Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN NARKOBA DAN JENIS-JENIS NARKOBA

Narkoba bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kita. Kita telah sering mendengar dan
membaca berita tentang narkoba di media elektronik maupun media cetak. Di Indonesia,
peredaran obat terlarang ini sudah menjadi alah satu permasalahan utama yang harus
segera diatasi.

Meluasnya narkoba di Indonesia terutama di kalangan generasi muda karena didukung oleh
faktor budaya global. Budaya global dikuasai oleh budaya Barat (baca Amerika Serikat)
yang mengembangkan pengaruhnya melalui layar TV, VCD, dan film-film. Ciri utama budaya
tersebut amat mudah ditiru dan diadopsi oleh generasi muda karena sesuai dengan
kebutuhan dan selera muda.

Pada tahun 2010, prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat menjadi 2,21 persen atau
sekitar 4,02 juta orang. Pada tahun 2011, prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat
menjadi 2,8 persen atau sekitar 5 juta orang. Oleh karena itu dituntut adanya peran serta
dari berbagai pihak di Indonesia yang dapat memerangi narkoba. Salah satunya konselor
sebagai pendidik dilingkungan pendidikan juga dapat ikut berpartisipasi dalam upaya
memerangi obat-obatan terlarang tersebut.
Pengertian Narkoba

Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah
keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke
dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan
lain sebagainya.

Sedangkan pengertian narkoba menurut pakar kesehatan adalah psikotropika yang biasa
dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit
tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas
dosis.
Jenis-jenis Narkoba

Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:

1. Narkotika

Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah Zat yang
bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan
kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit,
rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut
yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan
dan kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.

Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :


Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat
tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja,
h3roin, kokain, morfin, dan opium.
Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.
Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.

2. Psikotropika

Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang
memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan
lagi menjadi 4 kelompok adalah :

Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui
manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP,
dan ekstasi.
Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid )
dan diazepam.

3. Zat adiktif lainnya

Zat adiktif lainnya adalah zat zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

Rokok
Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang
bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk
selanjutnya faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika.

Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba

Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian,
kecemasan, dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika
dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan
biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk
menyalahgunakan obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu
mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna narkoba.
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti
keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.

Baca juga : Pendataan HIV/AIDS Bulan November 2011 di Indonesia

Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi
penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin
besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal ini harus dipelajari
Kasus demi kasus.

Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama
besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena faktor
pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup
kominikatif menjadi penyalahgunaan narkoba.

Tanda Gejala Dini Korban Penyalahgunaan Narkoba

Menurut Ami Siamsidar Budiman (2006 : 5759) tanda awal atau gejala dini dari seseorang
yang menjadi korban kecanduan narkoba antara lain :

1. Tanda-tanda fisik Penyalahgunaan Narkoba

Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan tidak beraturan, jalan
sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, nafas
sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, mata dan
hidung berair,menguap terus menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga
malas mandi,kejang, kesadaran menurun, penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada
lengan atau bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik)

2. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di rumah

Membangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau mempedulikan peraturan keluarga,
mulai melupakan tanggung jawab rutin di rumah, malas mengurus diri, sering tertidur dan
mudah marah, sering berbohong, banyak menghindar pertemuan dengan anggota keluarga
lainnya karena takut ketahuan bahwa ia adalah pecandu, bersikap kasar terhadap anggota
keluarga lainnya dibandingkan dengan sebelumnya, pola tidur berubah, menghabiskan uang
tabungannya dan selalu kehabisan uang, sering mencuri uang dan barang-barang berharga
di rumah, sering merongrong keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alasan,
berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya, sering pulang lewat jam
malam dan menginap di rumah teman, sering pergi ke disko, mall atau pesta, bila ditanya
sikapnya defensive atau penuh kebencian, sekali-sekali dijumpai dalam keadaan mabuk.

3. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di sekolah

Prestasi belajar di sekolah tiba-tiba menurun mencolok, perhatian terhadap lingkungan tidak
ada, sering kelihatan mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu jam
pelajaran dengan alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk kelas setelah jam
istirahat; mudah tersinggung dan mudah marah di sekolah, sering berbohong, meninggalkan
hobi-hobinya yang terdahulu (misalnya kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga yang dahulu
digemarinya), mengeluh karena menganggap keluarga di rumah tidak memberikan dirinya
kebebasan, mulai sering berkumpul dengan anak-anak yang tidak beres di sekolah.
Akibat Penyalahgunaan Narkoba Pengertian Narkoba

Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan gangguan
mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neuro-transmitter pada
susunan saraf pusat di otak. Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan
tergangunya fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi),
psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.

