkan ketergantungan. Narkoba golongan 3 yaitu narkoba yang memiliki
resiko ketergantungan rendah atau cukup ringan dan banyak dimanfaatkan untuk pengobatan
serta terapi.
ISI
Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja semakin mencemaskan. Di tahun 2018
sekitar 2,29 juta remaja dari 13 provinsi di Indonesia yang menggunakan narkoba. Mengingat
banyak nya kasus narkoba di kalangan masyarakat terutama di kalangan remaja yang sangat
mudah dipengaruhi, awalnya hanya ingin tahu, dan ada yang mengajaknya serta mudah putus
asa sehingga mudah terjerumus ke perbuatan yang menyimpang. Kebanyakan remaja berpikir
bahwa hanya coba-coba tidak akan kecanduan atau ketagihan, namun tanpa disadari akan
meningkat dan pada akhirnya menjadi ketergantungan. Hal ini dikarenakan pola pikir para
remaja yang pendek, tidak memikirkan bagaimana dampaknya jika menjadi seorang pecandu
narkoba yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Ada banyak faktor yang menyebabkan remaja terjerumus ke hal-hal yang menyimpang,
karena saat remaja merupakan saat usia produktif yang membutuhkan perhatian khusus,
karena pada tahap ini, remaja akan  mencari jati diri dan cenderung masih bersifat labil. Pola
pikir kaum remaja yang kadang kala hanya bersifat instan, dan mencari yang mudah saat
menghadapi sesuatu yang sulit sehingga sesuatu masalah segera selesai.
Faktor yang pertama yaitu faktor individu, karena keingintahuan remaja yang besar untuk
mencoba atau keinginan untuk mengikuti trend atau gaya tidak peduli itu berdampak buruk
atau tidak, yang penting bisa menikmati hidup dan dianggap gaul oleh teman-temannya
Seperti pergi berkumpul bersama teman-temannya ke tempat diskotik, walaupun awalnya
hanya main-main saja tetapi akan terus menerus. Seperti minum-minuman keras, lalu
mencoba yang lebih baru lagi dan pada tahap akhirnya seorang teman memberikan narkoba
secara gratis dan ternyata ketagihan saat ingin memintanya lagi tidak boleh dan harus
membeli, karena sudah kecanduan maka mereka akan menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan narkoba tersebut.
Faktor yang kedua yaitu faktor pertemanan, ada teman yang baik yang membawa kita ke
jalan yang benar ada juga teman yang menjerumuskan kita ke jalan yang tidak baik,
khususnya mengajak kita untuk mencoba hal-hal yang belum pernah kita coba misalnya, ada
satu atau beberapa teman kelompok yang menjadi pengguna narkoba dan adanya ajakan atau
pun paksaan dari teman kelompok untuk menggunakan narkoba karena apabila tidak mau
menggunakan akan dianggap tidak setia kawan.
Faktor yang ketiga adalah faktor keluarga. Faktor ini sangat berpengaruh dalam perilaku
remaja, keluarga menjadi peran utama untuk membentuk karakter seseorang. Jika hubungan
ayah dan ibu yang retak, komunikasi yang kurang efektif antara orang tua dan anak,
kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga atau orang tua yang terlalu membebaskan
anak, maka mereka akan berperilaku seenaknya dan tidak peduli dengan sekitarnya karena
tidak ada yang melarangnya atau menjaganya jika mereka berbuat salah. Jadi keluarga sangat
penting dalam mendidik anak agar anak tidak berperilaku menyimpang.
Faktor keempat yaitu faktor lingkungan. Remaja yang sering melihat  perilaku
menyimpang di lingkungan sekitarnya maka kemungkinan terbesar remaja tersebut
terpengaruh dengan apa yang dilihatnya. Disini jika seorang remaja tidak memiliki pola pikir
yang panjang maka akan mudah terpengaruh. Tetapi jika para remaja berfikir sebelum
bertindak maka mereka akan berani menolak ajakan-ajakan yang berbau negatif.

Penyalahgunaan narkoba tentu saja berdampak pada kehidupan para remaja yang
menggunakannya, baik secara fisik, psikis dan sosial. Seberapa besar dampak yang terjadi
sangat tergantung pada jenis narkoba yang digunakan, cara menggunakan dan lama
penggunaan.
Pertama dampak secara fisik, penyalahgunaan narkoba menyebabkan gangguan pada
system syaraf (neurologis) seperti kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan
syaraf tepi gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti infeksi akut
otot jantung, gangguan peredaran darah, gangguan pada kulit (dermatologis) seperti
penanahan (abses), alergi, eksim, gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti penekanan
fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru, Sering sakit kepala,
mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur,
Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan pada endokrin, seperti penurunan
fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual,
dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode
menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorore (tidak haid), bagi pengguna narkoba
melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, resikonya adalah
tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya dan
penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan
kematian.
Kedua dampak psikis selain fisik, ada juga dampak psikis yang mungkin terjadi, seperti
Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah, hilang kepercayaan diri, apatis,
pengkhayal, penuh curiga, agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal, sulit
berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan, cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman,
bahkan bunuh diri.
Ketiga dampak sosial, dampak sosial yang mungkin terjadi, seperti gangguan mental, anti-
sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan, merepotkan dan menjadi beban keluarga,
pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.