Berbagai upaya untuk mengatasi berkembangnya pecandu narkoba telah dilakukan, namun
terbentur pada lemahnya hukum. Beberapa bukti lemahnya hukum terhadap narkoba adalah
sangat ringan hukuman bagi pengedar dan pecandu, bahkan minuman beralkohol di atas 40
persen (minol 40 persen) banyak diberi kemudahan oleh pemerintah. Sebagai
perbandingan, di Malaysia jika kedapatan pengedar atau pecandu membawa dadah 5 gr ke
atas maka orang tersebut akan dihukum mati.

Sebenarnya juga tidak sedikit para pengguna narkoba ingin lepas dari dunia hitam ini. Akan
tetapi usaha untuk seorang pecandu lepas dari jeratan narkoba tidak semudah yang
dibayangkan. Untuk itu katakan Say no to drugs.!!!

SEJARAH NARKOBA
NARKOBA

NARKOBA adalah singkatan dari NARkotika, psiKOtropika dan BAhan Adiktif lainnya.
Pengertian lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

NARKOTIKA adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
BAHAN ADIKTIF LAINNYA adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang
penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan.
MINUMAN BERALKOHOL adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari
bahan hasil pertanian ataupun secara sintetis yang mengandung karbohidrat dengan cara
fermentasi destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, maupun yang diproses dengan cara
mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman yang
mengandung etanol.

Zaman dahulu bangsa Sumeria mengenalkan pada kita istilah Candu. Candu digunakan
sebagai sarana pengobatan, terutama dalam hal pembedahan. Saat itu para ahli
menggunakannya untuk meredakan rasa sakit (candu analgesik)dan bius(narkotik). Pada
tahun 1805 mulai dikenal morfin menggantikan opium(candu mentah). Penggunaan candu
yang berlebihan akan menyebabkan ketagihan dan sesak. Oleh karena itu orang-orang
Eropa pada masa itu menyebut barang tersebut sebagai barang setan. Namun setelah Ratu
Elizabeth I menyadari pentinganya opium sebagai obat bius medis, barulah para bangsa
dari timur membawa opium ke Inggris.

Awal mula candu yang digunakan sebagai obat bius dan penggunaanya berdasarkan resep
dokter tetapi oleh beberapa orang digunakan untuk mabuk-mabukan. Pada tahun 1810 di
Amerika, morfin mulai digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit. Serbuknya dikatakan
sebagai obat ajaib karena kemampuannya menghilangkan rasa sakit pasca operasi atau
sebagai penyembuh luka. Pertengahan tahun 1850, morfin beredar luas di seluruh Amerika
serikat dan sangat populer digunakan di bidang kedokteran.

Penggunaan dosis lebih dan terlalu sering penggunaan morfin sebagai rasa sakit memicu
efek ketergantungan pada obat tersebut. Puncak kecanduan makin meningkat selama
perang saudara, jumlah pasien terutama prajurit yang menjadi korban perang dirawat
menggunakan morfin, sekitar sepuluh ribu tentara berubah menjadi pecandu morfin. Pada
tahun 1874, orang-orang menggantinya menjadi heroin karena dianggap lebih aman.
Pengguna morfin pun beralih kepada heroin. Hal tersebut merupakan awal lahirnya heroin di
Amerika.

Heroin merupakan salah satu jenis obat terlarang dan yang paling populer dalam tradisi
Drug, walaupun sebenarnya heroin bukanlah barang baru di masa itu, efek negatif yang
ditimbulkan cukup besar. Heroin merupakan bagian dari opium, yang menimbulkan
ketergantungan secara fisik maupun mental. Karena menimbulkan ketagihan, pada tahun
1878 kerajaan Inggris mengeluarkan undang-undang untuk mengurangi penggunaan opium.
Mereka juga mengurangi impor opium dari bangsa timur, terutama China.

Awal abad 19 opium di bawa ke daratan China (Tiongkok) oleh para pedagang Inggris.
Opium digunakan sebagai obat dan diperdagangkan. Saat kekaisaran ming-cing, China
menghentikan perniagaan dengan bangsa Barat karena mereka menganggap telah sanggup
memenuhi keperluan rakyat tanpa bergantung kepada barat. Kondisi ini sangat menyulitkan
Inggris,karena Inggris butuh barang-barang Tiongkok seperti sutera,rempah dan teh, melalui
perundingan akhirnya kekaisaran China mengijinkan Inggris berdagang hanya di wilayah
Guangzou, rupanya Inggris menyalah gunakan kesepakatan ini dengan memasukan opium
ke Goangzou. Mereka mereka ingin menjalankan perdagangan baru yaitu menjual opium
tau candu.mengetahui semakin banyaknya pecandu Goangzou. Pada tahun 1839, masa
pemerintahan kaisar Tao Kwang, kaisar memusnahkan candu ilegal di Guangzou.
Pembakaran ini merupakan sikap tegas China sekali pun harus menanggung resiko yang
berat.

Pada tahun 1906, Amerika membuat undang-undang makanan dan obat ( Pure Food Drug
Act ) yang meminta pihak farmasi memberi label secara jelas mengenai komposisi
kandungan opium dalam produknya. Namun peraturan tersebut belum berhasil, peredaran
opium masih dijual secara bebas dan semakin tidak terkontrol. Hal tersebut memicu
semakin meningkatnya jumlah pecandu, terutama di kalangan tentara.
Pada tahun 1914, ditetapkan undang-undang yang mengatur tentang regulasi penjualan
narkotik untuk penjual dan pengguna mewajibkan membayar pajak dan melarang pemberian
narkotik kepada pecandu yang enggan sembuh. Peredaran opium selama abad 19 semakin
pesat di Amerika, opium mudah dijumpai dam bentuk tonikum ( zat yang digunakan untuk
mengembalikan kondisi normal jaringan atau untuk merangsang nafsu makan ).

Pada tahun 1923, badan obat Amerika (FDA), melarang semua penjualan bahan narkotik
terutama heroin secara bebas. Presiden Amerika Richard Nixon mengobarkan perang
melawan heroin melalui kerja sama antar negara, dia berjanji mengatur kesejahteraan Turki.
Amerika juga membantu dana senilai 35 juta pertahun sebagai imbalan memusnahkan
ladang opium dan menggantinya dengan tanaman lain. Pemerintah Amerika mengirim
herbisida ke Turki untuk memusnahkan ladang opium dan membakarnya yang kira-kira
menelan waktu sekitar setahun.

Dilarangnya penjualan narkotika inilah yang menjadi awal penjulan/perdagangan gelap


terhadap narkotika yang berdiri di Chinatown, New York. Perdagangan gelap narkotika
seiring berkembangnya pasar global maka pada akhirnya menyebar ke seluruh penjuru
dunia termasuklah ke Indonesia. Penggunaan obat-obatan jenis opium sudah lama dikenal
di Indonesia, jauh sebelum pecahnya Perang Dunia ke-2 pada zaman penjajahan Belanda.
Pada umumnya para pemakai candu (opium) tersebut adalah orang-orang Cina.

Pemerintah Belanda memberikan izin pada tempat-tempat tertentu untuk menghisap candu
dan pengadaan (supply) secara legal dibenarkan berdasarkan undang-undang. Orang-orang
Cina pada waktu itu menggunakan candu dengan cara tradisional, yaitu dengan jalan
menghisapnya melalui pipa panjang. Hal ini berlaku sampai tibanya Pemerintah Jepang di
Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang menghapuskan Undang-Undang itu dan
melarang pemakaian candu (Brisbane Ordinance).
Ganja (Cannabis Sativa) banyak tumbuh di Aceh dan daerah Sumatera lainnya, dan telah
sejak lama digunakan oleh penduduk sebagai bahan ramuan makanan sehari-hari.
Tanaman Erythroxylon Coca (Cocaine) banyak tumbuh di Jawa Timur dan pada waktu itu
hanya diperuntukkan bagi ekspor. Untuk menghindari pemakaian dan akibat-akibat yang
tidak diinginkan, Pemerintah Belanda membuat Undang-undang (Verdovende Middelen
Ordonantie) yang mulai diberlakukan pada tahun 1927 (State Gazette No.278 Juncto 536).