Ketika seseorang menggunakan narkoba, tidak mudah baginya untuk bersembunyi dari
apa yang telah terjadi pada dirinya. Perubahan secara fisik, sikap dan perilakunya akan
mudah untuk dikenali bahwa dia menggunakan narkoba. Adapun tanda-tanda perubahan
fisik, sikap dan perilaku pengguna narkoba adalah sebagai berikut:
Pertama perubahan fisik pada saat menggunakan narkoba adalah jalan sempoyongan,
bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif. Bila terjadi kelebihan dosis
(overdosis), nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan
meninggal. Saat sedang ketagihan mata merah, hidung berair, menguap terus, diare, rasa sakit
seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun. Pengaruh jangka panjang
penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas
suntikan pada lengan.
Kedua perubahan sikap dan perilaku, prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan
tugas sekolah, sering membolos, malas, kurang bertanggung jawab. Pola tidur berubah,
begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas. Sering berpergian sampai larut
malam, kadang tidak pulang tanpa ijin. Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar
mandi, menghindar bertemu dengan anggota keluarga yang lain. Sering berbohong, minta
banyak uang dengan berbagai alasan, tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan
menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering
berurusan dengan polisi. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar,
bermusuhan, pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

Berbagai upaya berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan narkoba yang sering
dialami para remaja. Ada tiga tingkat intervensi yang dapat dilakukan
Pertama primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan,
penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi
pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini.
kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang
ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
Kedua sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment). Fase ini meliputi fase penerimaan awal antara 1 - 3 hari dengan melakukan
pemeriksaan fisik dan mental, dan fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 - 3
minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
Ketiga tersier, yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam
proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan fase sosialisasi dalam masyarakat,
agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di
masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa permasalahan remaja tersebut dapat
diupayakan dengan tiga pendekatan.
Pertama pendekatan agama, dengan menanamkan ajaran-ajaran agama. Yang diutamakan
bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam
agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua pendekatan psikologis, dengan mengenali dan memahami karakteristik
kepribadian. Mengenali remaja beresiko tinggi menyalahgunakan narkoba dan melakukan
intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan narkoba.
Ketiga pendekatan sosial, dengan menciptakan lingkungan keluarga dan masyarakat yang
positif. Hal ini dapat dilakukan melalui komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur,
mendengarkan dan menghormati pendapat anak.

PENUTUP

Kesalahan terbesar semua remaja pengguna narkoba adalah mereka pernah mencoba.
Walaupun hanya mencoba satu kali maka akan terus ingin mencobanya lagi. Karena sekali
mencoba, mereka telah menjadi pengguna dan akan kecanduan. mereka tidak akan pernah
menjadi pecandu narkoba jika mereka tidak pernah mencoba. Oleh karena itu jangan pernah
mencoba menggunakan narkoba.
Semua remaja pasti memiliki masa depan yang cerah, ingin mempunyai cita-cita yang ingin
dicapai, bahkan orang yang sudah tua pun masih mempunyai cita-cita. Orang yang
menggunakan narkoba maka akan menghancurkan masa depannya sendiri, karena tidak
mungkin seorang pecandu narkoba bersekolah atau bekerja, seorang pecandu akan memiliki
perilaku kriminal yang akan merusak masa depannya. Jadi remaja yang fokus pada masa
depannya akan berpikir panjang jika ia akan menggunakan narkoba, sehingga para remaja
jauh akan bahaya narkoba.
Pada masalah penanggulangan penggunaan penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar
tidak sepatutnya para remaja yang disalahkan. Mari kita sama-sama intropeksi diri dan tidak
menyudutkan salah satu pihak karena setiap masalah pasti ada penyebabnya. Untuk para
remaja yaitu para generasi muda penerus bangsa, kuatkanlah hati dan perteguh iman serta
isilah waktu kalian dengan hal-hal positif. Jangan jadikan masa muda kalian terbuang sia-sia.
Hidup hanyalah satu kali. Wujudkanlah semua cita-cita kalian, jangan takut untuk gagal.
Tunjukkanlah pada dunia bahwa kalian bisa!

Anda mungkin juga menyukai