Meskipun demikian obat-obatan sintetisnya dan juga beberapa obat lain yang mempunyai
efek serupa (menimbulkan kecanduan) tidak dimasukkan dalam perundang-undangan
tersebut. Setelah kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia membuat perundang-
undangan yang menyangkut produksi, penggunaan dan distribusi dari obat-obat berbahaya
(Dangerous Drugs Ordinance) dimana wewenang diberikan kepada Menteri Kesehatan
untuk pengaturannya (State Gaette No.419, 1949).

Baru pada waktu tahun 1970, masalah obat-obatan berbahaya jenis narkotika menjadi
masalah besar dan nasional sifatnya. Pada waktu perang Vietnam sedang mencapai
puncaknya pada tahun 1970-an, maka hampir di semua negeri, terutama di Amerika Serikat
penyalahgunaan obat (narkotika) sangat meningkat dan sebagian besar korbannya adalah
anak-anak muda. Nampaknya gejala itu berpengaruh pula di Indonesia dalam waktu yang
hampir bersamaan.

Menyadari hal tersebut maka Presiden mengeluarkan instruksi No.6 tahun 1971 dengan
membentuk badan koordinasi, yang terkenal dengan nama BAKOLAK INPRES 6/71, yaitu
sebuah badan yang mengkoordinasikan (antar departemen) semua kegiatan
penanggulangan terhadap berbagai bentuk yang dapat mengancam keamanan negara,
yaitu pemalsuan uang, penyelundupan, bahaya narkotika, kenakalan remaja, kegiatan
subversif dan pengawasan terhadap orang-orang asing.

Kemajuan teknologi dan perubahan-perubahan sosial yang cepat, menyebabkan Undang-


Undang narkotika warisan Belanda (tahun 1927) sudah tidak memadai lagi. Maka
pemerintah kemudian mengeluarkan Undang-Undang No.9 tahun 1976, tentang Narkotika.
Undang-Undang tersebut antara lain mengatur berbagai hal khususnya tentang peredaran
gelap (illicit traffic). Disamping itu juga diatur tentang terapi dan rehabilitasi korban narkotik
(pasal 32), dengan menyebutkan secara khusus peran dari dokter dan rumah sakit terdekat
sesuai petunjuk menteri kesehatan.

Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia, maka UU Anti


Narkotika mulai direvisi. Sehingga disusunlah UU Anti Narkotika nomor 22/1997, menyusul
dibuatnya UU Psikotropika nomor 5/1997. Dalam Undang-Undang tersebut mulai diatur
pasal-pasal ketentuan pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika, dengan pemberian
sanksi terberat berupa hukuman mati.

DAMPAK NARKOBA
Dampak narkoba, jika disalahgunakan, seperti halnya singkatan kata tersebut
(NARKOBA: narkotika dan obat/bahan berbahaya), memang sangatlah berbahaya bagi
manusia.

Narkoba dapat merusak kesehatan manusia baik secara fisik, emosi, maupun perilaku
pemakainya.

Dampak narkoba terhadap fisikPemakai narkoba akan mengalami gangguan-gangguan


fisik sebagai berikut:
Berat badannya akan turun secara drastis.
Matanya akan terlihat cekung dan merah.
Mukanya pucat.
Bibirnya menjadi kehitam-hitaman.
Tangannya dipenuhi bintik-bintik merah.
Buang air besar dan kecil kurang lancar.
Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
Dampak narkoba terhadap emosiPemakai narkoba akan mengalami perubahan emosi
sebagai berikut:
Sangat sensitif dan mudah bosan.
Jika ditegur atau dimarahi, pemakai akan menunjukkan sikap membangkang.
Emosinya tidak stabil.
Kehilangan nafsu makan.
Dampak narkoba terhadap perilakuPemakai narkoba akan menunjukkan perilaku negatif
sebagai berikut:
malas
sering melupakan tanggung jawab
jarang mengerjakan tugas-tugas rutinnya
menunjukan sikap tidak peduli
menjauh dari keluarga
mencuri uang di rumah, sekolah, ataupun tempat pekerjaan
menggadaikan barang-barang berharga di rumah
sering menyendiri
menghabiskan waktu ditempat-tempat sepi dan gelap, seperti di kamar tidur, kloset,
gudang, atau kamar mandi
takut akan air
batuk dan pilek berkepanjangan
bersikap manipulatif
sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan
sering menguap
mengaluarkan keringat berlebihan
sering mengalami mimpi buruk
Mengalami nyeri kepala
Mengalami nyeri/ngilu di sendi-sendi tubuhnya

PENYAKIT YANG DITIMBULKAN NARKOBA


Jakarta, Narkoba yang digunakan tidak hanya berdampak buruk bagi penampilan si
pecandu saja, karena penyakit-penyakit tertentu diketahui kerap mengintai para pemadat ini.
Apa saja itu?

"Untuk narkoba suntik karena biasanya menggunakan jarum bersama-sama memicu


penyakit hepatitis B dan HIV, untuk narkoba yang lain risikonya lebih besar ke otak," ujar
Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi, PhD, FACP saat dihubungi detikHealth, Rabu (6/6/2012).

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang kerap mengintai para pecandu yaitu:

1. HIV AIDS
Pengguna narkoba suntik diketahui turut menyumbang peningkatan jumlah orang yang
terinfeksi HIV AIDS, hal ini karena sebagian besar pengguna narkoba menggunakan jarum
suntik secara bergantian dan juga melakukan hubungan seksual yang tidak aman serta
berganti-ganti pasangan.

Umumnya seseorang tidak menyadari jika dirinya terinfeksi HIV karena sebagian besar tidak
bergejala, sehingga rentan menularkan pada orang lain. Namun saat sistem kekebalan
tubuhnya makin menurun maka mulai muncul gejala dan terkadang sudah masuk ke tahap
AIDS.

2. Hepatitis B dan C
Selain HIV, penyakit hepatitis B dan C juga banyak dialami oleh pengguna narkoba suntik.
Virus hepatitis B dan C ditularkan lewat darah yang bisa berasal dari saling tukar jarum
suntik oleh IDU (Injection drug user), serta alat tato yang tidak disteril. Umumnya seseorang
tidak menyadari jika ia terinfeksi penyakit ini hingga kondisinya semakin parah bahkan bisa
menjadi sirosis serta kanker hati.

3. Kemampuan kognitif menurun


"Beberapa narkoba risikonya lebih ke otak seperti kemampuan berpikir dan mengingat atau
kognitifnya jadi menurun, untuk remaja biasanya prestasi di sekolahnya menurun," ujar Prof
Samsuridjal.
Hampir semua narkoba bisa berdampak buruk bagi otak dan kemampuan kognitifnya,
seperti ekstasi yang membuat orang kehilangan ingatan dalam jangka waktu lama, tidak
mampu berpikir, ekstasi membuat sulit konsentrasi, ganja menyebabkan gangguan persepsi
dan berpikir, serta shabu yang menyebabkan gangguan saraf.

4. Gangguan pada hati (liver) dan ginjal


Seperti diketahui kedua organ ini berfungsi menyaring dan mengeluarkan racun-racun yang
ada di dalam tubuh. Namun pada pengguna narkoba proses penetralan dan pengeluaran
racun dari dalam tubuh ini menjadi terganggu, sehingga hati dan ginjal harus bekerja lebih
keras yang membuatnya berisiko mengalami gangguan atau rusak.

Risiko ini bisa dialami oleh semua pengguna narkoba terutama pemakai ekstasi, heroin,
kokain yang memicu gagal ginjal, serta shabu-shabu.

5. Gangguan paru-paru dan pernapasan


"Untuk yang dihirup bisa mengganggu paru-paru karena umumnya barang yang dijual di
pasaran merupakan hasil oplosan," ujar dr Iskandar Hukom yang merupakan Sekjen YCAB
(Yayasan Cinta Anak Bangsa).

dr Iskandar menuturkan dalam barang oplosan itu seringkali ditemukan zat tertentu yang
sebenarnya tidak boleh masuk atau terhirup ke dalam tubuh sehingga dapat mengganggu
paru-paru serta pernapasan.

6. Infeksi menular seksual


dr Iskandar menuturkan pengguna narkoba lebih rentan terkena infeksi menular seksual
(IMS) akibat sering bergonta ganti pasangan serta cenderung melakukan hubungan seks
yang tidak aman.

7. Gangguan jiwa
Pecandu atau pengguna narkoba jangka panjang akan membuat zat-zat kimia dalam barang
haram tersebut membuat sistem sarafnya rusak dan merangsang kelainan perilaku seperi
berhalusinasi, ilusi dan gangguan cara berpikir yang memicu gangguan kejiwaan.

CARA MENGATASI KECANDUAN NARKOBA

Narkoba sudah bukan hal asing lagi bagi kita. Banyak orang telah mengetahui seberapa
buruk efeknya untuk kesehatan walau masih ada juga yang terjerumus dan kecanduan.

Kehilangan memori.
Mengalami kerusakan otak dan jantung.
Memiliki perilaku seperti orang gila.
Lebih agresif.

Itulah rangkaian akibat yang pada umumnya dialami oleh para pengonsumsi dan pecandu
obat-obatan terlarang. Biasanya memang seseorang akan coba-coba lebih dulu baru
setelah itu mengalami ketergantungan. Jadi bagaimana cara mengatasi kecanduan narkoba
ini?

(Baca juga: jenis-jenis narkoba)


1. Berniat Berhenti

Segala sesuatu yang diawali dengan niat tentu akan berhasil, maka putuskan untuk berhenti
memakai narkoba sebagai langkah pertama mengatasi kecanduan. Tak masalah bila kita
tidak mampu melakukannya hanya sekali waktu saja. Tapi penting untuk tetap membuat
tujuan dan memiliki niat agar hal berhenti dari narkoba dapat menjadi nyata.

(Baca juga: bahaya minuman keras bagi kesehatan)


2. Membuat Daftar Efek Narkoba yang Dirasakan secara Fisik

Bila ada niat untuk berhenti, tentu ada sebabnya. Jadi mulailah membuat daftar tentang apa
saja yang kiranya dirasakan secara fisik selama Anda kecanduan narkoba. Perlu diketahui
bahwa banyak orang menyerah ketika memutuskan untuk berhenti. Ini dikarenakan efek dari
putus dengan narkoba berkebalikan dengan ketika kita mengonsumsinya. Contohnya adalah
tubuh bakal merasakan cepat lelah dan lemas selama tak mengonsumsi narkoba. Padahal
selama menggunakan, tubuh akan selalu bertenaga.

Setelah mencoba berhenti dari narkoba, akan ada juga rasa khawatir dan cemas yang
melanda diri. Berbeda dari saat kita menggunakannya di mana hati akan selalu senang dan
tanpa beban. Catatan perlu dibuat agar Anda sendiri dapat mengingat dan sadar betul apa
yang sudah narkoba perbuat. Anda juga akan menyadari narkoba sudah memberikan apa
saja pada tubuh Anda secara fisik. Pada umumnya, ketergantungan narkoba akan memicu
hal-hal ini:

Kerusakan kulit.
Gangguan pada gigi dan mulut.
Masalah pada organ fisik lainnya.
Penuaan dini.
Penurunan berat badan.

Maka jangan ragu-ragu kalau misal memang Anda merasakan hal tersebut. Tanpa pikir
panjang, langsung masukkan ke dalam catatan.

(Baca juga: fungsi tes urine)


3. Mencatat Risiko/Efek Samping Kecanduan Narkoba

Satu lagi yang mesti dicatat, yakni efek bahaya yang diberikan kepada hidup Anda selama
mengonsumsi narkoba. Dengan membuat daftar akan efek samping atau risikonya, maka
Anda akan secara otomatis terdorong untuk membuat perubahan perilaku. Membacanya
kembali dan berulang-ulang akan memberikan motivasi dan kekuatan untuk berhenti dari
narkoba. Contohnya dengan menuliskan hal-hal apa saja yang dirasa telah berubah dalam
hidup.

(Baca juga: bahaya narkoba dalam berbagai bidang sesuai jenisnya)


4. Mencari Bantuan

Meski merasa kuat dan mampu, para pecandu narkoba kebanyakan tentu tak akan bisa
berjalan sendiri untuk berhenti dari kecanduan narkoba. Cara menghindari narkoba adalah
dengan mencari bantuan, termasuk memperoleh bantuan dari dokter. Berkonsultasi dengan
ahlinya, seperti dokter spesialis kecanduan narkoba akan sangat menolong. Ini dikarenakan
dokter tersebutlah yang akan menawarkan perawatan apa saja yang bisa dilakukan untuk
para pecandu yang ingin segera berhenti.

Pada umumnya, dokter akan membantu Anda untuk melakukan proses detoksifikasi.
Sehingga segala sisa-sisa obat-obatan terlarang yang sudah masuk ke dalam tubuh dapat
dikeluarkan. Perawatan seperti ini perlu berada di bawah pengawasan ahlinya.

(Baca juga: efek sabu-sabu pada tubuh manusia)


5. Berolahraga

Mulailah hidup benar dan sehat dengan melakukan olahraga secara teratur. Karena berhenti
dari kecanduan narkoba dapat membuat Anda lebih mudah stres, maka jangan jadikan
narkoba sebagai pelarian lagi. Mulailah berlatih untuk mengalihkan perhatian Anda kepada
olahraga. Bergabung di pusat kebugaran atau gym adalah solusi yang baik. Tapi jika ingin
melakukan latihan bersama pelatih pribadi pun tak masalah juga.

(Baca juga: kurang olahraga)


6. Sering Bermeditasi

Kecanduan narkoba bukan hal sepele dan untuk berhenti pun tak semudah membalikkan
telapak tangan sebab selalu ada hambatannya. Bermeditasilah untuk membuat hati dan
pikiran lebih tenang karena stres akibat tak lagi mengonsumsi narkoba dapat sering muncul.
Ketika meditasi, Anda akan lebih mampu fokus pada kesadaran tubuh dan pernapasan
tubuh.

Cari saja tempat aman, tenang dan nyaman untuk duduk bersila. Kemudian lanjutkan
dengan menutup mata dan berfokus pada pernapasan selama 10-15 menit. Tariklah napas
dalam-dalam supaya hati dan pikiran jauh dari kecemasan. Perhatian yang ditaruh
sepenuhnya pada pernapasan akan membuat tubuh lebih rileks juga.

(Baca juga: cara melakukan meditasi untuk kesehatan)


7. Melakukan Yoga

Berlatih yoga tak hanya berguna untuk membuat tubuh lebih fleksibel, elastis, kuat dan
seimbang. Yoga pun sebagai bentuk kombinasi antara meditasi dan olahraga akan sangat
menolong. Khususnya bagi para pecandu narkoba yang sangat niat berhenti dari
ketergantungannya. Stres akan sangat mudah datang bagi mereka yang putus dengan obat
terlarang.

Maka dari itu, menyisihkan waktu sekitar kurang lebih 30 menit seminggu beberapa kali
untuk yoga adalah ide bagus. Pikiran dan tubuh akan menjadi jauh lebih segar dan baik.
Keinginan menggunakan narkoba kembali juga akan ditekan dan dikendalikan secara lebih
efektif.

(Baca juga: efek dampak bahaya morfin bagi penggunanya)


8. Minta Bantuan Ahli Gizi

Ada banyak referensi program nutrisi yang bisa dijumpai di sekitar kita. Biasanya program
seperti ini malah ditawarkan melalui rumah sakit daerah atau kecamatan tempat tinggal kita.
Tak ada salahnya mempertimbangkan cara ini karena memang pada dasarnya, kita perlu
mengembalikan kesehatan tubuh. Caranya adalah dengan mencukupkan nutrisi yang
dibutuhkan tubuh lewat makanan sehat dan bergizi.

(Baca juga: cara melakukan meditasi transendental)


9. Menjauhi Tempat dan Lingkungan Pemakai Narkoba

Banyak kasus dan pengalaman para pecandu narkoba yang gagal untuk berhenti total dari
ketergantungannya. Dan ini dikarenakan masih bergaul dengan teman-teman pengguna
narkoba. Atau bermain di area yang penuh dengan pemakai narkoba serta pecandu alkohol.
Anda tidak pernah tahu sekuat apa iman Anda. Apalagi memutuskan untuk hanya berhenti
dari narkoba tapi tidak putus hubungan dengan lingkungan serta orang-orang tersebut.
Ketika masih berhubungan dengan mereka, godaan akan mudah datang untuk kembali lagi
sebagai pemakai narkoba.

(Baca juga: cara meningkatkan daya tahan tubuh)


10. Menemui Konselor

Bantuan dari orang lain jelas pasti membantu, tak terkecuali seorang konselor. Melakukan
bimbingan dan mendapatkan berbagai nasihat serta dukungan akan memudahkan Anda.
Untuk melewati berbagai tantangan dan krisis selama mencoba berhenti dari narkoba, ini
akan membantu. Akan lebih baik jika saat datang ke konselor yang Anda percaya. Anda
juga turut membawa anggota keluarga dalam sesi bimbingan supaya masalah dapat
terpecahkan bersama.

(Baca juga: cara meningkatkan mood)


11. Pengobatan Alternatif Akupuntur

Cara mengatasi kecanduan narkoba yang juga ampuh adalah dengan melakukan
pengobatan alternatif akupuntur. Metode penyembuhan yang berasal dari Cina ini memang
sepintas terlihat seram karena menggunakan jaruk yang sepertinya ditusuk-tusukkan ke
tubuh kita. Tapi pada dasarnya, jarum-jarum tersebut hanya diletakkan ke bagian titik tekan
tubuh kita. Gejala putus obat serta ketidaknyamanan selama tidak memakai narkoba akan
diatasi secara sempurna dengan metode ini.

(Baca juga: efek samping akupuntur)


12. Menyibukkan Diri dengan Kegiatan Positif

Orang-orang yang sudah pernah kecanduan narkoba lalu berhasil berhenti tidak lantas
menutup kemungkinan untuk kembali ke narkoba lagi. Jadi, sebisa mungkin sibukkan diri
dengan melakukan berbagai kegiatan positif, seperti misalnya mengembangkan hobi baru.
Ada banyak kegiatan seru sebagai cara menghilangkan stres yang akan membuat waktu
dan tenaga Anda lebih berharga, contohnya:

Berkebun
Memancing
Melakukan panjat tebing.
Bergabung dalam komunitas pecinta alam.
Atau bisa juga mencari komunitas-komunitas lainnya sesuai minat Anda selama itu positif.
Asal tak ada kaitannya dengan narkoba maupun minuman keras, Anda akan baik-baik saja.

(Baca juga: cara mengatasi stres super ampuh)


13. Menguatkan Iman

Kunci dari iman yang kuat adalah dengan banyak beribadah, berdoa dan mendekatkan diri
dengan Tuhan. Jika dulu Anda bisa kecanduan narkoba karena dilanda rasa stres dan obat-
obatan menjadi pelarian terbaik Anda. Saat ini seharusnya Tuhanlah yang menjadi pelarian
utama segala masalah Anda. Melalui doa dan ibadah, hati akan lebih tenang.

Dengan memperbanyak ibadah, ini otomatis juga akan membuat hati jauh lebih ikhlas. Anda
juga dapat sekaligus belajar bersyukur akan apa saja yang sudah didapat oleh Anda.
Apapun masalah yang dihadapi, selalu yakini bahwa Tuhan sayang terhadap setiap
umatnya. Tidak akan Tuhan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan umatnya.
Mintalah ampun dan tolong agar Tuhan membantu memberikan kekuatan untuk benar-benar
lepas dari kecanduan narkoba.

(Baca juga: makanan untuk menghilangkan stres)

Tips Mengatasi Kecanduan Narkoba

Berhenti dari narkoba tak dapat dikatakan mudah kenyataannya. Tapi cara-cara di atas
dapat membawa Anda menuju hidup baru dan lebih segar dari sebelumnya. Untuk semakin
mendukung usaha Anda, tips ini kiranya berguna.

Anda tidak boleh membiarkan pemakaian berulang membuat upaya Anda untuk putus
menjadi berhenti. Banyak pengguna narkoba yang mengalami masalah seperti ini di awal-
awal mereka ingin mengatasi kecanduan. Sekalipun akhirnya Anda tergoda kembali
menggunakan narkoba, jangan berhenti berusaha untuk lepas dari obat tersebut. Meski
harus memakan waktu cukup lama, jangan putus asa karena Anda perlu mengalahkan
narkoba.
Pastikan bahwa Anda telah menemukan praktisi medis yang tepat dan terpercaya untuk
membantu Anda lepas dari kecanduan narkoba. Ini dikarenakan gejala putus obat
memberikan efek mengerikan dan mematikan, khususnya sebelum memulai proses
perawatan detoksifikasi.
Bersugesti dengan mengatakan hal-hal positif setiap saat, kesembuhan akan terjadi
secara tak terduga. Awali hari dengan mengatakan bahwa Anda pasti dapat berhenti
memakai narkoba dan/atau bahwa Anda bisa menjauhi teman-teman pecandu narkoba.
Perkatakan hal positif setiap harinya sebab ini secara tak langsung berperan penting. Ada
manfaat luar biasa yang diberikan dari perkataan tersebut dalam upaya lepas dari
ketergantungan narkoba.

Anda mungkin juga menyukai